The Scream sering disebut sebagai ikon seni modern serta maha karya dari
gaya melukis ekspresionis.The Scream adalah salah satu dari empat lukisan
berseri Munch yang diberi judul Der Schrei der Natur (Teriakan Alam). Edvard
Munch menyelesaikan "The Scream" pada 1893, beberapa bulan setelah
menggambar sketsa di atas kanvas. Lukisan "The Scream" menampilkan sesosok
manusia yang wajahnya dipenuhi oleh ekspresi ketakutan dan kecemasan
berlebihan. Latar belakang lukisan menampilkan langit berwarna jingga dan
permukaan air yang berwarna suram. Banyak ahli beranggapan bahwa Munch
ingin menunjukkan ekspresi ketidakstabilan mental dan rasa takut. Namun,
nukilan buku harian Edvard Munch mengungkapkan inspirasi di balik lukisan itu:
Letusan Gunung Krakatau. Penganut aliran ekspresionis amat jarang melukis
berdasarkan kejadian nyata yang dilihat langsung. Mereka biasanya melukis
berdasarkan penglihatan atau gambaran situasi yang ada di kepala. Namun,
Profesor Astronomi dan Fisika dari Texas State University, Donald Olson
mengatakan, lukisan itu terinspirasi dari langit jingga yang tak biasa yang dilihat si
pelukis pada 1883-1884. Pada masa itu, abu vulkanik dari Gunung Krakatau di
Indonesia sudah mencapai Benua Eropa. Akibatnya, langit padawaktu terbit dan
terbenamnya matahari di Norwegia, tempat asal Edvard Munch, berubah menjadi
merah darah serta jingga yang lebih pekat.
ANALISIS FORMAL:
INTERPRETASI:
Lukisan ini merupakan salah satu lukisan yang paling mengganggu, yang
dihasilkan disepanjang sejarah seni modern, yang melukiskan sebuah kekacauan
dan kegelisahan jiwa. Munch bermaksud, ketika dia melukiskan pertama kali pada
1893, untuk mencatat “the modern life of the soul” yang sungguh pelik, dan
penuh kegelisahan. Di dalam masyarakat modern ini yang begitu cepat,
multilayer, dan kacau lebih dari sebelum-sebelumnya, “The Scream” telah hadir
mewakili seluruh kegelisahan umat manusia di dunia modern ini. Kita melihat
pada lukisan tersebut terlihat seorang yang melewati jembatan yang penuh
kekhawatiran. Dia menyeberang dari sebuah dunia yang sudah memiliki makna
tersendiri kepada dunia dimana manusia yang menentukan makna dari segala
sesuatu. Namun perubahan dunia ini berjalan dengan mesra bersama-sama
dengan seluruh kegelisahan yang diakibatkan oleh perubahan tersebut. “The
Scream” juga mewakili gambaran seorang yang terisolasi atau teralienasi. Tetapi
adegan tersebut terjadi di tempat publik, bukan di sebuah tempat interior yang
sepi. Emosi yang ditampilkan dari lukisan tersebut menuntut perhatian kita untuk
menjadikannya sebagai central figure. Latarbelakang awan yang berwarna merah
pada lukisan The Scream berasal dari ingatan traumatis dari efek yang begitu kuat
dari letusan gunung krakatau, yang mana ketika itu di beberapa belahan bumi
Eropa, ketika matahari terbenam langit menjadi berwarna merah.
Pelajaran yang kita bisa pelajari dari lukisan The Scream adalah setiap orang
memiliki pengalaman pahit bahkan traumatis tersendiri di dalam kehidupan
mereka. Namun, bagaimana cara merespon pengalaman tersebut adalah sesuatu
yang penting. Tafsiran versi pertama memperlihatkan bahwa Munch tidak melulu
terjebak terhadap kejadian traumatis masa lalu, tetapi meresponi hal tersebut
dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih berguna, bahkan lebih indah dan
dapat dinikmati oleh banyak orang. Munch tidak berespon sebagaimana tokoh
“The Punisher” di dalam perihal traumatis. “The Punisher” gagal merespon
kejadian traumatis masa lalunya (keluarganya di bantai) dan berubah menjadi
manusia yang bengis dan kejam (kekejamannya terhadap para penjahat tetap
tidak dapat dibenarkan). Pengalaman traumatis “The Punisher” gagal menjadi
berkat bagi orang di sekitarnya. Dia berubah menjadi sebuah teror di dalam
lapisan masyarakat yang lain, dan juga mengangkat diri menjadi seorang hakim
terhadap yang lain.
IDENTIFIKASI KARYA DARI SUMBER:
Unsur garis
Garis pada lukisan le reve bisa dikatakan sedikit tidak teratur, karena adanya
perbedaan antara garis yang dibuat dengan kuat atau tidaknya tekanan yang
terlihat pada beberapa bentuk lukisan.
Unsur warna
Warna pada lukisan ini sangat kaya, dan menarik. juga memperhatika gradasi dan
pencahayaan terhadap beberapa objek.
Unsur bentuk
Unsur tekstur
Adanya perpaduan warna dan bentuk yang sedikit kasar memberikan tambahan
irama pada permukaan karya seni dan enak untuk dilihat.
Kuas
Cat minyak
Kanvas (130x97)
Palet
- Satu unsur dengan unsur lainnya saling berpadu dengan harmonis dan
menjadikan nilai estetika nya tinggi
- Dengan adanya perbedaan tekanan saat melukis, membuat lukisan le reve ini
terlihat segar, baru, dan tidak membosankan
- Warna merah yang ada bisa menambah kesan kuat dalam lukisan
- Ada pengulangan yang terjadi pada bagian kanan, tetapi pelukis melakukan
pengulangannya dengan variasi yang bagus sehingga lebih harmonis dan estetik
Lukisan Le Reve dibuat pada tahun 1932, dengan ukuran sekitar 130 cm x
97 cm yang di lukis menggunakan cat minyak. Didalam lukisan ini terlihat sesosok
wanita sedan duduk di sofa berwarna merah dengan pakaian terbuka yang di
duga adalah lukisan dari seorang wanita berusia 22 tahun bernama Marie-Therese
Wallet yang merupakan kekasih sang pelukis (Pablo Picasso).
ANALISIS FORMAL:
INTERPRETASI:
Lukisan dari Pablo Picasso ini memiliki ciri khas dengan menggunakan
warna yang kontras, serta penggambaran yang asimetris dan juga terdistori. Pada
lukisan ini menggunakan warna primer seperti warna merah yang memberikan
kesan warna cerah, serta ditambahkannya beberapa detail yang membuat lukisan
ini terlihat lebih indah dan detail.