Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alshafira Putri

Kelas : X IPS 3
Absen : 03

LUKISAN MAESTRO AFFANDI

Judul : "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan"


Tahun : 1961
Ukuran : 110 cm x 135 cm
Media : Oil on Canvas

Affandi terkenal karena karya figuratifnya, terutama pada tahun 1960-an. Ia senang bermain
dengan tema pertunjukan wayang topeng dan peran stereotip dari karakter bertopeng. Presentasi
subjek topeng dapat meperlihatkan kepribadian tertentu dengan disposisi yang apik dari potret dirinya
sendiri. Penekanan estetikanya melalui sapuan cat yang dinamis dan khas (menumpahkan cat
langsung dari tube) diiringi dengan pilihan palet warna yang kelam semakin menjadi identitasnya.
Baginya potret diri terkadang menjadi perwakilan dari manusia. Ia menggunakan potretnya karena
ingin melukis walaupun tidak memiliki subjek sebagai referensi. Maka, potret dirinya sendirilah yang
di lukis. Topeng-topeng kehidupan bisa menjadi representasi ide spiritualnya sendiri yang merasa
bahwa mendapatkan godaan dan bisikan dari setan. Kelemahannya sebagai manusia yang tidak kuasa
melawan godaan dituangkan dalam lukisan ini.
Meskipun bisa jadi kita memproduksi makna lain seperti mungkin topeng-topeng tersebut adalah
kegetiran di masa tenarnya. Orang-orang “bertopeng” kian menghampiri hanya untuk memanfaatkan
ketenarannya saja. Muak akan hal itu ia tidak mengutarakannya secara langsung, tetapi
membicarakannya melalui lukisannya.
Lukisan di atas merupakan karya Affandi yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng
Kehidupan" yang dibuat pada tahun 1961 dengan media Oil on Canvas. Seniman yang bernama
lengkap Affandi Koesoma ini merupakan maestro seni lukis di Indonesia yang lahir pada tahun 1907
di Cirebon. Dalam lukisan ini Affandi melukiskan seorang pria dengan beberapa sosok wajah di sisi-
sisinya. Dalam lukisan ini digambarkan secara ekspresif sosok pria ini bertelanjang dada dan memiliki
ciri-ciri perawakan berambut gimbal, gondrong, berjanggut dan berkumis lebat. rambut gimbal
tersebut digambarkan dengan perpaduan warna hitam, coklat dan putih begitu pula dengan jenggot
dan kumisnya. wajah pria tersebut digambar dengan warna coklat yang ditumpuk dengan warna-
warna lain seperti merah, putih, hitam dan hijau. Matanya terlihat memejam dengan kerutan-kerutan
pada dahi dan wajahnya. selain sosok pria yang menjadi subjek matternya, disamping kiri, kanan dan
atasnya terdapat lukisan topeng atau wajah yang melingkupi bagian background.
Pada sisi kirinya terdapat lukisan wajah atau topeng berwarna merah darah dengan rambut-
rambut gimbal tak beraturan berwarna hitam. Wajah tersebut digambarkan juga dengan gading yang
panjang, lidah yang menjulur keluar serta mata hitam bundar dengan kelopaknya yang berwarna
kuning melotot lebar. sosok topeng ini terlihat seperti buta cakil pada pewayangan Jawa. Kemudian di
atasnya terdapat sosok wajah yang digambarkan tidak terlalu sempurna dengan mata hitam bundar,
alis yang terangkat tinggi, lubang hidung yang lebar dan bibir merah yang tebal. Rambutnya digambar
secara abstrak dan melingkupi backgroud di belakangnya. Adapun pada sisi kanan juga terdapat
lukisan wajah yang digambarkan berupa garis-garis berwarna hitam, hijau, hitam dan biru. Matanya
melotot dan pupilnya berwarna hitam kehijauan, lubang hidungnya lebar, mulutnya terbuka lebar serta
terdapat rambut-rambut gimbal yang melingkupi wajahnya. Selain itu di atasnya juga terdapat lukisan
wajah lain yang digambarkan secara abstrak berwarna merah.
Lukisan ini apabila dilihat ia menggunakan dominasi warna-warna komplementer atau warna-
warna yang saling berlawanan seperti terdapat warna-warna merah dan hijau, dan beberapa kombinasi
warna yang kompleks karena mencampurkan warna apa saja, Lukisan tersebut lebih di dominasi
warna-warna gelap yang banyak digunakan pada warna rambut dan background. Selain warna yang
mendominasi juga dalam lukisan tersebut mengandung unsur-unsur garis organis dan tidak beraturan
yang membentuk objek secara nyata. Sentuhan warna dasar yang cenderung lebih terang memberikan
kesan lukisan lebih hidup disertai garis-garis ekspresif yang menjadi penyeimbangnya, serta warna
merah sebagai penguat objek lukis. Adapun lukisan ini merupakan lukisan dengan aliran
ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk
mencurahkan emosi atau perasaan.
Lukisan yang berjudul "Potret Diri dan Topeng-topeng Kehidupan" ini dipamerkan di Galeri
Museum Affandi yang berlokasi di Jalan Laksda Adi Sucipto No.167, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Sesuai dengan judulnya lukisan ini memiliki falsafah kehidupan yang sanagt dalam. Dimana manusia
digambarkan sebagai sosok manusia yang memiliki pemikiran dan pilihan dalam menentukan tindak-
tanduknya. Di dalam pilihan tersebut terdapat hasrat untuk mengikuti jalan kebenaran atau keburukan.
Sering pula manusia dilingkupi oleh hawa nafsu dan bisikan-bisikan yang menjerumuskannya pada
pilihan yang salah. Dan bisikan-bisikan itu digambarkan oleh seorang Affandi dalam lukisannya
seperti sosok-sosok topeng berwajah buruk dan menakutkan, menyerupai peran antagonis pada
pertokohan wayang Jawa. Pria tersebut dengan dramatisnya berdiri diantara sosok-sosok topeng yang
seakan membisikinya agar tergoda dan menentukan pilihan yang salah dalam dirinya. Dari lukisan
tersebut dapat diambil kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk yang gambang sekali
terpengaruh oleh pikiran-pikiran buruk dan hanya manusia yang memiliki jiwa yang teguh saja yang
dapat mengenyahkan bisik-bisikan buruk yang datang
Lukisan ini merupakan karya langka maesto Affandi yang memiliki nilai falsafah yang
dalam.Arti dari lukisan ini adalah manusia merupakan makhuk ciptaan Tuhan yang paling
sempurnadiantara makhluk yang lain. Namun dengan kesempurnaan itu, manusia cenderung
banyakkelemahan dengan adanya hawa nafsu dan sering berbuat untuk mengingkari kodrat.
Hawanafsu itu digoda oleh bisikan-bisikan yang pada lukisan ini digambarkan oleh topeng-
topengyang berperan jahat pada cerita Jawa. Topeng tersebut bukan wajah asli manusia
melainkanperwujudan dari bisikan-bisikan jahat yang menutupi hati dari kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai