Anda di halaman 1dari 16

ERIKA NURUL ISLAMI

Apresiasi dan Kritik Seni Rupa Pendekatan Holistik

Seniman : Budi Nurlisdianto


Judul : Jaga Dan Lestarikan Kami
Media : Crayon, Cat air, Pensil warna dan Cat poster
Ukuran : A3

Deskripsi
Budi Nurlisdianto adalah seorang seniman muda seni rupa yang lahir di Purbalingga
pada 27 Maret 1995. Dia kini sedang menuntut ilmu pendidikan seni rupa di Universitas Negeri
Semarang angkatan 2013.
Pada karya seni dua dimensi dengan judul “Jaga Dan Lestarikan Kami” ini merupakan
hasil karya dari tangan seorang seniman muda yang bernama Budi Nurlisdianto. Karya seni ini
dibuat dari bahan krayon, cat air, pensil warna dan cat poster di atas kertas yang berukuran
A3. Dalam gambar ini terdapat subjek hewan- hewan yang ada di hutan yaitu harimau, orang
utan, anoa, burung enggang, musang congkok dan kus kus. Dan pada background gambar ini
terdapat pepohonan dan bunga-bunga langka seperti raflesia arnoldi, daun saung dan kantong
semar.
Analisis Karya
Budi Nurlisdianto menggunakan pendekatan surealistik pada objek ini dan dipadukan
dengan keahlian dia memadukan sebuah media krayon, cat air, pensil warna dan cat poster
menjadikan karya ini beda dari yang lain. Tidak hanya beda dari yang lain karya ini pun terlihat
memiliki estetika tersendiri.
Warna pada karya Budi ini menggunakan warna kuning, orange, coklat, hitam, abu-abu
dan putih pada hewan-hewan tersebut. Sedangkan pada background terdapat warna hijau, biru,
kuning, dan coklat. Background pada karya ini lebih terang warnanya dibandingkan hewan-
hewan itu sendiri. Hal ini menjadikan hewan-hewan tersebut terlihat jelas dan tidak samar
dengan background.
Selain terdapat unsur rupa, dalam karya ini terdapat pula prinsip rupa. Keseimbangan
karya ini simetris serta komposisi bidang lukis dengan penataan ruang objek dalam lukisan
cukup seimbang dengan penempatan harimau berada dibawah menghadap kekiri, orang utan
yang badannya condong ke kanan, anoa kekiri
Bagian yang paling menarik dalam lukisan ini adalah subjek gambar harimau yang
dalam hal ini digambarkan sedang sedih atau murung yang menjadi subjec matter karya yang
berjudul “Jaga Dan Lestarikan Kami” ini. Karena dengan melihat subjec matter ini, apresiator
dapat dengan mudah untuk menafsirkan makna yang ingin diungkapkan oleh seniman.

Interpretasi
Judul yang diberikan pada karya ini yaitu “Jaga Dan Lestarikan Kami” yang berarti
mengkonservasikan atau menjaga hewan-hewan dan tumbuhan dibumi agar tidak terjadi
kepunahan. Harimau, orang utan, anoa, burung enggang, musang congkok, kuskus merupakan
beberapa hewan yang kini hampir punah. Dan bunga raflesia, kantong semar juga merupakan
beberapa tumbuhan yang kini hampir punah. Ekspresi wajah dari hewan-hewan itu juga nampak
sedih dan murung.
Pada karya Budi ini menggambarkan suatu bentuk kepedulian lingkungan yang
mengandung arti mendalam bagi siapa saja yang melihatnya, karena dari gambar tersebut
pengamat akan mengetahui maksud yang tersirat yang digambarkan didalam karya tersebut tanpa
harus lebih dijelaskan dengan kata-kata. Secara visual karya tersebut sudah menyampaikan pesan,
gagasan, konsep.
Penilaian

Karya dari Budi Nurlisdianto ini sudah bagus, simpel namun meiliki pesan yang sangat
mendalam kepada semua orang. Gagasan dan konsep dari karya ini sangat bagus, dan kreatif.
Media yang digunakan pun beragam menjadikan karya ini terlihat menarik. Namun dalam
penggarapan musang dan kus kus saya rasa kurang begitu detail, masih belum rapi dan seakan-
akan karya ini belum selesai. Meskipun begitu karya tersebut sudah bagus lantaran dapat
dipahami apa pesan yang ingin disampaikan.
Judul karya : The Scream (Jeritan)
Nama Seniman : Edvard Munch
Bahan : kadmium kuning, merah terang, biru laut dan pensil di atas Karton
Ukuran : 91 cm x 73,5 cm
Tahun Pembuatan : 1893

1. Deskripsi Karya
Karya lukis oleh Edvard Munch yang berjudul The scream adalah sebuah lukisan
ekspresionsis yang telah banyak menjadi inspirasi oleh seniman lain yang berbeda aliran.
Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Lukisan ini
melambangkan manusia modern yang tercekam oleh serangan angst (kecemasan eksistensial,
dengan cakrawala yang diilhami oleh senja yang merah, yang dilihat setelah letusan Gunung
Krakatau pada 1883. Background di dilukisan adalah Oslofjord, yang dilihat dari bukit Ekeberg.
Kadang-kadang lukisan ini disebut juga The Cry ("Tangisan"). Medium lukisan the scream
adalah kadmium kuning, merah terang dan biru laut yang dikerjakan diatas karton yang memiliki
ukuran 91 x 73,5 cm. Pengerjaan lukisan ini dinilai cukup bagus karena Edvard berhasil
menggabungkan berbagai warna yang membuat keserasian didalam lukisan ini menjadi hal yang
menambah daya tarik dari karya lukisan ini serta dengan adanya sesosok manusia yang digambar
dengan gaya yang unik membuat lukisan ini mempunyai ciri khas tersendiri.
2. Analisis karya
Lukisan ini memiliki banyak teori tentang maknanya salah satunya adalah keadaan Edvard ketika
dia melihat langit yang berubah menjadi merah darah saat dia berjalan jalan diluar. Maka dapat
disimpulkan bahwa sebetulnya lukisan ini adalah penggambaran perasaan Edard saat dia
dirundung rasa cemas dan rasa panic yang menimpanya saat dia mendengar “Jeritan alam”
dimana dia berusaha untuk menutup telinganya dengan kedua tengannya untuk tidak mendengar
“Jeritan Alam” sehingga seolah – olah dia mengalami serangan panic. Posisi di mana ia
melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks yang khas dari siapapun yang berjuang untuk
menghindari suara yang menekan, entah suara yang sungguhan atau yang dibayang-bayangkan.
3. Kritikan Pada Karya Seni
Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau benar
melainkan mengenai pemaknaan tersebut meyakinkan atau tidak. Karya seni dapat dinilai dengan
berbagai kriteria dan aspek, Barret, menyederhanakan penilaian karya seni ke dalam 4 kategori
yaitu realisme, ekspresionisme, formalism, dan instrumentalisme. Lukisan ini memiliki ciri khas
yang kemudian menambah nilai jual lukisan ini. Secara keseluruhan lukisan ini dapat dibilang
sebagai lukisan yang luar biasa tetapi banyak juga yang bilang bahwa lukisan ini mengerikan
karena penggambaran sosok manusia yang dapat dibilang “aneh” membuat banyak orang tidak
menyukai lukisan ini. Meski begitu lukisan ini memiliki banyak penggemar dan menjadi salah
satu lukisan yang paling unik didunia.
Judul: “Kapal Dilanda Badai”

Judul : "Kapal Dilanda Badai"

Nama seniman : Raden Saleh

Tahun : 1837

Media :Cat minyak pada kanvas.

Ukuran : 97 x 74 cm.

1) Deskripsi
Lukisan karya Raden Saleh ini berjudul “Kapal Dilanda Badai”. Lukisan ini dibuat pada tahun
1837 dengan ukuran 97x74 cm dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan Raden Saleh ini
menampilkan subject matter yang berupa dua buah kapal. Sedangkan subject pendukungnya berupa
langit, ombak, dan karang. Untuk warna pada subject matter adalah: warna gradasi coklat kekuningan
dan hitam terdapat pada kapal. Pada subject pendukung, warna gradasi putih dengan hitam keabu-
abuan pada bagian ombak, dan warna gradasi antara coklat, hitam dan kebiru-biruan terdapat pada
karang, warna gradasi putih dan hitam pada langit, namun terdapat warna biru cerah pada langit yang
nampak dari balik awan yang hitam.

Karya Raden Saleh yg berjudul “Kapal Dilanda Badai” merupakan salah satu karya yang dikoleksi
di Galeri Nasional Indonesia. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh
dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“. Karya ini dibuatpada tahun 1837 yang menampilkan subject
matter berupa dua buah kapal.
Unsur rupa yang lain pada subject lukisan tersebut yaitu berupa garis, tekstur, cahaya. Jenis
garis yang terdapat pada subject yaitu (a) garis lengkung tak beraturan pada ombak, (b) garis lurus pada
garis karang dan bongkahan kapal yang hancur serta kapal yang sedang berlayar, (c) garis lancip pada
bagian ujung dan beberapa tepian karang serta pada bagian ujung kapal, (d) garis lengkung beraturan
pada bagian backgraund berupa perbatasan antara awan hitam dengan awan biru cerah. Tekstur pada
lukisan adalah tekstur semu, yaitu tekstur halus pada background dan tekstur kasar atau tidak rata pada
bagian subject matter. Cahaya pada lukisan tersebut muncul atau berasal dari arah kiri bagian atas yang
muncul dari balik awan gelap, dan cahaya tersebut mengenai ombak dan kapal yang hancur.
Dari segi teknik pembuatannya karya lukis ini dibuat dengan stuck brush (sapuan kuas) pada
kanvas dan di buat secara realistis sehingga sesuai dengan gambar aslinya. Pewarnaanya menggunakan
cat minyak.

2) Analisis
Representasi visual ditampilkan dengan bentuk romantisme yang terencana. Permainan garis
pada background dengan kesan tiga dimensi. Penggunaan gelap terang warna juga telah bisa
memvisualisasikan gambar sesuai nyata, Raden Saleh memainkan tekstur semu disana. Kontras warna
background berupa awan yang membuka dengan warna yang terdapat pada deburan ombak yang
menghancurkan kapal menjadikan pesan atau makna yang disampaikan terlihat semakin jelas, begitu
juga dengan awan yang berwarna hitampekat menjadiakn suasana semakin terlihat dramatisir, tetapi
secara keseluruhan komposisi karya Raden Saleh terlihat mampu menghibur mata maupun pikiran kita
dan membangkitkan semangat yang semakin berkobar.

3) Interpretasi
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin disampaikan dan kita
membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang didahului dengan mendeskripsikan.
Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat orang membaca karya seni boleh saja sama tetapi
dalam menafsir akan berbeda karena diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang atau paradigma.
Dalam lukisan “Kapal Dilanda Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan
perjuangan yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.
Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang
menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas, secercah sinar matahari yang memantul ke arah
gulungan ombak, hal ini lebih memberi tekanan suasana yang dramatis pada lukisan tersebut terutama
pada kapal yang hancur terkena ombak yang dahsyat. Tema dalam lukisan berjudul badai adalah
kekacauan jiwa manusia. Makna dalam lukisan tersebut adalah perasaan gejolak jiwa manusia hidup di
dunia yang penuh dengan tantangan.

4) Evaluasi
Pada lukisan Raden Saleh yang berjudul “Kapal Dilanda Badai” ini jika dilihat dari
penggarapannya tidak semuanya realistis, hal ini terlihat dari Penggambaran batu karang yang terdapat
di bagian kiri bawah tidak terlalu detail dan seakan-akan terdapat mata yang tajam pada batu karang
tersebut sehingga terkesan mengganggu dan pewarnaan pada bagian tubuh kapal dengan layar mirip
bahkan hampir sama sehingga sedikit sulit untuk membedakannya. Teknik penggarapan dari lukisan ini
kurang konsisten, karena hal ini biasa saja mengurangi nilai estetis yang terkandung dalam lukisan
tersebut.
Namun terlepas dari kekurangan tersebut, karya Raden Saleh tersebut memiliki makna yang
sangat menarik yaitu tentang kehidupan manusia.
Artworks Styles : Aestheticism
Artworks Topics : Animals
Artworks Media : Oil On Canvas - Painting On Canvas
Sizes : 25 - 30 Inches - 30 - 35 Inches - 40 - 50 Inches
Artworks added the : Added February 2 2012
http://en.artscad.com/A.nsf/Opra/SRVV-8R6VRS

Kritik Seni Lukis

Lukisan karya pelukis Agus bebek ini berjudul “Ngayomi”. Karya ini di buat
pada tahun 2012 dengan ukuan 31 cmx 39 cm menggunakan cat minyak
pada kanvas. Lukisan yang dibuat tersebut menampilkan subject matter bebek
jantan dan bebek betina. Subject pendukung pada lukisan berupa air sungai
dan rerumputan. Unsur warna yang terdapat pada subject matter adalah :
warna putih pada badan bebek, warna pink – hitam pada mulut dan merah
pada hidung. Selanjunya, warna putih bergradasi coklat hitam itu pada sayap
dan badan. Pada background, terdapat warna hijau muda, hijau tua dan
hitam. Dari warna yang ada pada subject-subject lukisan, warna yang dominan
adalah war na hitam.
Karya “Ngayomi” merupakan salah satu karya yang di jual dalam galeri
ervan milik Agus bebek. Karya bejudul “Ngayomi” ini secara ikonik sama denan
lukisan yang lain yang dibuat sebelumnya, yaitu menampilkan subjek bebek. Di
jenis ikon tersebut rupannya menjadi latar belakang konsep galery Agus bebek.
Terdapat unsur rupa yang lain pada sujek lukisan berupa garis, tekstur,
cahaya. Tekstur pada lukisan adalah tekstur nyata, yakni tekstur lembut dan
rata pada background, dan tekstur halus pada subject matter. Sedangkan jenis
garis yang terdapat di dalam subject adalah : (a) garis lengkung kepala, dada
dan sayap, (b) garis-garis bergelombang beraturan pada background.
Dari segi teknik pembuatan karya, lukisan “Ngayomi” di buat dengan
struck brush (sapuan kuas) pada kanvas. Pewarna yang dipakai adalah cat
minyak. Teknik melukis yang dilakukan oleh Agus bebek sebenarnya bukan
sesuatu hal yang baru, artinya teknik melukis semacam itu juga banyak
dilakukan oleh pelukis-pelukis lain di Semarang. Dalam catatan kesenian, Agus
Salim/Agus bebek sangat jarang menggunakan teknik semprot, teknik sapuan
pisau palet, serta teknik digital seperti yang dilakukan oleh pelukis Semarang.
Misalnya Putut Wahyu Widodo yang sering menggunakan teknik reproduksi
digital.
Agus Salim dari tahun ke tahun tidak melakukan perubahan/eksplorasi
tenik. Dia cenderung konsisten dengan teknik dan karakter subjek lukisan yang
menampilkan distorsi warna cenderung simbolis, berupa tanda-tanda visual
yang terdiri atas ikon-ikon yang berhubungan dengan hewan. Apabila diamati
lukisannya seksama, kemahiran teknik (penguasaan media) melukis Agus bebek
sangat baik. Relevansi antara gagasan (konsep) dengan jiwakaton
terjembatani dengan kemampuan teknis yang sangat baik.
TUGAS KRITIK SENI RUPA
Lukisan Karya Vincent Van Gogh
Kamar tidur di Arles

Nama : Septio Triyadi


Kelas : TPHPI 2

SMK N VI Bandar Lampung


201
A. Latar Belakang
Vincent Willem van Gogh (30 Maret 1853 – 29 Juli 1890) adalah pelukis pasca-impresionis
Belanda. Lukisan-lukisan dan gambar-gambarnya termasuk karya seni yang terbaik, paling
terkenal, dan paling mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis terbesar
dalam sejarah seni Eropa.Vincent Willem van Gogh lahir di desa Zundert di Propinsi Brabant.
Sejak usia muda beliau berkeliling Belanda dan Eropa. Tahun 1885, di Nuenen, beliau melukis
gambar yang terkenal berjudul "Pemakan Kentang", sebuah potret suram tentang keluarga petani.
Tahun berikutnya beliau pergi ke Paris.
Saudara lelaki Van Gogh bernama Theo, seorang pedagang lukisan di Paris, menunjukkan
padanya berbagai lukisan dan gambaran aliran Impressionist, yaitu para seniman yang
menggunakan warna dan cahaya dengan cara yang lebih halus daripada yang dilakukan Van
Gogh. Vincent juga terkesan dengan lukisan-lukisan Jepang yang dilihatnya. Beliau adalah
pelukis pasca-impresionis Belanda. Lukisan-lukisan dan gambar-gambarnya termasuk karya seni
yang terbaik, paling terkenal, dan paling mahal di dunia. Van Gogh dianggap sebagai salah satu
pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa. Setiap tahun, sekitar satu setengah juta orang
mengunjungi Museum Van Gogh di Amsterdam.
Delapan hingga sembilan puluh persen pengunjung berasal dari luar Belanda. Pelukis
Belanda Van Gogh terkenal di seluruh penjuru dunia. Van Gogh tidak terkenal semasa hidupnya
pada Abad ke-19. Beliau menjalani kehidupan yang sulit, dipenuhi dengan pergolakan,
kehilangan orang-orang yang dikasihinya dan terlilit masalah keuangan. Keputusasaan akhirnya
mendorong Van Gogh untuk bunuh diri. Baru setelah kematiannya, bintangnya mulai bersinar.
Pada satu sisi, hal ini disebabkan oleh berbagai lukisannya : gambar yang menarik, dengan
warna-warni yang hidup, mempunyai keunikan tersendiri.
Orang dari berbagai kalangan menghargai karyanya. Pada sisi lain, orang tertarik pada kisah
hidup Van Gogh. Beliau adalah contoh tentang seorang seniman yang kejeniusannya hanya
tertandingi oleh rasa kesepiannya. Pada masa mudanya Van Gogh bekerja pada sebuah
perusahaan penjual karya seni, dan setelah beberapa waktu bekerja sebagai guru, ia melayani
sebagai misionaris yang bekerja di wilayah pertambangan yang sangat miskin. Ia baru menjadi
seniman pada tahun 1880. Mulanya karya-karyanya menggunakan warna-warna yang suram.
Baru ketika di Paris ia berjumpa dengan impresionisme dan neo-impresionisme yang warna-
warnanya yang lebih cerah dan gaya lukisannya dikembangkannya menjadi sebuah gaya yang
unik dan mudah dikenali.
Gaya lukisannya ini mencapai tingkat perkembangannya yang penuh ketika ia tinggal di
Arles, Perancis. Awalnya mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme.
Namun ketidakpuasan terhadap pengekangan ekspresi seni oleh pakem impresionisme membuat
ia beralih pada gaya ekspresionisme. Vincent Van gogh didiagnosa menderita epilepsi yang
cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berbeda yang merawatnya. Van Gogh juga
pernah memotong telinganya sendiri. Pada akhir hidupnya, ia merasa dirinya menjadi gila dan
akhirnya menghabiskan sisa hidup di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-
Provence, Perancis. Di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole, dia tetap melukis.
Sejak November 1881 sampai dengan Juli 1890, Vincent Van Gogh telah menghasilkan lebih
dari 900 lukisan. Sejak kematiannya, beliau masih menjadi salah satu seorang pelukis ternama di
dunia. Lukisan van Gogh memiliki telah merebut hati para pecinta lukisan dan membuat dunia
baru dalam dunia seni lukis untuk para pecinta lukisannya. Hal itu tercantum di setiap deskripsi
lukisan yang telah ia buat sebagai seorang pelukis. Hal tersebut berhubungan langsung dengan
hasil karya beliau seperti starry night, sunflower, irises, poppies, dan the potato eaters.
Pada Desember 1881, saat usianya beranjak 28 tahun ia menghasilkan lukisan pertamanya
dan langsung menuliskan pesan untuk saudaranya theo mengenai bagaimana menjadi seorang
pelukis, “Theo, saya sangat menyukai peralatan lukis saya, dan saya pikir saya akan
mendapatkannya sekarang setelah melukiskannya di akhir tahun nanti, maka lebih baik jika saya
memulainya secepatnya
Van gogh bekerja di faveris pace untuk mendapatkan uang. Karena mental dan fisiknya tidak
kuat dan tidak bisa meninggalkan sedikit waktu untuk dirinya sendiri (ketika ia dituntut untuk
terus bekerja), maka pada maret 1882, beliau mengirimkan surat lagi untuk saudaranya theo,
“Saya tahu bahwa saya memiliki kesulitan finansial pada diri saya, tetapi saya tau bahwa tidak
ada yang tidak mungkin yang berhubungan dengan handicraft dan pekerjaan yang bisa dilakukan
dengan satu tangan ini. Jika Anda menjadi seorang pelukis, satu hal yang harus kamu tahu bahwa
melukis dan segalanya akan sedikit berhubungan dengan kemampuan fisik Anda dalam bekerja.
Tinggalkan hal yang berbau dengan mental, kesulitan dalam berpikir, ini akan menjadikan fisik
Anda terganggu dan akan terus begitu setiap harinya.”
Dalam suratnya yang sama pada tahun 1882, van gogh menuliskan “ada 2 hal yang harus
dipikirkan mengenai seni lukis, bagaimana untuk tidak melakukannya dan bagaimana untuk bisa
melakukannya. Bagaimana untuk bisa melukiskan banyak lukisan hanya dengan sedikit warna.
Dan bagaimana untuk tidak melukiskannya dengan banyak warna tetapi Anda hanya
melukiskannya sedikit. Van Gogh percaya bahwa untuk menjadi pelukis yang baik Anda harus
menguasai teknik menggambar sebelum menambahkan warna. Bertahun-tahun van gogh
berusaha untuk bisa menguasai hal tersebut barulah ia memulai untuk menggunakan beragam
warna. Saat itu, satu dari beragam aspek yang digunakan oleh lukisan van gogh berhubungan
dengan pemakaian warna yang tebal.
Beberapa tahun sebelum kematiannya, van gogh memprediksikan bahwa siapapun orang
yang bisa mengetahui bagaimana cara menggunakan warna pada lukisannya sebagaimana orang
lain tidak bisa melakukannya, maka ia akan menjadi pelukis ternama di masa depan. Beliau
mengekspresikan hal itu pada suratnya yang dikirimkan ke saudaranya theo pada may 1888.
Tetapi saya yakin saya benar kali ini mengenai generasi selanjutnya, dan ini bagaimana kami
melakukan segalanya yang kami bisa tanpa bertanya ataupun komplain. Pada tahun 1888,
Vincent menyewa sebuah studio di selatan Prancis : "Rumah Kuning" di Arles. Beliau menulis
pada adik perempuannya Wil bahwa keindahan alam yang luar biasa di daerah selatan
mendorongnya mencoba teknik melukis yang baru: "Warna yang menonjol : biru langit, merah
muda, oranje, merah terang, kuning cerah, hijau cerah, merah anggur yang cerah, ungu". Vincent
banyak melukis pemandangan dan karena beliau tidak mampu membayar honor model, maka
banyak memakai potret dirinya sendiri.
Seniman Prancis Paul Gauguin tinggal bersama Vincent, tetapi kemudian mereka bersilang
pendapat. Van Gogh yang kebingungan kemudian mengancam Gauguin dengan silet. Tak lama
kemudian Van Gogh memotong sebagian kuping kirinya, entah kecelakaan atau sengaja.
Beberapa lukisan dirinya menunjukkan kuping kirinya yang terbalut perban. Selama sisa
hidupnya van gogh tidak pernah menjadi seorang pelukis ternama dan tidak pernah menyangka
untuk bisa menjalani hidupnya sebagai seorang pelukis.
Van gogh hanya menjual sebuah lukisannya selama hidupnya The Red Vineyard. Lukisan ini
terjual di Brusels sebesar 400 Francs hanya beberapa bulan sebelum beliau meninggal.
Gangguan jiwa Van Gangguan jiwa Van Gogh semakin parah dan kemudian beliau
mendaftarkan dirinya ke sebuah lembaga psikiatris dimana beliau membuat lukisan yang
terkenal yaitu pohon-pohon cemara dan langit penuh bintang. Pada tanggal 27 Juli 1890 beliau
berjalan ke ladang jagung dan menembak dirinya sendiri di bagian dada. Beliau wafat dua hari
kemudian.
Vincent Van Gogh meninggal ketika beliau berusia 37 tahun dan membawa karirnya sebagai
pelukis hingga akhir, tetapi beliau adalah orang pertama yang menjadi pelukis terbaik untuk
masa depan yang bisa menginspirasikan para pelukis dunia hingga saat ini. Beberapa minggu
setelah kematiannya, Saudara kandungnya theo meniliskan surat ke saudara perempuannya
Elizabeth mengenai kemampuan Van Gogh sebagai pelukis yang baik. “Di surat terakhir yang
beliau tuliskan ke saya yang kira-kira 4 hari sebelum beliau meninggal, beliau berkata “Saya
mencoba untuk menjadi pelukis yang baik dengan memiliki perasaan cinta dan pendirian yang
baik pada diri saya.” Orang-orang yakin bahwa ia adalah pelukis yang baik, sesuatu yang ia
lakukan lebih baik daripada sesuatu yang orang biasa bisa lakukan. Di saat ini, hal ini
meyakinkan saya bahwa ia adalah orang yang terhormat hingga saat dia meninggal.”
KRITIK LUKISAN “PERAHU SENJA” (dengan pendekatan Holistik)

Feri Raharjo, “Perahu Senja”


Cat minyak diatas Kanvas, 76 x 92 cm

Sebuah lukisan berjudul “Perahu Senja” karya Feri Raharjo. Lukisan ini di buat dengan
media cat minyak di atas kanvas berukuran 76 x 92 cm. Lukisan ini menampilkan suasana
pantai di waktu senja dengan perahu –perahu yang sedang berlabuh dan juga para nelayan yang
sedang beraktivitas dikala senja. Yang menjadi subject matter lukisan ini adalah perahu dan
langit yang menunjukkan suasana senja. Kemudian subjek pendukungnya berupa pantai dan
nelayan. Unsur warna yang terdapat pada lukisan adalah warna coklat pada perahu, kuning
kecoklatan dan abu-abu kebiruan pada langit dan matahari senja, kemudian coklat gelap pada
pantai dan manusia. Warna yang mendominasi lukisan ini adalah warna abu-abu atau coklat
gelap. Unsur rupa lain yang terdapat dalam lukisan berupa unsur garis, tekstur, dan cahaya.
Tekstur lukisan ini adalah tekstur semu, yaitu pada background langit/awan yang terkesan tidak
rata / berlapis lapis, pada bagian layar kapal teksturnya juga terlihat, tekstur tekstur pada objek
lainnya juga tepat . Kemudian unsur garisnya terdapat pada batas pantai dan langit, perahu,
subjek manusia, pohon, dan pada bibir pantai. Dari segi teknik, lukisan ini dibuat dengan sapuan
kuas yang halus dan walaupun tidak detail seperti pada lukisan realisme, namun pelukisan
objeknya jelas dan gelap terang serta pencahayaannya sesuai dengan arah matahari senja yang di
lukiskan.
Dalam lukisan “Perahu Senja” ini Feri Raharjo menggambarkan suasana pantai di
waktu senja, dengan perahu nelayan yang sedang berlabuh di pantai. Dalam lukisannya ini
seniman ingin menunjukkan ketenangan yang tercipta di tepi pantai diwaktu senja . Dalam
lukisan ini pelukis cenderung menggunakan warna – warna natural yang menguatkan kesan
tenang dan asri sesuai dengan objek lukisan ini yaitu pantai.
Lukisan ini di buat dengan sudut pandang dari kejauhan sehingga penggambaran
objeknya tidak detail seperti pada penggambaran objek manusia, perahu pantai dan objek lainnya.
Penggambaran objek manusia hanya berupa siluet atau bayang bayang, kemudian penggambaran
perahu juga tidak begitu jelas. Hal ini dikarenakan suasana yang di gambarkan adalah suasana
senja yang sudah mulai gelap dengan matahari yang semakin tenggelam, dan juga mungkin
pelukis bukan hanya ingin menunjukan per objeknya, tetapi pelukis ingin menunjukkan
keseluruhan dari suasana pantai di waktu senja. Dari penggambarannya dapat terlihat bahwa
pelukis ingin menunjukan aktivitas / kehidupan pantai dikala senja, jadi pelukis lebih
menekankan pada konteks sosial . Tentang kehidupan pantai dan nelayan yang memulai
aktivitasnya di kala senja, dimana pada umumnya aktivitas dilakukan di pagi hari. Pelukis ingin
menunjukkan sisi lain dari kahidupan.

Objek yang di pilih dalam lukisan ini sebenarnya bukan lah sesuatu yang baru (pantai).
Namun dengan objek yang tidak asing bagi penikmat seni ini, penyampaian pesan dalam lukisan
ini akan mudah untuk tersampaikan. Yang unggul dalam lukisan ini adalah teknik
penggarapannya, walaupun detailnya tidak begitu jelas namun penggambaran objeknya jelas
terlihat. Pelukis juga cukup berhasil dalam menyampaikan pesan dan kesan dalam lukisan ini
dari segi pewarnaan dan penyajian bentuknya.

By : Irene Tiara

Anda mungkin juga menyukai