Pertemuan Pertemuan 2
Tugas
Reviewed
PENGANTAR
1. Dalam cabang ilmu hukum, ada beberapa isHlah yang digunakan untuk menyebut Hukum
Administrasi Negara (HAN). Misalnya ada yang menggunakan isHlah Hukum Tata Pemerintahan
(HTP), dan ada juga yang menggunakan isHlah Hukum Tata Usaha Negara (HTUN).
2. Meskipun dalam ruang penyebutan isHlah yang berbeda, namun dalam perkembangan
selanjutnya pemakaian isHlah untuk bidang ilmu hukum ini diganH lagi menjadi isHlah HAN,
setelah sebelumnya sempat menggunakan isHlah HTP pada tahun 1972 atas dasar Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Desember 1972 Nomor
198/U/1972 tentang Pedoman Kurikulum Minimal.
3. HAN menguji hubungan hukum isHmewa yang diadakan dan yang memungkinkan para pejabat
administrasi Negara melakukan tugas isHmewa mereka (definisi Logemann).
5. Mempelajari HAN pada suatu negara 4dak akan terlepas akan struktur suatu negara.
Struktur dimaksud yaitu ada kekuasaan dalam negara.
b. Pemerintahan yang dijalankan oleh Pemimpin negara, yaitu jalannya negara dipegang oleh:
i. Raja dan Perdana Menteri; ii. Perdana
9. Struktur dalam negara juga Hdak terlepas dari Lembaga mana saja yang berkuasa dalam negara
10. Lembaga yang berkuasa dalam negara tergantung kepada tata ruang kekuasaan, baik kekuasan
absolut atau kekuasaan yang mempunyai cabang2 kekuasaan.
b. Negara yang mempunyai satu kekuasaan dalam negara, baik dalam bentuk satu partai
poliHk atau adanya “tangan besi” yang dijalankan oleh satu orang.
HTN: Keseluruhan peraturan hukum yang membentuk alat perlengkapan Negara dan menentukan
kewenangan alat-alat perlengkapan Negara tersebut,
HAN: Keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan Negara, baik Hnggi maupun
rendah keHka alat-alat itu akan menggunakan kewenangan ketatanegaraan.
Oppenheim:
HTN memperhaHkan negara dalam keadaan Hdak bergerak (staat in rust). HAN memperhaHkan
negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging).
2. Hukum diarHkan sebagai peraturan-peraturan mengenai Hngkah laku orang didalam masyarakat
yang mempunyai sanksi yang dipaksakan.
4. Negara adalah organisasi terHnggi diantara satu kelompok atau beberapa kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat.
5. Para pakar hukum memiliki beberapa defenisi, tergantung sudut pandang mana ia diHnjau
2. Van Vollenhoven (Belanda) dalam bukunya “Staatrecht Over Zee” menyatakan: HTN adalah
hukum yang mengatur semua masyarakat, hukum Hngkat atas sampai bawah, yang selanjutnya
menentukan wilayah lingkungan rakyatnya, menentukan badan-badan yang berkuasa,
berwenang dan fungsinya dalam lingkungan masyarakat hukum tersebut.
4. Van der Pot (Belanda), dalam bukunya “Handboek van de Nederlans Staatrecht”, mendefinisikan
HTN sebagai peraturan yang menentukan badan-badan yang diperlukan serta wewenangnya
masing-masing, hubungannya dengan individu-individu (kegiatannya).
6. James J. Robin (USA) menyatakan, HTN pada dasarnya membahas organisasi negara dan organ-
organ atau alat-alat perlengkapan negara, susunan, fungsi dan wewenang serta hubungannya
satu sama lain
2. Ada dua golongan yang mempunyai pendapat tentang hubungan kedua bidang ilmu hukum ini
yaitu :
a. Golongan pertama yang berpendapat bahwa antara HAN dan HTN Hdak terdapat perbedaan
yang hakiki atau Hdak terdapat perbedaan yuridis yang prinsipil. Pendapat ini pada
umumnya dianut oleh para sarjana hukum di Perancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-
negara sosialis.
Prins berpendapat bahwa HTN mengenai hal yang pokok seperH dasar susunan negara
yang langsung mengenai seiap warga negara, sedangkan HAN mengenai peraturan teknis
Prajudi : Hdak ada perbedaan-perbedaan yuridis prinsipiil antara HAN dan HTN.
HTN diarHkan sebagai hukum konsHtusi negara secara keseluruhan yang menyoroH hukum
dasar daripada negara secara keseluruhan
HAN : meniHk beratkan perhaHan kita secara khas atau khusus kepada administrasi saja
daripada negara. Jadi, administrasi merupakan salah satu bab yang terpenHng dalam
konsHtusi negara disamping legislasi dan yudikasi.
HAN sebagai suatu pengkhususan atau spesialisasi belaka dari salah satu bagian daripada
HTN, yakni bagian hukum mengenai administrasi daripada negara
Terdapat perbedaan yang hakiki antara atara HAN dan HTN. Pendapat ini banyak dianut di
negara Belanda yang kemudian di ikuH oleh Sarjana Hukum Indonesia.
Oppenheim :
Badan-badan negara tanpa HTN itu bagaikan tanpa sayap, karena badanbadan itu Hdak
mempunyai wewenang sehingga keadaannya Hdak menentu
Sebaliknya badan-badan negara tanpa adanya HAN menjadi bebas tanpa batas, karena
mereka dapat berbuat menurut apa yang mereka inginkan.
Logemann,
1. persoonsleer yaitu yang mengenai persoon dalam arH hukum yang melipuH hak dan
kewajiban manusia, personifikasi, pertanggujawaban, lahir dan hilangnya hak dan
kewajiban tersebut, hak organisasi, batasanbatasan dan wewenang.
2. Gebiedsleer, yaitu yang menyangkut wilayah atau lingkungan dimana hukum itu berlaku
dan yang termasuk dalam lingkungan itu adalah waktu, tempat dan manusia atau
kelompok dan benda
HAN melipuH :
2. mempelajari jenisnya, bentuk serta akibat hukum yang dilakukan oleh para pejabat
dalam melakukan tugasnya
2. HTN dan HAN merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan hukum.
3. Sebagai cabang ilmu pengetahuan ilmu hukum, maka HTN dan HAM merupakan hukum yang
bersifat MATERIAL sesuai dengan makna hukum dari HTN dan HAN itu sendiri.
4. Makna hukum dari kata HUBUNGAN, yaitu sebagai sisi FORMIL dari hukum bagi HTN dan HAN.
5. Hubungan sebagai sisi formil ingin memberikan arah dan hubungan antara 2 hukum material
HTN dan HAN.
7. Dalam praktek, bagaimana HAN memberikan implementasi HTN, atau HAN sebagai dasar untuk
mengeksekusi kekuasaan dalam negara.
8. Di sisi lain, Hdak selama HTN sebagai cabang ilmu hukum dapat diHndaklanjuH dengan HAN. Hal
ini dikarenakan eksekusi atas HTN dilaksanakan oleh orang yang mempunya kekuasaan dalam
negara sesuai dengan kekuasaan itu sendiri dan cabang dari kekuasaan.
a. adanya korelasi yang jelas secara hukum, baik HTN yang akan diikuH dengan HAN;
b. bagaimana HTN dapat berdiri sendiri untuk negara tanpa diikuH HAN sesuai dengan
kepenHngan negara melalui orang yang berkuasa;
1. Melihat urutan2 dari seHap buHr2 dalam angka 2, dari awal sampai akhir;
4. Membuat dasar hukum atas ketentuan angka 1) dan/atau angka 2) sebagai bukH
adanya KepasHan Hukum;
5. Membuat bukH hukum atas ketentuan angka 4) sebagai bukH KepasHan Hukum;
10. Mengetahui kekuatan atas angka 4) dan angka 5) untuk mencegah terjadinya hukum
negaHve (konflik, sengketa, kasus atau perkara);
11. Membuka ruang adanya keadilan hukum bagi orang dan warga negara apabila terjadi
angka 10;
12. Membuat “koreksi hukum” yang diperlukan apabila ada dasar hukum atau bentuk
hukum perlu “dikoreksi” berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara.
13. MemasHkan “surat administrasi negara” berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan
dari surat administrasi tersebut;
15. Orang yang berkuasa dapat memberikan pelimpahan kewenangan kepada orang di
bawahnya untuk membuat “surat administrasi negara ” dan melaksanakan surat
administrasi
16. Orang yang berkuasa angka 15 dapat memberikan mandat kepada orang dibawahnya
untuk melaksanakan surat administrasi negara yang dibuatnya;
17. PengganH orang yang berkuasa angka 15, dapat menguji surat administrasi yang dibuat
oleh pendahulunya;
18. PengganH orang yang berkuasa angka 15, dapat merubah atau mengganH surat
administrasi yang dibuat oleh pendahulunya;
19. Orang yang berkuasa angka 15 dan angka 17 dapat membuat kebijakan atas surat
administrasi negara yang dibuatnya kepada orang2 tertentu;
20. Orang yang berkuasa angka 15 dan angka 17 dapat memberikan kebijakan kepada
orang yang mendapat surat administrasi yang telah dibuatnya.