Nim : 2010211320072
Kelas :C
Jawaban: Hukum Tata Negara di negara Belanda dikenal dengan 'staatsrecht', yang dalam
bahasa Indonesia berarti hukum negara. Dalam kepustakaan Indonesia, hukum negara berarti
juga Hukum Tata Negara. Dalam arti luas, Hukum Tata Negara meliputi juga Hukum
Administrasi Negara atau Hukum Tata Usaha Negara. Baik Hukum Tata Negara maupun Hukum
Tata Usaha Negara, menurut Van Praag merupakan suatu ssuatu sistem delegasi dari
peraturan-peraturan tentang kekuasaan yang bertingkat-tingkat.
Obyek kajian ilmu Hukum Tata Negara adalah negara. Negara dipadang dari sifat atau
pengertiannya yang konkrit, maksudnya obyeknya terikat pada tempat, keadaan, dan waktu
tertentu. Sedangkan ruang lingkup Hukum Tata Negara adalah struktur umum dari negara
sebagai organisasi, yaitu :
Ciri-ciri lahir kepribadian negara (lagu kebangsaan, bendera negara, bahasa nasional).
Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar yang berlaku di suatu negara. Hukum ini tidak
mengatur hal- hal yang terperinci melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi
dasar peraturan-peraturan lainnya.
2. Yurisprudensi peradilan
Istilah Yurisprudensi, berasal bahasa Latin, yaitu dari kata “jurisprudentia” yang berarti
pengetahuan hukum. Kata yurisprudensi sebagai istilah teknis peradilan sama artinya dengan
kata” jurisprudentie” dalam bahasa Belanda dan “jurisprudence” dalam bahasa Perancis, yaitu
peradilan tetap atau hukum peradilan.
5. Doktin ilmu hukum tata negara. Doktrin TOBAR yaitu mengenai kesepakatan 5 negara
yang tidak mengakui pemerintahan hasil pemberontak atau perebutan kekuasaan dan hanya
akan mengakui apabila secara konstitusionalitas negara terpenuhi.
4. jelaskan hubungan hukum tata Negara dan hukum administrasi Negara!
Jawaban : Jika Hukum Tata Negara merupakan hukum yang mengatur pembentukan lembaga-
lembaga Negara tingkat pusat maupun daerah, maka Hukum Administrasi Negara merupakan
hukum mengenai operasi atau penegendalian terhadap lembaga-lembaga Negara tersebut
dalam menjalankan fungsinya. Kemudian jika Hukum Tata Negara selain membentuk lembaga
atau badan Negara juga membagi wewenang pada lembaga tersebut, maka Hukum
Administrasi Negara mengatur hubungan warga Negara dengan lembaga-lembaga tersebut.
Sehingga dapat dikatakan untuk mempelajari Hukum Administrasi Negara, terlebih dahulu
mempelajari Hukum Tata Negara. Seperti yang dikemukakan oleh Kranenberg "Kita tidak
mungkin mempelajari dengan baik Hukum Administrasi Negara tanpa didahului mempelajari
Hukum Tata Negara.
Hukum Tata Negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan Hukum Administrasi Negara.
Hukum Tata Negara memberi tugas dan kekuasaan, jabatan pada lembaga pemerintah. Tugas
dan wewenang yang telah dirumuskan dan akan dijalankan diatur oleh Hukum Admnistrasi
Negara. Hukum Admnistrasi Negara merupakan lanjutan atau terusan dari Hukum Tata Negara,
dimana jabatan, wewenang, tugas dan fungsi pada badan atau lembaga sebuah Negara
tersebut diatur oleh Hukum Admnistrasi Negara. Sebagaimana yang diunggkapkan oleh Ten
Berge bahwa Hukum Admnistrasi Negara merupakan perpanjangan dari Hukum Tata Negara
atau hukum sekunder Hukum Tata Negara.
5. Uraikan pendapat saudara tentang teori pemisahan/pembagian kekuasaan, dan bagaimana
praktiknya di Indonesia !
Jawaban: penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu
pembagian kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara horizontal pembagian kekuasaan negara di lakukan pada
tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan pada
tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga-lembaga negara yang sederajat.
Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah
terjadinya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang dimaksud
adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan
(legislatif, eksekutif dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, yaitu: