Anda di halaman 1dari 7

APRESIASI SENI

Judul karya : Buaian Senandung Bunda


Nama Seniman : Yani .M Sastranegara
Bahan : Polyresin
Ukuran : 53 cm x 75 cm x 100 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 3 dimensi ini yang bernamakan “ Buaian Senandung Bunda “ yang di
buat oleh Yani .M Sastranegara. Pada patung ini dipertunjukkan seorang wanita tengah
menggendong anak bayinya dengan berselimutkan kain serta satu anaknya yang memeluk
tengku wanita tersebut.
Yani .M Sastranegara terkenal sebagai peseniman yang menekuni karya seni rupa 3
dimensi. Karya – karyanya seringkali di pamerkan, selain berwujud patung, ia juga seringkali
membuat semacam karya 3 dimensi lainnya yang tak berwujud manusia sehingga
membutuhkan pemahaman konsep dan makna yang perlu di telaah lebih dalam lagi.
Karya ini terbuat dari bahan polyresin yang dimana merupakan bahan yang secara
umum digunakan untuk pembuatan patung, selain pilihan kayu, dan logam. Patung yang
terbuat dari polyresin biasanya memiliki tekstur yang halus, namun dapat dibuat lebih kasar
juga sehingga dapat memperdalam unsur tekstur nya.
Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui
tanda atau simbol. Ungkapan rupa dan permainan simbol atau tanda tentu tidak datang
begitu saja, ada api tentu ada asap. Begitu juga ketika kita menganalisis sebuah karya, perlu
tahu bagaimana asap itu ada, dengan kata lain, bagaimana kejadian yang melatarbelakangi
penciptaan karya. Pada dasarnya tahapan ini ialah menguraikan kualitas unsur pendukung
‘subject matter’ yang telah dihimpun dalam deskripsi.
Karya seni rupa 3 dimensi “ Buaian Senandung Bunda “ ini didominasi pewarnaan
putih serta hanya melibatkan satu warna selainnya, yakni hijau. Pewarnaan yang minimalis
ini cukup menarik untuk diperhatikan. Pada karya ini lebih menekankan pada bentuk,
bayangan, dan tekstur. Adapun bentuk dari patung ini cukup unik, karena meskipun
menggambarkan seorang manusia, namun ada beberapa penambahan fiktif yang
menimbulkan kesan tidak realistis, namun dapat memperdalam makna yang ditimbulkan.
Representasi visual yang ditampilkan dengan bentuk realis yang terencana, tertata
dan rapi, sesuai dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli suatu objek, meskipun
telah ditata sedemikian rupa mirip dengan objek aslinya, tetap ditambahkan beberapa
bagian imajinasi yang disematkan pada karya patung ini. Namun secara garis besar, patung
ini telah merealisasikan suatu karya hingga mirip dengan objek aslinya.

Interpretasi
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin
disampaikan dan kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk memaknainya yang
didahului dengan mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat
orang membaca karya seni boleh saja sama tetapi dalam menafsir akan berbeda karena
diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang atau paradigma.
Dalam karya seni rupa 3 dimensi ini, Yani . M Sastranegara mengidentifikasikan
perasaan yang mucul saat seorang ibu yang tengah merawat kedua anaknya, dan ia
tanamkan pada karya patung yang ia buat. Apabila diperhatikan, penggunaan warna putih
sebagai warna dominan memiliki kesan suci dan murni, dapat menggambarkan perasaan
seorang ibu kepada anaknya yang murni akan kasih sayang. Penambahan warna hijau dapat
memberikan kesan layak, sehingga tak terjadi warna monoton yang dapat mengurangi daya
tariknya walaupun dapat menyiratkan pesan. Warna hijau muda yang digunakan pun
terlihat alami dan segar, dan warna ini juga dapat menyiratkan perasaan tersebut.

