OLEH :
NURZAMZAM
E041221015
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul, “Struktur dan Fugsi Sistem Politik” dapat saya selesaikan
dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang bagaimana Struktur dan Fugsi Sistem Politik mempengaruhi kehidupan
bernegara. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.
Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang diangkat pada makalah ini, Penulis mohon maaf dan menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.
NURZAMZAM
A. STRUKTUR POLITIK
Struktur politik berasal dari dua kata, yaitu struktur dan politik. Struktur berarti badan atau
organisasi, sedangkan politik berarti urusan negara. Jadi, secara etimologis, struktur politik berarti
badan atau organisasi yang berkenaan dengan urusan negara. Struktur politik adalah alokasi nilai-
nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak, dan kekuatan fisik. Struktur
politik meliputi struktur hubungan antarmanusia dan struktur hubungan antara manusia dan
pemerintah. Selain itu, struktur politik dapat merupakan bangunan yang konkret dan yang abstrak.
Unit dasar struktur politik adalah peran individu. Peran merupakan pola-pola perilaku yang
teratur, yang ditentukan oleh harapan dan tindakan sendiri dan orang lain. Struktur senantiasa
melibatkan fungsi-fungsi politik maka pendekatan yang digunakan biasa disebut sebagai struktural
fungsional.
Menurut Almond dan Powell Jr., struktur politik dapat dibedakan ke dalam sistem, proses,
dan aspek-aspek kebijakan. Struktur sistem merujuk pada organisasi dan institusi yang memelihara
atau mengubah (maintain or change) struktur politik dan secara khusus struktur menampilkan
fungsi-fungsi berikut:
Almond dan Coleman membedakan struktur politik atas infrastruktur yang terdiri atas
struktur politik masyarakat, suasana kehidupan politik masyarakat, dan sektor politik masyarakat;
dan suprastruktur politik yang terdiri atas sektor pemerintahan, suasana pemerintahan, dan sektor
politik pemerintahan.
Dalam kehidupan politik demokratis, struktur politik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang bersifat formal dan informal. Struktur formal merupakan mesin politik yang dengan absah
mengidentifikasi segala masalah, menentukan dan melaksanakan segala keputusan yang
mempunyai kekuatan mengikat pada seluruh masyarakat, sedangkan struktur informal merupakan
struktur yang mampu mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk mengemukakan,
menyalurkan, menerjemahkan, mengonversikan tuntutan, dukungan, dan masalah tertentu yang
berhubungan dengan kepentingan umum. Termasuk dalam struktur informal adalah partai politik,
kelompok kepentingan, media massa, opinion leaders, dan sebagainya.
Struktur politik sebagai satu spesies struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan
alokasi-alokasi nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta
penggunaan kekuasaan. Bertrand Russel mengatakan bahwa kekuasaan adalah konsep yang
mendasar dalam ilmu sosial, seperti halnya energi dalam konsep ilmu alam. Menurut Muhtar
Afandi, kekuasaan adalah kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi,
meyakinkan, mengendalikan, menguasai, dan memerintah orang lain. Kekuasaan adalah sebuah
kapasitas; kapabilitas atau kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan, mengendalikan,
menguasai, dan memerintah orang lain. Kapasitas demikian erat hubungannya dengan wewenang
(authority), hak (right), dan kekuatan (force, naked power).
Kekuasaan merupakan fokus inti dari politik. Adapun fokus utama politik adalah keputusan
(Morton R. Davis). Keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang menyangkut kepentingan
keseluruhan masyarakat dan bersifat dapat dipaksakan berlakunya. 1
Almond mengkategorikan fungsi input dan output dalam beberapa bagian, di antaranya;
1) Fungsi input
1
Sahya Anggara, SISTEM POLITIK INDONESIA. (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015, 2013), hlm. 45.
b) Artikulasi Kepentingan
c) Agregasi Kepentingan
d) Komunikasi Politik
2) Fungsi output
a) Pembuatan Kebijakan
b) Penerapan Kebijakan
c) Penghakiman Kebijakan. 2
C. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan pokok sebagai berikut:
1. struktur politik berarti badan atau organisasi yang berkenaan dengan urusan negara.
Struktur politik adalah alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang `dipengaruhi
oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
2. Terdapat 2 macam fungsi system politik yaitu; fungsi input dan output. Fungsi input
diantaranya; (a) Sosialisasi Politik dan Rekruitmen Politik, (b) Artikulasi
Kepentingan, (c) Agregasi Kepentingan, (d) Komunikasi Politik. Sedangkan Fungsi
outputnya yaitu; (a) Pembuatan Kebijakan, (b) Penerapan Kebijakan, (c)
Penghakiman Kebijakan.
2
Amelia Haryanti, Yulita Pujilestari, SISTEM POLITIK INDONESIA, (Tangerang Selatan: UNPAM PRESS, 2019),
hlm. 33-34.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsgd.ac.id/11047/1/11.%20Buku%20Sistem%20Politik%20Indonesia.pdf.
Badrun, Ubedilah. (2016). SISTEM POLITIK INDONESIA Kritik dan Solusi Sistem Politik Efektif.
https://books.google.co.id/books?id=zudCAQAACAAJ&printsec=frontcover#v=onepage
Pustaka.https://play.google.com/books/reader?id=5CrbDwAAQBAJ&pg=GBS.PR1&hl=
Haryanti, Amelia, Yulita Pujilestari. (2019). SISTEM POLITIK INDONESIA. Tangerang Selatan:
UNPAM PRESS.
http://eprints.unpam.ac.id/8581/2/PKN07334_SISTEM%20POLITIK%20INDONESIA.p