Anda di halaman 1dari 4

ANGGOTA KELOMPOK XII IPA 3:

1. IKRIMA MADANIATUN NADIA


2. MOTIKA WAHYU RAMADHANI
APRESIASI LUKISAN

Kartono Yudhokusumo, Melukis di Taman , 90 x 55 cm, 1952


A. Deskripsi
Lukisan berjudul Melukis di Taman, berukuran 90 x 55 cm. Lukisan ini terbagi atas latar
depan, latar tengah, dan latar belakang. Latar depan ditunjukkan dengan terlihat seorang
laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern diantara kerumunan wanita
lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan
dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan Romantisisme pada pelukisnya. Latar tengah,
ditunjukkan dengan enam wanita memakai kebaya yang sedang duduk menjongkok
memakai baju berwarna hijau dan ada juga yang duduk di bebatuan memakai baju hijau
tua rok biru muda serta di belakangnya terdapat wanita berkebaya hijau muda yang
memegang pohon kelapa ditemani oleh beberapa kuda kuning, hijau, merah muda yang
berdiri tenang disemak atau pohon-pohon perdu kecil yang berdaun hijau kekuningan.
Latar belakang ditunjukkan dengan empat rumah yang dua lainya berada didepan sawah
atau pematang yang berisi air sehingga memeantulkan cahaya biru langit yang cerah,

serta du rumah yang masing- masing terdapat dua orang yang sedang bersalaman dan
bercengkrama. Dan bagian samping rumah dipenuhi oleh pepohonan kelapa yang rindang
serta pegunungan yang biru. Bagian latar belakang, terdapat beberapa pepohonan dalam
bentuk pohon yang digayakan. Dengan demikian dalam lukisan ini, terdapat banyak
wanita dan laki-laki yang sedang bercengkrama.Wanita itu dengan beberapa posisi yang
sedang melakukan aktivitas. Lukisan ini didominasi dengan warna hijau, biru, dan
kuning. Bentuk-bentuk yang tampak di antaranya: pepohonan, sulur-suluran daun, ranting
yang berwarna biru, hijau, dan coklat.
Secara keseluruhan lukisan ini, terdapat bidang-bidang warna di antara berbagai bentuk.
Hal itu ditunjukkan dengan permukaan tanah yang dibagi-bagi menjadi bidang-bidang.
Sedangkan garis terdapat beberapa garis, seperti: garis lurus, pendek, panjang, dan
lengkung.

B.Analisis Formal
Keberadaan garis dalam lukisan ini, pada dasarnya berfungsi sebagai identitas bentuk,
sehingga bentuknya dapat dikenali. Garis sebagai identitas bentuk, seperti halnya bentukbentuk yang tampak pada: wanita, laki-laki, lukisan, pepohonan , beberapa kuda, empat
rumah . Garis-garis yang ada terlihat cukup luwes, lemah gemulai mengikuti bentuk
yang ritmis. Sebagian terdapat garis yang bebas atau garis yang saling tumpang tindih.
Garis tersebut mendeskripsikan batas-batas atau kontras dari nada gelap terang, warna
atau tekstur yang terjadi sepanjang batas-batas bentuk tersebut. Dengan demikian, rupa
bentuk pada lukisan ini adalah bentuk yang terlihat dalam kaitannya dengan bentukbentuk yang lain atau ruang yang mengelilinginya.
Bangun (shape) pada lukisan ini terjadi karena dibatasi oleh sebuah garis, juga dibatasi
oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang. Hal itu ditunjukkan seperti pada figur
wanita berkebaya dan laki pelukis yang duduk pada bagian latar depan, latar tengah, dan
latar belakang. Bangun (shape) dalam hal ini mengalami perubahan di dalam
penampilannya. Bangun/shape itu dapat dilihat dengan beberapa figur wanita berkebaya
dan laki pelukis yang sengaja dilakukan deformasi. Artinya, bentuk-bentuk tersebut
sebagai penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, yaitu dengan
cara mengubah bentuk objek atau dengan hanya sebagian yang dianggapnya mewakili
karakter bentuk. Sedangkan warna-warna, seperti: hijau, kuning, biru, putih, coklat,
hitam, dan oker yang hadir dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda pada bentuk yang
membedakan ciri bentuk atau benda satu dengan yang lainnya. Demikian pula pembagian
bidang lukisan yang terbagi atas latar depan, latar tengah, dan latar belakang membawa
indera penglihatan kita terhadap ruang semu. Artinya, indera penglihatan menangkap
bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada kanvas.
Berdasarkan unsur-unsur seni di atas, menunjukkan prinsip pengorganisasian dalam
lukisan. Unsur-unsur itu, seperti: wanita berkebaya, laki-laki pelukis, empat kuda, dan
pepohonan kelapa ditata secara berdampingan dan menimbulkan prinsip keserasian.
Artinya, letak wanita berkebaya yang sedang dilukis oleh seorang pelukis menunjukkan
hukum realitas, yaitu sesuatu keadaan yang tidak jauh dari kenyataan di mana mata
melihat. Keberadan itu membawa bayangan kita pada komposisi segitiga, apabila ujung-

ujungnya kita hubungkan satu dengan yang lain. Selanjutnya, ukuran badan wanita yang
berada di depan serta di belakang tidak sama, seperti: besar, sedang, dan kecil juga
menimbulkan susunan yang seimbang (mengingatkan pada hukum timbangan). Artinya,
keseimbangan ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian, karena mempunyai kesan
dinamika yang memberi kemungkinan variasi yang lebih banyak. Ia mempunyai keunikan
yang didasarkan atas perhitungan kesan bobot visual dari unsur-unsur yang dihadirkan
ataupun ukuran bentuk yang dominan. Proporsi dan skala yang mengacu pada hubungan
antara bentuk satu dengan yang lain dalam keseluruhan lukisan ini, ditunjukkan pada
bentuk-bentuk yang terletak pada ketiga latar. Hal ini tampak pada warna, garis, dan
bentuk yang terdapat dalam beberapa area tersebut.
Bertitik tolak dari analisis formal di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
lukisan ini, yang berkaitan dengan fungsi garis adalah sebagai identitas bentuk, sehingga
bentuknya secara umum dapat dikenali.Demikian juga dalam pengorganisasian unsurunsur seni yang ada, penempatannya menimbulkan kesan seimbang, dan harmonis.
Pengorganisasiannya menunjukkan keterpaduan secara utuh dan menyatu.
C.Interpretatif
Lukisan yang berjudul Melukis di Taman ini, mengungkapkan kehidupan sehari-hari
penduduk yang harmonis dan bercengkrama satu sama lain serta terlihat beberapa
pasangan yang bercengkrama. Kecintaan penduduk yang bercengkrama sangat kuat
berkat terjalinnya berbagai unsur dan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan distilisasi.
Ungkapan yang disampaikan dalam lukisan ini, di antaranya: kedekatan seorang wanita
yang dilukis dengan seorang laki-laki pelukis , banyak yang memakai baju kebaya yang
sedang bercengkrama. Dalam karya Melukis di Taman(1952) ini, terlihat bagaimana
corak dekoratif itu benar-benar menjadikan jiwa. Semua objek dalam pemandangan itu
digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang
yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari
pada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah
menggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat
ke atas dan
bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek objek lebih banyak dapat dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap Romantisisme pelukis dalam membayangkan dunia yang
utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkerama dan berkasihan, manjadi
bagian penting di antara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal
lain yang menarik lagi yaitu pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model
wanita dengan pakaian lebih modern di
antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting
sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan Romantisisme pada
pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu ingin menghadirkan dunia
ideal dan kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah. Besar kemungkinan
tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.
Namun demikian, dalam kebanyakan genre corak
dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan
setitik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang

begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat
dengan objek dan kaya dengan warna. Bertitik tolak dari paparan di atas, dapat diringkas
menjadi beberapa kata-kata penting, yakni: wanita berkebaya ,laki-laki pelukis, sawah,
empat ekor kuda, rumah penduduk, pepohonan kelapa. Makna dari kata-kata tersebut
dapat dilihat pada tabel, berikut ini:
NO.
KATA PENTING
MAKNA
1.wanita berkebaya
1.Wanita yang belum menikah atau telah menikah
2.menjadi objek bagi pelukis
3.Menunjukkan sosok utama, sebagai teman diskusi, dan sebagainya
4.Memiliki aktivitas dalam hidup
2.Taman
1.Sebidang tanah yang ditanami dengan aneka macam tanaman, pohon, dan tempat
berkumpul bersama teman-teman.
2. Wadah aktivitas dan kreatifitas juga berfungsi sebagai laboratorium
3. Wadah rekreatif
4. Berfungsi sebagai hiasan lingkungan
3.Kuda
1.Binatang menyusui atau mamalia darat
2.Binatang yang bisa diambil daging, susu dan utamanya adalah tenaga yang dihasilkan
4.Pohon kelapa
1. pohon yang batangnya bisa digunakan untuk bahan bangunan
2. pohon yang daun mudanya bisa dibuat kerajian dan lidinya bisa digunakan untuk menjadi
sapu
3. pohon yang buah kelapa mudanya dapat dimakan dan diminum serta buah kelapa tuanya
dapat dijadikan santan
5. Rumah penduduk
1. Tempat tinggal manusia yang memiliki segala macam fungsi di dalamnya
2. Tempat yang dapat melindungi diri dari panas dingin dan segala macam cuaca
3. Tempat yang terdiri dari macam macam ruangan dan disekati tembok penghalang

Anda mungkin juga menyukai