Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

SOSIOLOGI HUKUM AHMAD AZIZI

POLITIK HUKUM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
INDAH DESI RAHMA DINI : 190102030261
WARTINI : 190102030323

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
LOKAL C
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, saya tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah berjudul “Politik Hukum” dapat diselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak selaku dosen pengajar kami yang telah memberikan tugas ini sehingga kami bisa
mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khusunya dalam mata kuliah Sosiologi Hukum.
Kami menyadari dalam makalah ini masih perlu penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran Bapak agar makalah ini dapat lebih baik.
Demikian yang dapat Bapak sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Banjarmasin, 03 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik Hukum
B. Ruang Lingkup Politik Hukum
C. Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Sosial
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan negara padaumumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Setiap negara pastimempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan
Undang–Undang Dasarnya.Tujuan suatu negara sesungguhnya adalah cita-cita idiil
suatu negara yang ingin diwujudkan negara tersebut melalui tata cara ataupun
sistematika instrumen hukumyang ada di negara tersebut. Menurut Roger
Soltau tujuan negara ialahmemungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya cipta nyasebebas mungkin.Sebagai Negara yang
berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan bukan atas dasarkekuasaan (machstaat)
Indonesia menuangkan cita-cita ataupun tujuan negara melaluihukum sebagai
sarananya dengan kata lain hukum adalah sarana yang digunakandalam
mencapai tujuan negara yang sudah di cita-citakan. Politik dan hukum salingberkaitan
satu sama lain karena politik bersifat kepentingan yang
seringkalimenimbulkan konflik harus diarahkan atau dikendalikan oleh hukum
yang berlakuagar dapat mewujudkan tujuan suatu negara. Politik selalu berbicara
kepentingan entah itu dalam hal satu tujuan maupun saling bertolakbelakang,
maka dari itulah politik harus dikaitkan dengan hukumkarena konflik yang
ditimbulkan keras. Satjipto Rahardjo mengemukakan bahwa jikamelihat hubungan
antara politik dan hukum, politik memiliki konsentrasi energi yanglebih besar
sehingga hukum selalu berada pada posisi yang lemah. Politik sangatmenetukan
bekerjanya hukum. Maka dari itu politik dan hukum berkesinambungankarena
hukum merupakan produk politik, hukum sebagai salah satu alat
politik,dimana penguasa dapat mewujudkan kebijakannya, jika sudah menjadi hukum
makapolitik tunduk pada hukum
Politik merupakan “legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang
akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggatian
hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negara. Menurut patmo Wahjono dalam
politik hukum Moh. Mahfud MD (2009:1) mengatakan bahwa politik hukum adalah
kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi hukum yang akan
dibentuk.
Politik hukum di Indonesia ada yang bersifat permanen atau jangka panjang dan ada
yang bersifat pemberlakuan prinsip perjanjian yudisial, ekonomi, kerakyatan,
kemanfaatan, penggantian hukum-hukum kolonial dengan hukum-hukum nasional,
penguasaan sumber daya alam oleh negara. Kemerdekaan kekuasaan kehakiman dan
sebagainya. Disini terlihat bahwa beberapa prinsip yang dianut dalam UUD 1945
sekaligus berlaku sebagai politik hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Politik Hukum?

4
2. Apa saja Ruang Lingkup Politik Hukum
3. Bagaimana Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Politik Hukum.
2. Untuk mengetahui dan memahami Ruang Lingkup Politik Hukum.
3. Untuk mengetahui dan memahami Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu
Sosial.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik Hukum
Secara etimologis, istilah politik hukum merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari
Istilah hukum Belanda rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dua kata recht dan
Politiek. Dalam kamus bahasa Indonesia kata recht berarti hukum dan dalam kamus
Bahasa Belanda yang ditulis oleh Van der Tas, kata Politiek mengandung arti beleid.
Kata belied sendiri dalam bahasa indonesia berarti kebijakan (policy). Dari penjelasan itu
bisa dikatakan bahwa politik hukum secara singkat berarti kebijakan hukum. Adapun
kebijakan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bearti rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
kepemimpinan dan cara bertindak. Dengan kata lain , politik hukum adalah serangkaian
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak dalam bidang hukum.
Soedarto dalam buku (Imam Syaukani Dan A.Ahsin Thohari“Dasar – Dasar Politik
Hukum”,2015:28)mendifinisikan politik hukum adalah kebijakan dari negara melalui
badan – badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan – peraturan yang
dikehendaki, yang diperkirakan akan digunakan untuk mengekspresikan apa yang
terkandung dalam masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita – citakan.
Politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan
diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggantian hukum
lama, dalam rangka mencapai tujuan negara.” Dengan demikian, politik hukum
merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang akan diberlakukan sekaligus pilihan
tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak diberlakukan yang kesemuanya
dimaksudkan untuk mencapai tujuan negara seperti yang tercantum di dalam Pembukaan
UUD 1945. Definisi yang pernah dikemukakan oleh beberapa pakar lain menunjukkan
adanya persamaan substantif dengan definisi yang penulis kemukakan. Padmo Wahjono
mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk,
maupun isi hukum yang akan dibentuk. Pada tahun 1986, Soedarto mengemukakan
kembali bahwa politik hukum merupakan upaya untuk mewujudkan peraturan-peraturan
yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu. Teuku Mohammad
Radhie, mendefinisikan politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa
negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan
hukum yang dibangun.
Berikut ini beberapa definisi politik hukum menurut para ahli:
a. Padmo Wahyono
Politik hukum sebagai kebijakan penyelenggara negara yang bersifat mendasar dalam
menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk dan tentang apa

6
yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu. Dengan demikian berkaitan
dengan hukum yang berlaku di masa datang (ius constituendum).
b. Teuku Mohammad Radhie
Politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum
yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun.
“Hukum yang berlaku di wilayahnya” mengandung pengertian hukum yang berlaku pada
saat ini (ius constitutum) dan “mengenai arah perkembangan hukum yang dibangun”
mengandung pengertian hukum yang berlaku di masa datang (ius constituendum).
Dengan demikian politik hukum dirumuskan sebagai dua wajah yang saling berkaitan
dan berkelanjutan, yaitu ius constitutum dan ius constituendum
c. Soedarto
Politik hukum adalah kebijakan dari negara melalui badan-badan negara yang
berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki, yang diperkirakan
akan digunakan untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan
untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Hal tersebut mengandung pengertian yang
sangat luas bahwa pernyataan “mengekspresikan apa yang terkandung dalam
masyarakat” bisa ditafsirkan sangat luas sekali dan dapat memasukkan pengertian di luar
hukum yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Sedangkan
pernyataan “untuk mencapai apa yang dicita-citakan” memberikan pengertian bahwa
politik hukum berkaitan dengan hukum yang dicita-citakan (ius constituendum). Dengan
demikian politik hukum tidak hanya berbicara pada kurun waktu apa hukum yang
diterapkan (ius constituendum), tetapi tampaknya sudah pula menyinggung kerangka
pikir macam apa yang harus digunakan ketika menyusun sebuah produk hukum.
d. Satjipto Rahardjo
Politik hukum sebagai aktivitas memilih dan cara yang hendak dipakai untuk mencapai
suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat.
Terdapat beberapa pertanyaan mendasar yang muncul dalam studi politik hukum, yaitu :
1) Tujuan apa yang hendak dicapai dengan sistem hukum yang ada
2) Cara-cara apa dan yang mana, yang dirasa paling baik untuk bisa dipakai
mencapai tujuan tersebut
3) Kapan waktunya hukum itu perlu diubah dan melalui cara-cara bagaimana
perubahan itu sebaiknya dilakukan
4) Dapatkah dirumuskan satu pola yang baku dan mapan, yang bisa membantu
memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut secara baik.
e. C.F.G. Sunaryati Hartono
Politik hukum sebagai suatu alat (tool) atau sarana dan langkah yang dapat digunakan
oleh pemerintah untuk menciptakan sistem hukum nasional yang dikehendaki dan dengan
sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Hal tersebut
menitikberatkan pada dimensi hukum yang berlaku di masa yang akan datang atau ius
constituendum
f. Abdul Hakim Garuda Nusantara

7
Politik hukum secara harfiah dapat diartikan sebagai kebijakan hukum (legal policy)
yang hendak diterapkan atau dilaksanakan secara nasional oleh suatu pemerintahan
negara tertentu. Politik hukum bisa meliputi :
1) Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada secara konsisten
2) Pembangunan hukum yang intinya adalah pembaruan terhadap ketentuan hukum
yang telah ada dan yang dianggap usang, dan penciptaan ketentuan hukum baru
yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat
3) Penegasan fungsi lembaga penegak hukum atau pelaksana hukum dan pembinaan
anggotanya
4) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat menurut persepsi kelompok elit
pengambil kebijakan1
B. Ruang Lingkup Politik Hukum
Ruang lingkup atau wilayah kajian politik hukum sebagai berikut:
1. Proses penggalian nilai – nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
oleh penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik hukum.
2. Proses perdebatan dan perumusan nilai – nilai dan aspirasi tersebut ke dalam
bentuk sebuah rancangan perundang – undangan oleh penyelenggara negara yang
berwenang merumuskan politik hukum.
3. Penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik
hukum.
4. Peraturan perundang – undangan yang memuat politik hukum.
5. Faktor – faktor yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik
yang akan datang dan telah ditetapkan.
6. Pelaksananaan dari peraturan perundang – undangan yang merupakan
implementasi dari politik hukum suatu negara.
Politik hukum secara umum bermanfaat untuk mengetahui bagaimana proses – proses
yang tercakup enam wilayah kajian itu dan menghasilkan sebuah legal Policy yang sesuai
dengan kebutuhan dan rasa keadilan Masyarakat dan enam wilayah kajian itu bersifat
integral satu sama lain.
Ruang lingkup pertama merupakan tahap awal dari kajian politik hukum. Pada tahap ini
kita ingin mengetahui apakah nilai – nilai dan aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat telah diakomodasi oleh penyelenggara negara yang merumuskan politik
hukum atau bahkan mungkin sebaliknya. Kajian terhadap bidang ini penting untuk
dilakukan karena substansial, hukum tidak pernah lepas dari struktur rohaniah
masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat yang mendukung hukum tersebut. Itu
artinya , bila hukum itu dibangun diatas landasan yang tidak sesuai dengan struktur
rohaniah masyarakat, bisa dipastikan resistensi masyarakat terhadap hukum itu akan
sangat kuat.
Bila dikaitkan dengan teori keberlakuan hukum, hukum yang baik harus memenuhi
syarat sosiologis, filosofis dan yuridis, agar resistensi masyarakat itu tidak terjadi dan
sayarat keberlakuan hukum terpenuhi, para penyelenggara negara yang berwenang
1
Bambang Santoso, “POLITIK HUKUM”, (Tanggerang: UNPAM PRESS, Cetakan pertama, 30 Juli 2021, Hal. 3-5.

8
menarik dan merumuskan nilai – nilai dan aspirasi itu dalam bentuk tertulis harus peka
pada terhadap kedua hal tersebut.2
C. Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu Sosial
Semua ilmu sosial pada dasarnya mempelajari kelakuan manusia serta cara-cara
manusia hidup serta bekerjasama titik ilmu politik berhubungan erat dengan ilmu
sosiologi, karena ilmu sosiologi mempelajari latar belakang susunan dan pola kehidupan
sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat yang nantinya akan
mempengaruhi keputusan kebijaksanaan dalam ilmu politik. Ilmu sosiologi maupun ilmu
politik mempelajari negara namun bagi ilmu politik negara merupakan objek penelitian
pokok sedangkan dalam sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak
asosiasi dan lembaga pengendalian masyarakat.
Hubungan antara sosiologi dan politik sangat erat sebagai disiplin ilmu. Sosiologi
adalah disiplin ilmu yang objek kajiannya adalah manusia baik individu maupun
kelompok masyarakat. Demikian dengan politik yang membicarakan perilaku individu
maupun kelompok juga gejala sosial sebagai akibat interaksi status serta peran dalam
tatanan bermasyarakat.
Meskipun keduanya membicarakan objek yang sama yaitu manusia namun
perbedaannya ada pada sudut pandang yang dipergunakan. Jika sosiologi memahami
manusia dalam struktur sosial lapisan sosial, lembaga sosial, interaksi sosial, perubahan
sosial mobilitas sosial serta modernisasi, maka politik lebih mengkaji mengenai hak dan
wewenang manusia kekuasaan proses pembuatan suatu keputusan juga konflik yang
terjadi di dalamnya.
Oleh karena itu hubungan keduanya sangatlah erat karena politik membutuhkan ilmu
sosiologi untuk membantu memahami mengenai manusia dan masyarakat.3

2
https:// bantuanhukum.com
3
Gusti Made Suhartana, “ KAJIAN POLITIK INDONESIA”, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 2 No. 2 (Desember, 2016),
Hal. 119.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi tentang hukum yang akan
diberlakukan baik dengan pembuatan hukum baru maupun dengan penggantian hukum
lama, dalam rangka mencapai tujuan negara.” Dengan demikian, politik hukum
merupakan pilihan tentang hukum-hukum yang akan diberlakukan sekaligus pilihan
tentang hukum-hukum yang akan dicabut atau tidak diberlakukan yang kesemuanya
dimaksudkan untuk mencapai tujuan negara seperti yang tercantum di dalam Pembukaan
UUD 1945. Definisi yang pernah dikemukakan oleh beberapa pakar lain menunjukkan
adanya persamaan substantif dengan definisi yang penulis kemukakan. Padmo Wahjono
mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk,
maupun isi hukum yang akan dibentuk. Pada tahun 1986, Soedarto mengemukakan
kembali bahwa politik hukum merupakan upaya untuk mewujudkan peraturan-peraturan
yang baik sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu. Teuku Mohammad
Radhie, mendefinisikan politik hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa
negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan
hukum yang dibangun.
Adapun ruang lingkup atau wilayah kajian politik hukum sebagai berikut: Proses
penggalian nilai – nilai dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat oleh
penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik hukum, proses perdebatan
dan perumusan nilai – nilai dan aspirasi tersebut ke dalam bentuk sebuah rancangan
perundang – undangan oleh penyelenggara negara yang berwenang merumuskan politik
hukum, penyelenggara negara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik
hukum, peraturan perundang – undangan yang memuat politik hukum, faktor – faktor
yang mempengaruhi dan menentukan suatu politik hukum, baik yang akan datang dan
telah ditetapkan, dan pelaksananaan dari peraturan perundang – undangan yang
merupakan implementasi dari politik hukum suatu negara.
Hubungan antara sosiologi dan politik sangat erat sebagai disiplin ilmu. Sosiologi
adalah disiplin ilmu yang objek kajiannya adalah manusia baik individu maupun
kelompok masyarakat. Demikian dengan politik yang membicarakan perilaku individu
maupun kelompok juga gejala sosial sebagai akibat interaksi status serta peran dalam
tatanan bermasyarakat.
Meskipun keduanya membicarakan objek yang sama yaitu manusia namun
perbedaannya ada pada sudut pandang yang dipergunakan. Jika sosiologi memahami
manusia dalam struktur sosial lapisan sosial, lembaga sosial, interaksi sosial, perubahan
sosial mobilitas sosial serta modernisasi, maka politik lebih mengkaji mengenai hak dan
wewenang manusia kekuasaan proses pembuatan suatu keputusan juga konflik yang
terjadi di dalamnya.

10
DAFTAR PUTAKA
Bambang Santoso, “POLITIK HUKUM”, (Tanggerang: UNPAM PRESS, Cetakan
pertama, 30 Juli 2021
https:// bantuanhukum.com
Gusti Made Suhartana, “ KAJIAN POLITIK INDONESIA”, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial,
Vol. 2 No. 2 (Desember, 2016), Hal. 119.

11

Anda mungkin juga menyukai