Dosen pengampu:
Dr.Muhammad Helmi,S.H.I M.H
Disusun oleh:
Annisa ( 022.74230.005)
Sainah (022.74230. )
A. Latar Belakang
Pada masa dahulu, istilah “asas-asas hukum indonesia “ belumlah sangat terpopuler, bahkan
jarang sekali terdengar, apalagi membahasnya dalam forum-forum perkuliahan pada saat ini, di
karenakan Tatanan ketatanegaraan berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat itu adalah pelaksanaan
dari Pancasila dan UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan asas tunggal Pancasila dan
penerapan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Akibatnya, pembahasan sisi teoritis
dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan dikekang karena dianggap sebagai pikiran
yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu stabilitas nasional. Kemudian untuk zaman yang
semakin maju dengan perkembanganya, dan sesuai realitasnya untuk mengajukan adanya sebuah
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemenkan UUD 1945.
Kemudian kita berfikir, bagaimana kita cara kita dalam perwujudan komitmen itu dan siap yang
berwenang melakukanya serta dalam suatu seperti apa perubahan itu bkal terjadi menjadikan suatu
bagian terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karna dengan hal itu kita dapat mengetahui
seberpa hal pengetahuan untuk masyarakat indonesia kedepanya, yaitu wajah indonesia yang bersifat
demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial , kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan,
yang tertera di dalam teks Pancasila.Untuk itu, setelah adanya perubahan konstitusi bersama kita
dapat mempelajari hukum tata negara yang ada di negeri kita, semoga kita dapat memahami sekaligus
menyikapinya sebagaimana negara kita dimasa ini itu penuh dengan permaslahan-permasalahan
dalam penyusunan ketatanegaraan di era sesudah reformasi ini. Dan kemudian di dalam makalah ini
akan kami bahas yang bermula dari apa sih maksud dari masalah-masalah sekaligus fungsi dari
“HUKUM TATANEGARA” itu sendiri.Salah satu bagian dari hukum publik adalah hukum tata
Negara. Makalah ini menguraikan hukum tata Negara yang berdiri dari pengertian ilmu hukum tata
Negara, , objek kajian hukum tata Negara dan hubungan hukum tata Negara dengan ilmu lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ilmu hukum tata Negara?
2. Apa objek kajian hukum tata Negara?
3. Bagaimanakah hubungan hukum tata negara dengan ilmu lainnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian ilmu hukum tata negara
2. Mengetahui objek kajian hukum tata negara
3. Menjelaskan hubungan ilmu hukum tata negara dengan ilmu lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat dilihat bahwa hukum tata Negara sangat bersinggungan
langsung dengan Negara secara umum dan/atau secara khusus. Tentu bukan sebuah pendapat yang
salah bahwa obyek kajian ilmu hukum tata Negara adalah Negara itu sendiri. Dimana negara
dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Artinya obyeknya terikat pada tempat,
keadaan dan waktu tertentu.
Menurut Martitah Lokus studi hukum tata Negara adalah hukum-hukum kenegaraan yang berangkat
dan bermula dari konstitusi sebagai th supreme law of the land. Menurut A.W. Bradley dan K.D.
Ewing pokok pembahasan hukum tata Negara itu terbagi menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu (a) general
principles of constitutional law; (b) the institutions of Government and (3) the citizens and the state.
a. Konstitusi sebagai hukum dasar beserta berbagai aspek mengenai perkembangannya dalam
sejarah kenegaraan yang bersangkutan, proses pembentukan dan perubahannya, kekuatan
mengikatnya dalam hierarki peraturan perundang-undangan, cakupan substansi, ataupun
muatan isinya sebagai hukum dasar tertulis
b. Pola-pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi pengorganisasian
institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisai Negara, serta mekanisme kerja
oranisas-organisasi Negara dalam menjalankan fungsi-fungis pemerintahan dan
pembangunan.
c. Struktur kelembagaan Negara dan mekanisme hubungan antar organ-organ kelembagaan
Negara
d. Prinsip-prinsip kewarganegaraan dan hubungan dan antara Negara dengan warga Negara
beserta hak-hak dan kewajban asasi manusia, bentuk-bentuk dan prosedur pengambilan
keputusan hukum serta mekanisme perlawanan terhadap keputusan hukum.
Negara dalam keadaan konkrit artinya Negara yang sudah terikat waktu dan tempat.
Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu Negara.
Hukum Tata Negara mempelajari Negara dari segi struktur.
Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara
adalah dasar dalam penyelenggaraan praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara
lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan
dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.
Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan
Negara, sedangkan Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan
tersebut. Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik
karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik,
sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh
alat-alat perlengkapan Negara yang diberi wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah
ditetapkan oleh Hukum Tata Negara. Dengan kata lain Ilmu Politik melahirkan manusia-manusia
Hukum Tata Negara sebaliknya Hukum Tata Negara merumuskan dasar dari perilaku
politik/kekuasaan. Menurut Barrents, Hukum Tata Negara ibarat sebagai kerangka manusia,
sedangkan Ilmu Politik diibaratkan sebagai daging yang membalut kerangka tersebut.
Menurut Profesor Wirjono Prodjodikoro, perbedaan antara Hukum Tata Negara dengan hukum
perdata dan Hukum Pidana sebenarnya mudah terlihat. Secara negative, dapat dikatakan bahwa
Hukum Tata Negara itu tidak seperti Hukum Perdata yang mengatur hubungan-hubungan perdata
antara pelbagai oknum atau badan, dan tidak seperti Hukum Pidana yang berisi atau mengatur
penentuan mengenai hukuman-hukuman pidana untuk setiap pelanggaran hukum. Sedangkan
perbedaan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak begitu Nampak dengan
jelas. Oleh karena itu, pembedaan keduanya membutuhkan lebih dari sekedar penjelasan biasa.
Menurut prof. Mr. WG Vegting mengemukakan bahwa hukum tata Negara dan hukum administrasi
Negara mempelajari suatu bidang peraturan yang sama, tetapi cara pendekatan yang digunakan
berbeda antara bidang pelajaran yang satu dan pendekatan penggunaan pelajaran lainnya. Artinya
hukum tata Negara bertujuan mengetahui organisasi Negara dan pengorganisasian alat-alat
perlengkapan Negara. Sementara itu, hukum administrasi Negara bertujuan mengetahui cara tingkah
laku Negara dan alat-alat perlengkapan Negara. Jadi, objek hukum tata Negara itu mengenai masalah
fundamental organisasi Negara, sedangkan objek hukum administrasi Negara mengenai pelaksanaan
teknik dalam mengelola Negara.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hukum tata negara adalah suatu hukum yang mengenai suatu negara. Istilah “hukum
tata negara” dapat dianggap identik dengan pengertian “Hukum Konstitusi” yang merupakan
terjemahan langsung dari perkataan Constitutional Law (Inggris), Droit Constitutionnel
(Perancis), Diritto Constitutionale (Italia), atau Verfassungsrecht (Jerman). Dari segi bahasa,
istilah Constitutional Law dalam bahasa Inggris memang biasa diterjemahkan sebagai
“Hukum Konstitusi”. Namun, istilah “Hukum Tata Negara” itu sendiri jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris, niscaya perkataan yang dipakai adalah Constitutional Law. Oleh
karena itu, Hukum Tata Negara dapat dikatakan identik atau disebut sebagai istilah lain
belaka dari “Hukum Konstitusi”. Asas hukum adalah dasar-dasar yang menjadi sumber
pandangan hidup,kesadaran, cita-cita hukum dari masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta : Mahkamah Konstitusi Press.
Martitah. 2013. Mahkamah konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature. Jakarta:
Konstitusi Press
Huda, Ni’matul. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Asshiddiqie,
https://forumkomunikasifhunpas.blogspot.co.id/2014/10/hubungan-ilmu-negara-dengan-ilmu-
lain.html diakses 26 Maret 2017