Anda di halaman 1dari 8

‫الر ِح ْي ِم‬

َّ ‫الر ْح َم ِن‬ ِ ‫بِس ِم‬


َّ ‫اهلل‬ ْ

Nama : Muhammad Fauzan (2112140141)

Baitul Dawiyah (2112140143)

Prodi : Hukum Tata Negara

Semester : 4 ( Kelas b )

Materi : Hukum Tata Negara

Kelompok : 01

Dosen : Prof. Dr. Ibnu Elmi A. S Pelu

RESUME TENTANG HUKUM TATA NEGARA

A. Istilah Dan Definisi Hukum Tata Negara

Istilah yang digunakan untuk menyebut Hukum Tata Negara dalam bahasa belanda
disebut dengan staatsrecht yang apabila diartikan ke dalam tata bahasa indonesia dapat pula
berarti “ Hukum Negara “. Di inggris istilah yang lazim digunakan untuk menyebut Hukum
Tata Negara yakni Constitutional Law yang berarti “ Hukum Konstitusi “. Hal ini
menimbulkan perbedaan pendapat dikalangan para ahli yang memandang bahwa Hukum
Tata Negara dan Hukum Konstitusi dapat saja dibedakan sebab ruang lingkup Hukum Tata
Negara dianggap lebih luas dari hukum Konstitusi yang terbatas pada Undang-undang Dasar.
Menurut Jimly Asshidiqie, perbedaan ini terjadi karena kesalahan dalam mengartikan istillah
Konstitusi (verfassung) yang identik dengan Undang-undang Dasar (grundgesetz) Sehingga
Hukum Konstitusi dipandang lebih sempit dari Hukum Tata Negara.
Dapat didefinisikan bahwa hukum tata negara adalah sebuah aturan yang bersangkutan
dengan berbagai tindakan suatu negara. Dalam Ilmu-ilmu Kenegaraan, George Jelinnek
dalam bukunya “ Algemene Lehre “ sebagaimana dikutip oleh I Dewa Gede Atmadja,
Membagi Ilmu Kenegaraan menjadi 2 bagian Yaitu :

1). Ilmu Kenegeraan dalam Arti Luas

a. Hukum Tata Negara

b. Hukum Administrasi Negara; dan

c. Hukum Internasional.

2). Ilmu Kenegaraan dalam Arti sempit

a. Ilmu Negara yang bersifat melukiskan

b. Ilmu Politik; dan

c. Ilmu Negara Umum

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim Hukum tata negara adalah seperangakat aturan
yang mengatur organisasi dalam suatu negara, mengatur hubungan antarlembaga negara baik
secara vertikal maupun horizontal, juga mengatur hidup masyarakat agar seusai dengan hak-
hak asasinya. Dan Menurut Cornelis van Vollenhoven “ Hukum Tata Negara Adalah hukum
yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan bawahan menurut tingkatanny, dan
menentukan organ-organ atau Lembaga –lembaga dalam masyarakat hukum bersangkutan,
dan menentukan susuna dan wewenang orga-oragan atau lembaga- lembaga yang dimaksud.

B. Korelasi Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara, Ilmu Politik, dan Ilmu Hukum
Administrasi Negara

Hubungan Hukum Tata Negara Dengan Ilmu degara, Menurut Logeman Logeman
berpendapat bahwa negara merupakan organisasi kemasyarakatan yang melalui
kekuasaannya bertujuan untuk mengatur dan mengurus masyarakatnya. Pada dasarnya,
negara memiliki dua makna. Makna yang pertama adalah wilayah atau masyarakat yang
berupa kesatuan politis. Makna kedua adalah lembaga pusat yang memberi jaminan kesatuan
politis tersebut, yang menata serta menguasai wilayah tersebut.

