Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK 1

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH DAN MANUSIA SEBAGAI


KHALIFAH

DISUSUN OLEH:

LISMAWATI 02220180188

ANGIRA AULIA RAHMAN 02220180211

DEVI REZKY ANANDA 02220180245

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya
kepada kamis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang manusia sebagai hamba dan manusia
sebagai khalifah.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang manusia sebagai hamba dan manusia sebagai
khalifah ini dapat memberikan manfaat maupun pembelajaran terhadap pembaca.

Makassar, 14 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Kedudukan Manusia Sebagai Hamba dalam Pandangan Islam ................... 3
B. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah .................................... 3
C. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah....................................... 5
D. Bunyi ayat-ayat tentang manusia sebagai khalifah Allah di bumi .............. 5

BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 7
B. Saran ....................................................................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia diberi hak hidup oleh Allah swt. Bukan untuk hidup semata, melainkan ia diciptakan
oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Dalam rangka pengabdian inilah, manusia dibebani
kewajiban/taklif yang sangat erat kaitannya dengan usaha dan kesungguhan manusia itu
sendiri.Selanjutnya dalam kehidupan manusia selalu dipengaruhi berbagai faktor yang saling
berkaitan satu dan yang lainnya. Oleh karena itu manusia dalam berikhtiar melaksanakan taklif,
berkewajiban mengendalikan dan mengarahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya,
guna mencapai kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

Manusia atau yang biasa disebut oleh Allah dalam Al Qur’an dengan sebutan bani adam
mempunyai kedudukan yang sangat mulia, bahkan makhluk Allah yang paling mulia di antara
makhluk-makhluk Allah yang lain. Nilai lebih yang diberikan Allah ini merupakan pembeda
manusia dengan ciptaan Allah yang lain. Namun “kemulian/karamah” manusia ini ada nilai
konsekuensi yang berat. Kenapa? Karena pada diri manusia terdapat nafsu yang tidak selamanya
dapat diajak kompromi untuk menjalankan ketaatan kepada Allah swt. Meskipun manusia berstatus
sebagai hamba, tapi manusia diberi kedudukan sebagai khalifah Allah dengan berbagai tingkat dan
derajatnya, dalam hubungannya secara vertikal dengan Allah ataupun hubungan horizontal sejajar
antar sesama manusia.

Khalifah sebagai pengganti, ia diberi wewenang terbatas sesuai dengan potensi diri dan
posisinya. Namun manusia harus paham bahwa wewenang itu pada dasarnya adalah tugas yang
harus di emban dengan penuh tanggung jawab. Tugas khalifah dalam Al Qur’an biasa disebut
imaratul ardh (memakmurkan bumi) dan ibadatullah (beribadah kepada Allah). Allah menciptakan
manusia dari bumi ini dan menugaskan manusia untuk melakukan imarah dimuka bumi dengan
mengelola dan memeliharanya. Karena manusia dalam melaksanakan tugas dan wewenang
imarahnya sering melampaui batas, sering melanggar dan bahkan mengambil hak saudaranya, maka
Allah memberikan solusi dengan cara bertaubat kepada-Nya. Imaratul ardh yang berarti mengelola
dan memelihara bumi, tentu saja bukan sekedar membangun tanpa tujuan apalagi hanya untuk
kepentingan diri sendiri. Tugas membangun justru merupakan sarana yang sangat mendasar untuk
melaksanakan tugasnya yang inti dan utama yaitu ibadatullahin (beribadah kepada Allah). Lebih
dari itu adalah sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat yang menjadi tujuan
utama.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kedudukan manusia sebagai hamba dalam pandangan islam?


2. Bagaimanakah tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah?
3. Bagaimanakah tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah?
4. Bagaimanakah bunyi ayat-ayat tentang manusia sebagai khalifah Allah di bumi?

C. Tujuan

1. Memahami kedudukan manusia sebagai hamba dalam pandangan islam.


2. Memahami tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah.
3. Memahami tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah.
4. Memahami bunyi ayat-ayat tentang manusia sebagai khalifah Allah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Manusia sebagai Hamba dalam Pandangan Islam

Menurut Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk menjadi
kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-kemampuan yang disebut
fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pendidikan,
dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan
dalam keadaan suci pendidikanlah yang dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia
yang konkrit.
Darinya kita dapat mengetahui, dan mengenal tentang berbagai macam konsep yang
berhubungan dengan kehidupan, baik yang fisik ataupun yang non fisik. Satu dari sekian permasalahan
yang dibahas dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan kajian yang sering dinilai secara
spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan tidak disandarkan pada
pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang manusia.
Konsep manusia adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial kemanusiaan yang
menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya. Agar konsep manusia yang kita bangun
bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita mesti bertanya pada Dzat yang
mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui Al-Qur'an. Lewat Al-Qur'an Allah
memberikan rahasia-rahasia tentang manusia.

B. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harusdipertanggung jawabkan


dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.Manusia menjadi khalifah, berarti
manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang
diberikan kepadamanusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah danmendayagunakan
apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Allah.
Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang
telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukumTuhan baik yang tertulis dalam kitab suci
(al-qaul), maupun yang tersirat dalamkandungan pada setiap gejala alam semesta (al-kaun).
Seorang wakil yangmelanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkarikedudukan
dan peranannya serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.Oleh karena itu dia diminta
pertanggungjawaban terhadap penggunaankewenangannya dihadapan yang diwakilinya, sebagaimana
firman Allah dalam surat fathir : 39.

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir,
maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu
tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting
yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).
Yakni dengan mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata dengan
tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar
ri’ayah).Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya
sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan
menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat
potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.Dua peran yang dipegang
manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan‘abdun merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab
yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada
nilai-nilai kebenaran.
Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila
terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia
meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti firman Allah

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." – (QS.95:4)
C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan.
Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan hanya layak diberikan kepada Allah, yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang Khaliq;
menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba (budak) dengan tuannya. Si
hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah tuannya. Demikianlah, karena
posisinya sebagai ‘abid, kewajiban manusia di bumi ini adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas
sepenuh hati .

Artinya “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." – (QS.98:5)

Tanggung jawab abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan bersifat
fluktuatif (naik-turun), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu wayanqushu (terkadang
bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).
Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga . tanggung jawab terhadap
keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri
berkaitan dengan perintah memelihara iman keluarga. Oleh karena itu dalam al-qur’an dinyatakan
dengan quu anfusakum waahlikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman, dari neraka).

D. Bunyi ayat-ayat tentang Manusia sebagai Khalifah Allah di Bumi

Surat Al-Baqarah Ayat 30

َ‫ﻚ ا ﻟ ﺪ ﱢ ﻣ َ ﺎ ء‬
ُ ِ‫ﺴ ﻔ‬ ِ ْ ‫ﺧ ﻠ ِ ﯿ ﻔ َ ﺔ ً ۖ ﻗ َ ﺎ ﻟ ُ ﻮ ا أ َ ﺗ َ ْﺠ ﻌَ ُﻞ ﻓ ِ ﯿ ﮭ َ ﺎ ﻣَ ْﻦ ﯾ ُ ﻔ‬
ْ َ ‫ﺴ ﺪ ُ ﻓ ِ ﯿ ﮭ َ ﺎ َو ﯾ‬ َ ِ ‫ﻋ ٌﻞ ﻓ ِ ﻲ ا ْﻷ َ ْر ض‬ َ ‫ﻚ ﻟ ِ ﻠ ْ ﻤَ َﻼ ﺋ ِ ﻜَ ﺔ ِ إ ِ ﻧ ﱢ ﻲ‬
ِ ‫ﺟﺎ‬ َ ‫َو إ ِ ذْ ﻗ َ ﺎ َل َر ﺑ ﱡ‬

ْ َ ‫ﻚ ۖ ﻗ َ ﺎ َل إ ِ ﻧ ﱢ ﻲ أ‬
‫ﻋ ﻠ َ ﻢ ُ ﻣَ ﺎ َﻻ ﺗ َ ْﻌ ﻠ َ ﻤُ ﻮ َن‬ َ َ‫س ﻟ‬
ُ ‫ك َو ﻧ ُ ﻘ َ ﺪ ﱢ‬
َ ِ ‫ﺤ ْﻤ ﺪ‬ ُ ‫َو ﻧ َ ْﺤ ُﻦ ﻧ ُ ﺴَ ﺒ ﱢ‬
َ ِ‫ﺢ ﺑ‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Surat Al- A’raf Ayat 129

‫ﺴ ﺘ َ ْﺨ ﻠ ِ ﻔ َ ﻜ ُ ْﻢ ﻓ ِ ﻲ‬
ْ َ ‫ﻚ ﻋَ ﺪ ُ وﱠ ﻛ ُ ْﻢ َو ﯾ‬ ِ ‫ﻗ َ ﺎ ﻟ ُ ﻮ ا أ ُ و ذ ِ ﯾ ﻨ َ ﺎ ِﻣ ْﻦ ﻗ َ ﺒ ْ ِﻞ أ َ ْن ﺗ َ ﺄ ْ ﺗ ِ ﯿ َ ﻨ َ ﺎ َو ِﻣ ْﻦ ﺑ َ ْﻌ ﺪ ِ ﻣَ ﺎ‬
َ ِ ‫ﺟ ﺌ ْ ﺘ َ ﻨ َ ﺎ ۚ ﻗ َ ﺎ َل ﻋَ ﺴَ ٰﻰ َر ﺑ ﱡ ﻜ ُ ْﻢ أ َ ْن ﯾ ُ ﮭ ْ ﻠ‬

َ ْ ‫ا ْﻷ َ ْر ض ِ ﻓ َ ﯿ َ ﻨ ْ ﻈ ُ َﺮ ﻛَ ﯿ‬
‫ﻒ ﺗ َ ْﻌ ﻤَ ﻠ ُ ﻮ َن‬
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan
sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan
menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.

Surat Sad Ayat 26

‫ﻚ ﻋَ ْﻦ ﺳَ ﺒ ِ ﯿ ِﻞ ﱠ‬
ۚ ِ‫ﷲ‬ َ ‫ﻀ ﻠﱠ‬
ِ ُ ‫ﺤ ﻖﱢ َو َﻻ ﺗ َ ﺘ ﱠ ﺒ ِ ﻊ ِ ا ﻟ ْ ﮭ َ َﻮ ٰى ﻓ َ ﯿ‬
َ ْ ‫ﺧ ﻠ ِ ﯿ ﻔ َ ﺔ ً ﻓ ِ ﻲ ا ْﻷ َ ْر ض ِ ﻓ َ ﺎ ْﺣ ﻜ ُ ْﻢ ﺑ َ ﯿ ْ َﻦ ا ﻟ ﻨ ﱠ ﺎ س ِ ﺑ ِ ﺎ ﻟ‬ َ ‫ﺟ ﻌَ ﻠ ْ ﻨ َ ﺎ‬
َ ‫ك‬ َ ‫ﯾ َ ﺎ د َ ا ُو و د ُ إ ِ ﻧ ﱠ ﺎ‬

ِ ْ ‫ب ﺷَ ﺪ ِ ﯾ ﺪ ٌ ﺑ ِ ﻤَ ﺎ ﻧ َ ﺴ ُ ﻮ ا ﯾ َ ْﻮ م َ ا ﻟ‬
ِ ‫ﺤ ﺴَ ﺎ ب‬ ‫ﻀ ﻠ ﱡ ﻮ َن ﻋَ ْﻦ ﺳَ ﺒ ِ ﯿ ِﻞ ﱠ‬
ٌ ‫ﷲ ِ ﻟ َ ﮭ ُ ْﻢ ﻋَ ﺬ َ ا‬ ِ َ ‫إ ِ ﱠن ا ﻟ ﱠ ﺬ ِ ﯾ َﻦ ﯾ‬
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.

Surat An-naml Ayat 62

‫ﺧ ﻠ َ ﻔ َ ﺎ ءَ ا ْﻷ َ ْر ض ِ ۗ أ َ إ ِ ﻟ َٰ ﮫ ٌ ﻣَ ﻊَ ﱠ‬
‫ﷲ ِ ۚ ﻗ َ ﻠ ِ ﯿ ًﻼ ﻣَ ﺎ ﺗ َ ﺬ َ ﻛ ﱠ ُﺮ و َن‬ ُ ‫ﻒ ا ﻟ ﺴﱡ ﻮ ءَ َو ﯾ َ ْﺠ ﻌَ ﻠ ُ ﻜ ُ ْﻢ‬ ْ ُ‫ﺐ ا ﻟ ْ ﻤ‬
ِ ‫ﻀ ﻄ َ ﱠﺮ إ ِ ذ َ ا د َ ﻋَ ﺎ ه ُ َو ﯾ َ ْﻜ‬
ُ ‫ﺸ‬ ِ ُ ‫أ َ ﻣﱠ ْﻦ ﯾ‬
ُ ‫ﺠﯿ‬

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-
Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di
bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi ini. Yang mampu merubah
bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena
manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan perasaan. Selain
itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.
Dari paparan di atas tadi, jelaslah bahwasanya peran dan tanggung jawab manusia baik sebagai
hamba Allah dan makhluk sosial serta sebagai khalifah sangat berat dan dan harus dipertanggung
jawabkan. Namun demikian Allah memberikan amanah tersebut kepada manusia dikarenakan
adanya potensi manusia untuk melaksanakannya. Sebagai hamba Alllah, manusia sudah dibekali
potensi tauhid di dalam dirinya semenjak ia masih dalam rahim ibunya. Sebagai makhluk sosial,
fitrah manusia tidak bisa hidup sendiri, satu sama lainnya saling membutuhkan. Dan perannya
sebagai khalifah , manusia dibekali ilmu pengetahuan agar dapat mengekspolarasi sumber daya
alam untuk kesejahteraan umat, bukan mengeksploitasinya. Tolak ukur seseorang telah secara
maksimal melaksanakan peran dan tanggung jawabnya tersebut, dapat dilihat bagaimana upayanya
dalam memanfaatkan umur (nikmat) untuk senantiasa berbuat kebajikan, baik hubungannya secara
vertikal, maupun sosial horizontal
B. Saran

Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis menyarankan:


1. Hendaknya kita sebagai manusia menyadari Fungsi dan Tugas kita sebagai manusia yang hidup
dimuka bumi.
2. Hendaknya pemahaman tentang seluk beluk manusia dikenalkan sedini mungkin

Anda mungkin juga menyukai