Anda di halaman 1dari 14

1

TUGAS KLIPING SBK


KRITIKAN SUATU KARYA SENI

Anggota :

1. ADI KURNIAWAN
2. HARDI
3. LISA SEPTIA WATI
4. MERDA SARI

KELAS : XII IPA 1


Guru Pembimbing :

IRA LISTRIYANI, S.Kom

SMA N 2 ABUNG SEMULI


LAMPUNG UTARA
T.P 2022-2023
2

DAFTAR ISI

1. KRITIK KARYA SENI RUPABUAIAN SENANDUNG BUNDA............... 3

2. KRITIK KARYA SENI RUPA PERBURUAN......................................... 6

3. KRITIK KARYA SENI RUPA HARMONIS........................................... 9

4. KRITIK KARYA SENI RUPA MASIH ADA HARAPAN.......................... 12


3

1. KRITIK KARYA SENI RUPA BUAIAN SENANDUNG BUNDA

Judul karya : Buaian Senandung Bunda


Nama Seniman : Yani .M Sastranegara
Bahan : Polyresin
Ukuran : 53 cm x 75 cm x 100 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 3 dimensi ini yang bernamakan “ Buaian Senandung Bunda “ yang di buat oleh
Yani .M Sastranegara. Pada patung ini dipertunjukkan seorang wanita tengah menggendong anak
bayinya dengan berselimutkan kain serta satu anaknya yang memeluk tengku wanita tersebut.
Yani .M Sastranegara terkenal sebagai peseniman yang menekuni karya seni rupa 3 dimensi.
Karya – karyanya seringkali di pamerkan, selain berwujud patung, ia juga seringkali membuat
semacam karya 3 dimensi lainnya yang tak berwujud manusia sehingga membutuhkan pemahaman
konsep dan makna yang perlu di telaah lebih dalam lagi.
Karya ini terbuat dari bahan polyresin yang dimana merupakan bahan yang secara umum
digunakan untuk pembuatan patung, selain pilihan kayu, dan logam. Patung yang terbuat dari
polyresin biasanya memiliki tekstur yang halus, namun dapat dibuat lebih kasar juga sehingga dapat
memperdalam unsur tekstur nya.

Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui tanda atau
simbol. Ungkapan rupa dan permainan simbol atau tanda tentu tidak datang begitu saja, ada api
tentu ada asap. Begitu juga ketika kita menganalisis sebuah karya, perlu tahu bagaimana asap itu ada,
dengan kata lain, bagaimana kejadian yang melatarbelakangi penciptaan karya. Pada dasarnya
tahapan ini ialah menguraikan kualitas unsur pendukung ‘subject matter’ yang telah dihimpun dalam
deskripsi.
4

Karya seni rupa 3 dimensi “ Buaian Senandung Bunda “ ini didominasi pewarnaan putih serta
hanya melibatkan satu warna selainnya, yakni hijau. Pewarnaan yang minimalis ini cukup menarik
untuk diperhatikan. Pada karya ini lebih menekankan pada bentuk, bayangan, dan tekstur. Adapun
bentuk dari patung ini cukup unik, karena meskipun menggambarkan seorang manusia, namun ada
beberapa penambahan fiktif yang menimbulkan kesan tidak realistis, namun dapat memperdalam
makna yang ditimbulkan.
Representasi visual yang ditampilkan dengan bentuk realis yang terencana, tertata dan rapi,
sesuai dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli suatu objek, meskipun telah ditata
sedemikian rupa mirip dengan objek aslinya, tetap ditambahkan beberapa bagian imajinasi yang
disematkan pada karya patung ini. Namun secara garis besar, patung ini telah merealisasikan suatu
karya hingga mirip dengan objek aslinya.

Interpretasi
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin disampaikan dan kita
membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang didahului dengan mendeskripsikan.
Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat orang membaca karya seni boleh saja sama tetapi
dalam menafsir akan berbeda karena diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang atau paradigma.
Dalam karya seni rupa 3 dimensi ini, Yani . M Sastranegara mengidentifikasikan perasaan yang
mucul saat seorang ibu yang tengah merawat kedua anaknya, dan ia tanamkan pada karya patung
yang ia buat. Apabila diperhatikan, penggunaan warna putih sebagai warna dominan memiliki kesan
suci dan murni, dapat menggambarkan perasaan seorang ibu kepada anaknya yang murni akan kasih
sayang. Penambahan warna hijau dapat memberikan kesan layak, sehingga tak terjadi warna
monoton yang dapat mengurangi daya tariknya walaupun dapat menyiratkan pesan. Warna hijau
muda yang digunakan pun terlihat alami dan segar, dan warna ini juga dapat menyiratkan perasaan
tersebut.

Penilaian
Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 3 dimensi ini, komposisi yang digunakan
menurut saya sudah sangat baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan sangat baik
sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan kesan rindu bahkan haru,
berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada pandangannya masing masing.
Penggunaan tekstur yang digunakan sangat baik, pekarya membentuk suatu tekstur kasar
dengan hati pada beberapa bagian, seperti pada kain yang digunakan untuk kedua anaknya dan
pakaian sang ibunda, dan juga terlihat mulus saat pada bagian bagian tubuh lainnya. Meskipun
pembentukan wajah cukup simple, namun juga dapat memberi kesan minimalis meskipun tak
didasari dengan realistis visual secara menyeluruh.
Perpaduan warna pada patung ini juga sangat baik, dapat memberikan kesan pertama bagi
para penikmat seni. Ia tidak menggunakan warna warna rumit, namun menggunakan warna warna
halus, dapat di sebut komplementer, hal ini bisa jadi menyiratkan perasaan sang ibunda pada kedua
anak kecilnya. Selain mengandalkan warna, Yani . M juga mengandalkan bayangan yang akan timbul
pada karya nya, tentunya ini akan berpengaruh pada warna yang telah ia padukan. Efek bayangan ini
juga dipengaruhi dari tekstur detil yang ia buat, hal ini dapat memperkuat tekstur meskipun dilihat
dari jauh. Hal ini juga biasanya dapat lebih menarik perhatian pemerhati seni.
5

Meskipun begitu, terdapat beberapa kekurangan pada karya ini, apabila dipandang
berdasarkan pandangan yang berbeda. Penggunaan tekstur yang terlihat nyata namun tidak disertai
dengan bentuk yang realistis dapat menimbulkan kesan bertabrakan. Dan penggunaan warna yang
hanya berkisar putih dan hijau muda dapat mengurangi kekayaan maknanya, karena jika begitu, ada
beberapa perasaan ibunda yang mungkin tidak ikut diekspresikan. Dan juga, menurut saya pemberian
patung bayi kecil yang tengah memeluk ibunya dapat mengurangi kefokusan ibu tersebut, dan juga
bisa jadi ditafsirkan ibunda tersebut tak memedulikan salah satu anaknya tersebut karena wajah nya
terlihat tengah menunduk, menghadap bayi yang tengah dipeluknya. Hal ini juga apabila dilihat
berdasarkan foto menjadi tak terlihat bagian anak keduanya dan dapat memberikan persepsi aneh
bagi sebagian orang.
Sebaiknya, pada patung ini di tambahkan beberapa objek lain selain objek yang menjadi main
focuss, serta mungkin dengan menambahkan beberapa warna lainnya dapat meningkatkan daya
tariknya, sehingga para pemerhati seni tidak bosan melihatnya.
6

2. KRITIK KARYA SENI RUPA PERBURUAN

Judul karya : Perburuan


Nama Seniman : Januri
Bahan : Acrylic on Canvas
Ukuran : 120 cm x 145 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 2 dimensi ini yang bernamakan “ Perburuan “ yang di buat oleh Januri. Pada
karya seni lukis ini diperlihatkan seseorang yang tengah berlari sembari dikejar beberapa orang di
belakangnya. Gambar ini menggunakan warna yang sedikit kaku dan dapat dikatakan sebagai karya
lukis aliran kubisme.
Medium lukisan Januri adalah cat akrilik yang dikerjakan di atas kanvas berukuran 120 cm x
145 cm dengan kombinasi cat kuas yang diwarnai dengan searah, namun bergaris lurus meskipun
antar satu warna dengan warna lainnya memiliki tingkat kemiringan yang berbeda. Proses
penciptaannya terlihat penuh persiapan dan cukup matang tercermin dari hasil karyanya yang rapi,
rumit, dan tertata. Ukurannya yang cukup besar dapat memikat para penikmat seni, dengan
pewarnaan yang tidak membosankan.
Pada lukisan ini terlihat beberapa orang yang sedang dalam posisi yang tidak memungkinkan
terjadi pada kenyataannya, seperti gambar orang yang tengah berada di langit langit di sertai sebuah
sangkar padanya. Bahkan banyak orang orang yang berlari mengejar si `tokoh berbaju biru` dalam
posisi berlompatan, namun penggambaran posisi imajiner seperti itu dapat memberikan kesan
pengejaran oleh khalayak ramai, dimana orang orang bersempit sempitan untuk mengejar sang
pelaku. Hal ini tersirat dari judul dari lukisan itu sendiri, yakni `perburuan`, mungkin yang
dimaksudkan pelukis adalah perburuan seseorang oleh para warga yang dimana seseorang tersebut
mencuri hewan yang dipelihara di dalam sangkar salah seorang warga, misalnya ayam atau burung.

Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui tanda atau
simbol. Pada karya lukis ini, dapat dikatakan bahwa sang pelukis berusaha menggambarkan realita
7

warga zaman dahulu, yang dimana masih menggunakan cara main hakim sendiri, dan seperti yang
kita ketahui bahwa lukisan ini di lukis pada tahun 2013, yang dimana bisa saja lukisan ini menyindir
realitas sosial pada zaman sekarang yang dimana warganya masih menggunakan politik main hokum
sendiri, tanpa memedulikan fungsi Lembaga kepolisian negara, bahkan seringkali terjadi
kesalahpahaman.
Karya seni rupa 2 dimensi “ Perburuan “ ini memiliki pewarnaan yang cukup unik, meskipun
kaku serta menonjolkan garis pembeda antar warna satu dengan warna lainnya, namun sang pelukis
berhasil menggabungkan pewarnaan antar satu dengan lainnya menjadi persatuan warna yang dapat
memosisikan bayangan dan cahaya padanya. Meskipun mungkin pada goresan warna nya terlihat
berantakan, namun bisa jadi hal itu merupakan ciri khas pelukisnya, januri. Sayangnya saya tidak
menemukan data lebih lanjut mengenai januri ini.
Pada karya kubisme lainnya, biasanya menggunakan warna penuh, dan tak menggunakan
gradasi. Pemilihan warna pun biasanya acak, namun tetap memproposisikan hingga menjadi
kesatuan yang bagus. Namun pada lukisan ini menggunakan Teknik pencampuran warna dengan
warna lainnya, dan antar dua warna tidak disertai garis batas hitam yang dimana umumnya
digunakan pada karya lukis kubisme lainnya.

Interpretasi
Pada karya seni lukis ini bermakna mengenai pengejaran seseorang yang mungkin di curigai
atau telah tertangkap basah sebagai pencuri. Lalu terjadilah pengejaran padanya oleh beberapa
warga, dan pengejaran berlangsung dengan heboh. Pelukis disini berusaha menggambarkan adegan
social dimana saat terjadinya pengejaran pelaku kejahatan. Namun apabila di lihat berdasarkan
ukuran, pada tokoh pelaku utama yang dikejar memiliki badan yang lebih besar dibandingkan dengan
beberapa orang yang mengejarnya, bahkan seperti yang dilihat terdapat gambar orang orang yang
melompat, sembari memegangi sangkar dan ada pula orang yang tengah berlari mengejar sambal
memegang tali.
Komposisi yang cukup simpel bisa jadi menandakan bahwa pelukis tidak menonjolkan unsur
tersebut, pada lukisan ini lebih menonjolkan warna dan bayangan. Pewarnaan pada lukisan ini
menjadi identitas karya lukis ini sebagai karya lukis aliran kubisme. Dimana terdapat garis pembatas
kaku namun pada lukisan ini pewarnaan terlihat dinamis, meskipun tidak terjadi gradasi, namun
pelukis tetap mampu menonjolkan bayangannya pada pengaturan komposisi warna padanya.
Dengan ukuran kanvas yang cukup lebar, dan dengan latar belakang yang berisikan tanah dan
beberapa bukit dibelakang disertai awan biru bergradasi yang di dominasi warna putih, dapat
dikatakan sebagai ciri bahwa karya ini bukanlah termasuk aliran realistis. Penggambaran garisnya pun
tidak didetilkan, serta terdapat tekstur pada goresan pewarnaan yang dapat terlihat mata.

Penilaian
Karya seni lukis ini tentunya tidak lahir begitu saja, selalu berkaitan, berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi potensial , yang dimaknai sebagai
pengalaman estetik. Hasil karya sebagai representasi dari emosi-emosi modern seperti karya Januri
ini, yang ingin merepresentasikan kemelut yang terjadi dalam perkembangan negeri ini, termasuk
keresahannya mengenai hal tersebut.
Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 2 dimensi ini, komposisi yang digunakan
menurut saya sudah cukup baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan sangat baik
sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan sedih dan resah,
berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada pandangannya masing masing.

Menurut saya, penggunaan aliran kubisme pada karya lukis ini bisa menjadi salah satu daya
tariknya. Meskipun begitu mungkin bagi sebagian orang hasil karya ini kurang menekankan emosi
padanya, mungkin disebabkan karena pelukis tidak menggambar raut waja sedih, takut, risau atau
marah. Dan menurut saya aliran kubisme juga kurang cocok bila disematkan pada karya ini, menurut
8

saya karya ini seharusnya Digambar berdasarkan aliran romantisme dimana padanya pelukis dapat
memperdalam emosi para tokoh dalam karyanya.
Penggunaan tekstur yang digambar cukup baik, pelukis membentuk suatu tekstur kasar pada
beberapa bagian, yang ditimbulkan karena goresan cat acrylic yang ditekankan. Hal ini dapat
membentuk beberapa garis.
Pada karya ini, unsur bayangan lebih ditonjolkan dibandingkan garis. Pewarnaan pada bidang
– bidang yang telah ditentukan pun cukup baik. Keharmonisan antara semuanya menurut saya masih
kurang baik, dimana karya ini masih belum mampu memperdalam kesan bagi para pemerhati seni
yang berkunjung.
Sebaiknya, Pelukis menggunakan suatu gambar atau visualisasi social yang dapat
menimbulkan kesan emosi pada para penikmat seninya. Penggunaan garis pada karya lukis menurut
saya cukup penting, sehingga dapat menentukan batas-batas cukup jelas. Bilamana sebuah lukisan
yang menyapingkan garis pembatas warna hitam, maka seharusnya pelukis menggambar secara
realistis, yang dimana sangat memperhatikan warna, bayangan, bidang, tekstur, garis dan lainnya.

3. KRITIK KARYA SENI RUPA HARMONIS


9

Judul : Harmonis
Pelukis : Ahmad Savic A
Tahun 2009
Media : cat air

Bentuk (form) dan tanda (symbol) yang digunakan dalam karya


Karya seni lukis milik Ahmad Savic ini merupakan lukisan yang sekiranya mengungkapkan
bentuk sebuah pohon. Tak terdapat pohon lain disekitarnya sebagai background ataupun subjek
figuran. Hanya sebuah tiang listrik yang menemani dan tampak berdekatan, namun subjek yang
lebih ditekankan adalah pohon tersebut. Bentuk dari pohon ini tidak sederhana, banyak sekali
ranting yang menjadi cabang dari bawah hingga ke atas. Tidak dapat ditebak pohon apakah ini,
yang jelas bentuk cabang-cabang yang banyak ini menandakan merupakan pohon yang beranting
banyak. Bukan pohon rimbun nan hijau sebab dari bentuk daun-daunnya yang ekspresif terdapat
secara acak pada ranting yang banyak. Namun dapat dilihat dari bentuk pohon ini yang
menjulang ke atas hingga tak terlihat ujung batangnya merupakan pohon yang besar. Bentuk
ranting-ranting pohon yang meliuk-liuk ini makin terlihat jelas bahwa sedang diambil
perspektifnya dari bawah.

Pohon menyimbolkan sebuah kehidupan yang utuh dan pasti, kepastian ini tergambar dari
karakter pohon yang pada umumnya memiliki batang yang kuat. Sesuatu yang berhubungan
dengan alam artinya hidup dan pohon merupakan salah satu bagian dari alam. Sedangkan tiang
listrik adalah penyangga dari listrik sendiri seolah-olah menjadi simbol dari sesuatu yang lain,
lain dari sesuatu yang hidup. Listrik merupakan sesuatu yang tidak hidup dan dapat mematikan.
Apalagi listrik itu dapat mematikan sebuah pohon pada kejadian tertentu.
10

Warna yang digunakan bukan merupakan warna asli dari sebuah pohon, Savic menggunakan
warna-warna campuran seperti warna orange, kuning dan biru. Hal ini membuat lukisan yang
dibuatnya menjadi estetis dan menarik. Warna pohon yang pada umumnya hijau dan coklat
menjadi lebih bervariasi. Meski jika Savic menggunakan warna-warna ini sebagai background
nuansa, warna-warna inipun masih menjadi unsur estetik dalam karyanya.

Kesan yang anda peroleh dari hasil pengamatan


Dalam lukisan ini meskipun hanya terdapat sebuah subjek pohon dan tiang listrik namun
memiliki makna yang lebih dalam. Bukan sekedar indahnya pohon yang berdiri di dekat tiang
listrik namun lebih dari itu. Kesan rimbun tidak diperoleh namun dari pohon itu sendiri dapat
mengesankan besar dan tinggi, begitu pula pada tiang listriknya yang menggambarkan tentang
ketinggian. Hal yang berdampingan ini menggugah perasaan tertentu yang tercipta dalam hati,
seperti pada unsur-unsur yang sama antara pohon dengan tiang listrik. Ada garis-garis yang
menjadi perpaduan keserasian yang mengesankan keharmonisan satu sama lain. Persamaan
ketinggian menjadi hal yang indah ketika dilihat dari sisi bawah, hal ini sangat terlihat pada
penunjukan bahwa subjek ini berada pada posisi tinggi. Seolah-olah mengesankan pada sesuatu
yang unggul dan tinggi. Selain itu seolah hanya dari perspektif bawah dapat melihat segala
sesuatu yang harmonis. Seperti yang terlihat pada perpaduan garis kabel dan garis-garis yang
terbentuk dari ranting pohon. Penyatuan ujung pohon dengan ujung tiang listrik menjadi
penyatuan suatu hubungan yang kukuh yang terbentuk dari sesuatu yang kuat yaitu pada karakter
batang pohon dengan batang tiang listrik. Bercak-bercak daun yang tidak dimiliki oleh tiang
listrik menjadi penghias antara jalinan pohon dengan tiang listrik. Keseluruhan lukisan ini
mencerminkan sebuah keharmonisan yang tak terduga.

Penilaian anda terhadap gagasan, teknik dan media yang digunakan dalam kaitannya
dengan ekspresi yang dihasilkan
Menarik sekali lukisan ini mendapatkan gagasan dari sebuah pohon yang pada dasarnya menyatu
dengan alam namun Savic menampilkan dalam keadaan berada di perkotaan. Bukan menjadi
sosok pohon yang paling mendominasi keadaan kering di kota namun gagasannya dalam
menampilkan subjek utama adalah merupakan bentuk keharmonisan yang unik.

Teknik yang digunakan dalam lukisan ini adalah teknik aquarel, merupakan teknik yang tepat
untuk lukisan pada media kertas aquarel. Cat air yang digunakanpun sesuai dengan
penggambaran nuansa yang diharapkan. Teknik pelukisan wet on wet menjadikan pembentukan
warna nuansa membaur dengan warna kertas. Sehingga gradasi hilang yang tercipta dalam
lukisan ini berhasil menjadi background yang indah.

Media kertas memang merupakan media yang tepat ketika menggunakan cat jenis cat air.
Apalagi kertas yang digunakan memiliki tekstur yang kuat sehingga menunjang pada teknik.
Tekstur kertas ini memberikan peleburan warna menjadi sempurna, air yang digunakan Savic ini
mampu teresap sempurna pada kertas walaupun ada beberapa detail bagian yang kurang
diperhatikan.
11

Kesimpulan atau solusi untuk perbaikan karya atau peningkatan apresiasi


Penyatuan bentuk menjadi hal yang patut diperhatikan sebab menjadi hal utama dalam
lukisan ini. Meskipun Savic menggunakan ekspresi yang kuat namun perspektif perlu
diperhatiakn terutama pada pendekatan antara tiang listriik dan pohon. Pemberian sedikit
detail pada bagian tertentu akan menambah keindahan lukisan ini. Seperti pada tiang listrik
yang kurang diperhatikan karena teralalu memperhatikan tonjolan bentuk pohon.
Sedangkan pohonnya sendiri boleh juga jika ditambahkan sedikit daun-daun yang sama
agar karakter pohon lebih kuat. Namun demikian lukisan ini sudah cukup baik dilihat dari
segi ekspresi, hanya perlu pengembangan teknik saja jika ingin membuat karya
berikutnya. Akan lebih baik lagi jika lukisan ini di kemas dalam figura yang simpel dan
elegan.
Menyatakan sebuah pohon tidak perlu menunjukkan keseluruhan bentuk pohon tersebut,
bentuk visualisasi hanya menjadi subjek dari inti lukisan. Makna yang terkandung dalam
lukisan ini lebih ditekankan daripada perwujudan. Sedangkan perwujudan estetis yang
ekspresif disini lebih ditekankan daripada bentuk utuh. Lukisan ini memperlihatkan
ekspresi yang tinggi dalam pembentukannya. Keestetisan menjadi tampilan unggulan yang
paling menonjol dan itulah yang merupakan sisi indah dari sebuah keharmonisan.

Keharmonisan bukan merupakan suatu yang terdiri atas segala hal yang sama, namun
terdiri atas hal yang berbeda jauh. Sisi indah dari keharmonisan adalah kesamaan hal kecil
yang tak terduga dan berjalan begitu saja. Seperti segala sesuatu yang alami, ada
kesenjangan yang dapat terlihat dengan jelas dan gamblang namun ada jembatan lembut
yang menyatukan keindahan dari sebuah jalinan. Perbedaan kecil dapat menjadi penghias
yang mengkukuhkan sebuah hubungan, terkadang sesuatu yang menjadi pembeda itu
adalah justru menjadi penyatu.
12

4. KRITIK KARYA SENI RUPA MASIH ADA HARAPAN

Pengkarya: Fitri Yatimah


Judul: Masih Ada Harapan
Ukuran: : 100cm x 80cm
Media : Akrilic on canvas
Tahun : 2015

DESKRIPSI
karya dari Fitri Yatimah berjudul Masih Ada Harapan ini merupakan sebuah karya seni lukis
dengan gaya dekoratif yang di buat dengan menggunakan cat acrilic pada kanvas,sebagaimana di
jelaskan dalam buku Trilogi Seni “Maka’dekoratif’ adalah gaya karena berurusan dengan bentuk luar
suatu karya”(Soedarso Sp, 2006 : 85).Pada karya ini pengkarya menggambarkan objek visual berupa
sebuah pohon yang memeiliki dua sisi yang berbeda yaitu terdapat pada sisi kanan dan kiri dari pohon
itu yang mana pada sisi sebelah kanan terlihat bagian pohon yang daunnya gugur dan kering serta ada
beberapa daun yang masih menempel di dahan serta sebuah daun yang terlihat masih segar dan kondisi
badan pohon yang seakan gersang dengan warna coklat kemerah-merahan dan di bagian bawah
terdapat beberapa tumbuhan yang terlihat seperti akan mati dan tak mempunyai daun dan konsisi
tanah yang gersang telihat dari gradasi warna coklat dan coklat gelap.Sedangkan untuk pohon sebelah
kiri ini dibuat denga keadaan yang berbanding terbalik dari keadaan yang disebelahnya dimana kondisi
pohon ini terlihat begitu subur,rindang dan juga memiliki banyak daun dan bahkan terdapat bunga-
bunga yang bermunculan didahan pohon,serta dengan adanya gradasi warna hijau seperti rerumputan
hijau pada bagin bawah dan daun daun dengan warna coklat yang nampak tumbuh di sekitarnya.Pada
Backgraund karya ini juga memliki dua sisi yang mana terdiri dari sisi kanan dan kiri.Sisi kanan
mengunakan backgraund dengan gradasi warna yang terdapat pada beberapa tingkatan warna merah
ke oren orenan,oren,oren ke kuning-kuningan,ocare,pingk kekuningan,kuning lembayung dengan garis
lengkung.Backgraund sebelah kiri menggunakan warna terang dengan gradsi warna biru tua,bitu,biru
muda,belanjut dengan biru yang terus ditambah dengan campuran warna putih hingga menjadi warna
putih.Pada bagian batang pohon juga terdapat kontur dan di bagian tengah terdapat bulatan denga
warna kuning dan putih dibagian tengahnya.

ANALISIS FORMAL
Dalam suatu karya yang berjudul ‘’ Masih Ada Haarapan’’ menggunakan beberapa elemen dan
unsur seni rupa,yang pertama seperti :
Garis
13

“Garis merupakan dua titik yang di hubungkan”.(Sem C.Bangun,2004:100).Dalam seni rupa sering
di hadirkan garis ,terkadang merupakan simbol ungkapan. pada karya ini pengkarya menggunakan
beberapa macam garis dalam membentukobjek seperti garis lengkung,garis horizontal dan garis
vertikal,dimana garis disini digunakan untuk membentuk objek dan sebagai pengungkapan perasaan
seniman terhadap apa yang dirasakannya.
Warna
Warnasebagai alah satu elemen atau medium seni rupa merupkan unsur susunan yang sangat
penting(Dharsono Soni Kartika dan Nanang Ganda Perwira,2004 :108), warna hadir karena adanya
cahaya.Fitri Yatimah menghadirkan warna yaitu dengan perpaduan warna yang terkesan sangat panas
dan warna yang terlihat sejuk.Dalam karyanya pengkarya menggunakan gradasi dari warna panas pada
bagian pohon sebelah kanan untuk menunjukkan bahwasannya ada sebuah permasalahan yang sedang
dihapi dan permasalahan itu jika dilihat dari pemakaian warna pengkarya dalam karyanya merupakan
permasalahan yang berat yang mengganggu jika dilihat dari warnanya yang sangat mencolok dan
dengan keadaan pohon yang digambarkan denngan warna-warna yang membuat pohonnya seakan-
akan mau mati.Sedang pada bagian pohon sebelah kiri pengkarya menggunakan warna yang begitu
hidup dan dipadukan dengan keadaan pohon yang masih rindang dan tumbuh subur serta bahkan
mempunyai bunga dengan warna pink yang terlihat sangat lembut,serta dihiasi dengan back graund
seperti langit berwarna biru denagn gradasi warna yang menarik.Keindahan sebuah warna tidak akan
ada artinya apabila hadir sendiri tanpa adanya kehadiran warna-warna lain disekitarnya.Karna warna
tesebut akan saling mempengaruhi antara satu sama lainnya.
Bentuk
Bentuk merupakan suatu kesatuan yang mendukung karya.Ada dua macam bentuk pertama
visual form,yaitu bentuk fisik dari karya seni atau unsur-unsur pendukung dari karya seni tersebut.Kedua
Spesial form yaitu bentuk yang tercipta karna adanya hubungan timbal balik anara nilai-nilai yang
dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.(Dharsono
sony Kartika dan Nanang Ganda Perwira:30).karya ini menghadirkan bentuk makhluk hidup dan
beberapa bentuk visual yaitu:
1.      Pohon
Pengkarya menghadirkan viasual sebuah pohon dengan dua sisi yang terlihat berbanding terbalik
untuk menyampaikan perasaannnya,tentang harapan yang akan tetap ada di balik sebuah
permasalahan,karna setiap masalah pasti terdapat jalan keluarnya.Selain itu pengkarya juga
menggambarkan tunas pohon dalam karyana yang nampak mati.
2.      Daun
Dalam lukisannya pengkarya juga menggambarkan daun dengan warna coklat di bagian kiri karyanya
yang mana ini menggambarkan betapa suburnya bagian dari sekitar pepohonan dengan banyaknya daun
daun yang tumbuh disana.
Dalam karya ini pengkarya menyampaikan perasaannya mengunakan simbol berupa pohon yang
mempunyai dua sisi.Simbol bisa saja tidak menentu,karna semata-mata konkretasi dari suatu idea atau
emosi obyektif yang jelas tidak menjadi bentuk-bentuk tertentu.Sudah tentu banyak anatara aspek
akara seni yang mendapatkan daya tariknya dari kenyataan ini,yaitu dari ciptaan bentuk-bentuk
simbolik,sekalipun barangkali hal ini berjalan dengan tidak disadari.(Herbert read : 29)

Komposisi
Komposisi adalah susunan yang menyangkut keseimbangan,kesatuan irama,dan keselarasan dalam
suatu karya seni rupa.Jika gambar yang dibuat tidak sesuai dengan proporsi yang terdapat dalam karya
seni maka akan terkesan janggal.Sehingga dalam berkarya seniman harus memperhatikan komposisi
dalam karyanya agar lukisan yang di buat dapat menghasilkan kesan yang seimbang ,menyatu dan
selaras.Komposisi yang terdapart dalam karya ini membuat lukisannya terlihat menarik baik dari segi
komposisi warna bentuk dan garisnya.

INTERPRETASI
Setelah mencoba untuk menganalisis dari keseluruhan dari bagian karya seni lukis dari Fitri
Yatimah yang berjudul masih ada harapan maka tergambarkan bahwa makna yang coba disampaikan
oleh pengkarya dalam lukisannya ini adalah tentang keadaan putus asa yang ingin disampaikan dan juga
akan adannya harapan yang di gambarkan dengan bagian pohon yang di buat masih hidup sebelah
bagiannya.ini juga bisa menggambarkan akan adanya dua sisi yang terlihat dalam keadaan yang sedang
dihadapi.
14

Dimana seseorang dalam mengadapi suatu permasalahan tidak mesti dihadapka pada jalan buntu karna
harapan pemecahan masalah yang lebih baik itu pasti ada dan akan terbuka lebar bagi dia yang yakin
akan harapan tersebut.
Lukisan Masih ada harapan adalah lukisan yang mengekspresikan perasaan dari senimannya
dimana dalam lukisan ini penggambarannya terlihat begitu menarik dengan warna-warna yang begitu
ditonjolkan dalam pemakaiannya dan menggunakan kontur-kontur yang unik serta beberapa gambar
yang nampak seperti ornamen yang membuatnya makin menarik.Hubungan judul dengan karya lukis ini
sangat serasi dimana judul karya dapat kita rasakan sendiri dari visual karyanya.

EVALUASI
Setelah melakukan beberapa tahapan dalam menkritik karya berjudul “Masih Ada Harapan”.Saya
setuju dengan apa yag diungkapkan oleh pengkarya dalam karyanya mengenai sebuah harapan.Apa
yang ingindiungkapkan oleh pengkarya nampak jelas dalam karyanya dan sesuai denga judul
karya.Dalam karyanya pengkarya memvisualkan sebuah pohon dengan dua sisi yang berbeda yang satu
terlihat layu,dengan latar belakang yang terlihat gersang yang diperkuat dengan penggunaan warna
yang begitu mencolok seprrti mempelihatkan bahwasaanya mesalah yang dihadapi adalah sebuah
masalah yang sulit,namun disan juga masih terdapat sebuah daun yang masih segar dan masih bertahan
didahan dan beberapa daun kering yang masih kering.Hai ini seperti memberi harapan akan adanya
yang bisa dilakukan karna dengan kondisi yang seperti itu masih ada beberapa daun yang bertahan yang
menunjukkan akan masih adanya harapan,dan dengan mempercayai harapan tersebut maka pohon
tersebut bisa tetap berdiri kokoh dan menemukan kembali apa yang pernah hilang darinya dan menjadi
lebih baik,seperti yang terlihat pada bagian pohon sebelah kiri.
Dalam karya ini saya memang setuju denga apa yang ingin diungkap oleh pengkarya, namun menurut
saya warna pada daun yang tumbuh di bawah pohon bagian kiri yang berwarna coklat itu sedikit
mengganggu,karna menurut saya warna coklat itu seperti melambangkan daun yang
kering,merangas.Dalam karya ini daun itu seperti terlihat tumbuh subur di bawah pepohonan yang
rimbun,menurut saya ini sedikit mengurangi pemaknaan dari karya itu sendiri karna itu bisa
melambangan akan danya masalah yang tumbuh subur dibawah sebuah harapan yang akan diharapkan
dan telah dibangun dengan baik.Saya mengungkapka ini bukan tanpa alasan ini dikarenakan kondisi
pohon yang menyimbolkan permasalahan yang terdapat pada bagian pohon sebelah kanan,disana
terdapat pohon dengan warna daun yang kering dan berjatuhan dari atas pohon.Alangkah lebih baik
kalau warna daunitu diganti denag warna lain yang bisa menyimbolkan sebuah harapan.
Setiap orang dalam memaknai suatu karya seni mempunyai tanggapan yang berbeda sebagaimana
dijelaskan Dwi Marianto dalam bukunya : makna yang diambil sebagai pemirsa ,pembaca,atau audiens
tidak sama ersis denganpemaknaan yang mula-mula diberikan pembaca,seniman,creator,atau
penulis,boleh pemirsa lain.( Marianto,2002 :23)

KESIMPULAN
Karya Fitri Yatimah yang berjudul ‘’Masih Ada Harapan’’ menurut saya adalah karya yang sangat
bagus.Bagaimana seniman mengungkapkan persaannya dalam karya dan bagaimana tingkat keseriusan
pengkarya itu sangat terlihat serta karyanya juga merupakan karya yang unik dari segi
garapannya,keseriusan dalam menggungkapkan harapannya terlihat dari karyanya.
SARAN
Ketika kita dihadapkan pada suatu masalahpercayalah bahwasannya tidak ada masalah yang
tidak memiliki jalan keluarnya selama kita masih bisa berdiri dan berbuat dan yakin akan adanya sebuah
harapan yang akan membawa kita untuk kembali mendapatkan apa yang kita harapkan.

Anda mungkin juga menyukai