Anda di halaman 1dari 3

KRITIK SENI RUPA LUKIS

“SUNGAI TAK PERNAH KEMBALI”

Nama : Elisa Ayu Wulandari

Kelas : XI IPA 2

Guru Pengajar : Maslahah, S.Ag

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 8 JAKARTA


TAHUN AJARAN 2020/2021
Jl. Balai Rakyat No. 19 RT. 15/ RW. 1 Cakung Timur Kec. Cakung, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13910

Telp/Fax. 021-4611945

Website : https://www.man8-jkt.sch.id e-mail : man_delapan@yahoo.com


1. Deskripsi
Basoeki Abdullah merupakan pelukis maestro Indonesia yang dikenal sebagai pelukis
beraliran realis dan naturalis. Basoeki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 25 Januari
1915 dan meninggal pada 5 november 1993 pada umur 78 tahun.
Dalam perjalanan karirnya ia pernah diangkat sebagai pelukis resmi Istana Merdeka pada
tahun 1974 dan sekiranya telah ada sekitar 22 negara yang pernah disinggahinya untuk pameran
karya lukisan, karyanya juga banyak dikoleksi para kolektor Indonesia maupun para kolektor di
berbagai penjuru dunia.
Salah satu lukisan karya Basoeki Abdullah adalah lukisan yang berjudul  “Sungai Tak
Pernah Kembali”. Lukisan ini berbentuk landscape dengan ukuran 125cm x 200cm dan dilukis
menggunakan cat minyak di atas media kanvas. Teknik yang digunakan oleh Basoeki pada
pembuatan lukisan ini adalah teknik stuck brush yang dibuat secara ekspresionis sehingga
memperkuat makna yang ingin disampaikan.
Lukisan yang beraliran naturalis ini dilukis dengan menggunakan beberapa warna, yaitu
warna hijau pada pegunungan, hamparan sawah dan pepohonan yang memberi kesan sejuk dan
damai, serta warna biru muda pada  langit dengan warna putih untuk awannya, adapula warna-
warna lainnya seperti warna coklat pada tanah dan warna abu-abu pada sungai atau objek lain
yang memberi kesan kelabu pada lukisan ini.
Pada lukisan ini mayoritas objek dibentuk melalui unsur garis lengkung seperti pada
pegunungan, selain itu terdapat juga unsur garis lurus pada jembatan yang melintangi sungai.
Tekstur pada lukisan ini adalah tekstur semu yang diterapkan pada beberapa objek yang terlihat
jauh dan pada pewarnaan background .

2. Analisis 
Karya lukis Basoeki Abdullah yang berjudul “Sungai Tak Pernah Kembali” ini memiliki
beberapa unsur dan prinsip seni rupa. Pada lukisan ini terdapat permainan warna-warna yang
diaplikasikan yang seakan memberi makna saat. Lukisan ini juga memberi kesan bahwa Basoeki
sangat ahli dalam gradasi, pencahayaan dan percampuran warna. Goresannya sangat lincah dan
spontan dengan brushstroke yang kuat menggunakan warna tebal tipis.
Jika dianalisis melalui unsur warna, terlihat bahwa Basoeki menciptakan lukisan ini
dengan disertai perasaan rindu yang diterapkan melalui warna-warna yang kelabu pada objek
gunung yang berperan sebagai objek pendukung dan sungai. Objek-objek pada lukisan ini yang
saling mendukung menjadikannya serasi dan semakin menegaskan makna yang ingin
disampaikan Basoeki lewat lukisan ini,
Objek utama pada lukisan ini adalah sungai dengan air yang tenang yang digambarkan
dekat sesuai perspektif pandangan mata, terdapat pula terasering yang membentuk hamparan
sawah dengan kombinasi yang sangat selaras, susunan pepohonan yang membuat kesan
menyejukkan, serta liukan sungai yang menimbulkan ritme yang menambah keindahan pada
lukisan ini, susunan objek-objek pada lukisan ini terlihat seimbang sehingga memiliki daya tarik
yang proporsional pada setiap sisinya, serta kesesuaian objek satu dengan yang lain membentuk
harmoni yang sangat baik, secara totalitas lukisan ini sangat menarik dan banyak menyita
pandangan mata.

3. Interpretasi
Lukisan berjudul “Sungai Tak Pernah Kembali” ini merupakan gambaran perasaan
Basoeki Abdullah tentang kerinduannyaa kepada suasana yang menurutnya tidak akan pernah
kembali, suasana yang digambarkan pada lukisan ini seolah memiliki persuasi agar kita
merasakan kerinduan yang juga dirasakan oleh Basoeki.
Lukisan ini memberikan pesan simbolis agar kita ingat terhadap hukum alam ciptaan
Tuhan. Tampilan lukisan ini sendiri melukiskan pemandangan alam dengan gunung api yang
aktif mengeluarkan asapnya dan terdapat lembah yang disekitarnya dihiasi pepohonan, sawah,
sungai dengan jembatan gantungnya, serta pohon-pohon yang menjadi ciri khas pemandangan
alam di Indonesia.
Pada lukisan ini digambarkan pula daratan yang menempati lebih dari dua pertiga bidang
gambar yang menyiratkan pelukis ingin menunjukkan pemandangan alam yang luas dan indah.
Secara keseluruhan lukisan ini penyusunan obyeknya nampak harmonis dan dengan gaya
realistik namun cenderung impresif.
Selain itu, melalui judul lukisan ini Basoeki Abdullah pun melansir keasrian yang tidak
akan pernah kembali, dan terbukti dari waktu ke waktu keasrian itu semakin jarang ditemui
bahkan di daerah perkotaan ini semakin lama menjadi semakin kumuh.
Dalam lukisan ini maka terlihat jelas,  Basoeki menuangkan isi hatinya tidak lagi dengan
kata-kata tetapi dengan karya, melalui lukisan ini Basoeki Abdullah ingin mengajak penikmat
menyelami situasi yang asing atau berbeda, karena dalam lukisan ini Basoeki seakan-akan ingin
menyampaikan jeritan hati yang dituangkan di atas media kanvas, dan lewat judul pada lukisan
ini bahwa ia berpendapat bahwa segalanya tidak akan pernah kembali seperti dulu.

4. Evaluasi
Karya lukisan Basoeki Abdullah yang berjudul “Sungai Yang Tak Pernah Kembali” ini
sangat indah dipandang mata dan penuh harmoni yang dikemas sangat baik dalam satu karya.
Pemilihan sudut pandang Basoeki yang menempatkan objek sungai menjadi objek utama pada
lukisan ini belum tentu sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan mengingat
tidak hanya objek itu saja yang menonjol tetapi seluruh objek pada lukisan ini juga ikut
memperkuat makna yang ingin disampaikan oleh Basoeki yaitu suatu keadaan yang tak mungkin
bisa kembali seperti dulu , lukisan karya Basoeki Abdullah ini penuh dengan makna yang bisa
dijadikan bahan referensi untuk diteliti dan membuka ruang pikiran bagi para kritikus untuk
tidak berhenti membahasnya.
Karya lukisan Basoeki Abdullah yang tergolong bertipe lukisan landscape ini memiliki
gaya Inggris, seperti yang digubah oleh John Constable. Sedikit dengan gaya langit yang
dikembangkan oleh gaya cat air William Turner. Meskipun Basoeki menambah kesan indah-
indah tetapi ia masih tergolong tak melakukan penyimpangan terlalu jauh. Objek yang diambil
tak terlalu berubah dan masih “alami”, jika dibandingkan dengan gaya lukisan Belanda maupun
gaya Ideal-Klasik meski semua masih dalam kerangka aliran Romantisme.
Tapi secara keseluruhan, harmonisasi atara objek yang satu dengan objek yang lainnya
memberi kesan yang sangat seimbang, selain itu pemilihan warna kelabu pada beberapa objek
menjadikan lukisan ini amat sesuai dengan apa yang ingin di sampaikan pelukis.

Anda mungkin juga menyukai