Anda di halaman 1dari 20

SUMBER HUKUM TATA NEGARA

DOSEN PENGAMPU: MUSTOFA A’ZHOM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:

AULIA RAHMAN 1921030162


DESTA AYU RESCA 2021030039
DESTIA HERMAWATI 2021030040
A. Pengertian Sumber Hukum

Dalam lapangan ilmu pengetahuan hukum, terutama


pada bagian-bagian yang erat hubungan dengan
pembuatan hukum, dan pelaksanaan, masalah sumber
hukum merupakan suatu hal yang perlu dipahami,
dianalisis, serta ditimbulkan problema-problema dan
pemecahannya sehingga dapat diharapkan memiliki
keserasian dengan perkembangan hukum yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Penyelidikan sumber hukum akan memberikan
pertunjukan tentang bagaimana dan di mana hukum
itu berada,pengetahuan yang mendalam mengenai
sumber hukum menjadi salah satu yang membedakan
antara seorang ilmuwan di bidang hukum dengan
seorang yang sekedar mengetahui tentang hukum.
Menurut Bagir manan, menelah dan mempelajari
sumber hukum memerlukan kehati-hatian karena
istilah sumber hukum mengandung sebagai
pengertian, tanpa kehati-hatian dan kecermatan yang
mendalam mengenai apa yang dimaksud dengan
sumber hukum, dapat menimbulkan kekeliruan
bahkan menyesatkan.
 Dengan sumber-sumber tersebut, ahli sejarah
dapat mengetahui perkembangan sejarah suatu
kaidah hukum, dari sudut filsafat, sumber hukum
dipergunakan dalam arti sebagai berikut.
 Sumber untuk atau yang menentukan isi hukum.
sumber hukum adalah ukuran yang dipergunakan untuk
menentukan bahwa isi hukum itu sudah tepat atau baik
dan benar-benar adil atau sebaliknya.
 Sumber untuk menentukan kekuatan mengikat suatu
kaidah hukum mengapa hukum itu ditaati.
Pengertian sumber hukum menurut sudikno mertokusumo
dapat diartikan dalam beberapa arti yaitu:
 Pengertian sumber hukum menurut sudikno mertokusumo dapat
diartikan dalam beberapa arti yaitu Sebagai sumber dari mana
kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-
undang, lontar, batu bertulis, dan sebagainya.
 Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang
menimbulkan hukum.
 Menurut Van apeldoorn, istilah sumber hukum
dipakai dalam arti sejarah, kemasyarakatan, filsafat
dan arti formal.
 Sumber Hukum dalam Arti Sosiologi
 Menurut ahli sosiologi, sumber hukum ialah faktor-
faktor yang menentukan isi hukum positif , misalnya
keadaan-keadaan ekonomi, pandangan agama dan
saat-saat psikologis. Penyelidikan tentang faktor-
faktor tersebut meminta kerjasama dari berbagai
ilmu pengetahuan, lebih-lebih kerjasama antara
sejarah ( sejarah hukum, agama dan ekonomi),
psikologi dan ilmu filsafat.
  
 Sumber Hukum dalam Arti Sosiologi
 Menurut ahli sosiologi, sumber hukum ialah faktor-faktor
yang menentukan isi hukum positif , misalnya keadaan-
keadaan ekonomi, pandangan agama dan saat-saat
psikologis. Penyelidikan tentang faktor-faktor tersebut
meminta kerjasama dari berbagai ilmu pengetahuan,
lebih-lebih kerjasama antara sejarah ( sejarah hukum,
agama dan ekonomi), psikologi dan ilmu filsafat.
  
  
 Sumber Hukum dalam arti Sejarah
 Ahli sejarah membuka istilah sumber hukum dalam dua arti berikut ini.
 Dalam arti sumber pengenalan hukum, yakni semua tulisan, dokumen, inskripsi,
dan sebagainya, dari mana kita dapat belajar mengenal hukum suatu bangsa
pada suatu waktu, misalnya undang-undang, keputusan-keputusan hakim,
piagam-piagam yang memuat perbuatan hukum, tulisan-tulisan ahli hukum,
demikian juga tulisan-tulisan yang tidak bersifat yuridis sepanjang memuat
pemberitahuan mengenai lembaga-lembaga hukum.
 Dalam arti sumber-sumber dari mana pembentuk undang-undang memperoleh
bahan dalam membentuk undang-undang, juga dalam arti sistem-sistem hukum,
serta dari mana tumbuhnya hukum positif suatu negara.
  
 Sumber Hukum Filsafat
 Dalam filsafat hukum, istilah sumber hukum terutama dipakai
dalam dua arti sebagai berikut.
 Sebagai sumber untuk isi hukum, kita mengingat pertanyaan:
bagaimana isi hukum itu dapat dikatakan tepat sebagaimana mestinya,
atau dengan perkataan lain, apakah yang dipakai sebagai ukuran untuk
menguji hukum agar dapat mengetahui apakah ia "hukum yang baik"?
 Sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum, dalam mana
kita mengingat pertanyaan berikut. Mengapa kita harus mengikuti
hukum?.
  
 
 Sumber Hukum dalam Formal
 Bagi ahli hukum praktis dan bagi tiap-tiap
orang yang aktif dalam pergaulan hukum,
sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa
timbulnya hukum yang berlaku ( yang
mengikat hakim dan penduduk).
 
 
B. Macam-macam Sumber Hukum

a. Sumber hukum materiil tata negara adalah sumber


yang menentukan isi kaidah hukum tata negara.
Sumber hukum yang termasuk ke dalam sumber
hukum dalam arti materiil ini, diantaranya:
 1. Dasar dan pandangan hidup bernegara
 2. kekuatan-kekuatan politik yang berpengaruh
pada saat merumuskan kaidah-kaidah hukum tata
negara
 b. Sumber hukum dalam arti formal terdiri dari ;
 1. Hukum perundang-undangan ketatanegaraan
 2. Hukum adat ketatanegaraan
 3. Hukum kebiasaan ketatanegaraan atau konvensi
ketatanegaraan
 4. Yurisprudensi ketatanegaraan
 5. Hukum perjanjian internasional ketatanegaraan
 6. Doktrin ketatanegaraan.
 hukum perundang-undangan adalah hukum tertulis yang
dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang
berwenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis, disebut
hukum perundang-undangan karena dibuat atau dibentuk dan
diterapkan oleh badan yang menjalankan fungsi perundang-
undangan (legislator). segala bentuk hukum tertulis baik yang
merupakan undang-undang dalam arti formal maupun undang-
undang dalam arti materiil, cakup dalam istilah ketentuan
perundang-undangan. Isilah cakupan ini meliputi banyak
produk hukum tertulis tingkat nasional maupun produk hukum
tertulis yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
Hukum adat merupakan hukum asli bangsa Indonesia
yang tidak tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan
dalam persekutuan masyarakat hukum adat. hukum
adat diakui sebagai salah satu bentuk hukum yang
berlaku. Mengikat bukan saja pada anggota
persekutuan masyarakat, mainkan mengikat pula pada
peradilan atau administrasi negara yang bertugas
menetapkannya dalam situasi konkret. hukum adat
ketatanegaraan adalah hukum asli bangsa⁷ Indonesia
di bidang ketatanegaraan adat.
 Konvensi atau hukum kebiasaan ketatanegaraan adalah
hukum yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan
negara untuk melengkapi, penyempurnaan dan
menghidupkan kaidah-kaidah hukum perundang-undangan
atau hukum adat ketatanegaraan.
 Yurisprudensi yaitu kumpulan keputusan-keputusan
pengadilan mengenai persoalan ketatanegaraan yang
setelah disusun secara teratur memberikan kesimpulan
tentang adanya ketentuan-ketentuan hukum tertentu yang
ditemukan atau dikembangkan oleh badan-badan
pengadilan.
Taktat atau perjanjian internasional ialah persetujuan
yang diadakan oleh Indonesia dengan negara-negara
lain, di mana Indonesia telah mengikat diri untuk
menerima hak-hak dan kewajiban yang timbul dan
perjanjian yang diadakan itu, taktrat merupakan
sumber hukum yang penting. Untuk itu, tidak cukup
traktat atau perjanjian ditandatangani oleh Indonesia,
namun harus pula diratifikasi atau mendapatkan
pengesahan sebelum perjanjian itu mengikat. Di
samping traktat ada perjanjian
 internasional biasa yang diadakan pemerintah atau
badan eksekutif dengan pemerintah lain yang tidak
memerlukan pengesahan.
  
 Doktrin ketatanegaraan adalah ajaran-ajaran
tentang hukum tata negara yang ditemukan dan
dikembangkan di dunia ilmu pengetahuan sebagai
hasil penyelidikan dan pemikiran saksama
berdasarkan logika formal yang berlaku.
C. Hirarki Peraturan Peruandang-undangan

Menurut sistem hukum Indonesia, peraturan perundang-undangan (hukum tertulis) disusun dalam
suatu tingkatan yang disebut hierarki peraturan perundang-undangan. Dalam memorandum DPR-
GR tertanggal 9 Juni 1996 yang telah dikukuhkan oleh MPRS dengan ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1996, MPR dengan ketetapan MPR no. V/MPR/1973 Dan lampiran II tentang " tata
urutan peraturan perundang-undangan republik Indonesia.

Hierarki menurut UU no. 10 tahun 2004


 

 Ada 24 Mei 2004, DPR dan pemerintah telah menyetujui rancangan undang-undang tentang

pembentukan peraturan perundang-undangan menjadi undang-undang ( UU no. 10 tahun 2004 ).


Undang-undang ini menegaskan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
negara. UUD negara republik Indonesia tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan
perundang-undangan. Undang-undang ini juga memerintahkan untuk menempatkan UUD negara
republik Indonesia tahun 1945 dalam lembaran negara republik Indonesia. Penempatan UUD
negara republik Indonesia tahun 1945 dalam lembaran negara republik Indonesia tidak
merupakan dasar pemberlakuannya. Di samping itu, diatur mengenai jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan pasal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai