Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH POLITIK HUKUM

Disusun oleh :

Nama : Rince P. Tanikwele

Nim : 20212359

Kelas : R5H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas penyertaannya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Politik Hukum. Selain itu, pembuatan makalah ini juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan
pengetahuan bagi saya selaku mahasiswa, dosen dan juga para pembaca lainnya.

Saya menyadari bahwa makalah saya ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurnah, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat berguna.

Ambon, 30 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Politik Hukum


2. Pengertian Politik Hukum Nasional
3. Tujuan Politik Hukum Nasional
4. Aspek-aspek Politik Hukum Nasional
5. Karakter Politik Hukum Nasional

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politik hukum di Indonesia tentu tidak terlepas dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada masa orde lama sampai dengan reformasi, perubahan
kehidupan berbangsa dan bernegara mengalami perubahan yang sangat besar yang merupakan
tujuan gerakan reformasi di bidang hukum yang di implementasikan melalui beberapa kebijakan
hukum diantaranya dengan melakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945.
Meskipun UUD 1945 yang sudah dilakukan amandemen (perubahan) beberapa kali, orientasi
pembangunan hukum harus tetap mencerminkan kehendak untuk terus meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta
mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggara Negara yang maju dan demokratis
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum harus dijadikan sebagai dasar dan
pedoman untuk menentukan politik hukum dalam pembangunan hukum nasional di Indonesia.
Namun demikian, harus diakui bahwa dari dahulu sampai sekarang banyak pihak-pihak yang
mencoba untuk mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan politik dan politik hukum
pemerintah dalam pembangunan hukum nasional Indonesia agar tidak lagi menjadikan
pancasila sebagai pedoman. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini dibuat agar dapat menjadi
refleksi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pancasila dalam
menyikapi peranan politik hukum dalam pembangunan hukum di Indonesia untuk mewujudkan
tujuan politik hukum nasional yang telah tercantum dalam pancasila sebagai dasar atau batu
pijakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan politik hukum nasional
2. Apa aspek-aspek politik hukum
3. Apa karakter politik hukum nasional
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui apa tujuan dari politik hukum nasional
2. Untuk mengetahui aspek-aspek dari politik hukum
3. Untuk mengetahui karakter politik hukum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Hukum


Secara etimologis, istilah politik hukum yang merupakan terjemahan dari bahasa belanda yaitu
rechtspolitiek yang terdiri dari dua kata yakni recht dan politiek.
Menurut padmo wahjono, pengertian politik hukum adalah kebijakan penyelenggara Negara
yang bersifat mendasar dalam menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan
dibentuk dan tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. Dengan
demikian, pengertian politik hukum menurut padmo wahjono berkaitan dengan hukum yang
berlaku dimasa yang akan datang (ius constituendum).
B. Pengertian Politik Hukum Nasional
Politik Hukum Nasional diartikan sebagai kebijakan dasar penyelenggara Negara dalam bidang
hukum yang akan, sedang dan telah berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat untuk mencapai tujuan Negara yang dicita-citakan.
Sedangkan nasional sendiri berarti wilayah berlakunya politik hukum itu. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah wilayah yang tercakup dalam kekuasaan Negara Republik Indonesia. Sehingga
dari pengertian diatas yang dimaksud dengan politik hokum nasional adalah kebijakan dasar
penyelenggara Negara dalam bidang hokum yang akan, sedang dan telah berlaku, yang
bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan Negara yang dicita-
citakan.
C. Tujuan Politik Hukum Nasional
Dari pengertian politik hukum nasional yang dipaparkan diatas jelas bahwa politik hukum
nasional dibentuk untuk mewujudkan cita-cita Negara. Tujuan tersebut meliputi dua aspek
yaitu, Sebagai suatu alat atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
menciptakan suatu system hukum nasional yang dikehendaki. Dan Dengan sistem hukum
nasional itu, akan diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang lebih besar.
D. Aspek-aspek Politik Hukum
Aspek-aspek politik hukum meliputi aspek lembaga kenegaraan pembuat politik hukum, letak
politik hukum dan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pembentukan politik
hukum suatu Negara. Dasar pemikiran aspek-aspek politik hokum ini merupakan permasalahan
nyata bahwa Negara menginginkan adanya tujuan yang dicapai dan untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan kerangka berfikir untuk merumuskan kebijakan dalam bidang hukum.
Hukum yang merupakan produk politik dipandang sebagai dependent variable (variabel
terpengaruh) dan politik sebagai independent variable (variabel berpengaruh). Maksud hukum
sebagai variabel yang tergantung atas politik atau politik yang determinan atas hukum itu
mudah dipahami dengan melihat realitas bahwa kenyataannya hukum dalam artian sebagai
peraturan yang abstrak (pasal-pasal yang imperative) merupakan kristalisasi dari kehendak-
kehendak politik yang saling berinteraksi dan bersaingan.
Secarah singkat, berikut ini merupakan aspek-aspek dari politik hukum yaitu :
a. Kebijakan Hukum
Politik hukum mencakup kebijakan hukum yang menentukan arah, bentuk, isi hukum yang
mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hokum dalam rangka mencapai tujuan
politik hukum yaitu tujuan social tertentu/tujuan Negara.
b. Politik Hukum sebagai subsistem kemasyarakatan
Politik dan hukum sebagai subsistem kemasyarakatan berada pada posisi yang derajat
determinasinya seimbang antara satu sama lain, karena meskipun hokum merupakan
produk keputusan politik tetapi begitu hukum ada maka semua kegiatan politik harus
tunduk pada aturan-aturan hukum.
c. Aspek materiil dan formil
Politik hukum mencakup dua (2) aspek formil dan materiil. Aspek materiil mencakup
legislative drafting, legal executing dan legal review. Sedangkan aspek formil politik hukum
dituangkan dalam kebijakan pemerintah dalam bentuk produk hukum atau legislative
drafting.
E. Karakter Politik Hukum
Politik hukum adalah kebijakan hukum yang menentukan arah, bentuk, dan isi hokum yang
mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum dalam rangka mencapai tujuan
politik hukum yaitu tujuan social tertentu/tujuan Negara.
Karakter politik hukum dapat dibedakan menjadi dua (2), yaitu:
1. Karakter Responsif atau Otonom
Karakter responsif atau otonom adalah karakter politik hukum yang mencerminkan adanya
partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam pembentukan hukum. Hukum dalam karakter ini
bersifat terbuka dan dinamis sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan sosial. Hal ini
dapat diwujudkan melalui berbagai cara seperti, penyelenggaraan musyawarah atau
konsultasi publik, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan
dan tanggapan terhadap rancangan perundang-undangan, memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk ikut serta dalam proses pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan. Dengan adanya pasrtisipasi dan aspirasi masyarakat, hukum yang dihasilkan akan
lebih selaras dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Hukum juga akan lebih efektif
dan efisien dalam pelaksanaannya.
2. Karakter Ortodoks/Konservatif atau Menindas
Karakter ortodoks/konservatif atau menindas adalah karakter politik hukum yang
mencerminkan adanya dominasi pemerintah dalam pembentukan hukum. Hukum dalam
karakter ini bersifat tertutup dan statis, sehingga sulit beradaptasi dengan perubahan sosial.
Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor seperti kelemahan institusi demokrasi, kekuatan
militer atau kepentingan kelompok, dan pemerintah yang otoriter. Dalam hal ini, hukum
sering digunakan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah atau kelompok
tertentu. Hukum juga seringkali digunakan untuk menghambat kebebasan dan hak-hak
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Politik dan Hukum merupakan subsistem dalam system kemasyarakatan. Masing-masing
melaksanakan fungsi-fungsi tertentu untuk menggerakan system kemasyarakatan secara
keseluruhan. Dengan pancasila dan UUD 1945 yang merupakan batu atau dasar pijakan yang
akan mewujudkan tujuan Negara yang dicita-citakan. Cita-cita tersebut termaktub dalam alinea
ke empat (4) UUD 1945 yaitu, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan
Aspek-aspek politik hukum yang meliputi kebijakan hukum, akan menciptakan karakter politik
hukum yang baik dan seimbang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan politik hukum itu sendiri yaitu tujuan Negara yang diamanatkan didalam
batang tubuh UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Padmo Wahjono, “Indonesia Berdasarkan Atas Hukum”, (Jakarta: Gahlia Indonesia, 1986)

Abdul Hakim Garuda Nusantara. 1989. Politik Hukum Nasional.

Anda mungkin juga menyukai