Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATA KULIAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

RAHMAT HERMAWAN

10200116032

A. PERISTILAHAN, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN HUBUNGAN HAN-HTN


Sejarah hukum administrasi negara berasal dari negeri kincir angin. Di Belanda hukum
administrasi negara dikenal dengan istilah administrative recht atau bestuursrecht, yang
berarti lingkungan kekuasaan. Di Prancis HAN disebut droit administrative, di Inggris disebut
administrative law, sedangkan di Jerman disebut dengan istilah Verwaltung recht.
Istilah-istilah asing yang berkenaan dengan pengistilahan hukum administrasi negara,
ditafsirkan dengan berbagai macam tafsiran oleh beberapa pakar di Indonesia. hal demikian
menunjukan kemajemukan dalam menafsirkan hal tersebut, sehingga wajar saja ketika
memunculkan berbagai macam istilah. Administratief recht sering disepadankan dengan tata
usaha, tata usaha pemerintahan, tata usaha negara, administrasi, sedangkan istilah bestuurs
recht, secara seragam disepadankan dengan pemerintahan, dan lainnya.
Perbedaan tafsir tersebut berimplikasi pada penamaan kajian ini di beberapa kalangan
ahli hukum dan berbagai Fakultas Hukum di Indonesia, seperti Hukum Administrasi Negara,
Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Pemerintahan, Hukum Tata Usaha Negara,
Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, Hukum Administrasi Negara Indonesia, Hukum
Administrasi. Akan tetapi, sesuai dengan SK Mendikbud No.0198/U/1972 menggunakan istilah
Hukum Tata Pemerintahan. Namun hal demikian, masih menuai pro dan kontra terkait
pengistilah tersebut, sehingga pada tahun 1973 di Cibulan, diadakan rapat oleh beberapa staf
dosen hukum di seluruh Indonesia menyepakati penggunaan istilah Hukum Administrasi
Negara.
Pada dasarnya defines mengenai HAN, sangat sulit untuk dapat memberikan suatu
definisi yang baku sehingga bisa diterima oleh berbagai pihak. Hal demikian bisa saja terjadi
dikarenakan HAN sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah dan pola
penyelenggaraan suatu negara.
Namun penulis berkesempatan memberikan definisi dari berbagai pakar terkait HAN
itu sendiri :
1. Oppen Hein, mengatakan bahwa HAN merupakan sebuah gabungan
produk/ketentuan-ketentuan yang sifatnya mengikat, baik mengikat badan-badan
yang tinggi maupun yang rendah, dengan ketentuan menggunakan wewenangnya.
2. Logemann, mengatakan bahwa HAN adalah seperangkat dari norma-norma yang
menguji hubungan istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat
administrasi negara melakaukan tugas mereka yang khusus.
3. L.J Van Apeldoorn, mengatakan bahwa HAN ialah keseluruhan aturan yang
hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang
diserahkan tugas pemerintahan.
4. Prajudi Atmosudirdjo, mengatakan bahwa HAN ialah hukum mengenai operasi
dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi.
5. Bachsan Mustofa, mengatakan bahwa HAN adalah gabungan jabatan-jabatan yang
dibentuk dan disusun dan disusun secara bertingkat yang dibebankan tugas
melakukan sebagaian dari pekerjaan pemerintahan dalam arti luas.
Menurut C.J.N Versteden, secara gaeris besar hukum administrasi negara meliputi
beidang pengaturan, anatara lain :

a. peraturan mengenai ketertiban dan keamanan, kesehatan dan kesopanan dengan


menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang ditegakkan dan
ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah.
b. Peraturan-peaturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemeliharaan dari
pemerintah termasuk bantuan terhadap aktivitas swasta dalam rangka pelayanan
umum
c. Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah
d. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak
e. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi
f. Peraturan-peraturan mengenai pengawasan organ pemerintah hukum administrasi
negara yang lebih tinggi terhadap organ yang lebih rendah
g. Peratutan-peraturn mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan hukum
administrasi negara

Pada dasarnya HTN dan HAN tetap memiliki hubungan yang erat, sebab kedua-
duanya menjadikan Negara sebagai Objek kajian. Hukum tata negara menentukan Lembaga
negara dan wewenangnya sementara hukum administrasi negara mengatur tetntang
operasional wewenang lwmbaga negara.

B. SUMBER HUKUM ADMNISTRASI NEGARA


Merujuk pada pandangan Bagir Manan, bahwa untuk mengidentifikasikan sumber
hukum perlu kehati-hatian, sebab didalam sumber hukum akan memberikan petunjuk
tentang bagaimana dan dimana hukum itu berada. Olehnya itu diperlukan kehati-hatian
didalam istilah sumber hukum, sebab sumber hukum mengandung berbagai pengertian
hukum dapat menimbulkan kekeliruan bahkan mnyesetkan.
Dalam pandangan Usep Ranuwijaya, sumber hukum memiliki 2 arti, yakni :
1. Sumber yang menjadi penyebab adanya hukum
2. Sumber hukum dalam pengertian bentuk perumusan kaidah-kaidah hukum yang
terdapat didalam masyarakat.
Sementara dalam pandangan Sudikno Mertokusumo, kata sumber hukum sering
digunakan didalam beberaa arti, :
1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatau yang menjadi permulaan hukum, contohnya
kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa dan sebagainya.
2. Menunjukan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan hukum yang sedang
berlaku, misalnya hukum di Prancis dan Romawai
3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberikan kekuatan berlaku secara formal
kepada peraturan hukum
4. Sebagai sumber dari mana kita mengenal hukum, mislanya dokumen-dokumen,
UU dll.
5. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber yang menimbulkan hukum.
Sedangkan menurut Pasal 1 Ketetapan MPR No III/MPR/2000 :
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusuan peraturan
perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri atas hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasioanl adalah Pancasila dan batang tuuh UUD 1945

Sedangkan sumber hukum administrasi nasional terbagi menjadi 2 :


1. Sumber hukum Materil, adalah tempat dari mana materi hukum administrasi
negara itu berasal, sumber huum materil merupakan factor yang membantu atau
mempengaruhi pembentukan isi hukum administrasi, meliputi :
a. Sumber hukum historis, sejarah hukum dapat menjadi sumber hukum
administrasi negara materil dalam artian memberikan pengaruh atas
penentuan nateri aturan hukum tata kelolah pemerintahan. Dalam konteks
HAN sumber hukum historis yang paling relevan ialah UU dan system hukum
tertulis dimasa lampau, sebab keduanya yang pernah berlaku dimasa lampau.
b. Sumber hukum sosiologis, Perspektif sumber hukum sosiologis bahwa sumber
hukum materiil adalah seluruh masyarakat, yang terkait dengan keberadaan
lembaga-lembaga sosial, dalam arti bahwa sumber hukum merupakan faktor-
faktor dalam masyarakat yang ikut menentukan isi hukum positif, faktor-faktor
meliputi pandangan masyarakat terhadap ekonomi, pandangan agamis, dan
lainnya.
c. Sumber hukum filosofis, terdapat 2 hal yang dianggap penting, apa saja yang
dianggap adil, maka bisa dijadikan sebagai sumber hukum demi terciptanya
keadilan didalam masyarakat. Serta factor-fakto yang membuat seseorang
tunduk terhadap hukum.
2. Sumber hukum Formil, Sumber hukum administrasi negara formal adalah sumber
hukum yang berasal dari aturan-aturan hukum yang sudah mempunyai bentuk
sebagai pernyataan berlakunya hukum. Sumber sumber hukum administrasi
negara formal, meliputi :
a. Hukum Tertulis (perundang-undangan), ada empat dasar hukum yang mengatur
mengenai jenjang peraturan perundang-undangan di Indonesia, dasar hukum yang
pernah berlaku (Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR GR
mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan dan Tap MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, Undang-undang No. 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) dan dasar hukum yang sedang
berlaku (Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan),
b. Hukum tidak tertulis, Dalam penyelenggara negara tentunya tidak semuanya
permasalahan bangsa terangkum dalam peraturan hukum tertulis dalam
bentuk undang-undang (legalitas), tentunya tugas pemerintah untuk
kepentingan umum sebagai perwujudan kesejahteraan masyarakat. Sumber
hukum administrasi negara tidak tertulis misalnya adalah teori ilmu hukum
yang telah dikembangkan dalam lingkungan administrasi dan yurisprudensi,
namun yang paling banyak dijadikan dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan adalah asas-asas umum pemerintahan yang baik.
c. Yurisprudensi, berarti peradilan pada umumnya, yakni pelaksanaan hukum
dalam hal yang konkrit terjadi tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan
yang bediri sendiri dan diadakan oleh negara serta bebas pengarus apa dan
siapapun dengan cara memberikan keputusan yang bersifat mengikat.
d. Doktrin, Doktrin adalah pendapat para ahli dapat menjadi sumber hukum
administrasi negara formal, sebab pendapat para ahli hukum dapat melahirkan
teori-teori dalam lapangan hukum administrasi yang kemudian dapat
mendorong timbulnya kaidah-kaidah hukum administrasi negara.

C. WEWENANG DAN TINDAKAN PEMERINTAH


Wewenang ialah hak yang dimiliki oleh badan dan ataupun pejabat pemerinthan atau
dalam hal ini penyelenggara negara untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan
(deskresi) dalam menyelenggarakan pemerintahannya ( UU No 30 tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahana). Sedangkan kewenangan merupakan kekuasaan formal yang
berasal dari UU. Maka apabila ia berwenang untuk melakukan sesuatu yang yang disebutkan
didalam UU maka itulah kewenangan.
Menurut Philipus M Hadjon, wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan
melakukan kegiatan organisasi, tanpa wewenang pejabat pemerintahan tidak dapat berbuat
apa-apa. Hal ini menandakan bahwa konsep hukum public, wewenang (bevoegdheid),
definisikan sebagai kekuasaan hukum (rechsmacht), sehingga konsep ini akan berhubungan
didalam pembentukan keputusan pemerintahan sehinggaa,harus didasari dengan wewenang.
Dengan kata lain, keputusan pemerintahan oleh lembaga yang berwenang harus didasarkan
pada wewenang yang jelas dan terratur sehingga wewenang itu bisa ditempatkan didalam
aturan hukum.
Dalam kepustakaan hukum administrasi negara, terdapat 3 cara untuk memperoleh
wewenang, yaitu :
1. Atribusi, atribusi diakatakan sebagai cara normal untuk memperoleh wewenang,
biasanya atribusi merupakan pembentukan wewenang tertentu dan diberikan
kepada lembaga tertentu saja.
2. Delegasi, ialah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu lemabaga ke
lemabaga lain.
3. Mandat, akan terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenanganya
dijalankan oleh organ lain atas namanya.
Sedangkan tindakan pemerintahan ialah sebuah hal atau kegiatan yang dilakuakn oleh
sebuah organ demi menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Tindakan pemerintahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu tindakan yang bukan
merupakan tindakan hukum dan kedua yaitu tindakan yang mengakibatkan perbuatan
hukum.

D. INSTRUMEN PEMERINTAHAN (PERATURAN & KEPUTUSAN)


Menurut Ridwan H.R, Instrumen pemerintahan ialah sarana yang digunakan
pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Didalam menjalankan tugasnya, pemerintah
melakukan tindakan hukum dengan menggunakan sarana, seperti, alat tulis menulis, saran
transportasi, dan gedung perkantoran. Dilain sisi, pemerintah juga menggunakan berbagai
instrument untuk menjalankan kegiatan mengatur dan menjelaskan urusan pemerintahn dan
masyarakat., seperti perturan perundang-undangan, keputusan, perizinan, instrument hukum
keperdataan dll.
Secara teoritis, istilah perundang-undangan mempunyai dua pengertian, :
1. Perundang-undangan ialah proses pembentukan/proses membentuk peraturan-
peraturan negara, baik ditingkat pusat maupun ditingkatan daerah.
2. Perundang-undangan adalah segala peraturan negara, yang merupakan hasil
pembentukan peraturan-peraturan, baik ditingkat pusat maupun daerah.
Didalam beberapa literature, bahwasanya peraturan perundang-undangan memiliki
beberapa ciri :
1. Bersifat umum dan komprehensif
2. Bersifat universal
3. Serta, memiliki kekuatan untuk mengireksi dan memperbaiki diri sendiri.

Keputusan adalah ketetapn tertulis yang dikeluarkan oleh badan pemerintahan dalam
menyelenggarakan tugasnya. Apabila kita merujuk kepada UU PTUN, Keputusan Tata Usaha
Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha
negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Sedangkan menurut UU No 30 tahun 2014, Keputusan Administrasi Pemerintahan
yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Administrasi Negara yang
selanjutnya disebut Keputusan adalah ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Sehingga bisa dipahami bahwasanya Keputusan Tata Usaha Negara itu memiliki
beberapa ciri, yaitu :
1. Keputusan tertulis
2. Dikeluarkan oleh lembaga dan atau pejabat TUN
3. Sifatnya memiliki tindakan hukum
4. Bersifat individual, konkret dan final
5. Serta berakibat hukum.
Akhirnya ialah bagaima perbedaan antara peraturan dan keputusan, peraturan itu selalu
bersifat general dan abstrak, pengujiannya (judicial Review) dibawah ke Mahkamah Agung,
sedangkan UU di uj di mahkamah konstitusi, serta selalu berlaku terus menerus. Sedangkan
keputusan selalu bersifat individual dan konkrit, pengujiannya juga melalui gugatan di PTUN
dan sifatnya sekali saja.

E. INSTRUMEN PEMERINTAHAN ( PERATURAN KEBIJAKAN)


Peraturan kebijakan adalah wujud formal kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat
administrasi negara berdasarkan asas diskresi. Bentuk formal peraturan kebijakan dalam hal
tertentu sering tidak berbeda atau tidak dapat dibedakan dari format peraturan perundang-
undangan. Menurut Philipus M. Hadjon, peraturan kebijaksaan pada hakikatnya merupakan
produk dari perbuatan TUN yang bertujuan untuk menampakann sebuah kebijakan tertulis.
Fungsi pertauran kebijaksanaan ini sebagai bagia dari operasional penyelenggaraan tugas
pemerintahan sehingga tidak dapat mengubah peraturan perundang-undangan.
Bagir Manan menyebutkan ciri-ciri peraturan kebijaksanaan :
1. Bukan merupakan peraturan
2. Perundang-undangan
3. Asas-asas pembatasan dan pengujian terhadap pertauran perundang-undangan
yang tidak dapat diberlakukan pada peratusan kebijaksanaan.
4. Tidak dapat diuji secara wetmatigheid karena memang pada dasarnya tidak ada
pearturan perundang-undangan untuk membuat keputusan pertauran
kebijaksanaan tersebut.
Berdasarkan ciri-ciri diats, ada beberapa persamaan antara peraturan perundang-
undangan dan perturan kebijaksanaan. A. Hamid Attamimi menyebutkan unsur-unsur
persamaannya sebagai berikut :
1. Aturan yang berlaku bersifat umum dan abstrak.
2. Peraturan yang berlaku “keluar” ditunjukan kepada masyarakat umum
3. Kewenangan pengaturan yang bersidat umum ditetapkan oleh lembaga/pejabat
yang mempunyai kewenangan umum.
Menurut A Hamid Attamimi, isamping terdapat kesamaan, ada pula perbedaanya,
yaitu :
1. Pemebntukan pertauran perundang-undangan merupakan fungsi negara, adapun
fungsi pembentukan pertauran kebijaksanaan ada pada pemerintah dalam arti
sempit.
2. Materi muatan petauran kebijaksanaan mengandung materi muatan yang
berhubungan dengan kewenangan bertindak dala bidang hukum privat dan
kewenangan bertindak dalam membuat rencana yang ada pada lembaga
pemerintahan.
3. Sanksi dalam pertauran perundang-undangan dan pada peraturan lebijaksanaan.
Sanksi pidana dan saksi pemaksa yang jelas mengurangi dan membatasi hak-hak
asasi warga negara dan penduduk hanya dapat dituangkan dalam UU yang
pembentukannya harus dilakukan dengan persetujuan wakyat atau denagn
persetujuan wakil-wakilnya.

Anda mungkin juga menyukai