Disusun Oleh
AYU SUGESTI
NIKEN
ZAHWA
FITRIA
DADANG
TA. 2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia
Dalam Pandangan Islam”..
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Kelemahan-Kelemahan Manusia............................................................................. 5
D. Sifat-Sifat Manusia.................................................................................................. 7
Kesimpulan................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna. Diciptakan dari
saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah hingga
akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah
adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir,
bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia
sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT.
Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu
derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki
kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepadaAllah SWT yang merupakan
tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus
sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah
sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Dari ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa fungsi dan peranan
manusia sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi ini. Sehingga peran yang
dilakukan sesuai ketetapan Allah, di antaranya yaitu:
Ilmu yang sudah didapat tidah hanya disampaikan orang lain, tetapi yang
utama ialah untuk diamalkan oleh diri sendiri terlebih dahulu sehingga
membudaya seperti yang di contohkan oleh nabi SAW yaitu setelah diri sendiri
dan keluarganya,kemudian teman dekatnya dan baru orang lain. Proses
pembudidayaan ilmu Allah berjalan seperti proses pembentukan kepribadian dan
proses iman. Tau, mau, dan melakukan apa yang diketahui.
prinsip di atas, sebagai seorang khalifah, apa yang dilakukan tidak hanya
untuk kepentingan diri sendiri atau hanya memikirkan diri sendiri, akan tetapi
juga untuk kepentingan dan kebaikan semua umat manusia.
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang
dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan
keadilan.
Artinya:
Artinya :
ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia
(dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah)
sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan
suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”(Al-Ahzab: 72)
Makna yang esensial dari kata ‘abf (hamba) adalah ketaatan, ketundukan,
dan kepatuhan.[1] Ketaatan dan ketundukan dan ketaatan seorang manusia
sebagai hamba hanta ditujukan, diberikan kepada Allah. Kepatuhan kepada Allah
ditunjukkan dengan selalu mematuhi perintahNya dan menjahui laranganNya.
Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas keagamaan) (QS al- Ahzab
[33] : 72).
Manusia ditugaskan untuk menjadi pengelola (khalifah) di bumi (QS al-Baqarah [2]:
30).
Manusia juga ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar (QS Ali Imran [3]: 110).
6
Tetapi dibalik itu semua, ternyata Allah juga mengkaruniai kita potensi
kelemahan-kelemahan didalam diri kita. Kelemahan –kelemahan manusia yang
diabadikan didalam al-Qur’an antara lain adalah:
1. Suka membantah
Terdapat di Qur’an surah Al-kahfi : 54 yang isinya
ان َأ ْكثَ َر َش ْي ٍء َج َداًل ِ َّص َّر ْفنَا فِي ٰهَ َذا ْالقُرْ آ ِن لِلن
ُ اس ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل ۚ َو َكانَ اِإْل ْن َس َ َولَقَ ْد
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran
ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah.
2. Bersifat lemah
Terdapat di Qur’an surah An-Nisa : 28 yang isinya
ض ِعيفًا َ ِي ُِري ُد هَّللا ُ َأ ْن يُخَ فِّفَ َع ْن ُك ْم ۚ َو ُخل
ُ ق اِإْل ْن َس
َ ان
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah.
3. Zalim dan bodoh
Terdapat di Qur’an surah Al-Ahzab : 72
َال فََأبَ ْينَ َأ ْن يَحْ ِم ْلنَهَا َوَأ ْشفَ ْقن
ِ َض َو ْال ِجب
ِ ْت َواَأْلر ِ اواَ ِإنَّا ع ََرضْ نَا اَأْل َمانَةَ َعلَى ال َّس َم
ان ۖ ِإنَّهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل
ُ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اِإْل ْن َس
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
4. Senang bermaksiat
Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 5
ُان لِيَ ْف ُج َر َأ َما َمه
ُ بَلْ ي ُِري ُد اِإْل ْن َس
“ bahkan manusia itu hendak bermaksiat terus-menerus”
5. Mencintai kehidupan dunia
Terdapat di Qur’an surah Al-Qiyamah: 20
ََكاَّل بَلْ تُ ِحبُّونَ ْال َعا ِجلَة
Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai
kehidupan dunia.
6. Melampaui batas
Terdapat di Qur’an surah Al-Alaq : 6
ْ ََكاَّل ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَي
طغ َٰى
“ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas
7. Malas berbuat baik
Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 21
َوِإ َذا َم َّسهُ ْالخَ ْي ُر َمنُوعًا
“dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”
8. Senang berkeluh kesah dan gelisah
Terdapat di Qur’an surah Al-Ma’arij: 19
7
ق هَلُوعًا
َ ِِإ َّن اِإْل ْن َسانَ ُخل
“sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesan lagi kikir”
9. Tergesa-gesa
Terdapat di Qur’an surah Al-Anbiya: 37
ِ ان ِم ْن َع َج ٍل ۚ َسُأ ِري ُك ْم آيَاتِي فَاَل تَ ْستَع
ْجلُو ِن ُ ق اِإْل ْن َس
َ ُِخل
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku
perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
10. Kikir
Terdapat di Qur’an surah Al-Isra’ : 100
ِ َقُلْ لَوْ َأ ْنتُ ْم تَ ْملِ ُكونَ خَزَاِئنَ َرحْ َم ِة َربِّي ِإ ًذا َأَل ْم َس ْكتُ ْم خَ ْشيَةَ اِإْل ْنف
ُ اق ۚ َو َكانَ اِإْل ْن َس
ان
قَتُورًا
Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan,
karena takut membelanjakannya”. Dan adalah manusia itu sangat kikir.
D. SIFAT-SIFAT MANUSIA
Ada banyak sifat manusia dalam pandangan Islam. Penggambaran sifat-sifat ini akan
membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai
Allah SWT. Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut:
Pertama, manusia itu lemah. “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan
manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
Kedua, manusia itu gampang terperdaya “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah”
(Q.S Al-Infithar : 6)
Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-
takaatsur 1)
Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-
Baqarah 155)
Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan manusia dari mani,
tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan,
dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya;
kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan
kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya)
sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu
itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-
Zumar : 8 )
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia
menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia;
dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan
niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)
Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan sebahagian
dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)
9
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
(Q.S. al-’Aadiyaat : 6)
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan
yang di banding dengan makhluk lain. Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai
kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia
beriman dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada
beberapa alasan yang mendukung pernyataan tsb.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud (hormat) kepada
Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia ;
“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu kepada
adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah
termasuk golongan kafir. ( QS. Al Baqarah 34).
10
Kedua, malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang al asma (nama-nama
ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah
SWT.
Ketiga, kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat
tidak memiliki hawa nafsu sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui
perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan.
Keempat, manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dimuka bumi, “Ingatlah
ketika Tuhan mu berfirman kepada para malaikat, : Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi…”(QS.Al Baqarah 30)
Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.
Diantara karakteristik manusia adalah:
1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang
terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional
dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak
bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan
kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
11
3. Aspek kehendak
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih
mulia dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa
melakukan apa saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang
begitu banyak ketimbang makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu
menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling
menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna kelebihannya
tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.
Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita
diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda
Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.
Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang
terancam keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke
negara kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi)
padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai khalifah perlu
melakukan tarbiyah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1998
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004
Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan,
1990
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta :
Rineka Cipta, 2004
Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama
Islam Universitas Negeri Makassar.
Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.