Anda di halaman 1dari 10

Nama : AYU ANDINI

Kelas : XII MIPA 3

Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan
tersebut, maka dijumpai beberapa jenis karya seni seperti yang disampaikan oleh
Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalis (journalistic
criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical
criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar
kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe
mempunyai ciri (kriteria), media (alat : bahasa), cara (metoda), sudut pandang,
sasaran, dan materi yang tidak sama.

1. Kritik Populer,

Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi
massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya
bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Dalam
tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

2. Kritik Jurnalis,

Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melaui media massa khususnya surat
kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam
dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat
terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa
dalam mengkomunikasikan hasil tanggapannya

3. Kritik Keilmuan,

Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan
pengetahuan, kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai /menanggapi
sebuah karya seni. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus
yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang
disampaikan mengikuti

kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui


kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator
institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

4. Kritik Kependidikan

Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau


meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini
umumnya digunakan di lembaga-lembaga pendidikan seni terutama untuk
meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini
termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan
mata pelajaran pendidikan seni.

Judul "The Scream"

Judul karya : The Scream (Jeritan)

Nama Seniman : Edvard Munch

Bahan : kadmium kuning, merah terang, biru laut dan pensil


di atas Karton

Ukuran : 91 cm x 73,5 cm

Tahun Pembuatan : 18

1. Deskripsi Karya

Karya lukis oleh Edvard Munch yang berjudul The scream adalah sebuah lukisan
ekspresionsis yang telah banyak menjadi inspirasi oleh seniman lain yang
berbeda aliran. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang
paling penting. Lukisan ini melambangkan manusia modern yang tercekam oleh
serangan angst (kecemasan eksistensial, dengan cakrawala yang diilhami oleh
senja yang merah, yang dilihat setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883.
Background di dilukisan adalah Oslofjord, yang dilihat dari bukit Ekeberg.
Kadang-kadang lukisan ini disebut juga The Cry ("Tangisan"). Medium lukisan the
scream adalah kadmium kuning, merah terang dan biru laut yang dikerjakan
diatas karton yang memiliki ukuran 91 x 73,5 cm. Pengerjaan lukisan ini dinilai
cukup bagus karena Edvard berhasil menggabungkan berbagai warna yang
membuat keserasian didalam lukisan ini menjadi hal yang menambah daya tarik
dari karya lukisan ini serta dengan adanya sesosok manusia yang digambar
dengan gaya yang unik membuat lukisan ini mempunyai ciri khas tersendiri.

2. Analisis

Lukisan ini memiliki banyak teori tentang maknanya salah satunya


adalah keadaan Edvard ketika dia melihat langit yang berubah menjadi merah
darah saat dia berjalan jalan diluar. Maka dapat disimpulkan bahwa sebetulnya
lukisan ini adalah penggambaran perasaan Edard saat dia dirundung rasa cemas
dan rasa panic yang menimpanya saat dia mendengar Jeritan alam dimana dia
berusaha untuk menutup telinganya dengan kedua tengannya untuk tidak
mendengar Jeritan Alam sehingga seolah olah dia mengalami serangan panic.
Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas dari
siapapun yang berjuang untuk menghindari suara yang menekan, entah suara
yang sungguhan atau yang dibayang-bayangkan.

3. Kritikan

Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk,
salah atau benar melainkan mengenai pemaknaan tersebut meyakinkan atau
tidak. Karya seni dapat dinilai dengan berbagai kriteria dan aspek, Barret,
menyederhanakan penilaian karya seni ke dalam 4 kategori yaitu realisme,
ekspresionisme, formalism, dan instrumentalisme. Lukisan ini memiliki ciri khas
yang kemudian menambah nilai jual lukisan ini. Secara keseluruhan lukisan ini
dapat dibilang sebagai lukisan yang luar biasa tetapi banyak juga yang bilang
bahwa lukisan ini mengerikan karena penggambaran sosok manusia yang dapat
dibilang aneh membuat banyak orang tidak menyukai lukisan ini. Meski begitu
lukisan ini memiliki banyak penggemar dan menjadi salah satu lukisan yang
paling unik didunia.
Judul : Harmonis

Pelukis : Ahmad Savic A

Tahun : 2009

Media : cat air

1) Bentuk (form) dan tanda (symbol) yang digunakan dalam karya

Karya seni lukis milik Ahmad Savic ini merupakan lukisan yang sekiranya
mengungkapkan bentuk sebuah pohon. Tak terdapat pohon lain disekitarnya
sebagai background ataupun subjek figuran. Hanya sebuah tiang listrik yang
menemani dan tampak berdekatan, namun subjek yang lebih ditekankan adalah
pohon tersebut. Bentuk dari pohon ini tidak sederhana, banyak sekali ranting
yang menjadi cabang dari bawah hingga ke atas. Tidak dapat ditebak pohon
apakah ini, yang jelas bentuk cabang-cabang yang banyak ini menandakan
merupakan pohon yang beranting banyak. Bukan pohon rimbun nan hijau sebab
dari bentuk daun-daunnya yang ekspresif terdapat secara acak pada ranting
yang banyak. Namun dapat dilihat dari bentuk pohon ini yang menjulang ke atas
hingga tak terlihat ujung batangnya merupakan pohon yang besar. Bentuk
ranting-ranting pohon yang meliuk-liuk ini makin terlihat jelas bahwa sedang
diambil perspektifnya dari bawah.

Pohon menyimbolkan sebuah kehidupan yang utuh dan pasti, kepastian ini
tergambar dari karakter pohon yang pada umumnya memiliki batang yang kuat.
Sesuatu yang berhubungan dengan alam artinya hidup dan pohon merupakan
salah satu bagian dari alam. Sedangkan tiang listrik adalah penyangga dari listrik
sendiri seolah-olah menjadi simbol dari sesuatu yang lain, lain dari sesuatu yang
hidup. Listrik merupakan sesuatu yang tidak hidup dan dapat mematikan. Apalagi
listrik itu dapat mematikan sebuah pohon pada kejadian tertentu.

2) Unsur-unsur visual dan prinsip estetik yang digunakan


Lukisan harmonis ini tidak mengkomposisikan subjek utama terlalu tengah,
sehingga tidak terlalu statis namun tetap fokus pada subjek utama. Penyusunan
pohon besar inipun dikomposisikan menjulang ke atas serong kanan sehingga
lebih indah. Pengkomposisian sebuah tiang listrik yang tegak menjulang dari
bawah menjadi sorotan yang estetik ketika puncaknya semakin berdekatan
dengan puncak pohon. Garis-garis dari pembentukan ranting pohon seolah
menjadi ciri khas tersendiri dalam karya ini, sebab menjadi perpaduan pula pada
garis-garis yang terbentuk dari kabel listrik di sebelahnya. Hal ini menjadikan
komposisi yang menarik. Begitu pula perulangan daun-daun abstrak seolah
menjadi taburan yang membuat karya ini lebih indah.

Warna yang digunakan bukan merupakan warna asli dari sebuah pohon, Savic
menggunakan warna-warna campuran seperti warna orange, kuning dan biru. Hal
ini membuat lukisan yang dibuatnya menjadi estetis dan menarik. Warna pohon
yang pada umumnya hijau dan coklat menjadi lebih bervariasi. Meski jika Savic
menggunakan warna-warna ini sebagai background nuansa, warna-warna inipun
masih menjadi unsur estetik dalam karyanya.

3) Kesan yang anda peroleh dari hasil pengamatan

Dalam lukisan ini meskipun hanya terdapat sebuah subjek pohon dan tiang listrik
namun memiliki makna yang lebih dalam. Bukan sekedar indahnya pohon yang
berdiri di dekat tiang listrik namun lebih dari itu. Kesan rimbun tidak diperoleh
namun dari pohon itu sendiri dapat mengesankan besar dan tinggi, begitu pula
pada tiang listriknya yang menggambarkan tentang ketinggian. Hal yang
berdampingan ini menggugah perasaan tertentu yang tercipta dalam hati,
seperti pada unsur-unsur yang sama antara pohon dengan tiang listrik. Ada garis-
garis yang menjadi perpaduan keserasian yang mengesankan keharmonisan satu
sama lain. Persamaan ketinggian menjadi hal yang indah ketika dilihat dari sisi
bawah, hal ini sangat terlihat pada penunjukan bahwa subjek ini berada pada
posisi tinggi. Seolah-olah mengesankan pada sesuatu yang unggul dan tinggi.
Selain itu seolah hanya dari perspektif bawah dapat melihat segala sesuatu yang
harmonis. Seperti yang terlihat pada perpaduan garis kabel dan garis-garis yang
terbentuk dari ranting pohon. Penyatuan ujung pohon dengan ujung tiang listrik
menjadi penyatuan suatu hubungan yang kukuh yang terbentuk dari sesuatu
yang kuat yaitu pada karakter batang pohon dengan batang tiang listrik. Bercak-
bercak daun yang tidak dimiliki oleh tiang listrik menjadi penghias antara jalinan
pohon dengan tiang listrik. Keseluruhan lukisan ini mencerminkan sebuah
keharmonisan yang tak terduga.

4) Penilaian anda terhadap gagasan, teknik dan media yang digunakan


dalam kaitannya dengan ekspresi yang dihasilkan

Menarik sekali lukisan ini mendapatkan gagasan dari sebuah pohon yang pada
dasarnya menyatu dengan alam namun Savic menampilkan dalam keadaan
berada di perkotaan. Bukan menjadi sosok pohon yang paling mendominasi
keadaan kering di kota namun gagasannya dalam menampilkan subjek utama
adalah merupakan bentuk keharmonisan yang unik.
Teknik yang digunakan dalam lukisan ini adalah teknik aquarel, merupakan teknik
yang tepat untuk lukisan pada media kertas aquarel. Cat air yang digunakanpun
sesuai dengan penggambaran nuansa yang diharapkan. Teknik pelukisan wet on
wet menjadikan pembentukan warna nuansa membaur dengan warna kertas.
Sehingga gradasi hilang yang tercipta dalam lukisan ini berhasil menjadi
background yang indah.

Media kertas memang merupakan media yang tepat ketika menggunakan cat
jenis cat air. Apalagi kertas yang digunakan memiliki tekstur yang kuat sehingga
menunjang pada teknik. Tekstur kertas ini memberikan peleburan warna menjadi
sempurna, air yang digunakan Savic ini mampu teresap sempurna pada kertas
walaupun ada beberapa detail bagian yang kurang diperhatikan.

5) Kesimpulan atau solusi untuk perbaikan karya atau peningkatan


apresiasi

Penyatuan bentuk menjadi hal yang patut diperhatikan sebab menjadi hal utama
dalam lukisan ini. Meskipun Savic menggunakan ekspresi yang kuat namun
perspektif perlu diperhatiakn terutama pada pendekatan antara tiang listriik dan
pohon. Pemberian sedikit detail pada bagian tertentu akan menambah keindahan
lukisan ini. Seperti pada tiang listrik yang kurang diperhatikan karena teralalu
memperhatikan tonjolan bentuk pohon. Sedangkan pohonnya sendiri boleh juga
jika ditambahkan sedikit daun-daun yang sama agar karakter pohon lebih kuat.
Namun demikian lukisan ini sudah cukup baik dilihat dari segi ekspresi, hanya
perlu pengembangan teknik saja jika ingin membuat karya berikutnya. Akan lebih
baik lagi jika lukisan ini di kemas dalam figura yang simpel dan elegan.

Menyatakan sebuah pohon tidak perlu menunjukkan keseluruhan bentuk pohon


tersebut, bentuk visualisasi hanya menjadi subjek dari inti lukisan. Makna yang
terkandung dalam lukisan ini lebih ditekankan daripada perwujudan. Sedangkan
perwujudan estetis yang ekspresif disini lebih ditekankan daripada bentuk utuh.
Lukisan ini memperlihatkan ekspresi yang tinggi dalam pembentukannya.
Keestetisan menjadi tampilan unggulan yang paling menonjol dan itulah yang
merupakan sisi indah dari sebuah keharmonisan.

Keharmonisan bukan merupakan suatu yang terdiri atas segala hal yang sama,
namun terdiri atas hal yang berbeda jauh. Sisi indah dari keharmonisan adalah
kesamaan hal kecil yang tak terduga dan berjalan begitu saja. Seperti segala
sesuatu yang alami, ada kesenjangan yang dapat terlihat dengan jelas dan
gamblang namun ada jembatan lembut yang menyatukan keindahan dari sebuah
jalinan. Perbedaan kecil dapat menjadi penghias yang mengkukuhkan sebuah
hubungan, terkadang sesuatu yang menjadi pembeda itu adalah justru menjadi
penyatu.
Kritik Seni Rupa (lukisan"Ngayomi" Agus Bebek)

Kritik Seni Lukis Keseluruhan

Ngayomi

Agus Bebek

Oil on Canvas 31cm x 39cm

Deskripsi Karya

Lukisan karya pelukis Agus Bebek ini berjudul Ngayomi. Karya ini digarap pada
tahun 2012 dengan ukuran 31x39 cm menggunakan cat minyak pada kanvas.
Lukisan yang berjudul Ngayomi tersebut menampilkan subject matter bebek
jantan dan bebek betina. Subject pendukung pada lukisan berupa air sungai dan
rerumputan. Unsur warna yang terdapat pada subject matter adalah : warna
putih pada badan bebek, warna pink hitam pada mulut dan merah pada hidung,
selanjunya, warna putih bergradasi coklat hitam itu pada sayap dan badan. Pada
background, terdapat warna hijau muda, hijau tua dan hitam. Dari warna yang
ada pada subject-subject lukisan, warna yang dominan adalah warna hitam.

Karya Ngayomi merupakan salah satu karya yang di jual dalam galeri
ervan milik Agus bebek. Karya bejudul Ngayomi ini secara subject sama
denang lukisan yang lain yang dibuat sebelumnya, yaitu menampilkan subjek
bebek. Di jenis ikon tersebut rupannya menjadi latar belakang konsep galery
Agus bebek.

Terdapat unsur rupa yang lain pada sujek lukisan berupa garis, tekstur,
cahaya. Tekstur pada lukisan adalah tekstur nyata, yakni tekstur lembut dan rata
pada background, dan tekstur halus pada subject matter. Sedangkan jenis garis
yang terdapat di dalam subject adalah : (a) garis lengkung kepala, dada dan
sayap, (b) garis-garis bergelombang beraturan pada background.

Dari segi teknik pembuatan karya, lukisan Ngayomi di buat dengan


struck brush (sapuan kuas) pada kanvas. Pewarna yang dipakai adalah cat
minyak. Teknik melukis yang dilakukan oleh Agus bebek sebenarnya bukan
sesuatu hal yang baru, artinya teknik melukis semacam itu juga banyak
dilakukan oleh pelukis-pelukis lain di Semarang. Dalam catatan kesenian, Agus
Salim/Agus bebek sangat jarang menggunakan teknik semprot, teknik sapuan
pisau palet, serta teknik digital seperti yang dilakukan oleh pelukis Semarang.

Analisis

Representasi visual ditampilkan dengan bentuk realis yang terencana, tertata


dan rapi, sesuai dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli suatu objek.
Penggunaan gelap terang warna juga telah bisa memvisualisasikan gambar
sesuai nyata. Penggarapan background, sangat bagus di bagian air sungai dan
rerumputan terdapat warna hijau muda, hijau tua dan hitam, sehingga jika dilihat
dari kejauhan, background itu terlihat lebih gelap dan mampu menonjolkan
perhatian audien ke pada subjek utamanya yaitu bebek.

Dalam berkarya Agus Bebek mampu mengemas karyanya hingga memiliki


karakter tersendiri yang mencerminkan bagian dari karakter bebek yang dilukis,
latar belakang dan karakter dari bebek itu sendiri, disamakan dengan keadaan
sebenarnya dilapangan yang disampaikan kepada audien.
Interpretasi

Dalam setiap karya seni rupa sudah pasti terdapat makna dan pesan yang ingin
disampaikan oleh seniman kepada audien atau masyarakat umum. Agar dapat
mengetahui makna dan pesan dalam karya seni rupa yang ingin disampaikan,
kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang diawali
dengan mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni rupa, setiap
orang mungkin saja sama karena mendeskripsikan adalah berkaitan dengan apa
yang dilihatnya, tetapi dalam menafsirkan akan berbeda karena adanya
perbedaan sudut pandang atau paradigma dari setiap orang.

Dalam lukisan yang berjudul Ngayomi ini, sang seniman mencoba


menampilkan keadaan bebek jantan yang mengayomi bebek betina. Pada
background yaitu air sungai dan rerumputan menggambarkan alam tempat
hidupnya bebek. Seniman menampilkan gambar bebek jantan di dekat bebek
betina, bebek jantan yang di gambarkan sedang mengangkat sayapnya,
menunjukkan bahwa bebek jantan tersebut sedang mengayomi (melindungi)
bebek betina.

Kemudian pada lukisan Ngayomi ini menggambarkan sepasang bebek yang


saling mengayomi. Bebek tersebut diibaratkan oleh seniman sebagai suami istri
yang saling mengayomi satu sama lain, manusia juga dalam hidupnya ibarat
suami isti yang terus mengayomi pasangannya. Sedangkan alam tempat hidup
nya bebek yang nyaman merupakan impian dari keadaan tempat tinggal yaitu air
yang tenang, rumput yang rindang, memberikan kenyamanan untuk bebek
tersebut. Keadaan seperti itulah yang sebenarnya bebek hidup.

Perkembangan zaman yang begitu pesat mengakibatkan manusia menjadi


serakah, egois, individualis dan acuh tak acuh terhadap sesama dan makhluk
lain, juga terhadap alam/tempat tinggal. Agus Bebek lewat karya lukisannya ini
seolah ingin memberi penyadaran kepada kita, untuk saling mengayomi satu
sama lain dalam hidup.

Penilaian/Evaluasi

Penialaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang
dilukis tetapi juga menyangkut isi dan makna. Pada lukisan Ngayomi karya
Agus Bebek ini merupakan karya yang berkualitas, karena selain unsur visualnya
digarap dengan serius dan realis, lukisan ini juga mempunyai pesan moral, untuk
keluarga dan masyarakat luas, yaitu saling mengayomi satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai