Anda di halaman 1dari 4

Hukum Publik

Hukum terbagi menjadi 2 kelompok dari klasifikasinya yaitu, hukum public dan hukum privat.
Hukum public dapat diartikan sebagai sebuah ketentuan yang harus dipatuhi oleh semua pihak.
Karena hukum publik mencakup undang-undang atau peraturan yang mengatur perilaku semua
anggota masyarakat. Pada dasarnya, hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan
antara negara dan individu. Dengan kata lain, hukum publik dapat dipahami sebagai jenis hukum
yang mengatur kepentingan umum. Dalam hukum public terdapat beberapa jenis hukum:

Hukum Pidana

Wirjono Prodjodikoro menganggap bahwa istilah hukum pidana sudah ada sejak pendudukan
Jepang di Indonesia dalam arti strafrecht kata Belanda, dan untuk membedakannya dari istilah
hukum sipil untuk konsep burgerlijkrecht dan privaatrecht dari Bahasa Belanda.1 Menurut
konsep di atas, hukum pidana tidak dapat dipisahkan dari KUHP, di dalamnya terdapat dua hal
utama, yaitu:

1. Berisi konten yang menggambarkan tindakan orang yang diancam kejahatan, yang berarti
KUHP menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi memungkinkan pengadilan untuk
menjatuhkan hukuman. harus ada di sini seolah olah jika negara menyatakan kepada
publik dan juga untuk Penegakan hukum perbuatan apa yang dilarang dan oleh siapa
yang dapat dihukum.
2. KUHP menentukan dan mengumumkan tanggapan yang akan diterima orang yang
melakukan perbuatan yang dilarang itu.

Terlepas dari bagaimana pengertian hukum pidana dari masing masing pemikiran, Hukum
pidana adalah seperangkat aturan yang mengatur perilaku yang baik dipanggil untuk melakukan
atau melakukan sesuatu, atau melarang melakukan atau melakukan sesuatu yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan bidang penuntutan pidana.

Hukum Tata Negara

Istilah hukum tata negara merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu “staatsrecht”. Staats
artinya bangsa, sedangkan recht artinya hukum. Dalam kepustakaan Indonesia diartikan sebagai
hukum tata negara. Di Inggris sering digunakan istilah constitutional law untuk merujuk pada
1
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2003), hlm. 1-2.
arti yang sama dalam hukum tata negara. Istilah hukum tata negara digunakan dengan alasan
bahwa unsur-unsur tata negara lebih penting dalam hukum tata negara. Sebagai variasi dari
istilah hukum tata negara, kita melihat istilah hukum negara berdasarkan perkembangan bahwa
hukum tata negara lebih penting.

Di Indonesia, istilah hukum tata negara berasal dari bahasa Belanda. Mengenai definisi hukum
tata negara, para ahli hukum masih memiliki pendapat yang berbeda-beda. Memang setiap ahli
hukum berpendapat bahwa apa yang dianggap penting akan menjadi sentral pembentuk makna
hukum tata negara. Selain itu, ada pengaruh dari lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda.

Menurut Kusumadi Pudjosewojo, dalam bukunya Pedoman Pengkajian Sistem Hukum


Indonesia, hukum tata negara ini adalah “hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau
federal) dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), menunjukkan adanya atasan atau
masyarakat hukum yang lebih rendah, beserta tingkatannya (hierarki), kemudian menegaskan
wilayah dan lingkungan masyarakat hukum tersebut dan terakhir menunjukkan rancangan
perlengkapan (memegang kekuasaan kedaulatan) masyarakat hukum tersebut, serta susunan
(terdiri dari satu orang atau beberapa orang), kewenangan, dan keseimbangan antara perjanjian-
perjanjian tersebut.2Namun, M. Solly Lubis menjelaskan bahwa, hukum tata negara adalah
seperangkat peraturan mengenai struktur pemerintahan negara, yakni peraturan-peraturan
mengenai bentuk dan susunan negara, alat-alat perlengkapannya, tugas-tugas dan hubungan
antara alat-alat perlengkapan itu.3

Menurut A.V. Dicey dalam bukunya An Introduction to the Study of the Law of the Constitution
(1952), bahwa istilah hukum konstitusional atau hukum tata negara yang digunakan di Inggris,
mencakup semua peraturan yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi distribusi
atau dijalankannya kekuasaan tertinggi dalam negara. 4 Selanjutnya menurut Dicey, jadi hukum
konstitusional mencakup seluruh aturan yang mendefinisikan anggota pemegang kekuasaan
tertinggi, atau anggotanya, menjalankan otoritasnya. Dalam hal ini, Dicey menitikberatkan

2
Kusumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia, cet. ke-10, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm.
86.
3
M. Solly Lubis, Asas-Asas Hukum Tata Negara, (Bandung: Alumni, 1982), hlm. 31.
4
A.V. Dicey, Introduction to the Study of the Law of the Constitution, (Mc Milan & Co., Limited St. Martin’s Street,
London, 1952). Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nurhadi, Pengantar Studi Hukum Konstitusi,
(Bandung: Nusamedia, 2008), hlm. 117.
mengenai persoalan distribusi atau pembagian kekuasaan dan pelaksanaan kekuasaan tertinggi
dalam suatu negara.

Pendapat lain berpendapat bahwa hukum tata negara dapat dibentuk sebagai cabang hukum yang
mempelajari asas-asas dan norma-norma hukum yang diakui dalam dokumen-dokumen atau
yang ada dalam praktek kegiatan negara tentang suatu masalah, yaitu:

1. Konstitusi yang berisi kesepakatan kolektif suatu komunitas rakyat mengenai cita-cita
untuk hidup bersama dalam suatu negara;
2. Institusi-institusi kekuasaan negara beserta fungsi-fungsinya;
3. Mekanisme hubungan antar-institusi itu;
4. Prinsip-prinsip hubungan antara institusi kekuasaan negara dan warga negara.5

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa hukum tata negara adalah
hukum yang mengatur tentang bentuk dan susunan negara, yang meliputi perlengkapan negara
beserta susunannya, tugas, fungsi, hak, jangka waktu serta hubungan antar dasar negara tersebut.
Dengan demikian, hukum tata negara menetapkan negara dalam keadaan diam, karena hanya
mengatur bentuk, susunan dan aparatus negara serta susunan, fungsi dan kekuasaannya, bukan
bagaimana cara kerja aparatur negara dalam menjalankan fungsinya.

Hukum Adminstrasi Negara

Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari administratief recht (bahasa Belanda),
verwaltungsrecht (bahasa Jerman), droit administratif (bahasa Prancis). Di Inggris dan Amerika
Serikat disebut dengan istilah “administrative Law”. Istilah administratief recht ada juga
menerjemahkan menjadi hukum tata usaha negara dan hukum tata pemerintahan.

Menurut Utrecht, fungsi hukum administrasi publik (hukum pemerintah) adalah untuk
memeriksa hubungan hukum khusus yang dibentuk untuk memungkinkan pejabat administrasi
publik (ambtsdragers) untuk melakukan fungsi tertentu. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
hukum tata usaha negara adalah hukum yang mengatur sebagian urusan pengelolaan negara.
Bagian lain yang termasuk dalam lingkup kegiatan ketatanegaraan karena hukum tata negara,
hukum privat, dsb. menyesuaikan. Dengan demikian, pengertian hukum administrasi negara dan
5
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 29-30.
pengertian hukum yang mengatur administrasi negara tidaklah sama. Menggunakan teori trinitas
politik Montesquieu, Utrecht merumuskan apa yang dimaksud dengan pemerintahan:

“gabungan jabatan (van ambten complex) – aparatur administrasi (instrumen) – berada di bawah
kekuasaan pemerintah, melaksanakan sebagian pekerjaan pemerintahan (fungsi pemerintahan,
overheidstaak) – fungsi kekuasaan administratif – tidak didelegasikan kepada lembaga yudikatif
atau legislatif.6

Oppenheim menawarkan titik tolak dari pandangan negara, dimana hukum tata negara
menonjolkan negara dalam keadaan diam (staat in trust). Hukum administrasi negara
menonjolkan negara yang sedang bergerak (staat in beweging). Sementara itu, C. Van
Vollenhoven mengartikan hukum tata negara sebagai seperangkat aturan yang membentuk dan
menentukan kewenangan aparatur negara. Sedangkan hukum administrasi adalah seperangkat
aturan yang mengikat aparatur negara setelah aparatur negara akan menggunakan kewenangan
negara.7

Berdasarkan pengertian hukum administrasi negara di atas, dapat dijelaskan bahwa hukum
administrasi negara yang mengatur negara itu sedang bergerak. Hukum administrasi negara dan
hukum tata negara adalah dua jenis hukum yang dapat dibedakan, yaitu hukum tata negara
mengatur negara diam dan hukum administrasi mengatur negara bergerak. Namun, tidak
mungkin memisahkan kedua undang-undang tersebut dengan rapi. Hukum administrasi negara
sangat erat kaitannya dengan hukum tata negara, karena kedua bidang hukum tersebut
mempunyai obyek yang sama yaitu negara. Lebih lanjut Bachsan Mustafa menjelaskan bahwa
hukum tata negara merupakan tambahan atau perpanjangan (verlengstuk) dari hukum tata
negara.

6
Utrecht. 1962. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. (Jakarta: Ichtiar van Hoeve), hlm. 7-8.
7
Kuntjoro Purbopranoto, 1985. Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara.
(Bandung: Alumni), hlm. 16.

Anda mungkin juga menyukai