7. KEWARGANEGARAAN
Warga negara republik indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara (Pasal
26 ayat (1) UUD 1945).
Kewarganegaraan dapat ditentukan dengan dua asas,
a. Asas ius soli,yakni asas kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
tempat lahir
b. Asas ius sanguinis,yakni asas kewarganegaraan seseorang yang ditentukan
oleh garis keturunan,walaupun dia lahir diluar negeri
Akibat dari penerapan asas ini pada suatu negara, akan menimbulkan A Patride
(Seseorang tidak memiliki kewarganegaraan) dan Bi Patride (Seseorang memiliki dua
kewarganegaraan).
UU kewwarganegaraan indonesia menganut asas ius sanguinis
1) Proses naturalisasi
Seseorang yang berkewarganegaraan asing dapat mengajukan permohonan untuk
menjadi warga negara tertentu setelah melengkapi syarat-syarat tertentu.
8. HAK-HAK DAN KEBEBASAN DASAR
a. Pasal 27 ayat (1) equality before the law and government “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dlm pertahanan dan keamanan negara.”
b. Pasal 27 (2) hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak “ usaha pertahanan
& keamanan negara dilaksanakan melalui sistem dan keamanan rakyat semesta”
c. Pasal 28 A sd 28J Amandemen UUD 1945 tentang HAM
Makna tentang tiap-tiap pasal 28 a.
Pasal 28A
Hak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya
b. Pasal 28B
(1) Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah
(2) Hak seorang anak atas kelangsungan hidup ,tumbuh an berkembang serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
c. Pasal 28C
(1) Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
mendapat pendidikan, dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan umat manusia
(2) Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
d. Pasal 28D
(1) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
(2) Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
(3) Hak warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Hak atas status kewarganegaraan.
e. Pasal 28E
(1) Hak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara, dan meninggalkannya, serta
berhak kembali.
(2) Hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
f. Pasal 28F
Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta hak mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
g. Pasal 28G
(1) Hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara
lain.
h. Pasal 28H
(1) Hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
(3) Hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Hak untuk mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
i. Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
(2) Hak untuk bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan hak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Hak identitas budaya dan masyarakat tradisional untuk dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Pasal 28I ayat 4 UUD 1945 mencantumkan bahwa perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah.
(5) pasal 28I ayat 5 UUD 1945 mencantumkan bahwa untuk menegakkan dan
melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
j. Pasal 28J
(1) Pasal 28 J ayat 1 mencantumkan bahwa setiap orang wajib menghormati
hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
(2) pasal 28 J ayat 2 dicantumkan, dalam menjalankan hak dan kebebasannya,
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
k. Pasal 29 (2) UUD 1945 kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama
l. Pasal 30 (1) UUD 1945 hak dan wajib WN dalam hankamnegara
m. Pasal 31 (1) hak mendapat pendidikan
9. SISTEM PEMERINTAHAN
a. Sistem pemerintahan presedential
Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang
menempatkan presiden sebagai kepala negara (head of state) sekaligus kepala
pemerintahan (head of government). Dengan demikian kedudukan presiden menjadi
sangat kuat. Negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial tidak
mengenal jabatan kepala eksekutif di luar presiden1
Dalam sistem pemerintahan presidensial ada pemisahan yang tegas antara
lembaga legislatif (parlemen) dengan lembaga eksekutif an lembaga yudikatif.
Presiden adalah kepala negara yang sekaligus kepala eksekutif. Presiden tidak dipilih
oleh parlemen. Presiden dan parlemen sama-sama dipilih langsung oleh rakyat
melalui suatu pemilihan umum, oleh karena itu presiden tidak bertanggung jawab
kepada parlemen, dan dengan demikian presiden beserta kabinetnya tidak dapat
dijatuhkan oleh parlemen. Sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan
parlemen.
b. Pemerintahan parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan dengan jabatan
kepala negara (head of state) dan kepala pemerintahan (head of government) yang
pada hakikatnya sama-sama merupakan cabang kekuasaan eksekutif dibedakan dan
dipisahkan. Dalam sistem pemerintahan parlementer ada hubungan yang erat dan
saling tergantung antara eksekutif dan legislatif.