ALYA FARISA
2010112184
Fakultas Hukum
Universitas Andalas
Padang
2021
A. PENGERTIAN
1. ISTILAH
Hukum Tata Negara (HTN) disebut juga Hukum Negara (Staatsrecht), yang
berartiHTN dalam arti luas (Staatsrecht in ruimere zin). Penggunaan istilah Hukum
Negara dimaksudkan untuk membedakan arti HTN dalam arti sempit (Staatsrecht in
engere zin).
HTN dalam arti luas atau Hukum Negara termasuk di dalamnya Hukum
Administrasi Negara (HAN) atau Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) atau Hukum Tata
Pemerintahan. Sedangkan HTN dalam arti sempit meliputi HTN itu sendiri, yaitu Hukum
Tata Negara suatu neagara tertentu yang berlaku pada waktu tertentu (HTN positif suatu
negara).
Van Maarseven memberikan proposi pada istilah HTN dalam dua bagian, yatu
HTN sebagai Hukum Positif (het positieve recht) dan penelaahan pengetahuan yang ada
hubungannya dengan hal tersebut. Pendapat ini didasarkan pada kesatuan makna, bahwa
HTN merupakan pangkal tolak untuk mendekati disiplin hukum yang lain, karena
menyangkut pemahaman mengenai Hukum Dasar Negara sebagai hukum yang tertinggi.
ARTI LUAS :
1.Berdasarkan
Hukum Tatapendapat
Usaha Negara atau ARTI SEMPIT :
Van Maarseven dapatlah disimpulkan bahwa HTN
Hukum Administrasi Negara. Hukum Tata Negara saja.
merupakan basic law dan mencakup bidang Hukum yang luas, sehingga memerlukan
2. Hukum Tata Negara
pendekatan secara lintas bidang dan lintas disiplin.
Penyebutan HTN berbeda-beda disetiap negara, di Inggris pada umumnya
digunakan adalah Constitutional Law. Sedangkan di Perancis digunakan istilah Droit
Constitutionel dan untuk Jerman menggunakan istilah Verfassungsrecht.
2. DEFINISI
Pada dasarnya definisi ini merupakan tindak lanjut dari definisi pertama,
tetapi lebih meluaskan lagi pada hubungan antara objek kajian.
Sementara itu Paton mendefinisikan HTN hanya dapat dilihat dari alat
perlengkapan negara, tugas dan wewenangnya. M. Soli Lubis merumuskan HTN
sebagai seperangkat peraturan mengenai bentuk susunan negara, alat
perlengkapannya, tugas-tugas dan hubungan diantara alat-alat perlengkapan.
Dari pendapat para ahli hukum di atas dapat disimpulkan bahwa HTN
pada dasarnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur organisasi negara dari
tingkat atas sampai bawah, struktur, tugas dan wewenang alat perlengkapan
negara, hubungan antar perlengkapan tersebut secara hirarki maupun horizontal,
wilayah negara, kedudukan warga negara serta hak-hak asasinya.
Selain keempat pendekatan diatas, HTN juga memperhatikan teknik dan metode
pemikiran scientific, terutama karena kemajuan teknologi telah mempengaruhi
pertumbuhan ilmu sosial dan hukum. Masalah menyangkut “kekangan hukum” dan
aktivitas hukum yang berkaitan dengan disiplin hukum dan non-hukum telah mengambil
alih sebagagian mekanisme konsepsional bagi para ahli di bidang HTN. Seperti misalnya
masalah kependudukan, lingkungan, ruang angksa, pembangunan ekonomi, kemajuan
lalu lintas, kesehatan masyarakat, hak milik industri, kekayaan di laut dan dasar laut,
penemuan baru di bidang teknologi dan sebagainya. Sehubung dengan hal ini lahirlah
penerapan metode kuantitatif dalam hukum, yaitu jurismetrics dan bantuan saksi ahli
dalam semua bentuk pemeriksaan akan menjadi unur yang esensial.
Produk-produk hukum sebagai objek HTN mengandung unsur dinamika yang erat
hubungannya dengan gerak dan kebutuhan individu dalam masyarakat dan pertumbuhan
organisasi Negara. Hubungan timbal balik antara hukum dan kenyataan masyarakat
memerlukan analisa terhadap peranan hukum dalam mendorong terjadinya perubahan
sosial. Disini pembaruan sistem akan mendorong terjadinya perubahan dalam
masyarakat.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hukum merupakan refleksi dan sebaliknya juga
memengaruhi arah dari perubahan sosial, karena hukum bukan saja gejala dari
masyarakat, tapi merupakan unsur dari masyarakat. Dimana ada hukum, disitu ada
masyarakat.