Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Struktur Politik : Kekuasaan Politik dan Kepemimpinan Dalam Politik

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Politik

Dosen Pengampu :

Yuris Nastasia Eka Putri, M. Ipol

Disusun Oleh Kelompok 3:

Muhamad Alif Haikal 1208040045

Muhamad Naufal Ghifari Gumelar 1208040055

Muhammad rizal arifin hidayah 1208040057

Yunita Dwi Alfiani 1208040085

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN
a) STRUKTUR POLITIK 6
i) Infra struktur 6
ii) Supra struktur 7
iii) Pembagian Struktur politik 8
b) STRUKTUR FISIKAL 11
i) struktur geografis 11
ii) struktur demografis 11
c) STRUKTUR SOSIAL 13
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
Daftar Pustaka 16

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan kepada


Allah SWT yang telah memberi kelancaran dan kemudahan kepada kami dalam
penulisan makalah ini, atas rahmat dan izin-Nya lah makalah yang berjudul “Struktur
Politik : Kekuasaan Politik dan Kepemimpinan Dalam Politik” ini dapat kami buat
sebagaimana mestinya. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yuris Nastasia Eka Putri, M. Ipol
selaku Dosen Mata Kuliah Sosiologi Politik yang telah membimbing dan memberi
kesempatan kepada kami untuk menggali potensi diri dan memperluas Ilmu
Pengetahuan dengan disusunnya makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami harap pembaca dapat memberi kritik dan saran
mengenai makalah ini.

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politik merupakan salah satu hal yang secara alamiah telah merambah ke seluruh
atmosfer kehidupan manusia, hal ini tidak bisa kita hindari karena politik dan kekuasaan
layaknya yin dan yang, Ali dan Yasmin dalam telenovela. Stigma masyarakat juga seringkali
memandang bahwa politik itu kejam, licik, dan keji. Padahl politik adalah seni berkuasa
dengan tujuan memberi kebahagian Bersama.

Dalam dunia politik sejak zaman dahulu hingga kini pasti memiliki struktur politik
tersendiri yang seiring berjalannya waktu akan menjadi semakin kompleks. Hal ini
dikarenakan sifat dan akal manusia yang terus berkembang dan dinamis. Layaknya struktur
kerangka manusia yang memiliki struktur sendiri yang digunakan sebagai acuan menjaga
stabilitas anatomi, agar setiap organ bekerja semaksimal mungkin. Seperti itu juga politik
yang memiliki struktur sendiri, yang dimana struktur tersebut bermanfaat untuk menjaga
stabilitas dan bahu mmbahu agar memberikan pengaruh terbaik.

Maka dari itu makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tanggung jawab kami sebagai
mahasiswa pada mata kuliah sosiologi politik juga bertujuan untuk mengupas bagaimana
kerangka struktur politik yang ada. Semoga makalah ini menjadi bahan penambah literasi
pembaca yang akan bermanfaat bagi kami sebagai penulis hingga akhirat kelak.

B. Rumusan Masalah

Dengan meninjau latar belakang penelitian mengenai struktur politik ini, maka dapat
dirumuskan beberapa pertanyaan diantaranya :

1. Bagaimana struktur politik?

2. Apa itu supra struktur dan infra struktur politik?

3. Seperti apa struktur sosial dalam politik?

4
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang terbentuk, maka penulisan makalah ini bertujuan
untuk:

1. Mengidentifikasi struktur politik

2. Mengembangkan apa itu kekuasaan politik

3. Menelaah seperti apa kepemimpinan dalam politik

C. Manfaat Penulisan

Makalah ini dibuat sebagai tanggung jawab kami sebagai mahasiswa selain itu untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi Politik. Dan kami berharap semua yang
ada dimakalah ini semoga jadi manfaat dan menambah wawasan rekan-rekan pembaca
semua, agar apa yang kami tulis tidak berhenti di grup whatsapp dan eknows saja.

5
BAB II
A. Struktur Politik
Struktur politik sendiri banyak orang mengartikan sebagai pelembagaan hubungan
organisasi antara komponen-komponen yang membentuk bangunan politik, atau hal
yang selalu berkenaan dengan alokasi nilai yang bersifat otoratif, yang dipengaruhi
oleh distribusi dan penggunaan kekuasaan.
Sistem politik dapat dibagi jadi dua struktur yaitu Infra struktur dan supra struktur.

a) Infra Struktur
Struktur politik mencakup mulai dari hubungan manusia dengan manusia lain,
maupun struktur hubungan manusia dengan pemerintah. Infrastruktur terdiri
dari lima komponen yaitu, pertama partai politik (political party), kedua
kelompok kepentingan (interest group), ketiga kelompok penekan (pressure
group), keempat media komunikasi politik (political communication media),
dan yang terakhir adalah tokoh politik (political figure).
 Partai Politik
Pengertian partai politik pada dasarnya adalah suatu organisasi atau
lembaga yang mewakili berbagai kelompok masyarakat yang memiliki
tujuan yang sama, yang kemudian secara bersama-sama berusaha
untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, dalam negara
demokrasi, partai politik sebagai institusi memegang peranan penting
dalam negara demokrasi, terutama saat ini.
 Organisasi Kemasyarakatan
Dibentuk dengan tujuan awal yaitu melengkapi struktur sosial budaya,
dan tidak melibatkan diri cenderung bersifat netral. Contoh Pemuda
Pancasila.
 Interest group
Kegiatannya mencakup tujuan yang lebih sempit, dengan tujuan yang
monolitik dan intensitas upaya yang tidak berlebihan, menghabiskan
uang dan tenaga untuk melakukan aksi politik di luar kewenangan
partai politik. Kelompok masyarakat yang berkumpul untuk
kemaslahatan dan kemaslahatan warganya. Grup ini merupakan wadah
untuk menerima saran, kritik, dan permintaan menarik dari anggota
komunitas.Media Massa

6
Media massa memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Peran komunikasi sangat menentukan dalam
penyediaan informasi dan kebijakan pemerintah. Sejalan dengan
tingkat perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat,
metode komunikasi juga mengalami perkembangan yang pesat.
Namun, semuanya memiliki penekanan yang sama, yaitu komunikator
menyampaikan pesan, ide dan gagasan kepada pihak lain
(berkomunikasi). Hanya model yang digunakan saja yang berbeda.
Partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan politik dapat
disampaikan melalui media massa dengan berpartisipasi dalam polling
dan dialog interaktif. Hasil polling atau jajak pendapat akan
mencerminkan arah politik para politisi.
 Tokoh politik
Tokoh yang berasal dari suatu kelompok yang ditaati dan di hormati
seperti Ust. Abdul Somad.
Selain dari itu, struktur politik bisa merupakan anatomi yang konkret dan yang
tak nampak jelas. Hal ini dapat di telusuri dari contoh berikut:
 Faktor yang bersifat tidak atau kurang resmi yang dalam realita
berpengaruh cara kerja aparat untuk mengemukakan, menyalurkan,
menerjemahkan, mengidentifikasi, dan masalah tertentu dimana
keterkaitan keputusan hubungan dengan kepentingan umum.
 Instansi yang bisa di sebut sebagai mobilitas politik resmi yang dengan
abash mengidentifikasi segala masalah, menentukan, dan menjalankan
segala kebijakan yang memiliki keterkaitan dengan masyarakat dan
kepentingan umum.

b) Supra struktur
Adalah badan dalam pemerintahan yang diantara badan tersebut menurut
Montesque dalam triaspoliticka dibagi menjadi tuga bagian besar yaitu
Yudikatif, Eksekutif, dan Legislatif.
 Badan Yudikatif
Kekuasaan yudikatifmemiliki bersifat teknis yuridis dan begitupun
bagian ilmu hukum daripada bidang ilmu politik. Dari pembahasan

7
tentang trias politika dalam Negara-negara demokratis telah kita
ketahui bahwa dalam artinya yang asli dan murni, pengaruh itu
ditafsirkan sebagai pemisah kekuasaan (separation of powers) yang
mutlak di antara ketiga cabang kekuasaan (eksekutif, legislatif,
yudikatif).

 Badan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Di
negara-negara demokratis badan eksekutif biasanya terdiri atas kepala
Negara seperti raja atau presiden, beserta menteri-menterinya.

 Badan Legislatif
Badan legislatif menyiratkan salah satu fungsi badan itu, yaitu
membuat undang-undang. Sebutan lain yang sering digunakan adalah
Majelis yang mengutamakan unsur “berkumpul” (untuk membicarakan
masalah-masalah publik). Sebutan lain lagi adalah parliament, suatu
hal yang menekankan unsur “bicara”(parler) dan merundingkan. Nama
lain memprioritaskan representasi atau keterwakilan anggotanya dan
dinamakan (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat.

c) Struktur politik dapat dibagi menjadi kelompok sebagai ini :


 Kelompok Elite
Kelas elite terbagi menjadi dua kubu, yaitu elite penguasa dan elite
non-penguasa. Sementara itu, Gaetano Mosca menjelaskan bahwa
dalam setiap masyarakat, dalam bentuk apapun selalu ada dua kelas,
yaitu kelas penguasa dan kelas yang dikuasai. Kelas penguasa kecil,
memiliki semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan
mengambil keuntungan dari apa yang terkadang legal, sewenang-
wenang dan kekerasan.

 Kelompok Kepentingan
Pemangku kepentingan selalu ada dalam hubungannya dengan negara
atau pemerintah yang ada. Bahkan, ada juga kelompok kepentingan

8
dalam sistem politik yang sebenarnya. Meski minim dalam kapasitas
dan intensitas kegiatan, akibat represi yang sebenarnya cenderung
despotik. Kelompok kepentingan dalam sistem negara demokrasi
seperti Indonesia memiliki ruang yang relatif besar. Namun,
sayangnya, ruang ini seringkali tidak dimanfaatkan secara efektif dan
optimal karena adanya konflik kepentingan antar pemangku
kepentingan itu sendiri. Pemangku kepentingan berbeda dalam
struktur, gaya, sumber pendanaan, dan basis dukungan mereka, antara
lain. Perbedaan-perbedaan ini memiliki efek mendalam pada
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Gabriel A
Almond menyebutkan setidaknya ada empat kelompok kepentingan
dalam kehidupan politik. Pertama kelompok anomik. Kelompok-
kelompok anomik ini terbentuk secara spontan dan hanya seketika di
antara unsur-unsur masyarakat. Dan karena tidak memiliki nilai dan
norma yang valid, kelompok ini seringkali tumpang tindih dengan
bentuk partisipasi politik yang tidak konvensional seperti protes, huru-
hara, tindakan kekerasan politik, dll.Oleh karena itu, apa yang
dianggap sebagai kelompok anomik tidak lain adalah kinerja
kelompok yang diorganisir dengan cara-cara yang tidak konvensional
atau dengan kekerasan. Kedua, kelompok non-asosiasi. Seperti
kelompok anomik, kelompok ini jarang terorganisasi dengan baik.
Selain itu, aktivitasnya juga tidak terlalu intens, hanya sesekali. Bentuk
kelompok ini adalah kelompok keluarga dan keturunan, atau suku,
daerah, status, dan golongan yang terkadang mengekspresikan
kepentingannya melalui individu, kepala rumah tangga, atau pemuka
agama. Secara teori, aktivitas kelompok non-asosiatif ini terutama
merupakan karakteristik masyarakat terbelakang, di mana afiliasi
kesukuan atau keluarga aristokrat mendominasi kehidupan politik dan
kelompok kepentingan yang terorganisir dan terfokus lemah atau tidak
ada. Ketiga, kelompok kelembagaan. Kelompok ini bersifat formal
dan, selain artikulasi kepentingan, memiliki fungsi politik atau sosial
lainnya. Karena itu, organisasi-organisasi seperti partai politik,
korporasi bisnis, legislatif, militer, birokrasi, dan ormas keagamaan
seringkali mendukung atau memiliki anggota yang secara khusus

9
bertanggung jawab untuk melobi kelompok-kelompok ini. Sebagai
kelompok formal, kelompok ini dapat mewakili kepentingannya
sendiri atau kepentingan kelompok lain dalam masyarakat. Jika
kelompok kelembagaan ini sangat berpengaruh, biasanya karena basis
organisasinya yang kokoh.
Keempat, kelompok asosiasional (lembaga-lembaga swadaya
masyarakat). Kelompok asosiatif meliputi serikat pekerja, kamar
dagang atau asosiasi bisnis dan industri, asosiasi etnis, asosiasi yang
diselenggarakan oleh kelompok agama, dan sebagainya. Biasanya,
kelompok ini mengekspresikan kepentingan kelompok tertentu,
mempekerjakan staf profesional penuh waktu, dan memiliki prosedur
reguler untuk merumuskan minat dan permintaan. Keempat, kelompok
asosiatif (organisasi non-pemerintah). Kelompok keanggotaan
termasuk serikat pekerja, kamar dagang atau asosiasi pengusaha dan
industri, asosiasi etnis, asosiasi yang diselenggarakan oleh kelompok
agama, dll. Kelompok-kelompok ini umumnya mengekspresikan
kepentingan kelompok tertentu, mempekerjakan staf profesional penuh
waktu, dan memiliki prosedur reguler untuk merumuskan minat dan
permintaan.
 Kelompok Birokrasi
Bisnis, pemerintah, dan organisasi nirlaba dapat menjadi birokrasi.
Organisasi birokrasi memiliki hierarki dan tingkat otoritas yang jelas
dan diatur oleh aturan formal. Birokrasi sulit beradaptasi dengan cepat
terhadap kondisi yang berubah dan dapat menghambat kreativitas dan
inovasi. Tetapi birokrasi dapat membawa manfaat, seperti stabilitas,
akuntabilitas, dan mengarahkan kelompok besar menuju tujuan
bersama.
 Massa
Massa (massa) atau crowd adalah suatu bentuk kelompok
(perkumpulan) individu-individu, dalam kelompok tidak ada interaksi
dan dalam kelompok tidak ada struktur dan pada umumnya massa
adalah sejumlah besar orang dan berlangsung lama.

10
Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dikatakan sebagai pelopor
psikologi massa) bahwa massa adalah kumpulan dari banyak orang,
ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan menjalin hubungan untuk
sementara waktu, karena kepentingan dan kepentingan yang bersifat
sementara. Misalnya, orang menonton pertandingan sepak bola, orang
menonton bioskop dan sebagainya (lih. Gerungan 1900).
B. Struktur fisikal
Struktur fisik adalah hukum bahwa komunitas manusia kurang lebih dihubungkan
oleh geografi, wilayah, dan populasi secara tradisional diakui sebagai blok bangunan
fundamental negara dalam teori negara, tetapi sebenarnya mereka adalah komponen
dari setiap kelompok manusia. Struktur fisik juga diartikan sebagai fenomena
kekuasaan yang erat kaitannya dan sangat dipengaruhi oleh struktur fisik dimana
mereka berada, pengaruh kondisi fisik terhadap kehidupan politik berkurang
dibandingkan dengan perkembangan teknologi suatu masyarakat, misalnya tanah
kuno lebih bergantung pada faktor geografis dan geologis daripada negara. Negara-
negara industri modern dan modern kurang bergantung daripada negara-negara
terbelakang karena manusia secara bertahap cenderung mendominasi alam daripada
dikendalikan olehnya.

Jika sudah menyangkut dengan fisikal pastilah terbayang di benak setiap manusia
tentang demografi. Karena struktur fisikal yang paling dekat dengan alam meliputi :
 Struktur geografis
Struktur ini menjelaskan di mana kaum konservatif, fasis, liberal, dan
Marxis tidak melihat bahwa politik bergantung pada geografi karena,
menurut mereka, kaum konservatif cenderung melebih-lebihkan
pengaruh mereka. Politik didasarkan pada tanah dan mayat, yaitu
geografi dan sejarah, keduanya sangat saling bergantung dan umumnya
tidak dapat dipisahkan dari penemuan teknologi manusia.
 Struktur Demografi
Dengan menjelaskan di mana struktur demografi mempengaruhi
politik, masyarakat harus siap dan mau menerima gagasan tekanan
penduduk sebagai penyebab perang dan revolusi. Dan beberapa hal
yang menyangkut demografi yaitu :

11
I. Jumlah penduduk
Sifat fenomena politik berubah sesuai dengan ukuran
komunitas, karena perbedaan mendasar yang memisahkan
politik makro dan mikro politik dan ukuran komunitas
tergantung pada ukuran populasi. Mikropolitik adalah kegiatan
politik dalam komunitas kecil, dimana setiap anggota
mengenal anggota lainnya secara pribadi dan memiliki
hubungan langsung. Sedangkan politik makro adalah kegiatan
politik dalam suatu komunitas besar, dimana hubungan
antarpribadi sangat buruk, bisa juga dikatakan kawan-kawan
tidak saling mengenal.
II. Tekanan Demografis
Tekanan demografis dapat didefinisikan sebagai hubungan
tertentu antara ukuran populasi dan jumlah wilayah yang
mereka tempati. Misalnya, jika populasi terlalu besar untuk
wilayahnya, situasi sekarang dan masa depan sebagian besar
negara terbelakang adalah salah satu contoh paling jelas dari
tekanan demografis dengan segala konsekuensi politiknya
III. Antragonisme politik
Antagonisme politik adalah pemahaman setua umat manusia
bahwa di negara padat penduduk, ketegangan sosial akan
semakin sengit dan perang akan sering terjadi. Aristoteles dan
Plato juga percaya bahwa pertumbuhan penduduk yang
berlebihan akan menyebabkan keresahan sosial. Teori tekanan
populasi tunduk pada kritik jika dilihat dalam bentuknya yang
sederhana. Negara terpadat bukanlah negara yang paling suka
berperang, seperti Cina, selama berabad-abad Cina adalah
negara yang damai, tidak seperti Belanda, seperti yang kita
tahu, Belanda adalah negara yang paling suka berperang di
Eropa.
IV. Tekanan demografis negara tertinggal
Di negara-negara terbelakang, pertumbuhan penduduk akan
terjadi pada tingkat yang luar biasa dan kontradiksi politik akan
sangat dibesar-besarkan. Keseimbangan dalam masyarakat

12
primitif adalah keseimbangan spesies hewan, yang dihasilkan
dari kombinasi tingkat kematian, keduanya sangat tinggi.
Pertumbuhan yang tidak seimbang di kalangan masyarakat
miskin, para pengamat kontemporer menyimpulkan bahwa
pertumbuhan lebih cepat di kalangan masyarakat miskin
daripada di kalangan komunitas intelektual, hal ini karena
kebanyakan dari mereka menunda pernikahan karena
keinginan untuk mencapai tujuan mereka.
V. Iklim
Dari Aristoteles hingga Montesquieu, teori pertama tentang
hubungan antara geografi dan politik berfokus pada iklim
politik. Montsquieu memberikan rumusan yang paling terkenal
dan tepat dalam bukunya Esprit de loi volume XVII (1748)
panas yang tinggi akan melemahkan kekuatan dan keberanian
laki-laki, sedangkan iklim dingin memiliki kekuatan tubuh dan
jiwa tertentu yang memungkinkan Anda untuk melakukan hal-
hal yang mengejutkan. melakukan hal-hal dan perbuatan
berani.
Pandangan populer tentang pengaruh politik perubahan iklim
tidak banyak mengalir dari teori tradisional. Ada iklim yang
tidak memungkinkan hampir semua perkembangan sosial atau
politik, yang lain membuat perkembangan seperti itu lebih
sulit. Ada beberapa tempat di daerah tropis atau khatulistiwa
yang mengalami perkembangan besar, di sisi lain, beberapa
iklim menguntungkan bagi perkembangan sosial dan politik,
terutama di daerah beriklim sedang.

Dengan membatasi struktur spasial masyarakat politik, bahwa struktur spasial


masyarakat politik bukanlah hasil dari faktor geografis, tetapi geografi sangat penting
bagi masyarakat politik, ruang geografis agak terpisah, beberapa divisi adalah hasil
interpretasi manusia. Pengaruh politik distribusi geografis selalu dianggap penting.
Masyarakat nusantara lebih berpeluang untuk mengembangkan kemandiriannya
dibandingkan dengan masyarakat di daratan, keberadaan sekat-sekat alami memiliki
arti yang sama, walaupun sedikit kurang penting. Dalam beberapa kasus, peran

13
geografi tampak menentukan, berbeda dengan federalisme menurut dimensi federal
kesatuannya.

