Anda di halaman 1dari 7

CONTOH LAPORAN KRITIK

DESKRIPSI/ LATAR BELAKANG, INFORMASI ALASAN GENETIK


SENIMAN FAKTOR GENETIK
( Kerangka Kerja Kritik)

Renungan Surealistik
Seorang YUSFIYANTO ( SiTom )
Melukis bukan merupakan suatu
tu cita-citanya sejak kecil karena
memang sama sekali tidak ada
latar belakang pelukis atau seniman
dalam keluarganya. SiTom adalah
sebutan bagi yang mempunyai nama
asli Yusfianto.
Pria kelahiran kota Batu –
Malang tahun 1973 ini mengaku
bahwa sebelumnya tidak pernah
terlintas dalam benaknya untuk serius
menjadi seorang pelukis seperti
sekarang ini.
Semasa SMA dia hanya senang
membuat skets-skets saja, ketika
lulus bahkan sempat bekerja pada
Wastra Indah Textil. Karena
lingkungannyalah akhirnya
dia mulai menekuni dunia lukis ini.

Beberapa kali mengikuti pameran kelompok di Batu, Malang dan terakhir


tahun 2008 di Surabaya. Tergabung dalam kelompok seni Religius “ Pondok
Seni Raos “ yang beranggotakan 100 orang seniman, membuat SiTom mantap
menapaki dunia lukisnya. Sempat pula menjadi asisten pak Juwari seorang
pelukis yang juga Guru pada SMPN 1 Batu. Selain melukis SiTom mengaku juga
mempunyai aktivitas lain, aktivitas yang masih ada hubungannya dengan dunia
seni yakni memberi privat pada anak-anak, mendekor dan juga pernah menjadi
menjadi tenaga pengajar di SMA Hasyim Asyari Batu.
Sungguh sangat mengagumkan bahwa berangkat dari otodidak dan kurang
menyadari akan darah seninya seorang SiTom dapat melahirkan sebuah karya
lukis yang luar biasa. Hanya karena pengaruh lingkungan dimana dia tinggal
dan bergaullah SiTom terpanggil untuk melukis seperti saat sekarang menjadi
pelukis handal tidak kalah dengan pelukis lainnya.
Menurut rencana pameran berikutnya diadakan di Galeri Seni Batu sekitar
bulan Agustus 2009.
Kelebihan SiTom adalah penguasaan berbagai teknik dalam menghasilkan
Lukisan, diantaranya teknik cat minyak, mix media dan cat acrilyc .
Berangkat dari cat minyak secara otodidak SiTom mengatakan bahwa
belakangan cenderung lebih suka dengan acrilyc terbukti pada karya-karyanya
yang tampaknya acrilyc memang telah sangat dikuasainya. Terlihat pada tiga
karya terakhirnya.

Salah satu lukisannya yang belum sepenuhnya selesai diberi


judul “ New Indonesian Insight ” berikut :

“ New Indonesian Insigt “


Acrilyc on Canvas 140 x 150 cm
LANGKAH-LANGKAH/TAHAPAN APRESIASI (MENURUT
FELDMAN)

(1) Mendeskripsikan dan menginventarisir objek yang tampak

Secara Fisik lukisan ini sangat menarik, warna hijau dan coklat natural
mendominasi tampilan luksan ini. Tampak obyek wajah manusia memenuhi seluruh
halaman kanvas, dengan kulit kening mengelupas dan pipi keropos berlumut subur
sana-sini. Kemudian tampak pula 2 figur lelaki kecil bertelanjang dada alias ote-ote
dengan celana jean biru sedang berusaha keras menarik tali yang diikat pada
kedua kelopak mata wajah yang lebar tadi. Kelopak mata kiri dikatupkan paksa
dengan bentuk lancip geometris menjadi terasa lucu unik ketika dibandingkan
tampilan objek keseluruhan yang non geometris. Dan kebalikannya mata kanan
dibuat ditarik membeliak keatas dan pada bola mata terdapat gambar kepulauan
Indonesia secara linier merah putih, bola hitam mata digarap demikian detail.
Garis kerutan dahi yang kuat penuh karakter juga terlihat disini. Pencahayaan
terlihat cukup bagus, pewarnaan secara keseluruhan sangat rata sempurna, arsiran
silang detail dan menyeluruh menunjukkan ketelitian dan kekhasan dari lukisan
ini.

(2) Menganalisis formal/ mencatat unsure-unsur seni serta azas/


prinsip seni yang tampak apakah ada Stilasi, transformasi,distorsi
atau disformasi, bagaimana pemaknaan melalui warna yang
ditampilkan, center of interestnya, balance dll.

Proporsi dan Balance cukup berhasil pada lukisan ini demikian juga perspektif
bentuk maupun perspektif warnanya. Tampak adanya distorsi yakni pada kelopak
mata. Mata kanan adalah sebagai Center Of Interest karena dibuat dengan warna
yang berbeda yakni putih.

(3) Interpretasi/ menafsirkan makna yang tersirat dari yang tersurat

Dari mata kanan inilah kunci bagi kita untuk menyingkap makna filosofis / pesan
yang ingin disampaikan oleh pelukisnya. Terdapat gambar kepulauan Indonesia
dalam kelopak mata yang dibeliakkan keatas menunjukkan bahwa kita ini haruslah
membuka mata lebar-lebar terhadap keadaan Indonesia yang ibaratnya tubuh/
wajah gitu sedang sakit yang kronis gara-gara kedzoliman sebagian besar manusianya.
Sedangkan mata sebelahnya dilukiskan dalam keadaan ditutup paksa adalah
Menggambarkan sikap kita yang hanya memandang sebelah mata terhadap Indonesia.
Seringkali yang kita lakukan adalah memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan
pribadi tidak memperhitungkan resiko besar yang dipikul oleh rakyat yang menjadi
korban kepentingannya.
Wajah mengelupas dan pipi keropos berlumut subur mengisyaratkan bahwa keadaan
Indonesia ini sedang terluka parah serta mengalami komplikasi sehingga tanpa
penanganan banyak ahli dan tanpa kesadaran kita semua maka Indonesia kita ini
akan hancur.
Dalam karyanya ini SiTom lebih ingin menyampaikan pada kita terhadap apa
yang tengah terjadi dan dirasakannya tentang Indonesia. Dengan kepekaan Estetik
nya dia berhasil mewujudkannya menjadi sebuah lukisan hasil renungan surealistik
yang juga merupakan perwujudan dari cita-cita humanistik.

Lukisan yang lain berikut diberi judul “ Mendiami Gelembung “


Tampilan warna bi-
ru gelap begitu mendo-
minasi wajah lukisan
ini. Warna back
ground serta objek ser-
ba biru. Satu Figur lela
ki dalam posisi mering-
kuk khusyuk dengan
mengenakan baju dan
celana biru kucel meli-
pat-lipat dilukiskan de
ngan sangat teliti, ha-
lus sempurna, apalagi
kulit tangan dan kulit
kaki objek yang penuh
urat benar-benar dilu-
kiskan secara sempur-
purna. Rambut objek
tampak hitam kusam
kusut masai. Batu seba
gai tempat pijak objek
juga dilukis dengan ke
mahiran teknik natu- “
Mendiami Gelembung “
Kanvas dan Acrilyc 100 x
150 cm
ralistik yang kental yang
dikuasai SiTom.
Dipilihnya batu apung
karena karakternya
mudah untuk
diekspresikan.
Gelembung besar yang
didiami lelaki serta gelembung
kecil juga berhasil diekspresikan dengan baik. Bintang bertaburan kelip-kelip sana
sini dilukiskan secara telaten dan hati-hati sekali.
Hanya saja pencahayaan terlihat redup, kurang mendukung penampakan objek se-
objek tertentu kurang dapat ditangkap secara jelas oleh mata kita pada jarak agak
jauh.
Proporsi dan balance cukup bisa dicapai pada karya ini, demikian juga dengan
Perspektif warna dan bentuk. Tidak ada distorsi ,semua dibuat normal dengan realis
tik. Figur lelaki meringkuk merupakan Center of Interest karena ketika melihat lukis
san ini mata kita akan langsung tertuju pada objek itu.
Oleh karena itu objek ini sebagai kunci utama untuk menyingkap pesan dari lukis-
an SiTom ini. Figur lelaki meringkuk khusyuk menunjukkan seorang dalam keadaan
merenung jauh kedalam diri. Bahwa dalam hidup didunia kita harus sadar jika se-
muanya serba fana atau rapuh dan akan cepat musnah. Ini dilukiskan SiTom dengan
gelembung yang didiami lelaki itu. Gelembung mengisyaratkan sesuatu yang sangat
rapuh dan mudah pecah. Itulah gambaran dunia indah menggiurkan tetapi sama seka
li tidak menjanjikan kebahagiaan yang kekal abadi. Maka dari itu manusia perlu
punyai pijakan yang kuat agar kita tak mudah patah semangat yakni keyakinan kita
akan adanya yang Maha kuat dan kekal.
Warna biru yang mendominasi wajah lukisan itu karena warna biru menurutnya
Tidak ada batas kedalamannya seperti langit atau laut, ini mengisyaratkan bahwa ma-
Nusia jika tengah merenung dapat menembus alam yang sangat tanpa batas.
SiTom dengan gaya melukisnya yang suka melukiskan perenungan-perenungan
Alam pikiran dan hubungannya dengan Sang Khalik maka SiTom adalah merupakan
pelukis Surealistik relegius yang penuh dengan pemikiran-pemikiran/ filosofi Islami

Lukisan ketiga ini berjudul “ Mendiami ruangku “ dengan gaya yang hampir sa-
dengan lukisan sebelumnya.

Mendiami Ruangku “ Acrilyc on canvas 140 x 150 cm


Hampir sama dengan lukisan sebelumnya lukisan ini juga didominasi dengan warna
Biru. Figur lelaki sebagai objek utama telihat tengah duduk santai menengadah mene-
Rawang kelangit tanpa batas. Sama seperti lukisan yang lain lukisan ini juga
menampakkan teknik naturalistikyang kental. Objek bumi besar yang seperempat
bulat dan mengeluarkan asap berhasil diekspresikan dengan baik. Ada batu besar
tempat lelaki duduk melamun, juga dua bola batu yang ditempatkan jauh dan kecil.
Semua dilukiskan dengan sangat sempurna. Ada bayangan batu, ini membuat lukisan
ini tampak nyata.
Proporsi dan balance cukup berhasil, ada ritme dari lingkaran-lingkaran bola batu
Maupun bumi. Perspektifnya juga cukup matang. Balance dicapai dengan warna dan
bentuk serta penempatan objek. Tidak ada distorsi, semua terlihat normal saja.

(4) Keputusan yakni dari pengamatan yang mendetail maka dapat


disimpulkan karya seni tersebut merupakan karya yang bercorak
apa, seniman merupakan orang yang mempunyai cita-cita apa?
contoh: seniman A merupakan seorang yang humanis relegius
dengan corak surealisme.
Menikmati karya SiTom terakhir ini mengesankan kepada kita bahwa kita diajak
merenung jauh lebih dalam tentang diri kita dalam rangka lebih mengenal dan
mendekatkatkan diri kita dengan yang diatas yakni Allah SWT. Sehingga kita akan selalu
dapat bersyukur atas nikmat apapun yang diberikan pada kita.
Setelah mengamati dan menikmati karya SiTom maka kadang-kadang secara sepintas
menimbulkan pertanyaan, karena tampak sebagai suatu yang aneh, lucu serta khayal. Namun
setelah diamati lebih teliti maka akan terasa adanya benang merah yang merangkai objek-
objek yang dilukisnya, yakni membangun sebuah cerita Surealistik . Dari konsep awal
SiTom ini mengaku mengambil objek dari hasil Fotografi sebagai langkah sesudah
pengembangan ide. Ide SiTom berkembang mengi-
kuti pengembaraan pikiran dan perasaan serta fantasinya. Ini mengantar SiTom pada
Renungan Surealistik yang bermuara pada simpulan, pengertian atau kesadaran akan
nilai-nilai esensial kemanusiaan dan relegius.
Obsesinya adalah sederhana saja yakni ingin selalu berbagi pengalaman dan perasaan
dengan orang lain. Ini tercermin dari sikapnya yang sabar sederhana dan telaten sesuai juga
dengan warna-warna yang ditampilkan pada karyanya yakni sangat Naturalistik tidak ada
warna menyolok. Berikut adalah foto kami bersama Sitom alias
YUSFIYANTO.
KRITIK SENI

Tugas Mata Kuliah

OLEH :
Siti Fatimah
NIM 208251419692

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI SENI DAN DESAIN
JUNI 2009

Anda mungkin juga menyukai