Dengan demikian, ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas pokok
dan pengertian pokok tentang negara serta hukum tata negara. Ilmu negara juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang meneliti pengertian pokok serta asas atau sendi pokok negara
dan negara hukum secara umum. Pada dasarnya, negara memiliki dua makna. Makna yang
pertama adalah wilayah atau masyarakat yang berupa kesatuan politis. Makna kedua adalah
lembaga pusat yang memberi jaminan kesatuan politis tersebut, yang menata serta menguasai
wilayah tersebut. Dengan demikian, ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
asas pokok dan pengertian pokok tentang negara serta hukum tata negara. Ilmu negara juga
dapat diartikan sebagai ilmu yang meneliti pengertian pokok serta asas atau sendi pokok
negara dan negara hukum secara umum. Hukum tata negara merupakan hukum yang
mengatur tantang organisasi kekuasaan sebuah negara dan semua aspek yang terkait dengan
organisasi negara tersebut.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka yang ingin mempelajari
hukum tata negara harus memahami ilmu negara. Tanpa ilmu negara, mereka tidak akan
mampu mengkaji hukum tata negara. Ilmu negara dapat dikatakan sebagai landasan atau
dasar untuk mempelajari hukum tata negara. Tanpa pemahaman tentang hakikat, bentuk, dan
asal mula negara dalam pengertian universalnya, orang-orang akan kesulitan untuk
memahami hukum tata negara. Hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara adalah
saling mempengaruhi dan menjelaskan. Ilmu negara memberi landasan teoritis bagi hukum
tata negara. Di sisi lain, hukum tata negara merupakan penerapan dari teori-teori yang dikaji
dalam ilmu negara. Untuk bisa mempelajari hukum tata negara secara ilmiah, seseorang
perlu mempelajari tentang asas pokok dan pengertian pokok negara terlebih dahulu.
Sehingga, ilmu negara adalah dasar untuk mempelajari hukum tata negara.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik, Di satu sisi, ilmu negara dan
hukum tata negara menyelidiki tentang kerangka yuridis negara. Di sisi lain, ilmu politik
mempelajari tentang hal-hal yang ada di luar kerangka yuridis tersebut. Menurut Hoetink,
seorang ahli politik, ilmu politik merupakan sosiologi negara. Berdasarkan pada pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu negara dan ilmu politik memiliki suatu hubungan
atau keterkaitan karena sama-sama memiliki obyek penyelidikan berupa negara. Akan tetapi,
terdapat perbedaan antara ilmu negara dan ilmu politik;

Perbedaan Metode, Metode yang digunakan ilmu negara dalam menyelidiki negara
adalah metode yuridis. Sedangkan metode yang digunakan ilmu politik dalam penyelidikan
tersebut adalah metode sosiologis. Apa yang dimaksud dengan metode sosiologis di sini
adalah ilmu politik mempelajari negara dengan cara memperhatikan berbagai faktor sosial
dan kemasyarakatan. Sehingga, ilmu politik dinilai lebih konkret, sedangkan ilmu negara
memiliki konsep-konsep yang lebih tajam.

Perbedaan Sifat, Kedua ilmu ini memiliki sifat yang berbeda. Ilmu negara cenderung
bersifat teoritis. Ilmu tersebut lebih mementingkan segi normatif daripada segi praktis.
Dengan demikian, tak heran jika ilmu negara kurang dinamis. Di sisi lain, ilmu politik
bersifat praktis dan dinamis. Ilmu ini mengkaji hal-hal nyata dengan penekanan pada
beragam faktor konkret, utamanya yang berpusat pada gejala kekuasaan yang berkaitan
dengan organisasi negara ataupun yang berpengaruh pada pelaksanaan tugas negara.

Perbedaan Titik Fokus Penyelidikan Meski sama-sama menyelidiki tentang negara,


namun ilmu negara dan ilmu politik memiliki perbedaan titik fokus penyelidikan. Ilmu
negara lebih menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat teoritis, contohnya mengkaji asas
dan pengertian pokok negara secara teoritis. Meski keduanya memiliki perbedaan, namun
ilmu negara dan ilmu politik saling berhubungan. Bentuk hubungan kedua ilmu ini adalah
hubungan saling melengkapi. Berdasarkan konsepsi modern, ilmu politik tak terpisahkan dari
hal-hal yang bersifat yuridis. Ilmu politik perlu memperhatikan lembaga yuridis negara yang
bersifat formal yang merupakan fokus penyelidikan ilmu negara. Sehingga, mereka yang
ingin mempelajari ilmu politik sebaiknya memiliki pemahaman tentang ilmu negara.

Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, Hukum tata
negara dan administrasi negara merupakan dua jenis hukum yang dapat dibedakan, yakni
hukum tata negara mengatur negara dalam keadaan diam, sedangkan hukum administrasi
negara mengatur negara itu dalam keadaan bergerak. Akan tetapi, kedua hukum tersebut
tidak dapat dipisahkan secara tajam. Hukum tata negara memberikan tugas dan wewenang,
fungsi, jabatan, badan-badan lembaga pemerintahan, sedangkan hukum administrasi negaa
bekerja ketika badan atau lembaga pemerintahan tersebut akan menjalankan tugas dan
wewenangnya.

Hukum tata negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan hukum administrasi
negara. Hukum tata negara memeberi tugas dan wewenang, jabatan pada badan pemerintahan
ketika di jalankan. Tugas dan wewenang secara ornanisatoris yang diperbolehkan dari hukum
tata negara akan dijalankan, aka hukum administrasi negara mengaturnya. Hukum
administrasi negara merupakan tindak lanjut dari hukum tata negara, artinya tugas dan
wewenang, fungsi, jabatan badan administrasi di jalankan diatur dalamm hukum administrasi
negara. Sebagaimana di katakan oleh Ten Berge, bahwa hukum administrasi negara adalah
sebagai perpanjangan dari hukum tata negara atau hukum sekunder dari hukum tata negara.
Walaupun hukum tata negara dan hukum administrasi negara meupakan jenis hukum yang
berbeda, namun tidak dapat dipisahkan secara tegas, karena keduanya mempunyai
keterkaitan yang sangat erat.

Hubungan mendasar antara hukum administrasi negara dan hukum tata negara melalui
pendekatan isi dan objeknya, maka dapat digambarkan bahwa hukum tata negara sebagai
suatu gabungan peraturan-peraturan yang mengadakan badan-badan hukum, yang memberi
kekuasaan kepada badan-badan yang tinggi dan rendah. Hukum tata negara memeperhatikan
negara dalam keadaan tidak bergerak (staat in rust) masih terbatas pada struktur dan
kewenangannya. Sedangkan hukum administrasi negara sebagai gabungan peraturan-
peraturan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah bila badan-badan
tersebut menggunakan kekuasaannya yang telah diberikan oleh hukum tata negara, oleh
karena itu hukum administrasi negara dikatakan memperhatikan negara dalam keadaan
bergerak (staat in beweging).

C. Sumber-sumber Hukum Tata Negara

Sumber hukum yang dianggap penting dalam ilmu hukum tata negara pada umumnya
adalah: UUD dan peraturan perundangan tertulis, Jurisprudensi peradilan, kebiasaan
ketatanegaraan (konvensi) dan Hukum Internasional tertentu.
Sumber Hukum Tata Negara UUD 1945.

1. Ketetapan MPR.

2. Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang.

3. Peraturan pemerintah.

4. Keputusan presiden.

5. Peraturan pelaksana lainnya.

6. Convention (konvensi ketatanegaraan) Traktat.

Sumber Hukum Tata Negara Materiil Sumber hukum tata negara materiil adalah
sumber yang menentukan isi kaidah hukum tata negara. Menurut Bagir Manan sebagaimana
dikutip Ni’matul Huda dalam Hukum Tata Negara Indonesia, sumber hukum tata negara
materiil ini terdiri atas :

1. Dasar dan pandangan hidup bernegara;


2. Kekuatan-kekuatan politik yang berpengaruh pada saat dirumuskannya kaidah hukum
tata negara.

Adapun, menurut Jimly Asshiddiqie dalam Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara,
sumber hukum tata negara materiil adalah Pancasila. Menurut Jimly, pandangan hidup
bangsa Indonesia tercermin dalam perumusan sila-sila Pancasila yang dijadikan falsafah
hidup bernegara. Sebagai sumber hukum materiil, Pancasila harus dilaksanakan oleh dan
dalam setiap peraturan hukum Indonesia. Sejalan dengan pendapat Jimly, Pasal 2 UU
12/2011 juga menegaskan bahwa Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.
Artinya, Pancasila merupakan sumber hukum materiil, termasuk dalam bidang hukum tata
negara.

Sumber Hukum Tata Negara Formil Konstitusi Menurut Jimly Asshiddiqie,


konstitusi adalah hukum dasar, norma dasar, dan sekaligus paling tinggi kedudukannya
dalam sistem bernegara.

1. Konstitusi
Konstitusi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu;
a. konstitusi dalam arti tertulis dan
b. konstitusi tidak tertulis.
2. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan menurut Jimly Asshiddiqie, adalah peraturan tertulis yang
berisi norma-norma hukum yang mengikat untuk umum, ditetapkan oleh legislator dan
regulator atau lembaga pelaksana undang-undang yang memiliki kewenangan delegasi
dari undang-undang untuk menetapkan peraturan tertentu.
3. Hukum Adat Ketatanegaraan
Hukum adat ketatanegaraan adalah hukum asli bangsa Indonesia di bidang
ketatanegaraan adat. Contoh: ketentuan mengenai swapraja, persekutuan-persekutuan
hukum kenegaraan asli seperti desa, gampong, dan mengenai peradilan agama.
4. Konvensi Ketatanegaraan
Menurut Bagir Manan, konvensi atau (hukum) kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum
yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan negara untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan menghidupkan atau mendinamisasi kaidah-kaidah hukum
perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan.
5. Yurisprudensi Ketatanegaraan
Yurisprudensi adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan mengenai persoalan
ketatanegaraan, yang setelah disusun secara teratur memberikan kesimpulan adanya
ketentuan hukum tertentu yang ditemukan atau dikembangkan oleh badan peradilan.
6. Hukum Perjanjian Internasional Ketatanegaraa
Hukum perjanjian internasional ketatanegaraan terdiri traktat(treaty) Yang telah
diratifikasi, perjanjian internasional yang diadakan pemerintah atau lembaga eksekutif
(executive agreement) dengan pemerintah lain yang tidak memerlukan ratifikasi, yang
menentukan segi hukum ketatanegaraan bagi masing-masing negara yang terikat di
dalamnya, dapat menjadi sumber hukum formal tata negara.
7. Doktrin Ketatanegaraan
Doktrin ketatanegaraan adalah ajaran-ajaran tentang hukum tata negara yang ditemukan
dan dikembangkan dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan
pemikiran seksama berdasarkan logika formal yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

DR. Sirajuddin, S.H.,M.H. “ Dasar-dasar Hukum Tata Negara Indonseia

A. Sakti Ramdhon Syah, “ Dasar-dasar Hukum Negara”, Makassar.

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.

Fajlurrahman Jurdi, “Hukum Tata Negara Indonesia”.

Daulat Nathanael Banjarnahor, Firinta Togatorop, Fathkul Muin, Agus Prihartono, Muhammad
Muslih ILMU NEGARA Juli 17, 2021.

Oleh Elidar Sari, “Ilmu Negara”.

Amin, S., & Kurniawan, G. F. (2018). Percikan Api Revolusi di Kampung Tulung Magelang
1945. Journal of Indonesian History.

Dedi Ismatullah,’’Refleksi Kehidupan Ketatanegaraan Di Negara Republik Indonesia’’.

Dwi Dasa Suryantoro, Mohsi, Edi, Ida Musofiana “Hukum Tata Negara Indonesia Oleh
Wagiman”.

Aminoto, S. H. (n.d.-a). Konsep Ilmu Negara.

Zamroni, M. (2021). Hukum Administrasi Negara. Delta Pijar Khatulistiwa.

Teuku Saiful Bahri ”Hukum Tata Negara dan Hukum Admnistrasi Negara dalam Tataran
Reformasi”.

Ni’matul Huda. Hukum Tata Negara Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Anda mungkin juga menyukai