C. Struktur sosial
Struktur sosial adalah cara suatu masyarakat diatur dalam hubungan yang dapat
diprediksi melalui pola perilaku yang berulang antara individu dan antara kelompok
dalam masyarakat. Struktur sosial dapat diartikan sebagai penghubung antara struktur
sosial utama, yaitu aturan atau norma sosial, pranata sosial dan strata sosial. Beberapa
elemen dasar dalam struktur sosial yaitu :
a) Status Sosial
Dimana posisi atau kedudukan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
b) Peran sosial
Tingkah laku individu sesuai dengan status peran yang dimilikinya.
c) Kelompok sosial
Sejumlah massa yang mengelompokan diri dengan tujuan dan harapan yang
sama.
d) Lembaga sosial
Organisasi bentukan masyarakat lebih mengedepankan nilai dan norma sosial

Stratifikasi sosial juga bisa di bagikan berdasar kriteria politik, tolok ukur yang
digunakan untuk mengatur masyarakat menurut ukuran atau kriteria politik adalah
distribusi kekuasaan. Kekuasaan berbeda dari otoritas. Seseorang yang berkuasa tidak
selalu memiliki otoritas. Yang dimaksud dengan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi individu lain dalam masyarakat, termasuk mempengaruhi
pengambilan keputusan secara kolektif. Sementara itu, otoritas adalah hak untuk
berkuasa. Apa yang terjadi ketika orang memiliki otoritas tetapi tidak memiliki
kekuasaan? Mana yang lebih efektif, apakah orang hanya memiliki kekuasaan atau
hanya otoritas? Juga, jika seseorang memiliki hak untuk berkuasa, dalam arti dia
memiliki otoritas, tetapi jika dia tidak memiliki kapasitas untuk mempengaruhi pihak
lain, maka dia tidak akan dapat menggunakan hak ini dengan baik. Di sisi lain, jika
seseorang memiliki kapasitas untuk mempengaruhi orang lain, bahkan jika dia tidak
memiliki kekuatan untuk melakukannya, pengaruh itu dapat bekerja secara efektif.
Dalam argumen politik telah dipikirkan selama berabad-abad bahwa kekuasaan dalam
masyarakat selalu tidak merata. Gaetano Mosca (1939) berpendapat bahwa dalam

14
setiap masyarakat selalu ada dua kelas orang: kelas yang mendominasi dan kelas yang
diperintah. Kelas pertama yang lebih kecil menjalankan semua fungsi politik,
memonopoli kekuasaan dan mengambil keuntungan dari keuntungan yang ditawarkan
kekuasaan ini, sedangkan kelas kedua yang lebih besar diatur dan dikendalikan oleh
kelas pertama.

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam mengerjakan makalah ini, yang jauh dari kata sempurna jika kita tidak menarik
kesimpulan yang merupakan kumpulan dasar dari berbagai penjelasan yang telah kami
jelaskan di atas. Struktur politik pada hakekatnya merupakan kumpulan dari unsur-unsur
dalam pemerintahan yang mempunyai tugas untuk menjadikan pemerintahan berfungsi secara
optimal dan efisien. Struktur politik dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
suprastruktur dan infrastruktur. Suprastruktur sendiri merupakan badan hukum dalam
pemerintahan yang terkait langsung dengan berbagai kebijakan yang ada, sedangkan
Infrastruktur lebih bertanggung jawab untuk mengawal berbagai kebijakan yang ada.

Padahal, struktur fisik dan struktur sosial adalah dua bagian dari sosiologi politik. Struktur
fisik adalah struktur yang lebih mandiri dalam kondisi geografis, iklim, dll. Sedangkan
struktur sosial lebih pada konsep lembaga yang berasal dari komunitas kecil yang terkadang
tidak terlalu mendapat perhatian dari negara dalam pemerintahan. . Dari berbagai struktur
politik yang ada di dalam pemerintahan, sebagai mahasiswa yang berperan untuk memajukan
mobilitas sosial, kami berharap sekaligus dapat mengkritisi berbagai kondisi yang ada di
dalam pemerintahan.

15
Daftar Pustaka
Budiardjo,Mariam. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT. Jakarta. Gramedia Pustaka Umum

http://ika-kireina09.blogspot.com/2010/12/struktur–politik.html

Isjwara,F. 1999.Pengantar Ilmu Politik. Putra A Bardin. Bandung

http://zhal89ry.blogspot.com/2009/11/konsep-sosiologi-politik.html

Clymer,Carlton. Pengantar Ilmu Politik. Citra Niaga Buku Perguruan Tinggi.jakarta

Interest Group and Interest Articulation-nya (Boston: Little Brown and Company, 1974),

Winarno, Budi. 2007. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Media Pressindo. Yogyakarta

Sjaiful Rahman, M. 2004. Perubahan Konstitusi dan Kinerja DPR-RI dalam Era Reformasi. Yayasan
Pancur Siwah. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai