Anda di halaman 1dari 7

Laporan Modul 7, MG2213

Jigging
Lulu Intan Fatmawati (12517019) / Kelompok 2 / Rabu, 06-03-2019
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Asisten : Alvin Adi Nugraha (12515034)
Prodi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Abstrak-Praktikum Modul 7-Praktikum modul 7 berjudul Jigging bertujuan untuk menentukan mekanisme yang terjadi pada
proses Jigging dan menentukan kadar SnO2 dan SiO2 di konsentrat dan tailing, recovery SnO2, kriteria konsentrasi, dan
settling ratio. Proses Jigging merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan mineral berharga dari
pengotornya dengan menggunakan prinsip gravity concentration dengan aliran fluida vertical. Pada percobaan ini
digunakan umpan berupa skarr yang terdiri dari campuran timah dan silika. Pada praktikum ini dilakukan percobaan dengan
mengumpankan skarr yang sudah dijadikan slurry ke dalam alat Jig secara perlahan-lahan setelah mesin dihidupkan dan
aliran air pada Jig mencapai bagian tailing overflow.Konsentrat akan berkumpul di tabung yang terletak di bagian bawah
alat (spigot) kemudian penghitungan kadar dilakukan dengan metode grain counting. Prinsip kerja dari alat jig terdiri dari 3
proses yaitu, differential initial acceleration, hindered settling, dan consolidation tricking. Berdasarkan data percobaan
didapat bahwa kadar SnO2 di konsentrat dan tailingberturut-turut 73,2446 % dan 33,7400 % sedangkan kadar SiO2 di
konsentrat dan tailing berturut-turut adalah 26,7554 % dan 66,2599 %. Selain itu, nilai recovery, kriteria konsentrasi, dan
settling ratio secara berturut-turut adalah 29,0163 %, 3,63, dan 3,63.

A. Tinjauan Pustaka bagian samping dari tangki dipasang alat tertentu yang
disebut dengan “ energizing unit “.Energizing unit
Dalam proses pengolahan bahan galian, salah satu tahap tersebut adalah alat yang akan menimbulkan gerakan
pada proses tersebut adalah konsentrasi. Berdasarkan cara bolak– balik dari fluida yang ada dibawah ayakan
prinsip pemisahannya terdapat beberapa tipe konsentrasi, jig.Gerakan fluida keatas disebut dengan “ pulsion “ dan
salah satunya adalah konsentrasi gravitasi. Konsentrasi gerakan kebawah disebut dengan “ suction “ ( hisap ).
gravitasi adalah metode pemisahan mineral berdasarkan
Proses kerja jig berprinsip pada daya naik turunnya air
berat jenisnya dalam suatu medium fluida dengan
dengan pekerjaan kombinasi antara tekanan dan
menggunakan perbedaan kecepatan pengendapan. Proses
hisapan.Pemisahan didasarkan pada perbedaan berat jenis
pemisahan mineral tersebut dilakukan untuk
mineral. Secara umum peralatan jig merupakan sebuah
memaksimalkan kadar mineral berharga yang dapat
tangki terbuka yang mengisi air dengan saringan mendatar
diperoleh dari mineral bijih yang telah direduksi
pada bagian aatasnya.Pada bagian atas jig terdapat lapisan
ukurannya dengan kominusi dan dikelompokkan
material kasar atau yang disebut dengan bed, berat jenis
berdasarkan fraksi ukurannya dengan screening. Hal ini
bed terletak diantara berat jenis mineral yang akan
dilakukan untuk mempermudah proses ekstraksi dari
mineral tersebut pada tahap berikutnya. dipisahkan.Tangki yang dilengkapi dengan spigot yaitu
lubang pengeluaran konsentrat yang terdapat dibagian
bawah jig.
Berdasarkan aliran fluidanya, ada tiga cara pemisahan
secara gravitasi, yaitu :
1. Fluida tenang Jig dilengkapi juga dengan mekanisme yang menyebabkan
Contoh : DMS (Dense Medium Separation). terjadinya tekanan dan hisapan yang diimbangi dengan
2. Gerak fluida horosontal pemakaian air tambahan yaitu berupa diafragma atau torak
Contoh : Sluice box, Shaking table, Spiral yang digerakkan dari motor melalui eksentrik.
Concentrator.
3. Aliran fluida vertical Berikut ini adalah konstruksi dasar Jig :
Contoh : Jigging

Jigging merupakan salah satu metode konsentarsi gravitasi


yang memanfaatkan gerak fluida vertical. Alat yang
digunakan pada metode ini disebut Jig. Pda umumnya, Jig
digunakan untuk konsentar yang bersifat abrasive dan
efektif hanya untuk dua jenis mineral yang berbeda.
Penggunaan Jig untuk pemisahan lebih dari dua mineral
tidak akan bersifat efektif. igging dilakukan pada alat yang
disebut dengan jig, secara garis besar jig terdiri dari satu
tangki yang terbuka dan berisi fluida yang biasanya Gambar 1.1. Skema Konstruksi Dasar Jig
air.Dibagian atas tangki dipasang ayakan dimana air dapat Sumber : Will’s Mineral Processing Technology
dengan leluasa untuk melewatinya.Pada bagian bawah atau Hal.230
Prinsip kerja dari Jig, yaitu sebagai berikut : ringan akan terangkat lebih tinggi, dalam hal ini
1. Perbedaan percepatan jig bed akan terbuka karena ada gerakan.Dengan
Dalam waktu yang relatif singkat partikel dengan demikian bijih yang berat akan masuk diselah –
berat jenis lebih besar akan mempunyai jarak selah pori – pori batu bed.
tempuh yang lebih besar daripada partikel yang 2. Hisapan (suction)
berat jenisnya lebih kecil.
Hisapan ( suction ) merupakan suatu kejadian
dimana air menembus kebawah melalui saringan
membawa bahan yang dapat melewati saringan
kedasar jig.

Kriteria Konsentrasi (KK) dapat diterapkan untuk


Gambar 1.2. Skema Differential Initial Acceleration
memisahkan mineral-mineral yang mempunyai perbedaan
Sumber : Will’s Mineral Processing Technology
berat jenis serta selang ukuran yang bisa dipakai.
Hal.228

2. Hindered settling
Apabila partikel mengendap dalam jangka waktu
yang lama, kecepatan terminal dalam tercapai dan Kriteria konsentrasi dapat digolongkan menjadi beberapa
selanjutnya bergerak dengan kecepatan konstan. kriteria, yaitu :
Gerakan partikel pada kondisi ini sangat  Bila KK > 2,5 atau KK < -2,5
bergantung pada ukuran, bentuk, dan density. Pemisahan mudah dilakukan pada berbagai
ukuran sampai ukuran yang halus sekalipun
(sampai 200 mesh).
 Bila KK = 2,5 – 1,75
Pemisahan berlangsung efektif sampai ukuran
100 mesh.
 Bila KK = 1,75 – 1,50
Gambar 1.3. Skema Hindered Settling Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran
Sumber : Will’s Mineral Processing Technology 10 mesh, tetapi sukar dilakukan.
Hal.228  Bila KK = 1,50 – 1,25
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran
3. Interstitial trickling
¼ inchi, tetapi sukar dilakukan.
Pada pengendapan partikel yang berbeda density,
 Bila KK < 1,25
ukuran, bentuk partikel pada selang waktu
Proses relative tidak mungkin, masih bisa
tertentu akan mencapa jarak tempuh yang
mungkin dengan menggunakan modifikasi
berbeda-beda antara lain :
perbedaan gaya berat.
a. Partikel besar akan tiba terlebih dahulu.
b. Partikel kecil masih terus bergerak diantara Setling Ratio (Nisbah Pengendapan)
partikel besar yang dinamakan sebagai 𝑛
Consolidated Trickling. 𝑟1 𝜌2 𝜌
𝑟2 𝜌1 𝜌

Dimana :

r1 = jari-jari mineral ringan

r2=jari-jari mineral berat

p1=berat jenis mineral ringan


Gambar 1.4. Skema Interstitial Trickling
p2=berat jenis mineral berat
Sumber : Will’s Mineral Processing Technology
Hal.228 p’ = berat jenis media

Gaya-gaya yang bekerja pada proses jigging, yaitu n -> untuk stokes =0,5, newton =1
sebagai berikut :
Di dalam settling ratio dikenal equal ratio yaitu dimana
1. Tekanan (pulsion) butiran mineral yang berbeda ukurannya mengendap
dengan kecepatan yang sama. Pengendapan mineral
Yang dimaksud dengan tekanan ( pulsion ) atau dengan kecepatan yang sama akan menyebabkan makin
desakan adalah kejadian dimana air menembus sulit dipisahkan mineral-mineral tersebut.
atau bergerak keatas melalui saringan jig,
mengangkat bahan – bahan atau butiran yang Pemisahan biasanya dilakukan dalam suatu media berupa
berada diatas saringan.Dimana butiran yang air sehingga dinamika fluida sangat berpengaruh. Media
udara bisa juga dipakai tetapi lebih disukai media air
karena selain lebih mudah dalam penanganannya,
perbedaan berat jenis ( akan lebih berarti dengan
makin besarnya harga (berat jenis fluida).

B. Data Percobaan Umpan yang berbentuk slurry tersebut dimasukkan


3
1. SnO2=7 gr/cm ke feed mesin Jig secara perlahan-lahan dan
3
2. SiO2=2,65 gr/cm pemisahan konsentrat dan tailing diamati
3. 2 4
4. Hasil Percobaan Grain Counting
a. Konsentrat
Pengumpanan dilakukan hingga seluruh umpan
Tabel 2.1. Grain Counting Konsentrat habis dan konsentrat serta overflow hasil pemisahan
ditampung dalam wadah yang telah disiapkan

Kotak 1 2 3 4 9

Kertas C P C P C P C P C P Untuk proses grain counting digunakan konsentrat


1 7 17 7 2 2 2 2 0 1 0 dan tailing yang diberikan oleh asisten
2 2 7 2 1 3 8 11 7 5 2
3 4 2 1 0 7 6 1 0 2 1
Kotak grain counting disiapkan sebanyak 2 buah
b. Tailing dengan pengerjaan grain counting untuk konsentrat
dan tailing dilakukan secara bersamaan
Tabel 2.2. Grain Counting Tailing

1
Kotak 2 3 4 5
Sampel konsentrat hasil Jigging ditabur di atas kotak
Kertas C P C P C P C P C P 3 grain counting kemudian jumlah partikel coklat
(C) dan putih (P) dihitung
1 2 16 1 1 1 19 0 8 1 2
2 3 8 2 1 2 12 2 3 0 1
3 0 3 2 0 0 3 0 5 0 1
Percobaan di tas dilakukan sebanyak 3 kali dan data
C. Pengolahan Data Percobaan percobaan dicatat
1. Prosedur Percobaan

Umpan berupa skarr yang terdiri dari campuran Percobaan perhitungan grain counting dilakukan
kasiterit (SnO2) dan Silika (SiO2) yang sudah kembali dengan cara yang sama tetapi menggunakan
dicampur disiapkan tailing hasil Jigging

2. Rumus-rumus yang digunakan


a. Kadar
Umpan dimasukkan ke dalam wadah dan 1
ditambahkan air dan diaduk merata ke seluruh
bagian umpan hingga seluruh umpan menjadi slurry b. Recovery
1 1
c. Kriteria Konsentrasi
Pompa air dihidupkan dan dialirkan ke mesin Jig
hingga debit air mencapai bagian overflow tailing

d. Settling ratio
1
1 2
Mesin Jig dihidupkan dan peristiwa mengembang
2 1
dan merapat dari diafragma diamati 3. Pengolahan Data

a. Kadar SnO2 di Konsentrat


57𝑥7
𝐶𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 57𝑥7+55𝑥2.65
73.2446

b. Kadar SnO2 di Tailing


sehingga tentu juga akan berpengaruh pada hasil
16𝑥7
𝐶𝑡𝑎𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 16𝑥7+83𝑥2.65
33.74 pengolahan data untuk mencari kadar. Data percobaan lain
yang didapat pada percobaan ini adalah nilai kriteria
c. Kadar SiO2 di Konsentrat konsentrasi untuk percobaan ini adalah 3,63 yang mana
55𝑋2.65 masuk ke dalam kategori KK > 2,5 sehingga proses
𝑃𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 57𝑥7+55𝑥2.65
26.7554 pemisahan untuk mineral timah dan silika pada percobaan
dapat secara mudah dilakukan pada berbagai ukuran
d. Kadar SiO2 di Tailing
bahkan sampai ke ukuran 200 mesh. Sedangkan nilai
83𝑥2.65
𝑃𝑡𝑎𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 66.2599 settling ratio yang didapat adalah 3,63 sehingga dengan
16𝑥7+83𝑥2.65
e. Recovery data ini dapat kita tahu jika diameter silika besarnya sama
dengan 3,63 kali diameter timah maka partikel-partikel
0.732446 0.4−0.3374
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 0.4 0.732446−0.3374
𝑥1 29. 163 silika dan timah akan mengendap dengan kecapatan yang
sama di dalam media air dan akan sulit dipisahkan. Oleh
f. Kriteria Konsentrasi karena itu, selang ukuran untuk silika dan timah tersebut
𝜌𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 −𝜌𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚 7−1
harus diperkecil sehingga partikel dapat dipisahkan antara
𝐶𝐶 𝜌𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 −𝜌𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚
𝑥1 2.65−1
3.63 mineral berharga yaitu timah, SnO2 dengan pengotornya,
SiO2 atau jika memungkinkan digunakan partikel yang
g. Settling Ratio berukuran hampir sama sehingga proses pemisahannya
hanya dipengaruhi oleh densitas dari partikel tersebut .
𝑟1 𝜌2 −𝜌 7−1
𝑟2 𝜌1 −𝜌 2.65−1
3.63
Terdapat 2 aspek yang dapat mempengaruhi proses
Jigging, yaitu dari aspek bijih dan alat. Adapun faktor-
D. Analisa Hasil Percobaan
faktor dari segi bijih yang mempengaruhi proses Jigging
yaitu sebagai berikut :
Pada percobaan ini didapatkan nilai kadar SnO2 di
1. Ukuran partikel
konsentrat adalah 73,2446 % sedangkan kadar SnO2 di
Partikel umpan yang ingin dipisahkan harus
tailing adalah 33,7400 %. Untuk silika, SiO2 didapat
memiliki rentang pemisahan kurang dari settling
bahwa kadarnya di konsentrat dan tailing secara berturut-
ratio nya, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
turut adalah 26,7544 % dan 66,2599 %. Berdasarkan pada
jatuhnya partikel konsentrat dan tailing pada
hasil percobaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai kadar
kecepatan yang sama yang akan menyulitkan
SnO2 yang terdapat di konsentrat lebih tinggi
proses pemisahan feed tersebut.
dibandingkan dengan kadar SnO2 di tailing. Dengan
2. Densitas mineral
demikian dapat kita katakan bahwa proses pemisahan
Untuk proses pemisahan yang baik, densitas
dengan metode Jigging ini dapat digunakan untuk
mineral berharga dan pengotornya harus memiliki
memisahkan mineral berharga dari pengotornya walaupun
rentang yang cukup jauh dengan menggunakan
kadar mineral berharga yang masuk ke tailing cukup besar
media fluida yang densitasnya berada pada
yaitu sebesar 33,7400 %. Hal ini tentu akan berakibat
rentang kedua bahan tersebut.
pada hasil recovery dari SnO2 pada produk yaitu hanya
3. Teknik Pengumpanan
sebesar 29,0163 %. Rendahnya nilai recovery dari produk
Teknik pengumpan akan mempengaruhi separasi
hasil konsentrasi dengan metode Jigging ini disebabkan
bijih yang diumpankan. Pengumpanan yang
oleh adanya beberapa kesalahan yang dilakukan
kurang konstan serta debit aliran pengumpanan
praktikan, seperti kesalahan pada proses penghitungan
yang berlebihan akan menyebabkan penumpukan
grain counting. Proses penghitungan grain counting yang
material dan kelebihan beban pada permukaan jig
dilakukan oleh praktikan memiliki tingkat ketelitian yang
sehingga akan menggangu proses pemisahan.
kurang baik yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
4. Viskositas feed yang diumpankan
kurang telitinya praktikan dalam menghitung jumlah actual
Feed yang memiliki viskositas yang tinggi akan
dari partikel yang terdapat dalam suatu kotak pada kotak
menyebabkan penyumbatan pada jig karena
grain counting. Hal lainnya adalah pada proses
terjadi penumpukan material sehingga akan
penghitungan juga agak sulit dibedakan partikel-partikel
mengakibatkan kecepatan aliran pengumpanan
timah dan silika sehingga menimbulkan kesalahan
rendah. Hal ini juga berlaku sebaliknya, untuk
penghitungan jumlah partikel yang tentu akan berakibat
feed dengan viskositas yang rendah akan
pada penghitungan kadar untuk kondisi tersebut. Selain
menyebabkan kecepatan aliran pengumpanan
itu, pada proses penghitungan ini juga dapat dilihat bahwa
tinggi dan akibatnya banyak konsentrat yang ikut
karena perhitungan grain counting dilakukan secara
terbuang ke dalam tailing.
manual sehingga partikel-partikel yang telah disebarkan
pada kertas grain counting ada kemungkinan bahwa
Adapun dari segi alat, factor yang mempengaruhi proses
partikel-partikel tersebut terbawa debu karena terkena
jigging diantaranya :
udara yang dihembuskan oleh praktikan saat bernapas
1. Aliran air
sehingga mengakibatkan bergeser atau bahkan hilangnya
partikel yang seharusnya berada pada suatu kotak tertentu
Dengan menggunakan aliran air yang disetting berat akan turun terlebih dahulu. Kemudian,
terlalu cepat lajunya kan menyebabkan umpan pada saat melewati ragging partikel yang lebih
yang seharusnya dapat dipisahkan menjadi kecil akan tersaring sehingga akan terpisah
konsentrat dan tailing tidak punya waktu yang antara partikel berat yang akan melewati
banyak untuk memisahkan diri sehingga akan ragging menuju hutch sedangkan partikel ringan
berpengaruh pada hasil recovery dari proses akan menuju ke overflow.
jigging tersebut dimana masih banyak tailing 2. a. Kadar SnO2 (Kasiterit)
yang ikut ke dalam konsentrat atau berlaku hal  Feed = 40%
sebaliknya, banyak kosentrat yang masuk ke  Konsentrasi = 73,2446 %
overflow bersama tailing.  Tailing = 33,7400 %
2. Panjang stroke yang digunakan b. Silika (SiO2)
Panjang stroke merupakan panjang dorongan air  Konsentrasi = 26,7554 %
oleh energizing unit sehingga dapat mengatur  Tailing = 66,2599 %
jauhnya partikel-partikel terdorong pada saat c. Recovery = 29,6103 %
pulsion dan jarak antar partikel saat dilasi. Untuk d. Kriteria Konsentrasi = 3,63
mendapatkan hasil jigging yang baik dicari nilai e. Settling Ratio = 3,63
panjang stroke yang optimum sesuai dengan F. Daftar Pustaka
kebutuhan di idustri dan pada umumnya Sanwani, Edy. Materi Kuliah Pengolahan Bahan
dilakukan system trial and error hingga Galian MG-3213 Bab VIII : Konsentrasi Gravitasi
didapatkan panjang stroke yang sesuai untuk Hal. 1-32.
operasi jigging material tersebut. Wills, B.A., T.J. Napier Munn. 2005. Wills’ Mineral
3. Frekuensi Processing Technology Books. Hal. 226-234.
Frekuensi adalah banyaknya stroke per menit,
frekuensi akan menentukan banyaknya pengaruh G. Lampiran
1. Jawaban atas Pertanyaan Modul
mekanisme percepatan diferensial. Untuk
mendapatkan hasil dengan recovery yang baik, a. Uraikan teori jigging dan variable operasinya
dicari nilai frekuensi optimum, dimana nilai dari Jigging merupakan salah satu metode
konsentrasi gravitasi yang memanfaatkan gerak
frekuensi ini akan berbading terbalik dengan
fluida vertikal. Alat yang digunakan pada
panjang stroke. Semakin kecil panjang stroke
metode ini dinamakan jig. Jig ini digunakan
maka semakin besar frekuensinya. Dan untuk
untuk konsentrat yang bersifat abrasive. Jika
mendapatkan nilai frekuensi yang optimum juga
ukuran umpan yang diumpankan memiliki
dilakukan system trial and error di industry.
densitas yang relative dekat, maka mineral yang
5. Tebal ragging
dapat dikonsentrasikan memiliki rentang ukuan
Ketebalan ragging atau banyaknya bola-bola
yang relative dekat sehingga dapat
(hematit) dapat mempengaruhi hasil dari proses
jigging dimana semakin banyaknya jumlah mempermudah proses selanjutnya. Cara kerja
alat jigging yaitu motor dinyalakan terlebih
ragging, maka akan semakin kecil rongga antara
dahulu sehingga dapat menggerakkan
celah-celah tersebut sehingga tentu hal ini akan
diafragma. Pada saat feed dimasukkan dengan
berakibat pada banyaknya jumlah konsentrat yang
laju yang konstan, diafragma akan naik turun
dapat lolos dan masuk ke hutch.
yang akan menimbulkan tekanan pada air di
dalam alat jigging. Pada saat diafragma turun
terjadi perubahan tekanan yang menyebabkan
E. Kesimpulan
air menjadi naik sehingga pada saat ini partikel
1. Prinsip kerja jigging yaitu ketika umpan berupa
yang lebih ringan akan terangkat lebih tinggi
slurry dengan persentase sekitar 25-45 %
padatan masuk pada salah satu ujung jig dari partikel yang berat. Sedangkan pada saat
membentuk arus horizontal di permukaan jig. diafragma turun, partikel-partikel yang ringan
tesebut akan turun kemudian dan partikel yang
Partikel-partikel terutama yang berbutir halus
berat akan turun terlebih dahulu. Kemudian,
akan terbawa arus dan keluar pada ujung
pada saat melewati ragging partikel yang lebih
lainnya. Pada saat feed dimasukkan dengan laju
kecil akan tersaring sehingga akan terpisah
yang konstan, diafragma akan naik turun yang
antara partikel berat yang akan melewati
akan menimbulkan tekanan pada air di dalam
ragging menuju hutch sedangkan partikel ringan
alat jigging. Pada saat diafragma turun terjadi
akan menuju ke overflow.
perubahan tekanan yang menyebabkan air
Variabel operasi nya antara lain adalah ukuran
menjadi naik sehingga pada saat ini partikel
partikel, teknik pengumpanan yang digunakan,
yang lebih ringan akan terangkat lebih tinggi
dari partikel yang berat. Sedangkan pada saat viskositas feed yang diumpankan, tebal ragging,
panjang dan frekuensi stroke.
diafragma turun, partikel-partikel yang ringan
tesebut akan turun kemudian dan partikel yang
b. Jelaskan hubungan antara panjang Stroke dan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh, dengan
frekuensi jigging dengan ukuran umpan. panjang stroke yang kecil maka gaya pulsion
Jawab : dan suction akan menimbulkan amplitude yang
Hubungan antara panjang stroke dengan ukuran kecil sehingga kecepatan air naik dan turun juga
umpan yaitu berbanding lurus dimana semakin kecil. Hal ini untuk menghindari terjadinya
kecil ukuran umpan maka panjang stroke juga pengangkatan kembali partikel-partikel yang
telah melewati ragging ke atas. Sedangkan Jawab :
hubungan antara ukuran dan frekuensi stroke Hanya ada satu alat jig di laboratorium yaitu
adalah berbanding terbalik karena dengan Denver mineral jig yang cara kerja nya
peningkatan jumlah rotasi permenit nya akan dijelaskan pada skema berikut .
menyebabkan amplitude lebih pendek. Efek
peningkatan frekuensi dari stroke terhadap
umpan ini juga akan berpengaruh pada
kecepatan aliran vertikal ke atas dimana
kecepatanya tidak boleh lebih besar daripada
kecepatan jatuh partikel.
c. Pada selang ukuran umpan berapakah alat jig
bekerja dengan baik dan efisien.
Jawab :
Alat jig dapat bekerja dengan baik pada selang
ukuran umpan hasil grinding yang berkisar
antara 1 mm – 450 mikron (10 Mesh-100 Gambar 7.1.Skema Denver Mineral Jig
Mesh). Karena jika partikel berukuran terlalu Sumber : Dokumentasi Penulis
besar akan dapat menyebabkan penyumbatan 2. Foto Pengamatan
pada lapisan bed sedangkan jika ukuran partikel a. Umpan kering
terlalu kecil maka proses pemisahan tidak
efektif karena akan banyak konsentrat yang
terbuang bersama dengan tailing pada overflow.
d. Jelaskan dengan singkat aksi dari siklus jigging.
Jawab :
Aksi dari siklus jigging, yaitu sebagai berikut :
1) Perbedaan percepatan
Dalam waktu yang relative singkat, partikel
dengan berat jenis lebih besar akan
mempunyai jarak tempuh yang lebih besar
daripada partikel yang berat jenisnya lebih
kecil. Gambar 7.2.Umpan Kering
2) Hindered settling Sumber : Dokumentasi Penulis
Apabila partikel mengendap dalam jangka
waktu yang lama, kecepatan terminal dalam b. Umpan basah (slurry)
tercapai dan selanjutnya bergerak dengan
kecepatan konstan. Gerakan partikel pada
kondisi ini sangat bergantung pada ukuran,
bentuk, dan density.
3) Interstitial trickling
Pada pengendapan partikel yang bebeda
density, ukuran,bentuk partike
Pada pengendapan partikel yang berbeda
density, ukuran, bentuk partikel pada selang
waktu tertentu akan mencapa jarak tempuh
yang berbeda-beda antara lain :
a. Partikel besar akan tiba terlebih
Gambar 7.3.Umpan basah (slurry)
dahulu.
Sumber : Dokumentasi Penulis
b. Partikel kecil masih terus bergerak
diantara partikel besar yang
dinamakan sebagai Consolidated
Trickling.
e. Pelajari cara kerja jig lainnya yang ada di
laboratorium !
c. Alat Jig f. Konsentrat hasil jigging

Gambar 7.4.Alat jig Gambar 7.7.Konsentrat hasil jigging


Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis

d. Bagian ragging g. Tailing hasil jigging

Gambar 7.5.Bagian ragging jig Gambar 7.8.Tailing hasil jigging


Sumber : Dokumentasi Penulis Sumber : Dokumentasi Penulis
e. Pengumpanan
h. Grain counting

Gambar 7.9. Kertas Ggrain Counting


Sumber : Dokumentasi Penulis
Gambar 7.6.Pengumpanan
Sumber : Dokumentasi Penulis

Anda mungkin juga menyukai