Anda di halaman 1dari 18

Peran Ilmu Negara dalam Pembentukan dan

Pengembangan Sistem Pemerintahan Modern


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara
Dosen Dr. H. Rusman S.H.,M.H )

Disusun Oleh :
Mia Nurmala 7420122172

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
2023
2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan adalah tulang punggung suatu negara yang berfungsi


mengatur kehidupan masyarakat serta menjamin terciptanya keadilan,
keamanan, dan kesejahteraan. Namun, dalam perjalanan sejarah, kita telah
menyaksikan berbagai model dan sistem pemerintahan yang muncul dan
berkembang, baik dengan keberhasilan maupun kegagalan mereka.
Munculnya tuntutan dan tantangan yang semakin kompleks dalam
masyarakat modern mengharuskan kita untuk melihat lebih dalam peran ilmu
negara dalam pembentukan dan pengembangan sistem pemerintahan yang
efektif.
Perkembangan ilmu negara sebagai cabang ilmu politik telah memberikan
kontribusi signifikan dalam memahami struktur, fungsi, dan dinamika
pemerintahan. Melalui penelitian dan analisis ilmiah, ilmu negara membantu
dalam merumuskan teori dan konsep yang membimbing perancangan sistem
pemerintahan yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami peran ilmu negara dalam
konteks pembentukan dan pengembangan sistem pemerintahan modern.
Dalam era globalisasi dan kompleksitas sosial yang berkembang pesat,
sistem pemerintahan dihadapkan pada tantangan yang semakin beragam.
Pengelolaan sumber daya, konflik politik, partisipasi publik, dan
perlindungan hak asasi manusia adalah beberapa isu penting yang harus
dihadapi oleh pemerintahan modern. Oleh karena itu, studi ilmu negara yang
mendalam diperlukan untuk merancang sistem pemerintahan yang responsif,
adaptif, dan mampu mengatasi tantangan yang dihadapi.
Selain itu, pemahaman tentang peran institusi pemerintahan dan
mekanisme pengambilan keputusan juga menjadi kunci dalam pengembangan
sistem pemerintahan yang efektif. Ilmu negara memberikan wawasan tentang
peran eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam menjalankan fungsi

4
pemerintahan, serta pentingnya menjaga keseimbangan kekuasaan antara
lembaga-lembaga tersebut. Dengan memahami dinamika institusi
pemerintahan, kita dapat merancang sistem pemerintahan yang berkualitas
dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menyelidiki peran yang
dimainkan oleh ilmu negara dalam pembentukan dan pengembangan sistem
pemerintahan modern. Melalui penelitian dan analisis yang cermat, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang teori, konsep, dan aplikasi
ilmu negara dalam konteks dunia nyata. Makalah ini juga akan menyoroti
tantangan yang dihadapi oleh pemerintahan modern dan rekomendasi untuk
pengembangan sistem pemerintahan yang lebih baik.
Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih dalam tentang peran
ilmu negara, kita dapat membangun sistem pemerintahan yang efektif,
akuntabel, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang berharga dan mendorong diskusi yang lebih
luas mengenai pentingnya ilmu negara dalam merancang sistem pemerintahan
yang memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat modern.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan ruang lingkup ilmu negara dalam konteks sistem
pemerintahan modern?
2. Bagaimana teori-teori politik dalam ilmu negara mempengaruhi
pembentukan sistem pemerintahan?
3. Apa peran ilmu negara dalam merancang struktur dan fungsi institusi
pemerintahan?
4. Bagaimana ilmu negara berkontribusi dalam pengembangan kebijakan
publik yang efektif?
5. Bagaimana ilmu negara membantu dalam mengelola konflik politik dan
mencapai stabilitas dalam sistem pemerintahan?
6. Apa tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menerapkan konsep
ilmu negara dalam praktik pemerintahan modern?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Ruang Lingkup Ilmu Negara Dalam Konteks Sistem
Pemerintahan Modern

Ilmu Negara, juga dikenal sebagai Ilmu Pemerintahan atau Ilmu Politik,
adalah cabang ilmu sosial yang mempelajari teori, proses, dan praktek
pemerintahan, serta interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam
konteks sistem pemerintahan modern. Disiplin ini berfokus pada analisis dan
pemahaman tentang bagaimana kekuasaan politik diorganisir, bagaimana
keputusan politik dibuat, dan bagaimana institusi pemerintahan beroperasi
dalam sistem politik yang kompleks.

Ruang lingkup ilmu negara dalam konteks sistem pemerintahan modern


mencakup studi tentang:
1. Teori Politik: Pemahaman tentang berbagai teori politik yang
menjelaskan asal-usul, sifat, dan legitimasi pemerintahan, termasuk
liberalisme, demokrasi, pluralisme, elitisme, dan sebagainya.1
2. Proses Politik: Analisis tentang cara pembuatan keputusan politik,
termasuk pemilihan umum, pembentukan kebijakan, implementasi
kebijakan, dan evaluasi kebijakan.2
3. Struktur Pemerintahan: Studi tentang struktur dan fungsi institusi
pemerintahan dalam sistem politik, termasuk cabang eksekutif, legislatif,
dan yudikatif, serta administrasi publik dan birokrasi.3
4. Kebijakan Publik: Analisis tentang pembuatan, implementasi, dan
evaluasi kebijakan publik dalam berbagai bidang, seperti kesehatan,
pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan keamanan4.

1
Heywood, A. (2013). Politics (4th ed.). Palgrave Macmillan.
2
Peters, B. G. (2018). Comparative Politics: Theory and Methods. Palgrave Macmillan.
3
Bevir, M., & Rhodes, R. A. W. (Eds.). (2016). The Routledge Handbook of Interpretive
Political Science. Routledge.
4
Sabatier, P. A., & Weible, C. M. (Eds.). (2014). Theories of the Policy Process (3rd ed.).
Westview Press.

6
5. Partisipasi dan Perwakilan Politik: Penelitian tentang partisipasi politik
masyarakat, perwakilan politik, kelompok kepentingan, dan hubungan
antara pemerintah dan masyarakat sipil.5

2.2 Teori-Teori Politik Dalam Ilmu Negara Mempengaruhi Pembentukan


Sistem Pemerintahan

1. Teori Konstitusionalisme: Teori ini menekankan pentingnya konstitusi


sebagai landasan hukum dan peraturan dasar dalam sebuah negara.
Konstitusionalisme mendorong adanya pembatasan kekuasaan pemerintah,
perlindungan hak asasi manusia, pemisahan kekuasaan, dan kepastian
hukum. Pengaruh teori ini dapat terlihat dalam sistem pemerintahan yang
mendasarkan kekuasaan pada konstitusi dan mengatur pembagian
kekuasaan antara lembaga-lembaga negara.6
2. Teori Demokrasi: Teori demokrasi memandang partisipasi politik rakyat
sebagai prinsip fundamental. Teori ini mendukung sistem pemerintahan di
mana warga negara memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka dan
terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Demokrasi dapat
menghasilkan berbagai varian, seperti demokrasi representatif atau
demokrasi langsung, yang mempengaruhi struktur dan mekanisme sistem
pemerintahan.7
3. Teori Elit: Teori-teori elit mempengaruhi pemahaman tentang distribusi
kekuasaan dalam sistem pemerintahan. Teori-teori ini berpendapat bahwa
kekuasaan politik terkonsentrasi pada kelompok elit yang memiliki
pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan politik8.
4. Teori Federalisme: Teori-teori federalisme mempengaruhi pembentukan
sistem pemerintahan yang berdasarkan pembagian kekuasaan antara

5
Keman, H. (2017). Comparative Politics: Principles of Democracy and Democratization. Palgrave
Macmillan.
6
Bobbio, N. (2006). Democracy and Dictatorship: The Nature and Limits of State Power.
University of Minnesota Press.
7
Dahl, R. A. (2006). On Democracy. Yale University Press.
8
Mills, C. W. (2000). The Power Elite. Oxford University Press.

7
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Teori-teori ini membahas
hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah otonom serta upaya untuk
menjaga keseimbangan kekuasaan di antara mereka9.
5. Teori Birokrasi: Teori-teori birokrasi mempengaruhi pemahaman tentang
struktur, perilaku, dan peran birokrasi dalam sistem pemerintahan. Teori-
teori ini membahas tentang efisiensi, keadilan, dan akuntabilitas birokrasi
dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan publik10.
6. Teori Kekuasaan dan Pengaruh: Teori-teori kekuasaan dan pengaruh
mempengaruhi pemahaman tentang bagaimana kekuasaan politik
didistribusikan dan digunakan dalam sistem pemerintahan. Teori-teori ini
membahas tentang kelompok kepentingan, pengaruh korporasi, dan
dinamika politik yang melibatkan interaksi kekuasaan.11
7. Teori Elit: Teori-teori elit mempengaruhi pemahaman tentang distribusi
kekuasaan dalam sistem pemerintahan. Teori-teori ini berpendapat bahwa
kekuasaan politik terkonsentrasi pada kelompok elit yang memiliki
pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan politik12.
8. Teori Federalisme: Teori-teori federalisme mempengaruhi pembentukan
sistem pemerintahan yang berdasarkan pembagian kekuasaan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Teori-teori ini membahas
hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah otonom serta upaya untuk
menjaga keseimbangan kekuasaan di antara mereka.13
9. Teori Birokrasi: Teori-teori birokrasi mempengaruhi pemahaman tentang
struktur, perilaku, dan peran birokrasi dalam sistem pemerintahan. Teori-
teori ini membahas tentang efisiensi, keadilan, dan akuntabilitas birokrasi
dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan publik14.

9
Elazar, D. J. (1987). Exploring Federalism. University of Alabama Press.
10
1. Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology. University
of California Press.
11
Lukes, S. (2005). Power: A Radical View (2nd ed.). Palgrave Macmillan.
12
Mills, C. W. (2000). The Power Elite. Oxford University Press.
13
Elazar, D. J. (1987). Exploring Federalism. University of Alabama Press.
14
Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology. University of
California Press.

8
10. Teori Kekuasaan dan Pengaruh : Teori-teori kekuasaan dan pengaruh
mempengaruhi pemahaman tentang bagaimana kekuasaan politik
didistribusikan dan digunakan dalam sistem pemerintahan. Teori-teori ini
membahas tentang kelompok kepentingan, pengaruh korporasi, dan
dinamika politik yang melibatkan interaksi kekuasaan15.

2.3 Peran Ilmu Negara Dalam Merancang Struktur Dan Fungsi Institusi
Pemerintahan

Ilmu Negara memiliki peran penting dalam merancang struktur dan fungsi
institusi pemerintahan. Berikut adalah beberapa aspek peran ilmu negara
dalam merancang institusi pemerintahan:
1. Merancang Struktur Pemerintahan16: Ilmu Negara membantu dalam
merancang struktur pemerintahan yang efektif, termasuk pembagian
kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta
hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
2. Membentuk Prinsip-prinsip Organisasi17: Ilmu Negara memberikan
wawasan tentang prinsip-prinsip organisasi yang efisien dan efektif
dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan, seperti prinsip hierarki,
delegasi wewenang, pengawasan, dan akuntabilitas.
3. Menentukan Fungsi dan Wewenang18: Ilmu Negara membantu dalam
menentukan fungsi dan wewenang institusi pemerintahan, termasuk
pembentukan kebijakan publik, pelaksanaan kebijakan, pengawasan,
penegakan hukum, dan pelayanan publik.

15
Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive Sociology. University of
California Press.

16
Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to Comparative Public
Administration (7th ed.). Routledge.
17
Moynihan, D. P. (2008). The Dynamics of Performance Management: Constructing Information
and Reform. Georgetown University Press.
18
Rhodes, R. A. W., & Wanna, J. (Eds.). (2018). The Handbook of Australian Public Administration
(2nd ed.). Oxford University Press.

9
4. Merancang Mekanisme Pengambilan Keputusan:19 Ilmu Negara
memberikan pengetahuan tentang berbagai mekanisme pengambilan
keputusan dalam institusi pemerintahan, seperti pengambilan keputusan
kolektif, proses legislasi, konsultasi publik, dan penilaian kebijakan.
5. Memahami Interaksi Antarlembaga: Ilmu Negara membantu dalam
memahami dinamika dan interaksi antara lembaga-lembaga
pemerintahan, baik dalam konteks sistem presidensial, parlementer,
maupun campuran. 20

2.4 Kontribusi Ilmu Negara Dalam Kebijakan Publik

Ilmu Negara memiliki kontribusi penting dalam pengembangan kebijakan


publik yang efektif. Berikut adalah beberapa cara di mana ilmu negara
berkontribusi dalam hal ini:
1. Analisis Kebijakan21: Ilmu Negara menyediakan alat analisis dan
kerangka kerja untuk menganalisis masalah kebijakan, mengidentifikasi
solusi yang memungkinkan, serta mempertimbangkan dampak dan
konsekuensi dari kebijakan tersebut.
2. Penelitian Empiris22: Ilmu Negara melakukan penelitian empiris untuk
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk memahami
isu-isu kebijakan, menganalisis keberhasilan atau kegagalan kebijakan
yang ada, serta mengidentifikasi pendekatan baru yang dapat diterapkan.
3. Evaluasi Kebijakan23: Ilmu Negara memberikan metode dan pendekatan
untuk mengevaluasi kebijakan publik yang ada guna mengukur
kinerjanya, efektivitas, dan dampaknya terhadap masyarakat. Evaluasi
kebijakan membantu dalam peningkatan kebijakan yang ada dan
pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.

19
Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to Comparative Public
Administration (7th ed.). Routledge.
20
Lijphart, A. (2012). Patterns of Democracy: Government Forms and Performance in Thirty-Six
Countries (2nd ed.). Yale University Press.
21
Fischer, F., Miller, G. J., & Sidney, M. S. (Eds.). (2007). Handbook of Public Policy Analysis:
Theory, Politics, and Methods. CRC Press.
22
Peters, B. G. (2015). Comparative Politics: Theory and Methods. Palgrave Macmillan.
23
Dunn, W. N. (2017). Public Policy Analysis: An Integrated Approach (6th ed.). Routledge.

10
4. Keterlibatan Masyarakat24: Ilmu Negara mendorong partisipasi publik
dalam proses pengembangan kebijakan, melalui konsultasi, dialog, dan
mekanisme partisipatif lainnya. Keterlibatan masyarakat memastikan
bahwa kebijakan yang dihasilkan mencerminkan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat secara lebih akurat
5. Komunikasi Kebijakan25: Ilmu Negara mempelajari cara-cara komunikasi
yang efektif dalam menyampaikan kebijakan publik kepada masyarakat,
melibatkan pemangku kepentingan, serta menjelaskan tujuan, manfaat,
dan implikasi dari kebijakan tersebut.

2.5 Ilmu Negara Membantu Dalam Mengelola Konflik Politik Dan Mencapai
Stabilitas Dalam Sistem Pemerintahan

Ilmu Negara memiliki peran penting dalam mengelola konflik politik dan
mencapai stabilitas dalam sistem pemerintahan. Berikut adalah beberapa cara
di mana ilmu negara membantu dalam hal ini:
1. Studi Konflik dan Perdamaian: Ilmu Negara menyediakan kerangka kerja
untuk memahami penyebab konflik politik, dinamika konflik, serta
strategi untuk mencapai perdamaian dan stabilitas politik26
2. Negosiasi dan Mediasi27: Ilmu Negara mempelajari teknik dan strategi
negosiasi dan mediasi yang efektif dalam meredakan konflik politik. Ini
melibatkan pemahaman tentang kepentingan, tujuan, dan dinamika
berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.
3. Sistem Hukum dan Penegakan Hukum28: Ilmu Negara menganalisis
peran sistem hukum dan penegakan hukum dalam menyelesaikan konflik
politik dan memastikan keadilan serta kepatuhan terhadap aturan hukum.

24
Nabatchi, T., & Leighninger, M. (2015). Public Participation for 21st Century Democracy. Jossey-
Bass.
25
Innes, J. E., & Booher, D. E. (2010). Planning with Complexity: An Introduction to Collaborative
Rationality for Public Policy. Routledge.
26
Lederach, J. P. (2015). Building Peace: Sustainable Reconciliation in Divided Societies (3rd ed.).
United States Institute of Peace Press.
27
Pruitt, D. G., & Kim, S. H. (2014). Strategic Negotiation in Multiagent Environments. MIT Press.
28
Kapiszewski, D., MacLean, L. M., & Read, M. M. (Eds.). (2015). Field Research in Political
Science: Practices and Principles. Cambridge University Press.

11
4. Desain Institusi dan Kelembagaan29: Ilmu Negara membantu dalam
merancang institusi dan kelembagaan yang mampu menangani konflik
politik, mendorong partisipasi publik, serta memfasilitasi proses
pengambilan keputusan yang adil dan inklusif.
5. Kebijakan Rekonsiliasi dan Transformasi Konflik30: Ilmu Negara
mempelajari kebijakan dan praktik rekonsiliasi untuk mempromosikan
perdamaian, rekonsiliasi, dan transformasi konflik dalam masyarakat
yang terdiversifikasi

2.6 Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Menerapkan Konsep


Ilmu Negara Dalam Praktik Pemerintahan Modern

Dalam menerapkan konsep ilmu negara dalam praktik pemerintahan modern,


terdapat beberapa tantangan dan hambatan yang perlu dihadapi. Berikut
adalah beberapa di antaranya:
1. Kompleksitas Masalah31: Pemerintahan modern dihadapkan pada
masalah yang semakin kompleks dan multidimensional. Tantangan ini
memerlukan pendekatan interdisipliner dan pemahaman yang mendalam
tentang berbagai aspek kebijakan.
2. Implementasi Kebijakan32: Menerjemahkan kebijakan yang dirancang ke
dalam tindakan konkret sering kali melibatkan tantangan implementasi
yang kompleks, seperti koordinasi antarlembaga, alokasi sumber daya
yang tepat, dan resistensi terhadap perubahan.

29
Ostrom, E. (2005). Understanding Institutional Diversity. Princeton University Press.
30
. Bar-Tal, D. (2013). Intractable Conflicts: Socio-Psychological Foundations and Dynamics.
Cambridge University Press.
31
Stone, D. (2013). Policy Paradox: The Art of Political Decision Making (3rd ed.). W. W. Norton &
Company
32
Bardach, E., & Patashnik, E. M. (2016). A Practical Guide for Policy Analysis: The Eightfold Path
to More Effective Problem Solving (5th ed.). CQ Press.

12
3. Ketidakpastian dan Perubahan33: Pemerintahan modern beroperasi dalam
lingkungan yang sering kali penuh dengan ketidakpastian dan perubahan.
Tantangan ini membutuhkan adaptabilitas dan fleksibilitas dalam
merancang kebijakan yang responsif terhadap dinamika sosial, ekonomi,
dan politik.
4. Kompleksitas Struktur Pemerintahan34: Struktur pemerintahan modern
sering kali melibatkan berbagai tingkatan dan lembaga yang saling
terkait. Tantangan ini meliputi koordinasi antarlembaga, pembagian
kekuasaan, dan mencapai konsensus di antara pemangku kepentingan
yang beragam.
5. Keterbatasan Sumber Daya35: Penerapan konsep ilmu negara dalam
praktik pemerintahan sering kali terbatas oleh keterbatasan sumber daya,
baik dalam hal anggaran, keahlian, maupun kapasitas institusi.

33
Sabatier, P. A., & Weible, C. M. (Eds.). (2014). Theories of the Policy Process (3rd ed.). Westview
Press.
34
Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to Comparative Public
Administration (7th ed.). Routledge.
35
Lynn, L. E., Heinrich, C. J., & Hill, C. J. (2000). Improving Governance: A New Logic for Empirical
Research. Georgetown University Press.

13
BAB III
PENDAPAT PENULIS

Ilmu negara memainkan peran penting dalam merancang struktur dan fungsi
institusi pemerintahan modern. Dengan mempelajari prinsip-prinsip organisasi
politik, peran lembaga, dan mekanisme pengambilan keputusan, ilmu negara
membantu memastikan bahwa institusi pemerintahan berfungsi efektif dan
mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Teori-teori
politik dalam ilmu negara memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan
sistem pemerintahan. Konsep-konsep seperti pemisahan kekuasaan, checks and
balances, dan representasi politik membentuk dasar bagi berbagai sistem
pemerintahan yang ada di seluruh dunia. Pengetahuan tentang teori politik
memungkinkan pemerintahan untuk merancang sistem yang demokratis, efisien,
dan akuntabel.
Ilmu negara berkontribusi dalam pengembangan kebijakan publik yang efektif
dengan menyediakan alat analisis dan metodologi penelitian yang memungkinkan
pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kebijakan, serta evaluasi yang objektif
terhadap kebijakan yang ada. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dan menggunakan bukti-bukti empiris, kebijakan publik
dapat lebih responsif dan berhasil dalam mencapai tujuannya.

14
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ilmu negara memiliki peran penting dalam merancang struktur dan fungsi
institusi pemerintahan, serta mempengaruhi pembentukan sistem
pemerintahan melalui teori-teori politik yang relevan.Selain itu, ilmu negara
berkontribusi dalam pengembangan kebijakan publik yang efektif dengan
menyediakan alat analisis dan metodologi penelitian. Hal ini memungkinkan
pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu kebijakan dan evaluasi objektif
terhadap kebijakan yang ada.
Ilmu negara juga membantu dalam mengelola konflik politik dan mencapai
stabilitas dalam sistem pemerintahan melalui studi konflik dan perdamaian,
negosiasi dan mediasi, sistem hukum dan penegakan hukum, desain institusi,
serta kebijakan rekonsiliasi. Namun, ada tantangan dan hambatan dalam
menerapkan konsep ilmu negara dalam praktik pemerintahan modern, seperti
kompleksitas masalah, implementasi kebijakan, ketidakpastian dan
perubahan, kompleksitas struktur pemerintahan, serta keterbatasan sumber
daya. Dalam kesimpulan ini, telah terungkap bahwa ilmu negara memiliki
peran krusial dalam pengelolaan pemerintahan modern, merancang kebijakan
publik yang efektif, mengelola konflik politik, dan mencapai stabilitas dalam
sistem pemerintahan. Namun, tantangan dan hambatan perlu diatasi,
sementara pengembangan dan penelitian lebih lanjut dalam bidang ini akan
membantu meningkatkan pemahaman dan praktik pemerintahan modern.

15
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Heywood, A. (2013). Politics (4th ed.). Palgrave Macmillan.


2. Peters, B. G. (2018). Comparative Politics: Theory and Methods. Palgrave
Macmillan.
3. Bevir, M., & Rhodes, R. A. W. (Eds.). (2016). The Routledge Handbook
of Interpretive Political Science. Routledge.
4. Sabatier, P. A., & Weible, C. M. (Eds.). (2014). Theories of the Policy
Process (3rd ed.). Westview Press.
5. Keman, H. (2017). Comparative Politics: Principles of Democracy and
Democratization. Palgrave Macmillan.
6. Bobbio, N. (2006). Democracy and Dictatorship: The Nature and Limits of
State Power. University of Minnesota Press.
7. Dahl, R. A. (2006). On Democracy. Yale University Press.
8. Mills, C. W. (2000). The Power Elite. Oxford University Press.
9. Elazar, D. J. (1987). Exploring Federalism. University of Alabama Press.
10. Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive
Sociology. University of California Press.
11. Lukes, S. (2005). Power: A Radical View (2nd ed.). Palgrave Macmillan.
12. Mills, C. W. (2000). The Power Elite. Oxford University Press.
13. Elazar, D. J. (1987). Exploring Federalism. University of Alabama Press.
14. Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive
Sociology. University of California Press.
15. Weber, M. (2019). Economy and Society: An Outline of Interpretive
Sociology. University of California Press.
16. Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to
Comparative Public Administration (7th ed.). Routledge.
17. Moynihan, D. P. (2008). The Dynamics of Performance Management:
Constructing Information and Reform. Georgetown University Press.
18. Rhodes, R. A. W., & Wanna, J. (Eds.). (2018). The Handbook of
Australian Public Administration (2nd ed.). Oxford University Press.

16
19. Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to
Comparative Public Administration (7th ed.). Routledge.
20. Lijphart, A. (2012). Patterns of Democracy: Government Forms and
Performance in Thirty-Six Countries (2nd ed.). Yale University Press.
21. Fischer, F., Miller, G. J., & Sidney, M. S. (Eds.). (2007). Handbook of
Public Policy Analysis: Theory, Politics, and Methods. CRC Press.
22. Peters, B. G. (2015). Comparative Politics: Theory and Methods. Palgrave
Macmillan.
23. Dunn, W. N. (2017). Public Policy Analysis: An Integrated Approach (6th
ed.). Routledge.
24. Nabatchi, T., & Leighninger, M. (2015). Public Participation for 21st
Century Democracy. Jossey-Bass.
25. Innes, J. E., & Booher, D. E. (2010). Planning with Complexity: An
Introduction to Collaborative Rationality for Public Policy. Routledge.
26. Lederach, J. P. (2015). Building Peace: Sustainable Reconciliation in
Divided Societies (3rd ed.). United States Institute of Peace Press.
27. Pruitt, D. G., & Kim, S. H. (2014). Strategic Negotiation in Multiagent
Environments. MIT Press.
28. Kapiszewski, D., MacLean, L. M., & Read, M. M. (Eds.). (2015). Field
Research in Political Science: Practices and Principles. Cambridge
University Press.
29. Ostrom, E. (2005). Understanding Institutional Diversity. Princeton
University Press.
30. Bar-Tal, D. (2013). Intractable Conflicts: Socio-Psychological
Foundations and Dynamics. Cambridge University Press.
31. Stone, D. (2013). Policy Paradox: The Art of Political Decision Making
(3rd ed.). W. W. Norton & Company
32. Bardach, E., & Patashnik, E. M. (2016). A Practical Guide for Policy
Analysis: The Eightfold Path to More Effective Problem Solving (5th ed.).
CQ Press.
33. Sabatier, P. A., & Weible, C. M. (Eds.). (2014). Theories of the Policy
Process (3rd ed.). Westview Press.

17
34. Peters, B. G. (2018). The Politics of Bureaucracy: An Introduction to
Comparative Public Administration (7th ed.). Routledge.
35. Lynn, L. E., Heinrich, C. J., & Hill, C. J. (2000). Improving Governance:
A New Logic for Empirical Research. Georgetown University Press.

18

Anda mungkin juga menyukai