Anda di halaman 1dari 5

Nama : Joseph Neil Antonio Fofid

NPM : 202274201055

Mata kuliah : Hukum Tata Negara

A. Pendapat ahli hukum mengenai definisi hukum tata negara

Berikut ini terdapat beberapa pengertian hukum tata negara menurut para ahli , terdiri atas:

1. Menurut Van Vollenhoven


Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua masyarakat
hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-
masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-
badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu
serta menentukan sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.
2. Menurut Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara.
Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan
organorgan dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-masing.
3. Menurut Van Der Pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-badan yang
diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan
hubungan dengan individu yang lain.
4. Menurut Apeldoorn
Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum tata
negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti
luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu sendiri
5. Menurut Paton George Whitecross
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara,
tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya
“textbook of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa Constutional Law deals with the
ultimate question of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state
B. Istilah Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah hukum yang mengatur organisasi
kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara
tersebut. Sehubungan dengan itu dalam lingkungan Hukum Ketatanegaraan dikenal berbagai
istilah yaitu : Di Belanda umumnya memakai istilah “staatsrech” yang dibagi menjadi
staatsrech in ruimere zin (dalam arti luas) dan staatsrech In engere zin (dalam arti luas).
Staatsrech in ruimere zin adalah Hukum Negara. Sedangkan staatsrech in engere zin adalah
hukum yang membedakan Hukum Tata Negara dari Hukum Administrasi Negara, Hukum
Tata Usaha Negara atau Hukum Tata Pemerintah.
Di Inggris pada umumnya memakai istilah “Contitusional Law”, penggunaan istilah
tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam Hukum Tata Negara unsur konstitusi yang lebih
menonjol. Di Perancis orang mempergunakan istilah “Droit Constitutionnel” yang di
lawankan dengan “Droit Administrative”, dimana titik tolaknya adalah untuk membedakan
antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Aministrasi Negara. Sedangkan di Jerman
mempergunakan istilah Verfassungsrecht: Hukum Tata Negara dan Verwassungsrecht:
Hukum Administrasi negara.
C. Sumber Hukum Tata negara
Sumber HTN terbagi menjadi 2 (dua), yaitu sumber hukum material dan sumber
hukum formal. Sumber hukum dalam arti materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi
hukum, sedangkan sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang dikenal dari
bentuknya, ketika bentuknya menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati.53
Selain sumber hukum material dan sumber hukum formal, L.J. van Apeldoorn menjelaskan
bahwa terdapat pula faktor-faktor yang membantu dalam pembentukan hukum, yaitu
perjanjian, yurisprudensi, dan ajaran hukum (communis opinio doctorum).
Sumber HTN Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sumber hukum materiil, yaitu Pancasila
2. Sumber hukum formil, terdiri dari:
a. UUD 1945 (baik Pembukaan maupun Pasal-Pasalnya) dan peraturan perundang-
undangan lain yang mengatur/memuat ketentuan ketentuan ketatanegaraan, yang terdiri dari:
1) UUD 1945 (baik Pembukaan maupun Pasal-Pasalnya).
2) Ketetapan MPR/MPRS.
3) UU dan Peraturan Pemerintah Pengganti UU.
4) Peraturan Pemerintah.
5) Peraturan Presiden.
6) Peraturan Menteri.
7) Peraturan Daerah.
b. Konvensi Ketatanegaraan
c. Traktat (Perjanjian Internasional

Selain sumber hukum materiil dan sumber hukum formal HTN Indonesia, maka
berdasarkan pendapat L.J. van Apeldoorn, terdapat pula faktor-faktor yang membantu dalam
pembentukan HTN Indonesia, yang terdiri dari perjanjian, yurisprudensi, dan ajaran hukum
(communis opinio doctorum) yang memuat ketentuan-ketentuan ketatanegaraan.

D. Asas Asas Hukum Tata Negara

1. Asas Pancasial

Bangsa indonesia telah menetapkan falsafah/ asas dasar negara adalah pancasila yang artinya
setiap tindakan/perbuatan baik tindakan pemerintah maupun perbuatan rakyat harus sesuai
dengan ajaran pancasila. Dalam bidang hukum, Pancasila merupakan sumber hukum
materiil, sehingga setiap isi peraturan perundangan-undangan tidak boleh bertentangan
dengan sila-sila yang terkandung dalam pancasila. Undang-undang dasar 1945 merupakan
landasan konstitusional daripada negara republik indonesia. Perubahan undang-undang dasar
1945 mengandung empat pokok-pokok pikiran yang merupakan cita-cita hukum bangsa
indonesia yang mendasari hukum dasar negara baik hukum yang tertulis dan hukum tidak
tertulis.

2. Asas Negara Hukum

Setelah UUD 1945 diamandemen, maka telah ditegaskan dalam pasal 1 ayat 3 bahwa ”
Negara Indonesia adalah negara hukum dimana sebelumnya hanya tersirat dan diatur dalam
penjelasan UUD 1945″. Atas ketentuan yang tegas diatas maka setiap sikap kebijakan dan
tindakan perbuatan alat negara berikut seluruh rakyat harus berdasarkan dan sesuai dengan
aturan hukum. Dengan demikian semua pejabat/alat-alat negara tidak akan bertindak
sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya.

3. Asas Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi


Kedaulatan artinya kekuasaan atau kewenangan yang tertinggi dalam suatu wilayah.
Kedaulatan rakyat artinya kekuasaan itu ada ditangan rakyat. Sehingga dalam pemerintah
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan keinginan rakyat. Pasal 1 ayat 2 undang-undang
dasar 1945 berbunyi : ” Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
“. Rumusan ini secara tegas bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat yang diatur dalam UUD
1945. UUD 1945 menjadi dasar dalam pelaksanaan suatu kedaulatan rakyat tersebut baik
wewenang tugas dan fungsinya ditentukan oleh UUD 1945.

4. Asas Negara Kesatuan

Pada dasarnya negara kesatuan dideklarasikan pada saat menyatakan/ memproklamirkan


kemerdekaan oleh para pendiri negara dengan menyatakan seluruh wilayah sebagai bagian
dari satu negara. Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 menyatakan ” Negara Indonesia sebagai suatu
negara kesatuan yang berbentuk republik”. Negara kesatuan adalah negara kekuasaan
tertinggi atas semua urusan negara ada ditangan pemerintah pusat atau pemegang
kekuasaaan tertinggi dalam negara ialah pemerintah pusat.

5. Asas Pembagian Kekuasaan dalam Check and Balance

Pengertian pembagian kekuasaan adalah berbeda dari pemisahan kekuasaan. Pemisahaan


kekuasaan berarti bahwa kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian seperti
dikemukaan oleh :
John Locke yaitu Kekuasaan legislatif,Kekuasaan eksekutif,Kekuasaan federatif. Sedangkan
Montesquieu mengemukakan bahwa setiap negara terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu trias
politica, eksekutif ,legislatif,yudikatif. Dari ketiga kekuasaan itu masing-masing terpisah satu
sama lainnya baik mengenai orang nya maupun fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai