Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 2

ANWAR SURYAHADI
BAYU NUGRAHA PUTRA
DEWI PUJA KUSUMA
Penciptaan Bumi Dan Lingkungan Hidup
Penciptaan dalam Al Qur'an
Kajian-kajian tentang penciptaan dunia oleh Allah dalam Al-
Qur'an dengan jelas dikisahkan dalam penciptaan al-Kitab, tetapi
berbeda antara mereka sangat menonjol. Al-Qur'an tidak
menceritakan secara panjang lebar tentang penciptaan, tidak
selengkap Alkitab, terhadap kisah-kisah; namun Al-Qur'an
memuat petunjuk berulang terhadap unsur-unsur dari beberapa
kisah penciptaan yang mungkin pada saat itu dikenal umum.
Seperti al-Kitab, Al-Qur'an menyatakan bahwa Allah menciptakan
dunia dalam enam hari. Meskipun Al-Qur'an tidak secara lengkap
memiliki kisah penciptaan manusia pertama, Al-Qur'an sepaham
dengan Alkitab dalam menyebut manusia pertama adalah Adam.
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di
dunia ini, selain Allah Swt. beserta zat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah alam gaib dan alam syahadah yang
dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai alam semesta.
Alam semesta merupakan ciptaan Allah Swt. yang diurus dengan kehendak dan
perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang
teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah
sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada
diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan sistem yang
unik dan miste rius.
Menurut pandangan Al-Qur'an, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada
surah al-Anbiya' ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman
Kontekstualisasi Al Qur'an
Al-Qur'an sebagai acuan setiap makhluk di bumi. Al-Qur'an yang telah diwahyukan
dan diturunkan Allah Swt. kepada Rasul-Nya yang terakhir, ayat demi selama 23
tahun, mempunyai beberapa ciri ayat yang membedakannya dengan kitab-kitab
samawiyah lain sebelum nya. Ciri-ciri itu antara lain al-mujiz, artinya mempunyai
kekuatan melemahkan. Dari segi nilai sastra dan gramatikanya yang tinggi,
sastrawan mana pun tidak mampu menandinginya, meski pada waktu itu banyak
yang mencoba membuat Al-Qur'an buatan. Ciri lain ialah, membaca Al-Qur'an saja
tanpa memahami arti dan maknanya. dihitung sebagai ibadah. Al-Qur'an yang
merupakan sumber utamadan pertama bagi ajaran Islam, pada dasarnya mengajak
semua manu sia agar mau menghambakan dan mengabdikan dirinya kepada Allah
Swt. dengan akidah dan syariat-Nya, serta berakhlak mulia baik bagi Allah mau pun
dalam pergaulan hidup dengan sesama manusia dan makhluk lain. Sebagai dasar
orientasi hidup manusia, Al-Qur'an mengacu ke arah tumbuhnya inspirasi yang
terefleksikan dalam sifat, sikap dan perilaku yang inheren pada eksistensi dan
proses hidup manusia sebagai titah yang akram.
Ayat-ayat Kauniyah dan Qur'aniyah
Ayat-ayat Allah Swt. diekspresikan dalam tiga ayat yang berbebeda
tapi saling melengkapi. Ayat-ayat Allah Swt. meliputi:
Ayat Qur'aniyah (qauliyah). Yaitu, tanda-tanda kebesar Swt. yang
ada di dalam Al-Qur'an (dan hadis sahih). I hukum yang terpenting
di sini adalah tauhid (keesaan Allah akhlak (moralitas), dan keadilan
(hukum kepasangan positif dan negatif atau maslahat dan
mafsadat).
Sedangkan terhadap ayat-ayat kauniyah, kewajiban kita adalah
tafakur, yakni memperhatikan, merenungi, dan mempelajarinya
dengan saksama. Dan untuk melakukan dua kewajiban tersebut,kita
menggunakan akal pikiran dan hati yang telah Allah karuniakan
kepada kita.
Kehidupan Alam
Kehidupan adalah sesuatu yang mulia dan sangat
berharga. Diri setiap makhluk hidup dilengkapi dengan
naluri (mempertahankan hidup) dan kecenderungan
(hidup kekal). Manusia sebagai makhluk hidup. yang
mempunyai naluri. Maka kehidupan merupakan sesuatu
yang bernilai pada dirinya sendiri sehingga menggugah
sikap hormat dan melahirkan perilaku perlindungan dan
perawatan terhadap kehidupan itu sendiri.Dan
kecenderungan yang demikian, juga mempunyai suatu
kesadaran (idrak) untuk mempertahankan hidup.
Manusia dan Kedudukannya

Karena alam dipandang sebagai sesuatu yang bernilai bagi dirinya


sendiri karena ada kehidupan di dalamnya, dengan sendirinya
manusia dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari alam dan
bergantung sepenuhnya dengan alam." Dalam perjalanan hidup
dan kehidupannya, manusia sebagai makhluk Allah pada dasarnya
mengemban amanah atau tugas-tugas kewajiban dan tanggung
jawab yang dibebankan oleh Allah Swt. kepadanya agar dipenuhi,
dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Allah Swt. berfirman
dalam QS al-Nisa' ayat 58, sebagaimana berikut: "Innallaha
yamurukum an tu'addu al-amanaati ila ahliba."
Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah
Kedudukan Manusia sebagai Khalifah

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah Swt. sebagai makhluk dengan


mengemban dua amanat besar dari sang Khaliq, yaitu sebagai hamba-Nya yang
harus selalu beribadah tunduk, ruku sujud kepada-Nya, dengan menjalankan
segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi atas apa yang dilarang-Nya,
itulah hakikat takwa. Adapun amanat yang kedua adalah diciptakannya sebagai
khalifah di muka bumi ini, sebagai pelindung, pengayom dan memakmurkan
jagat raya ini, dan termasuk menjaga dan melestarikannya, tugas manusia tidak
hanya sekadar hablu minallah wa bablu minannas saja, melainkan juga harus
menjadi rahmat bagi seluruh alam, termasuk menjaga ekologi
(lingkungan),Untuk itu, Allah Swt. telah memberikan empat hidayah kepada
kita, yang mana empat bekal ini berbeda dengan yang lainnya makhluk yang
lainnya, dan dengan hidayah inilah kemudian manusia layak untuk
mengemban amanat besar, sebagai khalifah di muka bumi ini.
Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan penciptaan manusia yaitu tercermim pada Pengertian Eksistensi


martabat manusia adalah bahwasanya manusia diciptakan ke dunia ini oleh
Allah Swt. melaui berbagai rintangan tentunya tiada lain untuk mengabdi
kepada-Nya, sehingga dengan segala kelebihan yang tidak dimi liki mahluk
Allah lainnya tentunya kita dapat memanfaatkan bumi dan isinya untuk satu
tujuan yaitu mengharapkan rida dari Allah Swt. Dan dengan segala potensi diri
masing-masing kita berusaha untuk meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
kita sehingga dapat selamat Dunia dan Akhirat. "Dan aku tidak ciptakan jin dan
manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku (QS adz-Dzariyat: 56).
Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah Swt. Bentuk peng abdiannya
tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah Swt.. melaksanakan
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebagai bentuk mengakui
keberadaan Allah Swt. adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam.
Ekosistem Antar manusia
Hubungan antara manusia sebagai khalifah Allah Swt. dengan manusia
pada umumnya biasanya disebut hubungan biologis, namun jika
mengacu pada timbal balik hubungan antara manusia dengan makh luk
hidup dan benda mati, maka sesungguhnya hubungan manusia dengan
manusia lainnya masih disebut sebagai kajian ekologi, untuk lebih
praktis, ada pembagian ekologi sosial, selain ekologi sumber daya alam,
ckologi pencemaran, dan lainnya.
Kemudian dikatakan bahwa ekologi manusia mencakup pada hubungan
manusia dengan makhluk hidup lainnya dalam berinteraksi (semua
komponen biotik, tidak terkecuali manusia di dalamnya, dan hubungan
manusia dengan benda mati di sekitarnya karena ekologi manusia
termasuk ilmu yang mempelajari satu jenis spesies organisme yang
berinteraksi dengan lingkungannya."

Anda mungkin juga menyukai