Anda di halaman 1dari 16

i

Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam

Disusun Oleh

AYU SUGESTI
NIKEN
ZAHWA
FITRIA
DADANG

TA. 2020
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia
Dalam Pandangan Islam”..
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Abung Semuli, 02 November 2020

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Fungsi dan Peran Manusia....................................................................................... 2

B. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan khalifah Allah SWT..................... 3

C. Kelemahan-Kelemahan Manusia............................................................................. 5

D. Sifat-Sifat Manusia.................................................................................................. 7

E. Kelebihannya Atas Mahluk Lain.............................................................................. 11

BAB III PENUTUP................................................................................................................. 12

Kesimpulan................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari
saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga
akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah
adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir,
bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia
sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT.
Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu
derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki
kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan
tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus
sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah
sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.

B. Rumusan Masalah.

1. Apa Fungsi dan Peran Manusia?


2. ApaTanggung Jawab Manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT?
3. Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
4. Bagaimana Sifat Manusia?
5. Apakah Kelebihannya atas mahluk lain?

C. Tujuan Penulisan

1. Kita dapat mengetahui Fungsi dan Peran Manusia


2. Kita dapat mengetahui Tanggung Jawab Manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT
3. Kita dapat mengetahui Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
4. Kita dapat mengetahui Bagaimana Sifat Manusia
5. Kita dapat mengetahui Apakah Kelebihannya atas mahluk lai
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA

Pada Al-Qur’an QS 2 (al-Baqarah) : 30, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya


aku hendak menjadikanmu sebagai khalifah di muka bumi”, mereka berkata:
mengapa engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?”. Allah berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Dari ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa fungsi dan peranan
manusia sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi ini. Sehingga peran yang
dilakukan sesuai ketetapan Allah, di antaranya yaitu:

1. Belajar (surat an-Naml : 15-16 dan al-Mukmin : 54)

Belajar tentunya membuat seseorang mengetahui banyak hal yang


sebelumnya ia belum mengetahuinya. Belajar dinyatakan pada surat al-‘Alaq ayat
1 adalah mempelajari ilmu Allah dan ayat kedua dijelaskan juga yang termasuk
ilmu Allah adalah al-Kitab. Jadi tidak lain ilmu Allah yang berwujud al-Qur’an
dan ciptaanNya.[1]

2. Mengajarkan ilmu (al-Baqarah : 31-39)

Selain belajar khalifatullah juga harus mengajarkan ilmu yang didapat.


Ilmu yang diajarkan tidak hanya ilmu yang dikarang manusia akan tetapi juga
ilmu Allah yaitu al-Qur’an dan al-Bayan (ilmu pengetauan).[2] Dalam Al-Qur’an
itu sendiri berisi berbagai aturan yang mengatur kehidupan manusia. Al-Qura’an
digunakan sebagai pedoman hidup manusia, sehingga dengan mengajarkan al-
Qur’an berarti mengajarkan cara hidup yang benar menurut Allah SWT.
3

3. Membudidayakan Ilmu (al-Mu’min : 35)

Ilmu yang sudah didapat tidah hanya disampaikan orang lain, tetapi yang
utama ialah untuk diamalkan oleh diri sendiri terlebih dahulu sehingga
membudaya seperti yang di contohkan oleh nabi SAW yaitu setelah diri sendiri
dan keluarganya,kemudian teman dekatnya dan baru orang lain. Proses
pembudidayaan ilmu Allah berjalan seperti proses pembentukan kepribadian dan
proses iman. Tau, mau, dan melakukan apa yang diketahui.

prinsip di atas, sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak hanya
untuk kepentingan diri sendiri atau hanya memikirkan diri sendiri, akan tetapi
juga untuk kepentingan dan kebaikan semua umat manusia.

B. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH


ALLAH

1. Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang
dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan
keadilan.

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-


makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk
Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab
manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan
tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggung jawab manusia secara umum
digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA
katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan
dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki
adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan
akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam
harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang
dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang
pengembalaannya” .(Muttafaq ‘alaih)

Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia


dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya
atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila
4

pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah


dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Tanggung jawab manusia sebagai Khalifah Allah

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus


dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi,
serta pengolaan dan pemeliharaan alam.

Manusia selaku khalifah di muka bumi mempunyai tugas dan kewajiban


mengelola dan memakmurkan alam semesta sesuai dengan aturan dan ketentuan
Allah, menegakkan kebenaran dan keadilan, serta melakukan amar ma’ruf nahyi
mungkar.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.


Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran
di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang
memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya. Firman Allah SWT:

Artinya:

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:


Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah
Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan
menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan
memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak
ketahui.” (Al-Baqarah:30)

Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah


melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia
merupakan makhluk yang paling istimewa. Firman Allah SWT :

Artinya :

“Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami)


kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka
enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak
5

ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia
(dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah)
sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan
suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”(Al-Ahzab: 72)

Makna yang esensial dari kata ‘abf (hamba) adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan.[1] Ketaatan dan ketundukan dan ketaatan seorang manusia
sebagai hamba hanta ditujukan, diberikan kepada Allah. Kepatuhan kepada Allah
ditunjukkan dengan selalu mematuhi perintahNya dan menjahui laranganNya.

Seorang hamba Allah mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga.


Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari diri sendiri yang
dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahlikum naaran (jagalah
dirimu dan keluargamu, dengan iman, dan api neraka.)[2]

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah menciptakan


makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara
makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah
tanggungjawab manusia sangat luas meliputi semua kewajibannya, yang dalam
ajaranNya menurut sunah rasul, memerintahkan hamba-Nya untuk berlaku adil
dan ihsan. Dengan demikian seorang hambabertanggung jawab dalam
menegakkan keadilan untuk diri sendiri maupun keluarga.

C. KELEMAHAN – KELEMAHAN MANUSIA MENURUT ISLAM

Allah telah menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya lalu


disempurnakan penciptaanya dengan diberikan ruh pada manusia. Kemudian kita
diberikan sarana-sarana yang membuat diri kita lebih istimewa dari makhluk lainnya.

Terdapat dalam firman Allah SWT tentang manusia, antara lain:

Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya (QS adz-Dzariyat


[51]: 56).

Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas keagamaan) (QS al- Ahzab
[33] : 72).

Manusia ditugaskan untuk menjadi pengelola (khalifah) di bumi (QS al-Baqarah [2]:
30).

Manusia juga ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar (QS Ali Imran [3]: 110).
6

Tetapi dibalik itu semua, ternyata Allah juga mengkaruniai kita potensi
kelemahan-kelemahan didalam diri kita. Kelemahan –kelemahan manusia yang
diabadikan didalam al-Qur’an antara lain adalah:

1. Suka membantah
Terdapat di Qur’an surah Al-kahfi : 54 yang isinya
‫ان َأ ْكثَ َر َش ْي ٍء َج َداًل‬ ِ َّ‫ص َّر ْفنَا فِي ٰهَ َذا ْالقُرْ آ ِن لِلن‬
ُ ‫اس ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل ۚ َو َكانَ اِإْل ْن َس‬ َ ‫َولَقَ ْد‬
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran
ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.

2. Bersifat lemah
Terdapat di Qur’an surah An-Nisa : 28 yang isinya
‫ض ِعيفًا‬ َ ِ‫ي ُِري ُد هَّللا ُ َأ ْن يُخَ فِّفَ َع ْن ُك ْم ۚ َو ُخل‬
ُ ‫ق اِإْل ْن َس‬
َ ‫ان‬
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah.
3. Zalim dan bodoh
Terdapat di Qur’an surah Al-Ahzab : 72
َ‫ال فََأبَ ْينَ َأ ْن يَحْ ِم ْلنَهَا َوَأ ْشفَ ْقن‬
ِ َ‫ض َو ْال ِجب‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫ِإنَّا ع ََرضْ نَا اَأْل َمانَةَ َعلَى ال َّس َم‬
‫ان ۖ ِإنَّهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل‬
ُ ‫ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اِإْل ْن َس‬
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
4. Senang bermaksiat
Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 5
ُ‫ان لِيَ ْف ُج َر َأ َما َمه‬
ُ ‫بَلْ ي ُِري ُد اِإْل ْن َس‬
“ bahkan manusia itu hendak bermaksiat terus-menerus”
5. Mencintai kehidupan dunia
Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 20
َ‫َكاَّل بَلْ تُ ِحبُّونَ ْال َعا ِجلَة‬
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai
kehidupan dunia.
6. Melampaui batas
Terdapat di Qur’an surah Al-Alaq : 6
ْ َ‫َكاَّل ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَي‬
‫طغ َٰى‬
“ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas
7. Malas berbuat baik
Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 21
‫َوِإ َذا َم َّسهُ ْالخَ ْي ُر َمنُوعًا‬
“dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”
8. Senang berkeluh kesah dan gelisah
Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 19
7

‫ق هَلُوعًا‬
َ ِ‫ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ ُخل‬
“sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesan lagi kikir”
9. Tergesa-gesa
Terdapat di Qur’an surah Al-Anbiya: 37
ِ ‫ان ِم ْن َع َج ٍل ۚ َسُأ ِري ُك ْم آيَاتِي فَاَل تَ ْستَع‬
‫ْجلُو ِن‬ ُ ‫ق اِإْل ْن َس‬
َ ِ‫ُخل‬
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku
perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
10. Kikir
Terdapat di Qur’an surah Al-Isra’ : 100
ِ َ‫قُلْ لَوْ َأ ْنتُ ْم تَ ْملِ ُكونَ خَزَاِئنَ َرحْ َم ِة َربِّي ِإ ًذا َأَل ْم َس ْكتُ ْم خَ ْشيَةَ اِإْل ْنف‬
ُ ‫اق ۚ َو َكانَ اِإْل ْن َس‬
‫ان‬
‫قَتُورًا‬
Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan,
karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat kikir.

D. SIFAT-SIFAT MANUSIA

Ada banyak sifat manusia dalam pandangan Islam. Penggambaran sifat-sifat ini akan
membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai
Allah SWT. Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut:

Pertama, manusia itu lemah.  “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan
manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)

Kedua, manusia itu gampang terperdaya “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”
(Q.S Al-Infithar : 6) 

Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-
takaatsur  1)

Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-
Baqarah 155)

Kelima, manusia itu bersedih hati.  “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-


orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh,
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)
8

Keenam, manusia itu tergesa-gesa. "Dan manusia mendoa untuk kejahatan


sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.
(Al-Isra’ 11)

Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan manusia dari mani,
tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)

Kedelapan, manusia itu suka berlebih-lebihan. “Dan apabila manusia ditimpa


bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri,
tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui
(jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus
: 12)

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq :


6)

Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan,
dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya;
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan
kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya)
sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu
itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-
Zumar : 8 )

Kesepuluh, manusia itu suka berkeluh-kesah. “Apabila ia ditimpa kesusahan ia


berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia
menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia;
dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan
niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)

Kesebelas, manusia itu kikir. “Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai


perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat
kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)

Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan sebahagian
dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf  : 15)
9

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
(Q.S. al-’Aadiyaat : 6)

Ketigabelas, manusia itu zalim dan bodoh. “Sesungguhnya Kami telah


mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)

Keempatbelas, manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan kebanyakan mereka


tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)

Kelimabelas, manusia itu suka berangan-angan. “Orang-orang munafik itu


memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu
bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu
mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu
serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu
telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)

E. KELEBIHAN MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAIN

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan
yang di banding dengan makhluk lain. Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai
kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami


angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk
yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol ( QS. Al Isra 70).

Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia
beriman dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada
beberapa alasan  yang mendukung pernyataan tsb.

Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud (hormat) kepada
Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia ;

“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu kepada
adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur  dan ia adalah
termasuk golongan kafir. ( QS. Al Baqarah 34).
10

Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama
ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah
SWT.

“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian


mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman, Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang golongan yang benar. Mereka menjawab, Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami katahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah
berfirman, Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka
setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman, Bukankah sudah Ku
katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.” (Q S. Al
Baqarah 33)

Ketiga, kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat
tidak memiliki hawa nafsu sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui
perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan.

Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dimuka bumi, “Ingatlah
ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi…”(QS.Al Baqarah 30)

Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.
Diantara karakteristik manusia adalah:

1. Aspek kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang
terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional
dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.

2. Aspek ilmu

Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak
bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan
kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
11

3. Aspek kehendak

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam


hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah
berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau
maksiat.

4. Pengarahan akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
           
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih
mulia dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa
melakukan apa saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang
begitu banyak ketimbang makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu
menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling
menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna kelebihannya
tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.
Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita
diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda
Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.
Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang
terancam keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke
negara kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi)
padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai khalifah perlu
melakukan tarbiyah.
13

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1998

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004

Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan,
1990

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta :
Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama
Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai