Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR ILMU HUKUM

MATERI KE- 2
SUMBER HUKUM
A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM
Hukum yang lahir dan berlaku dalam kehidupan masyarakat tidak mungkin
lahir dengan sendirinya. hukum dalam makna kebijakan pemerintah harus
memiliki pijakan dalam penerapannya. Hakim dalam memutuskan sebuah
perkara dalam bentuk putusan harus berpegang pada sumbersumber
hukum yang menjadi dasar mengapa dia (hakim) membuat keputusan
seperti itu, memberikan perbedaan antara hukum dan sumber hukum
dimana sumber hukum diartikan sebagai bahan-bahan hukum maupun
nonhukum tertentu yang digunakan oleh hakim sebagai dasar dalam
memutuskan sebuah perkara.
Sumber hukum dalam pengertiannya adalah “asalnya hukum” ialah berupa keputusan
penguasa yang berwenang untuk memberikan keputusan tersebut Artinya, keputusan itu
haruslah dari penguasa yang berwenang untuk itu. Sumber hukum dalam arti sebagai
asalnya hukum, membawa kepada suatu penyelidikan tentang wewenang, untuk
menyelidiki apakah suatu keputusan berasal dari penguasa yang berwenang atau tidak.
Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai “tempat” dikemukakannya peraturan-
peraturan hukum yang berlaku. Sumber hukum dalam pengertian ini membawa hukum
dalam penyelidikan tentang macam-macam, jenis-jenis dan bentuk-bentuk dari peraturan
dan ketetapan.

Misalnya keyakinan akan hukumnya, rasa keadilan, perasaan akan hukumnya dari
penguasa atau rakyatnya, dan juga teori-teori, pendapat-pendapat dan ajaran-ajaran dari
ilmu pengetahuan hukum.
Istilah sumber hukum mengandung banyak pengertian, istilah tersebut dapat dilihat
dari segi historis, sosiologis, filosofis, dan ilmu hukum, masing-masing disiplin
mengartikan sumber hukum dari perspektifnya terhadap hukum.
Sejarawan, sosiolog, filsuf, dan yuris melihat hukum dari masing-masing sudut
pandang.
Dalam pandangan Eropa Kontinental, sumber hukum itu berkaitan dengan proses
terjadinya hukum dan mengikat masyarakat. Namun dalam pandangan Anglo-American
sumber hukum dibedakan antara sumber hukum materiil dan juga sumber hukum
formil.
Sumber Hukum Materil Menurut L.J. Apeldoorn sumber hukum materiil
meliputi:
a. Sumber hukum dalam arti sejarah
b. Sumber hukum dalam arti sosiologis
c. Sumber hukum dalam arti filsafat
Dalam sejarah perkembangan hukum di Indonesia lahir beranjak dari pendudukan
penjajahan kolonialisme Belanda di Indonesia. Belanda pada saat itu menerapkan asas
konkordansi, yaitu suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum eropa atau hukum
di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada Golongan Eropa yang
ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu). Dengan kata lain, terhadap orang Eropa
yang berada di Indonesia diberlakukan hukum perdata asalnya yaitu hukum perdata yang
berlaku di negeri Belanda.

Namun sumber hukum bagi sejarawan dan sosiolog diartikan bahwa hukum tidak
lebih dari sekedar gejala sosial sehingga pendekatan yang harus digunakan adalah
pendekatan ilmiah. filsuf dan yuris sebaliknya memandang hukum sebagai keseluruhan
aturan tingkah laku dan sistem nilai.
Sejarawan hukum menggunakan sumber hukum dalam dua arti, yaitu dalam arti
sumber tempat dimana orang dapat mengetahui hukum dan sumber bagi pembentuk
undangundang menggali bahan-bahan dalam penyusunan perundang-undangan.
Sumber dalam arti tempat orang-orang mengetahui hukum adalah semua sumber tertulis
dan sumber-sumber lainnya yang dapat diketahui sebagai hukum pada saat, tempat, dan
berlaku bagi orang-orang tertentu. Tempat-tempat dapat ditemukannya sumber-sumber
hukum berupa undang-undang, putusan-putusan pengadilan, akta-akta, dan bahan-bahan
non hukum seperti inskripsi dan literature.

Sumber hukum dalam perspektif sosiologi sering berkaitan dengan keadaan-keadaan


ekonomi, pandangan-pandangan agama, saatsaat psikologis, dalam analisisnya sosiologi
memungkinkan beberapa disiplin ilmu dapat terlibat didalamnya.
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang
apabila dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala sesuatu apa saja (sesuatu)
yakni faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya
hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber kekuatan
berlakunya hukum secara formal, darimana hukum
tersebut dapat ditemukan.
Pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan
dengan pendekatan yang digunakan dan sesuai dengan latar
belakang dan pendidikannya secara umum dapat disebutkan
bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti.
B. MACAM-MACAM SUMBER HUKUM
ADA 2 SUMBER HUKUM YAITU SUMBER HUKUM DALAM ARTI MATERIL DAN FORMIL
Sumber hukum materiil
Adalah faktor yang turut serta menentukan isi hukum, dapat ditinjau
dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama dan sebagainya. Dalam kata lain sumber materiil adalah faktor-
faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh
terhadap pembuat undang-undang, pengaruh terhadap keputusan
hakim).
Faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum,
atau tempat darimana materi hukum tersebut diambil, sumber hukum
materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum.
Sumber hukum formal
Adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan dasar berlakunya
hukum secara formal, merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-
peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh penegak hukum.

Bedanya undang-undang dengan peraturan perundang-undangan?


Undang-undang dibuat oleh DPR persetujuan presiden, sedangkan peraturan
perundang-undangan dibuat berdasarkan wewenang masing-masing pembuatnya
seperti Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk
oleh Lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum
(Pasal 1 ayat 2 UU No. 10 tahun 2004).
MACAM-MACAM SUMBER HUKUM FORMAL
1. Undang-undang yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
2. Kebiasaan (custom) adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan
kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan
yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan
hukum, maka dengan timbullah suatu kebiasaan hukum yang oleh pergaulan hidup
dipandang sebagai hukum.
3. Jurisprudensi (keputusan hakim) adalah keputusan hakim yang terdahulu yang
dijadikan dasar pada keputusan hakim lain sehingga kemudian keputusan ini
menjelma menjadi keputusan hakim yang tetap terhadap persoalan/peristiwa hukum
tertentu.
4. Traktat (treaty) adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang
mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu melainkan mengikat pula
warga negara-negara dari negara-negara yang berkepentingan.
5. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling
sepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya (asas).
6. Pendapat sarjan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau beberapa
orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum. Doktrin ini
dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya.
FUNGSI HUKUM
1. Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan
masyarakat, hukum sebagai petunjuk bertingkah laku untuk itu
masyarakat harus menyadari adanya perintah dan larangan dalam
hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban masyarakat
dapat direalisir.
2. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin,
yang bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara
yang berwenang membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran
karena ada ancaman hukumannya dan dapat diterapkan kepada siapa
saja dengan keadilan akan tercapai.
4. Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena ia
mempunyai daya mengikat dan memaksa dapat dimanfaatkan
sebagai alat otoritas untuk mengarahkan masyarakat kearah
yang maju.

5. Hukum berfungsi sebagai alat kritik, fungsi ini berarti bahwa


hukum tidak hanya mengawasi pejabat pemerintah, penegak
hukum maupun aparatur pengawasan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai