Disusun Oleh :
NIM : 215050032
(URINDO)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat ,
taufik,dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Agama Islam dengan Materi
“fungsi Dan Peranan Manusia” tidak lupa saya panjatkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya ,sahabatnya , dan insya Allah kepada
kita semua sebagai umatnya.
Makalah ini saya susun dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui lebih jelas tentang apa
saja fungsi dan peranan manusia di ajaran Islam.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat belum sempurna. Oleh karena itu saya
mohon maaf apa bila makalah serta pengetahuan yang saya ketik kurang lengkap dan kurang
baik , saya mohon bimbingan untuk kemajuan saya.
Semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya selaku
penyusun makalah ini.
Annisa Wahyuningsih
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
b. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Allah SWT
c. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Khalifah Allah SWT
d. Tujuan Hidup Manusia
c. Fungsi Dan Peranan Manusia
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Kritik Dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Menjelaskan fungsi dan peranan manusia di dalam islam dan menjelaskan hakikat manusia
menurut pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia ,
yaitu:
Menjadi abdi Allah . Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi
kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud
dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski
terdapat resiko besar didalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah
membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56 “ dan
tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku “
Menjadi saksi Allah . Sebelum ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah nahwa
dialah tuhannya. Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang
tuanya yang menjadikan manusia sebagai nasrani atau beragama selain islam. Hal ini
tercantum dalam QS Al A’raf : 172.
Dan ingatlah , keturunan anak0anak adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka ( saya berfirman ) “ Bukankah aku ini tuhan mu?”
kami menjadi saksi (kami lakukan yang demikian itu ) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan” sesungguhnya kami (bani adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini ( keesaan tuhan)”
Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi
yang telah ditentukan allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan
bumi . khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai raja atau
presiden tetapi yang dimaksu d sebagai khalifah disini adalah seorang pemimpin
islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah yang telah diajarkan
Rasulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu
memikul tanggung jawab ini. Karena khalifah adalah wali Allah yang mempusakai
dunia ini.
Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan
kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Dalam
hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantung . adanya hubungan
ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban . Hubungan manusia dengan allah adalah
hubungan makhluk dengan khaliknya . dalam masalah ketergantungan, hidup manusia
selalu mempunyai ketergantungan kepada orang lain . Dan tumpuan serta ketergantungan
adalah ketergantungan kepada yang maha bijaksana , yang maha sempurna , ialah Allah
rabbul ‘ alamin , Allah tuhan yang maha esa.
Kebahagisan manusia di dunia dan akhirat , tergantung kepada izin dan ridho allah,
dan untuk itu Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainnya.
Maka untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus
mengikuti ketentuan dari Allah SWT. Sungguh tak dapat dihitung dan tak dapat dinilai
dengan materi yang banyak . kewajiban Allah sebagai khaliknya , yang telah memberikan
kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.
Jadi berdasarkan hadist AL-lu’lu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada garis
besar ada2:
1. Mentauhudkan nya yakni tidak memusyriknya kepada sesuatu pun.
2. Beribadah sesuatu saat.
Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa di neraka,
bahkan akan diberi pahaa dengan pahala yang berlipat ganda, dengan spuluh
kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia.
Dalam al-qur’an kewajiban ini diformulasikann dengan:
Iman
Amal saleh
Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dlam
ayat (QS Al Baqarah ayat 177) iman dan amal saleh , yang disebut
takwa dengan perincian :
Kepada sesame manusia : dengan memberikan harta yang juga
senang terhadap harta itu, kepada kerabatnya kepada anak-anak
yatim kepada orang-orang miskin kepada musafir yang
membutuhkan pertolongan (ibnu sabil )
Kepada Allah : menegakan /mendirikan sholat dan menunaikan
zakat
Kepada diri sendiri : menempati janji pabila ia berjanji,sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan
Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada Allah memenuhi manusia
terhadap khalik.
Tanggung jawab manusia sebaga khalifah Allah
Dua peran yang dipegang manusia di muka bumi . sebagai khalifah dan abdi
merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab melahirkan dinamika hidup, yang
sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran .
oleh karena itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah,kerja keras yang
tiada hentinya , sebab bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk satu amal
shaleh . kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk
Allah , bukanlah hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak
terpisahkan. Kekhalifahaan adalah ralisasi dari pengabdinya kepada Allah yang
menciptakannya.
Dengan demikian , manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan
yang menyempurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi
sekaligus menghadapkannya pada tuntunan kodrat yang menempatkan posisinya
keterbatasan.
Allah menciptakan alam semesta ini bukan dengan main-main, bukan tanpa
tujuan. Manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini pun diciptakan untuk
suatu tujuan. Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia dalam firman-Nya, yang
artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.
Hadits di atas memberi petunjuk bahwa shalat, puasa, zakat dan haji hanya
merupakan sebagian saja dari sekian banyak lapangan ibadah yang tersimpul dalam
kedudukan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. (Jamal Syarif Ibrani, 2004:
70-71)
Manusia dalam hidup ini juga begitu. Dalam mengarungi hidup ini manusia
harus mempunyai tujuan hidup yang benar dan jelas, agar tidak tersesat jalan. Cuma
sayang, kalau dalam hal ini hanya bertumpu pada akal, tidak akan manusia dapat
menentukan tujuan hidupnya dengan benar. Untuk menentukan dari mana
sesungguhnya manusia berasal, akal sudah tidak mampu, apalagi menentukan untuk
apa keberadaannya di alam dunia ini. Belum lagi akal diminta menerangkan, ke mana
sesungguhnya manusia sesudah mati, apakah kematian itu bagi manusia merupakan
akhir dari segalanya? Hal ini lebih tidak dimengerti oleh akal.
Tepat sekali apa yang pernah dikatakan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib,
“Siapa yang cita-cita hidupnya hanya untuk apa-apa yang masuk ke dalam perutnya,
maka nilai hidup orang itu sama dengan apa-apa yang kemudian keluar dari perutnya.
Sesungguhnya persoalan tujuan hidup manusia, bukanlah wewenang akal untuk
merumuskannya. Pada hakikatnya yang paling tahu tentang hal ini ialah Allah SWT
sendiri karena Dialah yang menciptakan manusia dan semua kehidupan ini. Dengan
sendirinya Allahlah pula yang berwenang dan lebih tahu tentang untuk apa
sebenarnya Dia menciptakan manusia.
Menurut Islam, tujuan hidup manusia adalah seperti yang dinyatakan oleh Allah
dalam firman-Nya:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah
kepada-Ku”. (Adz-Dzariyat: 56).
Inilah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, menurut ketentuan Yang membuat
hidup itu sendiri, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Manusia sebagai makhluk yang memiliki derajat yang tinggi, bertanggung jawab atas
segala yang diperbuat.
2. Fungsi kehidupan manusia sebagai hamba Allah ,sebagai khalifah Allah.
3. Tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan ,berbuat baik kepada sesama
manusia dan tujuan hidup yang sebenarnya menurut ajaran agama islam adalah untuk
beribadah kepada Allah SWT.
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf apabila dalam
penulisan ini ada kesalahan , menyadari bahwa penulisan jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kritik dan saran yang dapat membangun semangat saya harapkan dan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/pwahana/article/download/3602/2
654/
https://owntalk.co.id/2020/10/29/mengapa-harus-di-ciptakan-ini-fungsi-dan-peranan-
manusia/?amp
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alfath/article/view/3253