Anda di halaman 1dari 20

i

MAKALAH
KEBUTUHAN ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu : Dr. Heny Wulandari,M.pd.I


Mahasiswa : Silvia Ika Rahmadani
NPM : 2011070145
Kelas :D
Fakultas : Tarbiyah
Prodi : Pendidikan Anak Usia Dini

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN


LAMPUNG
TP. 2020-2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ Kebutuhan Anak Usia Dini ” .Pada makalah ini kami
banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari
berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca

Semuli Raya, 16 Desember 2020

Penyusun

 
iii

DAFTAR ISI
 

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. 2
2.1 Teori Hirarki Abraham Maslow................................................................... 2
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN ANAK USIA DINI.................................. 6
3.1 Pengertian Analisis Kebutuhan................................................................... 6
3.2 Kebutuhan Anak Usia Dini......................................................................... 6
3.3 Pola Kebutuhan Anak berdasarkan Asah, Asih,Asuh................................. 13
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 16
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 16
4.2 Saran............................................................................................................. 16
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... 17
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk membantu seorang anak mencapai potensinya secara


optimal, orangtua harus memastikan bahwa tahun-tahun prasekolah
dipenuhi dengan kegembiraan.Bagi seorang anak, bermain adalah belajar
dan belajar adalah menyenangkan.Bermain merupakan kegiatan yang
penting bagi pertumbuhan danperkembangan fisik, sosial, emosi,
intelektual, dan spiritual anak.

Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi,


serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik.Pada dasarnya
anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan
sendiri maupun berkelompok.Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-
senang yang terjadi secara alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk
bermain, tetapi mereka akan memperoleh kesenangan, kenikmatan,
informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi. Bermain
memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak, untuk guru, orang
tua dan fungsi lainnya.bagi anak. Dengan bermain dapat mengembangkan
fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa,
perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi
fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya.

Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan
orangtua dapat memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat
intervensi, kolaborasi dan berkomunikasi dengan anak.Fungsi lainnya
adalah rekreasi, penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan mekanisme
integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam


makalah ini adalah :

1. Apa pengertian analisis kebutuhan anak usia dini?


2. Bagaimana kebutuhan anak usia dini?
3. Bagaimana Kebutuhan anak usia dini melalui Pola Asah,Asih,Asuh

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembahasan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian analisis kebutuhan anak usia dini


2. Untuk mengetahui kebutuhan anak usia dini
3. Untuk mengetahui pola kebutuhan anak usia dini melalui
asah,asih,asuh.
2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Hirarki Abraham Maslow

Salah satu teori motivasi yang terkenal dijelaskan oleh Abraham


Maslow. Hierarki kebutuhan Maslow menjadi salah satu teori yang
terkenal dan memiliki pengaruh besar. Secara mendasar, Maslow
menjelaskan bahwa motivasi kita dipengaruhi oleh kebutuhan tertentu. 

Maslow pertama kali memperkenalkan konsep hierarki kebutuhan


dalam makalahnya tahun 1943 "A Theory of Human Motivation" dan
bukunya yang berjudul Motivation and Personality. Hierarki ini
menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar
sebelum beralih ke kebutuhan lain yang lebih besar.

Sementara beberapa aliran pemikiran yang ada pada saat itu


(seperti psikoanalisis dan behaviorisme) cenderung berfokus pada perilaku
bermasalah, Maslow jauh lebih tertarik untuk belajar tentang apa yang
membuat orang bahagia dan hal-hal yang mereka lakukan untuk mencapai
tujuan itu.

Sebagai seorang humanis, Maslow percaya bahwa orang-orang


memiliki hasrat bawaan untuk teraktualisasikan diri, yaitu, untuk menjadi
apa yang mereka bisa. Namun, untuk mencapai tujuan akhir ini, sejumlah
kebutuhan yang lebih mendasar harus dipenuhi seperti kebutuhan akan
makanan, keamanan, cinta, dan penghargaan.

Ada lima tingkat hierarki kebutuhan Maslow yang berbeda. Mari


kita melihat lebih dekat kebutuhan Maslow mulai dari tingkat terendah,
yang dikenal sebagai kebutuhan fisiologis.

Hierarki Maslow paling sering ditampilkan sebagai piramida.


Tingkat terendah piramida terdiri dari kebutuhan paling dasar, sedangkan
kebutuhan paling kompleks ada di bagian paling atas piramida.
3

Kebutuhan dasar di piramida adalah kebutuhan fisik, termasuk


kebutuhan akan makanan, air, dan tidur. Setelah kebutuhan tingkat rendah
ini dipenuhi, orang dapat beralih ke tingkat kebutuhan berikutnya, yaitu
kebutuhan untuk keselamatan dan keamanan.

Ketika orang naik ke atas piramida, kebutuhan menjadi semakin


dekat dengan unsur psikologis dan sosial. Selanjutnya ada, kebutuhan akan
cinta, persahabatan, dan keintiman menjadi penting. Lebih jauh ke atas
piramida, kebutuhan akan penghargaan pribadi dan perasaan pencapaian
menjadi prioritas.

Seperti Carl Rogers, Maslow menekankan pentingnya aktualisasi


diri, yang merupakan proses tumbuh dan berkembang sebagai pribadi
untuk mencapai potensi individu.

Adapun 5 tingkatan dalam teori Hierarki Kebutuhan Maslow adalah


sebagai berikut:

Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis dasar mungkin cukup jelas — ini termasuk


hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidup kita. Beberapa contoh
kebutuhan fisiologis meliputi:

Makanan
Air
Pernafasan
Homeostasis

Selain persyaratan dasar nutrisi, pengaturan suhu dan udara,


kebutuhan fisiologis juga mencakup hal-hal seperti tempat tinggal dan
pakaian. Maslow juga memasukkan reproduksi seksual pada tingkat
hierarki kebutuhan ini karena sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Ketika naik ke tingkat kedua hierarki kebutuhan Maslow, tahapan


mulai menjadi sedikit lebih kompleks. Pada level ini, kebutuhan akan
keamanan dan keselamatan menjadi yang utama. Orang ingin kontrol dan
ketertiban dalam hidup mereka, jadi kebutuhan akan keselamatan dan
keamanan ini berkontribusi besar pada perilaku di tingkat ini.

Beberapa kebutuhan dasar keamanan dan keselamatan meliputi:

Keamanan keuangan
Kesehatan dan kesehatan
Keselamatan dari kecelakaan dan cedera

Mencari pekerjaan, mendapatkan asuransi kesehatan dan perawatan


kesehatan, tabungan, dan pindah ke lingkungan yang lebih aman adalah
4

semua contoh tindakan yang dimotivasi oleh kebutuhan keamanan dan


keselamatan.

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial dalam hierarki Maslow mencakup hal-hal seperti


cinta, penerimaan, dan kepemilikan. Pada tingkat ini, kebutuhan akan
hubungan emosional mendorong perilaku manusia. Beberapa hal yang
memenuhi kebutuhan ini meliputi:

Pertemanan
Keluarga
Kelompok sosial
Kelompok masyarakat

Untuk menghindari masalah seperti kesepian, depresi, dan


kecemasan, penting bagi orang untuk merasa dicintai dan diterima oleh
orang lain. Hubungan pribadi dengan teman, keluarga, dan kekasih
memainkan peran penting, seperti halnya keterlibatan dalam kelompok
lain yang mungkin termasuk kelompok agama, tim olahraga, klub buku,
dan kegiatan kelompok lainnya.

Penghargaan

Pada tingkat keempat dalam hierarki Maslow adalah kebutuhan


untuk penghargaan dan rasa hormat. Ketika kebutuhan di tiga tingkat
terbawah telah terpenuhi, kebutuhan penghargaan mulai memainkan peran
yang lebih menonjol dalam memotivasi perilaku.

Pada titik ini, menjadi semakin penting untuk mendapatkan rasa


hormat dan penghargaan dari orang lain. Orang-orang memiliki kebutuhan
untuk mencapai hal-hal dan kemudian upaya mereka diakui.

Selain kebutuhan akan perasaan puas dan gengsi, kebutuhan


penghargaan mencakup hal-hal seperti harga diri dan nilai pribadi. Orang-
orang perlu merasakan bahwa mereka dihargai dan oleh orang lain dan
merasa bahwa mereka memberikan kontribusi kepada dunia. Partisipasi
dalam kegiatan profesional, prestasi akademik, partisipasi atletik atau tim,
dan hobi pribadi semuanya dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan
penghargaan.

Orang yang mampu memenuhi kebutuhan penghargaan dengan


mencapai harga diri yang baik dan pengakuan orang lain cenderung
merasa yakin dengan kemampuan mereka. Mereka yang kurang percaya
diri dan menghargai orang lain dapat mengembangkan perasaan rendah
diri.

Bersama-sama, penghargaan dan tingkat sosial membentuk apa


yang dikenal sebagai kebutuhan hierarki psikologis.
5

Kebutuhan Aktualisasi Diri

Di puncak hierarki Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri.


Maslow menjelaskan, merujuk pada kebutuhan orang-orang untuk
mencapai potensi penuh mereka sebagai manusia.

Menurut definisi Maslow tentang aktualisasi diri:

"Ini dapat secara umum digambarkan sebagai penggunaan penuh


dan eksploitasi bakat, kemampuan, potensi, dll. Orang-orang tersebut
tampaknya memenuhi diri mereka sendiri dan melakukan yang terbaik
yang mampu mereka lakukan ... Mereka adalah orang-orang yang telah
mengembangkan atau sedang berkembang menuju kepribadian penuh
yang mereka mampu. "
6

BAB III

ANALIS1S KEBUTUHAN ANAK USIA DINI

3.1 Pengertian Analisis Kebutuhan

1. Analisis

Menurut kamus bahasa Indonesia analisis adalah kata bantu


penguraian suatu pokok atas berbagai bagianya dan penelaahan bagian itu
sendiri, serta hubungan antarbagian untuk mendapatkan pengertian yang
tepat dan pemahaman makna keseluruhan; proses pencarian jalan keluar
yang berangkat dari dugaan akan kebenaranya; penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2. Kebutuhan

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk


mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan
kenyamanan.

3. Anak Usia Dini


4. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun
5. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun
6. Kesimpulan

Analisis kebutuhan Anak Usia Dini adalah: Suatu usaha untuk


mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan anak pada usia 0-6 tahun agar
anak siap melanjutkan pendidikan selanjutnya.

3.2 Kebutuhan Anak Usia Dini


1. Pendahuluan

Dimensi-dimensi perkembangan anak fisik, sosial, emosi, kognitif,


dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu
dimensi memengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan
dalam satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan
pada dimensi-dimensi lainnya.

Sebagai contoh, ketika para bayi mulai belajar berjalan,


kemampuan mereka untuk menjelajahi lingkungan menjadi meluas dan
pergerakan mereka ini, pada gilirannya, memengaruhi perkembangan
kognitif mereka. Demikian juga perkembangan dalam keterampilan
berbahasa memengaruhi kemampuan anak-anak untuk membangun
hubungan-hubungan sosial dengan orang dewasa dan anak-anak yang lain,
dan pada gilirannya keterampilan-keterampilan dalam interaksi sosial ini
dapat mendukung atau menghambat perkembangan bahasa mereka.
7

Karena dimensi-dimensi perkembangan tersebut berhubungan satu


sama lain, kita seharusnya menyadari betul hal ini dan menggunakan
kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar
anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua
dimensi perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran
akan adanya hubungan antarsemua bagian perkembangan ini, bermanfaat
untuk perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak.
Kurikulum untuk bayi, anak-anak batita (bayi sampai usia tiga tahun), dan
anak usia prasekolah hampir pasti digerakkan oleh kebutuhan untuk
mendukung perkembangan yang sehat pada semua bagian diri anak.
Sementara untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum
diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak
mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.

Untuk membentuk generasi terbaik, kebutuhan aiyik usia dini


harus terpenuhi. Anak usia dini adalah anak dengan usia 0-6 tahun.
Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai golden age karena
masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa, baik
dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak faktor
yang akan sangat memengaruhi dalam perjalanan mereka menuju
kedewasaan, tetapi apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada
mereka pada usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki
pengaruh yang dominan dalam menentukan setiap pilihan dan langkah
hidup mereka. Ada tiga kebutuhan mendasar bagi seorang anak pada usia
dininya, yaitu:

1. Nutrisi: nutrisi saat hamil. Sejak seorang ibu mengetahui dirinya hamil, dia
harus memotivasi dirinya untuk memberikan gizi terbaik pada janinnya.
Dengan makan makanan bergizi tinggi dan menghindari hal-hal yang
dapat merugikan perkembangan janinnya.

 ASI ekslusif di awai kehidupan bayi Pemberian ASI ekslusif adalah


tonggak pertama untuk membentuk generasi yang sehat dan cerdas. Sangat
disarankan untuk tidak memberikan makanan atau minuman selain ASI
(termasuk susu formula), karena bayi hanya membutuhkan ASI di masa 6
bulan pertama kehidupannya.
 Makanan Pendamping ASI yang tepat. Pengenalan makanan semipadat
pertama pada anak bisa dimulai setelah anak berusia 6 bulan. Sebaiknya
mulai dikenalkan makanan yang mengandung karbohidrat yang dihaluskan
dan dicampur dengan ASI.
 Pemberian gizi yang seimbang pada anak usia batita dan balita. Pada masa
batita dan balita, seorang anak sudah makan makanan keluarga yang
dikenalkan sejak usia 1 tahun. Gizi seimbang harus diperhatikan dan kalau
bisa hindarkan dari pemakaian penyedap rasa.

1. Stimulasi sangat penting untuk tumbuh kembangnya anak. Stimulasi bisa


dimulai sejak anak dalam kandungan dengan memperdengarkan hal-hal
yang positif, membacakan buku, menceritakan kejadian sehari-hari pada
janin. Menginjak kelahirannya, permainan secara fisik dapat menstimulasi
8

bayi, baik menstimulasi pendengaran dengan mengajaknya membaca


buku, bernyanyi, bunyi-bunyian. Menstimulasi penglihatan dengan
memperlihatkan warna-warna cerah. Termasuk bermain, bermain adalah
hak anak untuk lebih meningkatkan kecerdasannya. Dengan bermain,
banyak hal yang bisa dicapai pada anak usia dini, dan jangan pernah
menganggap bermain adalah hal yang tidak penting.
2. Kasih sayang adalah hal sangat mutlak yang harus diberikan pada anak.
Otak anak memiliki 100 milyar sel. Dengan kasih sayang dan stimulasi
yang tepat sel-sel tersebut, akan saling bersambungan. Marilah kita
limpahi anak-anak kita dengan kasih sayang dan bukan dengan kemanjaan.
3. Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur
di mana kemampuan- kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan
pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-
kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan
anak sebelumnya.

Perkembangan anak-anak dalam semua bagiannya dipengaruhi oleh


abilitas mereka untuk membangun dan memelihara sebuah hubungan primer
yang positif secara konsisten dengan orang- orang dewasa dan anak-anak yang
lain. Hubungan-hubungan primer ini berawal dalam keluarga, tetapi kemudian
meluas seiring berjalannya waktu, termasuk guru-guru, anak-anak, dan
anggota- anggota komunitas; oleh karena itu, praktik-praktik yang sesuai
dengan tahapan perkembangan seharusnya memperhatikan dengan baik
kebutuhan- kebutuhan fisik, sosial, dan emosi sebagaimana halnya
perkembangan intelektual.

2. Dasar Teori Bayi

Pada usia dua belas bulan pertama kehidupan, bayi perlu


mengembangkan hubungan dekat dengan orang dewasa tertentu. Orang
dewasa pertama adalah orangtua bayi berdasarkan cinta kasih dan
dukungan.

Orangtua bayi akan menerima hunungan dengan orang dewasa lain


yang melayannya. Apabila bayinya dititpkan kepada orang lain, orang
dewasa harus menekankan untuk mengembangkan hubungan dengan bayi
tersebut.

Teori Erikson menyarankan bahwa kontak mata adalah penting


untuk mengembangkan hubungan kepercayaan. Memegang bayi dengan
lembut, membuai, menanggapi kebutuhannya dengan gerakan yang
tenang, dan kata-kata yaiYg lembut mendukung perkembangan dari
sebuah hubungan dan rasa aman pada bayi. Anak mengembangkan rasa
percaya ketika lingkungan mereka dapat diperkirakan dan mendukung.

Perkembangan hubungan rasa percaya dengan orang


dewasa yang terlibat dengan bayi dan kesempatan menjelajahi
lingkungan yang aman menjadi dasar untuk perkembangan
selanjutnya.
9

Penelitian otak yang dilakukan sejak tahun 1990-an telah


membuktikan bahwa bayi perlu rasa sayang secara tetap. Otak bayi
berkembang sangat pesat dan hubungan rasa percaya menjamin
kemungkinan bagi bayi mengembangkan sinap otak yang
diperlukan untuk mendukung perkembangan seluruhnya. Trauma
atau pengalaman yang penuh tekanan dapat meningkatkan kortisol
bayi, bila terus-menerus dapat mengakibatkan perkembangan
lambat atau tidak normal dalam subkortikal, sistem limbik dan
batang otak. Pengalam- pengalam negatif ini dapat mengakibatkan
kecemasan dan kesedihan atau ketidakmampuan bayi/ anak untuk
mengadakan hubungan yang normal dan sehat (perry,1995).

Teori piaget menyarankan bahwa anak sebagai pelajar aktif


dan perkembangan berlangsung melalui proses interatif antara anak
dan orang lain atau benda di dunianya yang terus berkembang. Ini
sudah lebih jauh dibuktikan melalui penelitian otak,

1. 0-1 Bulan. Bayi menunjukkan perilaku. Seperti menggenggam, menangis,


mencari suara, terkejut dengan suara-suara bising, bila sisi dari muka
disentuh didekat mulut pada bayi baru lahir, dia akan membuka mulut dan
membuat gerakan menghisap.
2. 0-4 Bulan. Bayi akan menunjukkan senyumnya saat didekatkan dengan
wajah yang menyenangkan, sentuhan lembut dan suara ramah, senyum ini
disebut dengan *senyum sosial* dan dianggab oleh banyak orang
merupakan tahap kognisi yang menandakan bahwa anak mengembangkan
hubungan dengan yang lain.
3. 4-10 Bulan. Bayi mulai bergerak ke dalam lingkungannya, banyak bayi
mulai merangkak, mencoba untuk berdiri dan beberapa mulai berjalan,
selama masa ini bayi mulai mengulang-ulang tindakan Secara sengaja.
Contoh bayi akan mendorong dirinya menyebrangi lantai untuk dapat
menyentuh mainan yang berwarna warni.
4. 10-12 bulan. Bayi terus meningkatkan perkembangan dari koordinasi otot-
otot besar dan kecil seperti mencoba merangkak, berdiri dan berjalan.
5. Dasar Teori Anak Usia Satu Tahun (12-24 bulan)

Selama masa usia 12 bulan sampai 2 tahun, anak ini membangun


kekuatan dari hubungan yang sudah Anak usia satu tahun belajar tentang
dunianya melalui peran serta langsung yang aktif dengan benda, anak, dan
orang dewasa. Kesempatan bermain dengan macam-macam mainan di
dalam dan di luar ruangan sangat penting. Bahasa mulai berkembang
dengan kecepatan yang pesat saat usia satu tahun.

Tahapan Perkembangan Sensorimotor Piaget Usia 12 Bulan-24 Bulan

Tahapan Usia
Perkembangan
Tahapan Perkembangan
Kognisi dan Tingkah
Laku
Percobaan 12-18 bulan Anak mulai melakukan percobaan aktif yang dibuktikan
melalui kegiatan uji coba.
10

Anak mulai membedakan dirinya dari yang lain


Anak memakai banyak waktu *melakukan percobaan*
untuk melihat apa yang akan terjadi
Anak sudah mengembangkan *ketetapan benda* (dapat
menemukan benda-benda yang disembunyikan pada
tempat tersembunyi pertama)
Anak malai memahami ruang, waktu, dan sebab akibat
dalam hubungan ruang dan waktu.

Tahapan Usia Perkembangan Kognisi


Tahapan Perkembangan
dan Tingkah Laku
1. Kombinasi pikiran anak dibuktikan
dengan berpikir sebelum melakukan.

2.  Perkembangan lebih lanjut


hubungan sebab akibat.

3.  Dapat membayangkan benda


dalam pikiranya.

4. Tindakan meniru dan semakin


simbolik.
Kecerdasan representasi 18-24 bulan
5. Mulai merasakan tentang waktu
(kapan sesuatu terjadi).

6.  Ketetapan benda terus berkembang


dan anak dapat menemukan benda
yang beberapa kali disembunyikan.

7.  Anak bersifat memikirkan diri


sendiri saja; memandang dunia hanya
dari sudut pandangnya saja.

Anak yang masih merangkak       dan/atau berjalan menjauhi


pengasuhnya saat dia menjelajah dan melakukan percobaan. Selama masa
ini pengasuh akan sering melakukan. Anak akan mudah terikat
perhatiannya dengan mainan-mainan yang lembut atau selimut. Teori
Anna Freud membuktikan bahwa melalui penciuman, perasaan, dan
penglihatan, barang tersebut memberikan perasaan aman pada anak selagi
ditinggal jauh dari kenyaman langsung oleh pengasuhnya. Anak yang baru
berusia satu tahun akan bergerak terus-menerus.

4. Dasar Teori Anak Usia Dua Tahun (24-36 Bulan)


11

Masa *penguasaan diri malu dan ragu* meluas pada usia dua belas
bulan sampai duapuluh empat bulan dan w terus hingga anak berusia tiga
puluh enam bulan bersama dengan pengembangan bahasa dan awai latihan
ke kamar mandi. Selama masa ini anak melanjutkan membangun kekuatan
hubungannya yang telah berkembang di awai masa bayi. Jika lingkungan
aman dan tetap serta telah berkembang rasa percaya terhadap orang
dewasa di lingkunganya kemudian ke benda orang lain, saat anak
berhubungan dengan benda, anak lain, dan orang dewasa, penguasaan dan
rasa percaya dirinya terbangun. Ketika bayi mulai bergerak dan berjalan,
batasan-batasan harus ditata dan di tempat batasan-batasan itu kita dapat
melihat jelas munculnya awai usaha keras bagi kekuatan atau ^penguasaan
diri*. Bayi dapat bergerak dan mudah dialihkan. Anak usia satu tahun
maunya tetap terus (kekuatan). Anak usia dua tahun mulai nenggunakan
bahasa untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ledakan amarah masih
lazim. Anak ini sering mengucapkan kata *tidak* atau *punyaku*.
Perkembangan bahasa merupakan metode yang paling penting dalam
membantu anak mengusai dunianya, dengan perkembangan bahasa anak
dapat mengembangkan sebuah sistem simbol yang mewakili dunianya.

Selama masa ini, anak sangat aktif. Hal ini penting, agar pengasuh
terus-menerus mendukung perkembangan keterampilan gerak dan
mengendalikan tubuh. Pengasuh seharusnya tidak memaksakan, melatih
mengulang-ulang men-dnll keterampilan tersebut, ketika pengasuh
memberikan kesempatan aman untuk anak berlatih supaya anak dapat
mengendalikan kegiatan motorik kecepatanya, perkembangan
pengendalian diri dan rasa menghargai diri yang kuat dan terdukung.

Bila suara-suara kasar, pukulan, atau hukuman digunakan untuk


mengendalikan kegiatan anak usia satu tahun, rasa malu dan ragu terhadap
kemampuan mereka dapat muncul. Ini berarti anak usia dini tidak boleh
semaunya. Tapi, pengasuh harus memberikan lingkungan keterampilan
main dengan anak lain dan merasa sadar diri sendiri.

Semua ahli teori telah menyarankan bahwa anak berkembang


melalui hubungan dengan lingkungan dan saat hubungan ini aman, penuh
kasih sayang, dan sesuai untuk perkembangan anak, perkembangan anak
sepenuhnya terdukung. Ketika pengasuh mengamati anak mulai bermain
dengan anak lain, duduk dan melihat-lihat buku, memasang ipuzzle
bersama, mendengarkan dan ikut serta dengan pengasuh berbagi musik
dan bermain jari, secara simbolik mewakili dunianya melalui naskah main
peran yang baik dengan bahan-bahan main peran makro dan mikro, dan
menumpuk balok untuk kesenangan membangun daripada merobohkan,
perkembangan anak mulai beranjak ke usia tiga tahun. Keterampilan main
ini, bukan keterampilan latihan ke kamar mandi, yang seharusnya dilihat
untuk menentukan apakah anak sudah siap ke kelompok bermain. Latihan
ke kamar mandi BUKAN sebuah persaratan untuk peralihan ke kelompok
bermain.

5. Dasar Teori Prasekolah (anak usia 3-6 Tahun)


12

Teori perkembangan anak berikut ini seharusnya digunakan untuk


memberikan dasar bagi semua kegiatan diprogram prasekolah (diambil
dari pelaksanaan sebuah program keterlibatan awai dasar main yang sesuai
perkembangan untuk anak usia dini dengan atau tanpa kebutuhan khusus-
model program ceratif, 1997). Prasekolah perlu untuk mengembangkan
keterampilan sosialnya yang akan memungkinkan mereka untuk bermain
dengan anak lain.

Menggunakan bahasa untuk memecahkan masalah mereka. Mereka


juga perlu banyak kesempatan untuk mencoba kegiatan-kegiatan baru dan
menjelajah. Anak prasekolah bisa terdengar bicara, *saya bisa
mengerjakannya* dan saat mereka dibolehkan untuk mengembangkan
keterampilan sesuai kecepatannya sendiri, tanpa kritik orang dewasa,
mereka akan menjaga perasaan positif akan dirinya. Rasa percaya diri,
memiliki sikap *saya dapat melakukan,* adalah penting bagi anak untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan untuk keberhasilan di sekolah nanti. Selama tahap
perkembangan ini penting sekali bahwa lingkungan memberikan
kesempatan-kesempatan pada anak untuk mengalami perasaan akan
keberhasilan. Semua kegiatan seharusnya direncanakan sehingga anak
dapat merasa percaya diri dalam berkerja sesuai tingkat perkem-
bangannya. Saat anak prasekolah dibolehkan untuk bermain yang
mendukung, lingkungan yang positif dengan bahan-bahan, orang dewasa,
dan anak lain, mereka akan mengembangkan ego yang kuat yang
mendukung rasa memiliki dan mampu untuk melaksanakan.

Lingkungan bermain yang bermutu memberikan kesempatan-


kesempatan bagi anak prasekolah untuk mengembangkan keterampilan
main peran menggunakan bahan-bahan main peran makro dan mikro.
Dalam main peran, anak dapat membelokkan kenyataan untuk
mempersiapkan ego mereka. Erikson menyarankan bahwa melalui
pengalaman-pengalaman main peran, anak mulai mengerti dunia di
sekeliling mereka dan mengembangkan keterampilan social dengan anak
lain. Selama tahap ini, anak terlibat dalam main peran dengan anak lain
yang berkembang dari hubungan sosial main sendiri dan main
berdampingan pada anak usia dua tahun ke perilaku sosial kerja sama,
yang meliputi pengambilan peran, pemecahan masalah, dan rencana
kelompok.

Selama masa prasekolah, anak seharusnya diberikan kesempatan


untuk melukis, membangun, menjelajah, dan berpura-pura baik sendiri
maupun dengan anak lain. Piaget percaya bahwa anak berkembang melalui
pengalaman langsung dengan bahan-bahan, anak-anak, dan orang dewasa.
Menurut Piaget, anak harus dibolehkan untuk menemu-kan tiga jenis
pengetahuan; sosial, logika/matematika, dan fisik (Deviries & Kohlberg,
1987). Ketika anak menciptakan pengetahuannya sendiri, pengertian
mereka lebih lengkap dan dapat menggunakan pengetahuan untuk
membangun konsep yang lebih rumit.

3.3 Pola Kebutuhan Anak Berdasarkan Asah, Asih, Asuh


13

Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis


Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan
telah diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 Pasal 1, yang
dimaksud Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun,
kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan
bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. Berdasarkan Undang-undang No.
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut WHO, batasan usia
anak antara 0-19 tahun. Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di
dalam Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah
diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, yaitu: Non-diskriminasi,
Kepentingan yang terbaik bagi anak, Hak untuk hidup ; kelangsungan
hidup; dan perkembangan, serta Penghargaan terhadap pendapat anak.
Menurut prinsip dasar hak anak yang ke-3, anak mempunyai hak untuk
bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh berarti bertambahnya ukuran
tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara sel-sel. Indikator untuk
mengetahui adanya pertumbuhan adalah: adanya pertambahan tinggi
badan, berat badan dan lingkar kepala. Berkembang adalah bertambahnya
struktur, fungsi  dan kemampuan anak yang lebih kompleks, meliputi
kemampuan :

 Sensorik (kemampuan mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium)


 Motorik (terdiri dari gerak kasar, halus, dan kompleks)
 Berkomunikasi dan berinteraksi (tersenyum, menangis, bicara, dll)
 Kognitif (kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat,
memecahkan masalah, dan kecerdasan)
 Bersosialisasi, kemandirian
 Kreativitas
 Moral dan spiritual (nilai-nilai adat dan budaya serta agama)
 dan lain-lain.

Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan).


Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat
dengan organ tubuh yang dipengaruhinya. Misal: kemampuan bicara
merupakan hasil dari perkembangan sistem syaraf yang mengendalikan proses
bicara. Hal-hal yang menentukan Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Kualitas tumbuh kembang anak ditentukan oleh:

 Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor bawaan sejak lahir (genetik-


heredokonstitusional)
 Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor sekeliling (lingkungan) yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan hingga
lahir dan bertumbuh-kembang menjadi seorang anak.

Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang


optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu: 1. Kebutuhan Fisik-
Biologis (ASUH):
14

Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi,


imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,
pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan
beristirahat.

 Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan


nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu
seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap
dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
 Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 Kebersihan: meliputi kebersihan makanan,
minuman,udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
 Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas
fisik dan tidur karena hal ini dapat
o merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan  proteiN
o merangsang pertumbuhan otot dan tulang
o merangsang perkembangan
 Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya
secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan
SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin
A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus. Tujuan
pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang,
mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):

Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam


kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras
dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental
dan psikososial anak dengan cara:

 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,


 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan
kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)

3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini


mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar
perlunya stimulasi dini:

 milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan
dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
15

 orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak


 bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
 semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
 semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
 merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-
psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika,
kepribadian,
 ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst

Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan


emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-
spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan
SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan
tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan

BAB IV

PENUTUP
16

4.1 Kesimpulan

Bermain bagi anak merupakan upaya memenuhi tiga kebutuhan


sekaligus yaitu kebutuhan fisik, emosi danstimulasi/pendidikan. Bahkan
bermain bagi anak usia balita merupakan salah satu intervensi penting
untuk mengurangi dampak menurunnya IQ pada balita yang mengalami
gangguan gizi ketika bayi, khususnya apabila intervensi pemberian
makanan bergizi terlambat dilakukan.

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk


mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan
kenyamanan.

Analisis kebutuhan Anak Usia Dini adalah: Suatu usaha untuk


mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan anak pada usia 0-6 tahun agar
anak siap melanjutkan pendidikan selanjutnya.

4.2 Saran

Demikianlah pembahasan makalah mengenai analisis kebutuhan


anak usia dini.  Semoga dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Kritik dan
saran sangat pemakalah harapkan demi untuk perbaikan makalah kami
selanjutnya.

DAFTAR  PUSTAKA

 
17

Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)

Ali, ahmad. Kebutuhan Bermain Anak Sekolah Dasar. (Jakarta: PT indeks, 2009)

[1] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 1

[2] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 3

[3] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 4

[4] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 6

[5] Ali, ahmad. Kebutuhan Bermain Anak Sekolah Dasar. (Jakarta: PT indeks,
2009) h. 12

[6] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 6

[7] Habibi, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015)
h. 6

Anda mungkin juga menyukai