Disusun Oleh
Fakultas : Hukum
NIM : 200701007
2020 / 2021
Istilah dan Pengertian
Dalam perkembangannya terdapat berbagai istilah penyebutan yang dipergunakan untuk mendalami
ilmu ini. Di antara istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
Perbedaan-perbedaan istilah tersebut tidak membedakan obyek studi dari ilmu ini, karena meski
istilah yang dipakai berbeda namun obyek kajian tetap sama.
Pengertian Administrasi
Administrasi dalam artian sempit adalah segala kegiatan tulis menulis, catat mencatat, surat menyurat,
ketik mengketik serta penyimpanan dan pengurusan masalah-masalah yang hanya bersifat teknis
ketata-usahaan belaka. Dalam artian ini menyamakan pengertian administrasi dengan tata usaha.
Maka kegiatan tata usaha itu hanyalah sebagian dari kegiatan administrasi.
Dimock & Dimock mengatakan bahwa Administrasi dalam artian luas adalah; “aktivitas-aktivitas
negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” Leanord D.
White mengatakan Adminsitrasi adalah; “suatu proses yang umumnya terdapat pada semua usaha
kelompok, negara, swasta, sipil atau militer. Mencakup usaha yang besar maupun yang kecil.” CST
Kansil mengartikan Administrasi adalah;
Pengertian Pemerintah dalam arti sempit adalah sebagai organ/alat perlengkapan negara yang
diserahi tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-undang. Dalam hal ini maka hanya
mencakup badan Eksekutif saja.
Dalam arti luas pemerintah adalah semua organ/bagan di dalam tiga cabang kekuasaan
Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Secara arti luas tugas pemerintah itu terbagi ke dalam
empat funsi yaitu; Pembentuk undang-undang (legislasi), pelaksana/pemerintah, polisi dan
penegak keadilan.
Perbedaan Pembentukan HAN dengan Ilmu Hukum lain
Pembentuk
Penduduk/Rak
Undang-
yat
Undang
Hakim
Penduduk/Rak
(Yurisprudensi
yat
)
B. Hukum Pidana
Rakyat/Pendud
Pembentuk UU
uk
Hakim
Rakyat/Pendud
(Yurisprudensi
uk
)
C. Hukum Administrasi Negara
Penetapa Penduduk
Penguasa
n Sepihak /Rakyat
Perlindun
Penduduk
Penguasa gan
/Rakyat
Hukum
Terdapat perbedaan prinsip-prinsip yang membedakan HTN dan HAN di dalam cabang ilmu hukum
menurut para ilmuan hukum. Namun ada konsepsi yang sama menurut para ahli hukum tentang
keduanya. Yaitu:
• Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang sifatnya sangat penting/fundamental. Yakni
berkaitan dengan dasar-dasar dari negara dan berhubungan langsung dengan warga negara.
• Hukum Administrasi Negara lebih menitikberatkan pada hal-hal yang teknis saja.
• HTN mengkaji negara dalam keadaan “diam”. Karena HTN merupakan sekumpulan
peraturan hukum yang membuat struktur alat-alat kelengkapan (lembaga-lembaga) negara dan
atuan-aturan yang memberi weweanng kepada lembaga-lembaga negara, serta membagikan
tugas pekerjaan pemerintah dari pusat hingga daerah.
• HAN mengkaji negara dalam keadaan “bergerak”. Karena HAN merupakan sekumpulan
peraturan hukum yang mengatur lembaga-lembaga negara dari tingkat pusat hingga daerah
ketika menjalankan wewenangnya yang diberikan oleh HTN.
Di dalam Ilmu Hukum terdapat pembagian Hukum kedalam dua macam yaitu Hukum Privat
(Sipil) dan Hukum Umum (Publik).
Hukum Publik: Hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan warga negaranya.
Yang termasuk di sini adalah; Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, dan Hukum Administrasi
Negara.
Hukum Privat: Hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dengan warga negara
lainnya. Yang termasuk dalam kategori ini adalah; Hukum Perdata.
“Maka oleh sebab itu HAN termasuk di dalam ranah Hukum Publik, karena berisi
peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum yang
dimaksud adalah kepentingan nasional, masyarakat dan negara.”
Aspek Hukum dan Landasan
Hukum Administrasi Negara
Berbicara aspek hukum (normatif) dari HAN maka kita akan dibawa pada pembahasan
tentang negara dan tugas-tugas pemerintahan. Sondang P. Siagian di dalam buku Pokok-
Pokok Hukum Administrasi Negara yang ditulis oleh Moh. Mahfud MD dan S.F. Marbun
mengatakan ada tiga bentuk negara yang mempunyai peran dan fungsi berbeda bagi
pemerintahan. Yaitu; Political State (kekuasaan dipegang oleh raja sebagai pemerintah),
Legal State (pemerintah hanya sebagai pelaksana peraturan), dan Welfare State (tugas
pemerintah diperluas untuk menjamin kesejahteraan umum).
1. Political State
Pada masa ini seluruh model pemerintahan dalam kerajaan tidak mengenal adanya pembagian
kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) seperti sekarang ini. Jadi pada masa abad
pertengahan ini kekuasaan raja amatlah luas sehingga menguasai ketiga cabang kekuasaan
tersebut. Bentuk negara semacam ini juga dikenal denga istilah pemusatan kekuasaan dalam
satu pihak, dalam hal ini adalah raja.
2. Legal State
Pada era ini, bentuk negara telah dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran tentang pemisahan
kekuasaan. John Locke membagi kekuasaan pada tiga macam yaitu kekuasaan legislatif
(membuat undang-undang), eksekutif (pelaksanaan undang-undang atau pemerintah), dan
kekuasaan federatif (keamanan dan hubungan luar negeri). Berbeda dengan Locke,
Montesquieue membagi kekuasaan negara ke dalam kekuasaan legislatif (membuat undang-
undang), eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan yudikatif (mengadili pelanggaran
terhadap undang-undang). Teori Montesquieu ini yang kemudian dikenal sebagai teori Trias
Politika dan lebih dbanyak digunakan hingga saat ini.
Di dalam konsep Legal State, disamping porsi tugas pemerintah yang lebih sempit
dikarenakan adanya pembagian kekuasaan tadi, tugas pemerintah juga bersifat pasif. Artinya
negara hanya sebagai penjamin terpenuhinya berbagai keinginan rakyat yang telah disepakati
bersama melalui pemilihan secara demokratis-liberal.
Istilah lain dari penyebutan konsep negara macam ini adalah negara pluralis dan negara
hukum formal.
Di dalam Hukum Administrasi Negara, yang menjadi landasan atau dasar terselenggaranya
HAN tersebut adalah suatu pemerintahan. Di dalam konteks Indonesia, maka yang menjadi
landasan adalah pemerintahan di Indonesia itu sendiri (Negara Hukum Indonesia). Indonesia
di dalam stuktur ketatanegaraan dan pemerintahannya juga menganut konsep trias politika
yang membagi kekuasaan pada tiga cabang yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun
yang menjadi pembeda adalah, terdapat kekhasan tersendiri dari sistem ketatanegaraan
Indonesia yang menyebabkan tidak dianut seluruhnya konsep trias politika tersebut. Kekhasan
yang dimiliki oleh sistem ketatanegaraan Indonesia adalah adanya praktek kerjasama dan atau
saling berkaitan antara tiga cabang kekuasaan yang ada. Hal ini kemudian yang disebut
dengan mekanisme checks and balances.
Bukti dari praktek mekanisme checks and balances di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
adalah dapat dilihat dalam proses pembentukan undang-undang (kekuasaan legislasi).
• Presiden dan DPR bersama-sama membahas dan menyetujui undang-undang (Pasal 20 ayat
(2) UUD NRI 1945)
• Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dapat masuk ke dalam ranah perundang-
undangan dengan melakukan uji materiil (judicial review) lihat Pasal 24C ayat (1) dan 24A
ayat (1) UUD NRI 1945
Negara Hukum Indonesia Sebagai Landasan HAN
Secara jelas Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 telah mengatakan Indonesia adalah negara
hukum. Jika kita lihat secara filosofis, maka semangat dari konstitusi Indonesia adalah
menciptakan konsep negara hukum yang dinamis (welfare state). Hal ini sebagaimana bunyi
dari alenia ke-4 pembukaan UUD NRI 1945, yang dapat kita simpulkan bahwa tugas negara
juga sebagai penyelenggara kesejahteraan sosial warga negaranya.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan yang menjadi pengertian dari Administrasi Negara
Indonesia itu mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Tata pelaksanaan undang-undang
2. Pengurusan rumah tangga negara yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai urusan negara
3. Tata usaha negara yang meliputi surat-menyurat, rahasia dinas dan jabatan, kearsipan dan
dokumentasi, pelaporan dan statistik, tata cara penyimpanan berita acara, pencatatan sipil,
pencatatan nikah, talak dan rujuk, serta publikasi penerbitan-penerbitan negara.
Pengertian Sumber Hukum Pada umumnya, sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan hukum serta tempat ditemukannya aturan hukum.
• Organisasi adalah suatu jaringan sistematis dari bagian-bagian yang saling ketergantungan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat dimana koordinasi dan pengawasan dapat
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
• Organisasi Administrasi Negara adalah pola hubungan formal yang dibentuk dengan
peraturan Perundang-undangan dalam Pemerintahan. Hal ini berdasarkan sifat dan beban
kerja yang harus diselesaikan, sesuai dengan syarat-syarat efesiensi, menjamin penggunaan
yang efektif dari manusia dan material serta tanggung jawabnya. Organisasi ini dibentuk
berdasarkan suatu kewenangan tertentu yang harus dilaksanakan, biasanya dilengkapi dengan
bagan-bagan dan diagram yang mengambarkan hubungan kerja.
Hukum Administrasi Negara mengandung dua aspek yaitu; pertama, aturan aturan hukum yang
mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan Negara itu melakukan tugasnya;
kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat perlengkapan adiministrasi Negara
dengan para warga negaranya.
Landasan Negara Hukum, yaitu berkaitan dengan jaminan perlindungan huku m terhadap kekuasaan
pemerintahan. Landasan Demokrasi yaitu berkaitan dengan prosedur dan substansi dalam
penyelenggaraan pemeri ntahan, baik berupa pengambilan keputusan, maupun perbuatan –
perbuatannya.