Anda di halaman 1dari 8

Hubungan HTN dan HAN

Pertemuan Pertemuan 2

Materials PERTEMUAN 2.pdf

Status Materi Materi

Tugas

Status Tugas Not started

Date @September 27, 2023

Reviewed

PENGANTAR
1. Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa isHlah yang digunakan untuk menyebut Hukum
Administrasi Negara (HAN). Misalnya ada yang menggunakan isHlah Hukum Tata Pemerintahan
(HTP), dan ada juga yang menggunakan isHlah Hukum Tata Usaha Negara (HTUN).

2. Meskipun dalam ruang penyebutan isHlah yang berbeda, namun dalam perkembangan
selanjutnya pemakaian isHlah untuk bidang ilmu hukum ini diganH lagi menjadi isHlah HAN,
setelah sebelumnya sempat menggunakan isHlah HTP pada tahun 1972 atas dasar Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor
198/U/1972 tentang Pedoman Kurikulum Minimal.

3. HAN menguji hubungan hukum isHmewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat
administrasi Negara melakukan tugas isHmewa mereka (definisi Logemann).

4. Administrasi Negara diberitugas mengatur kepenHngan umum, misalnya kesehatan


masyarakat, pengajaran, dan lain-lain. Agar alat-alat perlengkapan Negara, dalam hal ini organ
Administrasi Negara dapat menjalankan tugas menyelenggarakan kesejahteraan umum secara
baik, maka Administrasi Negara memerlukan kemerdekaan untuk berHndak atas inisiaHf

Hubungan HTN dan HAN 1


sendiri terutama dalam menyelesaikan masalah-masalah penHng yang Hmbul dengan
sekonyongkonyong, yang peraturan penyelesaiannya belum ada, atau belum dibuat oleh badan
legislaHf. Kemerdekaan tersebut disebut Freies Ermessen.

5. Mempelajari HAN pada suatu negara 4dak akan terlepas akan struktur suatu negara.
Struktur dimaksud yaitu ada kekuasaan dalam negara.

6. Struktur kekuasaan negara juga sangat tergantung kepada:

a. Bentuk Negara; dan

b. Bentuk Pemerintahan (dan variannya)

7. Bentuk negara terdiri atas:

a. Bentuk negara Kerajaan;

b. Bentuk negara non Kerajaan.

8. Bentuk pemerintahan terdiri dari:

a. Pemerintahan yang dijalankan oleh 1 Pimpinan negara, bisa Presiden atau


Raja;

b. Pemerintahan yang dijalankan oleh Pemimpin negara, yaitu jalannya negara dipegang oleh:
i. Raja dan Perdana Menteri; ii. Perdana

Menteri dan Presiden; iii. Raja, Perdana

Menteri dan Presiden

9. Struktur dalam negara juga Hdak terlepas dari Lembaga mana saja yang berkuasa dalam negara

10. Lembaga yang berkuasa dalam negara tergantung kepada tata ruang kekuasaan, baik kekuasan
absolut atau kekuasaan yang mempunyai cabang2 kekuasaan.

11. Ciri kekuasaan absolut dapat dilihat dari:

a. Negara yang mempunyai bentuk negara Kerajaan;

b. Negara yang mempunyai satu kekuasaan dalam negara, baik dalam bentuk satu partai
poliHk atau adanya “tangan besi” yang dijalankan oleh satu orang.

12. Ciri kekuasaan atas cabang2 kekuasaan dapat dilihat dari:

a. Kekuasaan yang Hdak terbagi atau dipisahkan;

b. Kekuasaan yang dibagi atau Pembagian Kekuasaan;

c. Kekuasaan yang dipisahkan atau Pemisahan Kekuasaan.

Hubungan HTN dan HAN 2


PANDANGAN PAKAR DAN AHLI TERHADAP
HUBUNGAN HTN DAN HAN
Van Vollenhoven:

HTN: Keseluruhan peraturan hukum yang membentuk alat perlengkapan Negara dan menentukan
kewenangan alat-alat perlengkapan Negara tersebut,

HAN: Keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan Negara, baik Hnggi maupun
rendah keHka alat-alat itu akan menggunakan kewenangan ketatanegaraan.

Oppenheim:

HTN memperhaHkan negara dalam keadaan Hdak bergerak (staat in rust). HAN memperhaHkan
negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging).

DEFINISI HUKUM TATA NEGARA


1. Perkataan Hukum Tata Negara (HTN) berasal dari kata hukum, tata dan negara.

2. Hukum diarHkan sebagai peraturan-peraturan mengenai Hngkah laku orang didalam masyarakat
yang mempunyai sanksi yang dipaksakan.

3. Tata disebut pengaturan dan pengelolaan.

4. Negara adalah organisasi terHnggi diantara satu kelompok atau beberapa kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.

5. Para pakar hukum memiliki beberapa defenisi, tergantung sudut pandang mana ia diHnjau

Definisi HTN Di5njau dari Ruang Lingkup Objek Kajian


1. HTN dalam konsep ini lebih menekankan pada objek mana yang menjadi pokok kajian dalam
HTN itu sendiri.

2. Van Vollenhoven (Belanda) dalam bukunya “Staatrecht Over Zee” menyatakan: HTN adalah
hukum yang mengatur semua masyarakat, hukum Hngkat atas sampai bawah, yang selanjutnya
menentukan wilayah lingkungan rakyatnya, menentukan badan-badan yang berkuasa,
berwenang dan fungsinya dalam lingkungan masyarakat hukum tersebut.

3. Paul Scholten (Belanda), dalam bukunya “Staatrecht, Algement


Deel”, mendefinisikan, bahwa HTN adalah hukum yang mengatur organisasi negara atau
organisasi dari suatu negara.

4. Van der Pot (Belanda), dalam bukunya “Handboek van de Nederlans Staatrecht”, mendefinisikan
HTN sebagai peraturan yang menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenangnya
masing-masing, hubungannya dengan individu-individu (kegiatannya).

Hubungan HTN dan HAN 3


5. AN Dicey (Inggris) dalam bukunya “An Introduc>on to the Study of the Law of the Cons>tu>on,
bahwa HTN pada dasarnya meniHk beratkan pada pembagian kekuasaan dalam negara dan
pelaksanaan yang terHnggi dalam suatu negara.

6. James J. Robin (USA) menyatakan, HTN pada dasarnya membahas organisasi negara dan organ-
organ atau alat-alat perlengkapan negara, susunan, fungsi dan wewenang serta hubungannya
satu sama lain

Kedudukan HAN dengan HTN


1. Menurut teori Residu, HAN adalah bagian dari HTN dalam arH luas. HAN merupakan HTN dalam
arH luas dikurangai dengan HTN dalam arH sempit (teori residu).

2. Ada dua golongan yang mempunyai pendapat tentang hubungan kedua bidang ilmu hukum ini
yaitu :

a. Golongan pertama yang berpendapat bahwa antara HAN dan HTN Hdak terdapat perbedaan
yang hakiki atau Hdak terdapat perbedaan yuridis yang prinsipil. Pendapat ini pada
umumnya dianut oleh para sarjana hukum di Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-
negara sosialis.

Prins berpendapat bahwa HTN mengenai hal yang pokok seperH dasar susunan negara
yang langsung mengenai seiap warga negara, sedangkan HAN mengenai peraturan teknis

Prajudi : Hdak ada perbedaan-perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dan HTN.

HTN diarHkan sebagai hukum konsHtusi negara secara keseluruhan yang menyoroH hukum
dasar daripada negara secara keseluruhan

HAN : meniHk beratkan perhaHan kita secara khas atau khusus kepada administrasi saja
daripada negara. Jadi, administrasi merupakan salah satu bab yang terpenHng dalam
konsHtusi negara disamping legislasi dan yudikasi.
HAN sebagai suatu pengkhususan atau spesialisasi belaka dari salah satu bagian daripada
HTN, yakni bagian hukum mengenai administrasi daripada negara

Prayudi membedakan HAN dan HTN adalah : a. kesatuan obyek studi b.


metodologi pengkajian.

b. Golongan kedua yang mengatakan bahwa:

Terdapat perbedaan yang hakiki antara atara HAN dan HTN. Pendapat ini banyak dianut di
negara Belanda yang kemudian di ikuH oleh Sarjana Hukum Indonesia.

Para ahli hukum itu antara lain :

Oppenheim :

HTN adalah : keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengadakan alat-alat perlengkapan


negara (APN) dan mengatur kekuasaannya (negara dalam keadaan Hdak bergerak).

Hubungan HTN dan HAN 4


HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat badan- badan negara baik
yang Hnggi maupun yang rendah jika badan- badan itu mulai menggunakan wewenangnya
yang ditentukan dalam HTN (negara dalam keadaan bergerak) Van Vollenhoven:

HTN berbicara tentang distribusi kekuasaan-kekuasaan negara, HAN adalah hukum


mengenai pelaksanaan atau penggunaan daripada kekuasaankekuasaan atau kewenangan-
kewenangan tersebut. HAN melipuH seluruh kegiatan negara dalam arH luas, jadi Hdak
hanya terbatas pada tugas pemerintahan dalam arH sempit saja, tetapi juga melipuH tugas
peradilan, polisi dan tugas pembuat peraturan.

Badan-badan negara tanpa HTN itu bagaikan tanpa sayap, karena badanbadan itu Hdak
mempunyai wewenang sehingga keadaannya Hdak menentu

Sebaliknya badan-badan negara tanpa adanya HAN menjadi bebas tanpa batas, karena
mereka dapat berbuat menurut apa yang mereka inginkan.

Logemann,

HTN dalam arH sempit melipuH :

1. persoonsleer yaitu yang mengenai persoon dalam arH hukum yang melipuH hak dan
kewajiban manusia, personifikasi, pertanggujawaban, lahir dan hilangnya hak dan
kewajiban tersebut, hak organisasi, batasanbatasan dan wewenang.

2. Gebiedsleer, yaitu yang menyangkut wilayah atau lingkungan dimana hukum itu berlaku
dan yang termasuk dalam lingkungan itu adalah waktu, tempat dan manusia atau
kelompok dan benda

HAN melipuH :

1. ajaran mengenai hubungan hukum.

2. mempelajari jenisnya, bentuk serta akibat hukum yang dilakukan oleh para pejabat
dalam melakukan tugasnya

Sri Soemantri (Unpad, 1999)

Hubungan HTN dan HAN adalah sebagai berikut :

HTN mempelajari Negara dalam keadaan diam;

HTN dengan meminjam isHlah kedokteran di ibaratkan anatomi,

HTN berkenaan dengan pembuatan kebijakan,

HAN mempelajari negara dalam keadaan bergerak

HAN diibaratkan dengan fisiologi (ilmu faal)

HAN sebagai pelaksanaan kebijaka

Hubungan HTN dan HAN 5


MAKNA HUKUM ANTARA: HUBUNGAN, HTN ,
DAN HAN
1. KonkriHsasi hukum atas 3 kosa kata, Hubungan, HTN dan HAN.

2. HTN dan HAN merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan hukum.

3. Sebagai cabang ilmu pengetahuan ilmu hukum, maka HTN dan HAM merupakan hukum yang
bersifat MATERIAL sesuai dengan makna hukum dari HTN dan HAN itu sendiri.

4. Makna hukum dari kata HUBUNGAN, yaitu sebagai sisi FORMIL dari hukum bagi HTN dan HAN.

5. Hubungan sebagai sisi formil ingin memberikan arah dan hubungan antara 2 hukum material
HTN dan HAN.

6. Dalam teori, HAN bertumpu pada HTN suatu negara.

7. Dalam praktek, bagaimana HAN memberikan implementasi HTN, atau HAN sebagai dasar untuk
mengeksekusi kekuasaan dalam negara.

8. Di sisi lain, Hdak selama HTN sebagai cabang ilmu hukum dapat diHndaklanjuH dengan HAN. Hal
ini dikarenakan eksekusi atas HTN dilaksanakan oleh orang yang mempunya kekuasaan dalam
negara sesuai dengan kekuasaan itu sendiri dan cabang dari kekuasaan.

9. Makna HUBUNGAN atas HTN dan HAN, yaitu

a. adanya korelasi yang jelas secara hukum, baik HTN yang akan diikuH dengan HAN;

b. bagaimana HTN dapat berdiri sendiri untuk negara tanpa diikuH HAN sesuai dengan
kepenHngan negara melalui orang yang berkuasa;

c. Bagaimana HAN dapat mengatur lebih lanjut HTN sesuai dengan:


i. kekuasaan dalam negara, ii. jenis kekuasaan, iii. Materi hukum

yang diatur dan bersifat administraHve; iv. Lembaga yang

mengeluarkan surat administrasi;

v. Pejabat yang bertanggungjawab atas Lembaga tersebut.

STUDI HTN DAN HAN DI INDONESIA


1. Indonesia juga mengadopsi HTN, HAN dan Hubungan HTN dengan HAN.

2. HTN di Indonesia mempelajari:

a. Wilayah yang ada di Indonesia;

b. Daratan sebagai wilayah Indonesia;

c. Lautan sebagai wilayah Indonesia

Hubungan HTN dan HAN 6


d. Udara sebagai wilayah Indonesia

e. Orang2 dalam wilayah Indonesia;

f. Kekuatan yang dimiliki orang dalam wilayah Indonesia;

g. Kedaulatan atas wilayah di Indonesia;

h. Orang yang berkuasa di Indonesia;

i. Bentuk negara Indonesia;

j. Bentuk pemerintahan Indonesia;

k. Kekuasaan negara di Indonesia;

l. Cabang kekuasaan negara di Indonesia.

3. HAN di Indonesia mempelajari:


Pengadministrasian atas HTN di Indonesia (lihat angka 2), dalam bentuk:

1. Melihat urutan2 dari seHap buHr2 dalam angka 2, dari awal sampai akhir;

2. Fakta yang mendukung angka 1);

3. BukH yang mendukung angka 1);

4. Membuat dasar hukum atas ketentuan angka 1) dan/atau angka 2) sebagai bukH
adanya KepasHan Hukum;

5. Membuat bukH hukum atas ketentuan angka 4) sebagai bukH KepasHan Hukum;

6. MemasHkan bentuk “surat administrasi negara” lanjutan atas angka 5);

7. MemasHkan kekuasaan yang menerima pengadministrasian atas angka

8. Mengetahui orang yang berkuasa atas angka 7);

9. MemasHkan untuk siapa surat administrasi negara ditujukan;

10. Mengetahui kekuatan atas angka 4) dan angka 5) untuk mencegah terjadinya hukum
negaHve (konflik, sengketa, kasus atau perkara);

11. Membuka ruang adanya keadilan hukum bagi orang dan warga negara apabila terjadi
angka 10;

12. Membuat “koreksi hukum” yang diperlukan apabila ada dasar hukum atau bentuk
hukum perlu “dikoreksi” berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara.

13. MemasHkan “surat administrasi negara” berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan
dari surat administrasi tersebut;

Hubungan HTN dan HAN 7


14. Memberikan kewenangan orang yang berkuasa atau orang yang disebutkan sebagai
pihak atribusi untuk melaksanakan surat administrasi yang diamanatkan dalam
peraturan lebih Hnggi;

15. Orang yang berkuasa dapat memberikan pelimpahan kewenangan kepada orang di
bawahnya untuk membuat “surat administrasi negara ” dan melaksanakan surat
administrasi

16. Orang yang berkuasa angka 15 dapat memberikan mandat kepada orang dibawahnya
untuk melaksanakan surat administrasi negara yang dibuatnya;

17. PengganH orang yang berkuasa angka 15, dapat menguji surat administrasi yang dibuat
oleh pendahulunya;

18. PengganH orang yang berkuasa angka 15, dapat merubah atau mengganH surat
administrasi yang dibuat oleh pendahulunya;

19. Orang yang berkuasa angka 15 dan angka 17 dapat membuat kebijakan atas surat
administrasi negara yang dibuatnya kepada orang2 tertentu;

20. Orang yang berkuasa angka 15 dan angka 17 dapat memberikan kebijakan kepada
orang yang mendapat surat administrasi yang telah dibuatnya.

Hubungan HTN dan HAN 8

Anda mungkin juga menyukai