Penilaian
Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 3 dimensi ini, komposisi yang
digunakan menurut saya sudah sangat baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan
sangat baik sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan
kesan rindu bahkan haru, berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada
pandangannya masing masing.
Penggunaan tekstur yang digunakan sangat baik, pekarya membentuk suatu tekstur
kasar dengan hati pada beberapa bagian, seperti pada kain yang digunakan untuk kedua
anaknya dan pakaian sang ibunda, dan juga terlihat mulus saat pada bagian bagian tubuh
lainnya. Meskipun pembentukan wajah cukup simple, namun juga dapat memberi kesan
minimalis meskipun tak didasari dengan realistis visual secara menyeluruh.
Perpaduan warna pada patung ini juga sangat baik, dapat memberikan kesan
pertama bagi para penikmat seni. Ia tidak menggunakan warna warna rumit, namun
menggunakan warna warna halus, dapat di sebut komplementer, hal ini bisa jadi
menyiratkan perasaan sang ibunda pada kedua anak kecilnya. Selain mengandalkan warna,
Yani . M juga mengandalkan bayangan yang akan timbul pada karya nya, tentunya ini akan
berpengaruh pada warna yang telah ia padukan. Efek bayangan ini juga dipengaruhi dari
tekstur detil yang ia buat, hal ini dapat memperkuat tekstur meskipun dilihat dari jauh. Hal
ini juga biasanya dapat lebih menarik perhatian pemerhati seni.
Meskipun begitu, terdapat beberapa kekurangan pada karya ini, apabila dipandang
berdasarkan pandangan yang berbeda. Penggunaan tekstur yang terlihat nyata namun tidak
disertai dengan bentuk yang realistis dapat menimbulkan kesan bertabrakan. Dan
penggunaan warna yang hanya berkisar putih dan hijau muda dapat mengurangi kekayaan
maknanya, karena jika begitu, ada beberapa perasaan ibunda yang mungkin tidak ikut
diekspresikan. Dan juga, menurut saya pemberian patung bayi kecil yang tengah memeluk
ibunya dapat mengurangi kefokusan ibu tersebut, dan juga bisa jadi ditafsirkan ibunda
tersebut tak memedulikan salah satu anaknya tersebut karena wajah nya terlihat tengah
menunduk, menghadap bayi yang tengah dipeluknya. Hal ini juga apabila dilihat
berdasarkan foto menjadi tak terlihat bagian anak keduanya dan dapat memberikan
persepsi aneh bagi sebagian orang.
Sebaiknya, pada patung ini di tambahkan beberapa objek lain selain objek yang
menjadi main focuss, serta mungkin dengan menambahkan beberapa warna lainnya dapat
meningkatkan daya tariknya, sehingga para pemerhati seni tidak bosan melihatnya.
APRESIASI SENI

Judul karya : Perburuan


Nama Seniman : Januri
Bahan : Acrylic on Canvas
Ukuran : 120 cm x 145 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 2 dimensi ini yang bernamakan “ Perburuan “ yang di buat oleh
Januri. Pada karya seni lukis ini diperlihatkan seseorang yang tengah berlari sembari dikejar
beberapa orang di belakangnya. Gambar ini menggunakan warna yang sedikit kaku dan
dapat dikatakan sebagai karya lukis aliran kubisme.
Medium lukisan Januri adalah cat akrilik yang dikerjakan di atas kanvas berukuran
120 cm x 145 cm dengan kombinasi cat kuas yang diwarnai dengan searah, namun bergaris
lurus meskipun antar satu warna dengan warna lainnya memiliki tingkat kemiringan yang
berbeda. Proses penciptaannya terlihat penuh persiapan dan cukup matang tercermin dari
hasil karyanya yang rapi, rumit, dan tertata. Ukurannya yang cukup besar dapat memikat
para penikmat seni, dengan pewarnaan yang tidak membosankan.
Pada lukisan ini terlihat beberapa orang yang sedang dalam posisi yang tidak
memungkinkan terjadi pada kenyataannya, seperti gambar orang yang tengah berada di
langit langit di sertai sebuah sangkar padanya. Bahkan banyak orang orang yang berlari
mengejar si `tokoh berbaju biru` dalam posisi berlompatan, namun penggambaran posisi
imajiner seperti itu dapat memberikan kesan pengejaran oleh khalayak ramai, dimana orang
orang bersempit sempitan untuk mengejar sang pelaku. Hal ini tersirat dari judul dari lukisan
itu sendiri, yakni `perburuan`, mungkin yang dimaksudkan pelukis adalah perburuan
seseorang oleh para warga yang dimana seseorang tersebut mencuri hewan yang dipelihara
di dalam sangkar salah seorang warga, misalnya ayam atau burung.

Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui
tanda atau simbol. Pada karya lukis ini, dapat dikatakan bahwa sang pelukis berusaha
menggambarkan realita warga zaman dahulu, yang dimana masih menggunakan cara main
hakim sendiri, dan seperti yang kita ketahui bahwa lukisan ini di lukis pada tahun 2013, yang
dimana bisa saja lukisan ini menyindir realitas sosial pada zaman sekarang yang dimana
warganya masih menggunakan politik main hokum sendiri, tanpa memedulikan fungsi
Lembaga kepolisian negara, bahkan seringkali terjadi kesalahpahaman.
Karya seni rupa 2 dimensi “ Perburuan “ ini memiliki pewarnaan yang cukup unik,
meskipun kaku serta menonjolkan garis pembeda antar warna satu dengan warna lainnya,
namun sang pelukis berhasil menggabungkan pewarnaan antar satu dengan lainnya menjadi
persatuan warna yang dapat memosisikan bayangan dan cahaya padanya. Meskipun
mungkin pada goresan warna nya terlihat berantakan, namun bisa jadi hal itu merupakan
ciri khas pelukisnya, januri. Sayangnya saya tidak menemukan data lebih lanjut mengenai
januri ini.
Pada karya kubisme lainnya, biasanya menggunakan warna penuh, dan tak
menggunakan gradasi. Pemilihan warna pun biasanya acak, namun tetap memproposisikan
hingga menjadi kesatuan yang bagus. Namun pada lukisan ini menggunakan Teknik
pencampuran warna dengan warna lainnya, dan antar dua warna tidak disertai garis batas
hitam yang dimana umumnya digunakan pada karya lukis kubisme lainnya.

Interpretasi
Pada karya seni lukis ini bermakna mengenai pengejaran seseorang yang mungkin di
curigai atau telah tertangkap basah sebagai pencuri. Lalu terjadilah pengejaran padanya
oleh beberapa warga, dan pengejaran berlangsung dengan heboh. Pelukis disini berusaha
menggambarkan adegan social dimana saat terjadinya pengejaran pelaku kejahatan. Namun
apabila di lihat berdasarkan ukuran, pada tokoh pelaku utama yang dikejar memiliki badan
yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa orang yang mengejarnya, bahkan seperti
yang dilihat terdapat gambar orang orang yang melompat, sembari memegangi sangkar dan
ada pula orang yang tengah berlari mengejar sambal memegang tali.
Komposisi yang cukup simpel bisa jadi menandakan bahwa pelukis tidak
menonjolkan unsur tersebut, pada lukisan ini lebih menonjolkan warna dan bayangan.
Pewarnaan pada lukisan ini menjadi identitas karya lukis ini sebagai karya lukis aliran
kubisme. Dimana terdapat garis pembatas kaku namun pada lukisan ini pewarnaan terlihat
dinamis, meskipun tidak terjadi gradasi, namun pelukis tetap mampu menonjolkan
bayangannya pada pengaturan komposisi warna padanya.
Dengan ukuran kanvas yang cukup lebar, dan dengan latar belakang yang berisikan
tanah dan beberapa bukit dibelakang disertai awan biru bergradasi yang di dominasi warna
putih, dapat dikatakan sebagai ciri bahwa karya ini bukanlah termasuk aliran realistis.
Penggambaran garisnya pun tidak didetilkan, serta terdapat tekstur pada goresan
pewarnaan yang dapat terlihat mata.

Penilaian
Karya seni lukis ini tentunya tidak lahir begitu saja, selalu berkaitan, berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi potensial , yang
dimaknai sebagai pengalaman estetik. Hasil karya sebagai representasi dari emosi-emosi
modern seperti karya Januri ini, yang ingin merepresentasikan kemelut yang terjadi dalam
perkembangan negeri ini, termasuk keresahannya mengenai hal tersebut.
Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 2 dimensi ini, komposisi yang
digunakan menurut saya sudah cukup baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan
sangat baik sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan sedih
dan resah, berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada pandangannya masing
masing.
Menurut saya, penggunaan aliran kubisme pada karya lukis ini bisa menjadi salah
satu daya tariknya. Meskipun begitu mungkin bagi sebagian orang hasil karya ini kurang
menekankan emosi padanya, mungkin disebabkan karena pelukis tidak menggambar raut
waja sedih, takut, risau atau marah. Dan menurut saya aliran kubisme juga kurang cocok bila
disematkan pada karya ini, menurut saya karya ini seharusnya Digambar berdasarkan aliran
romantisme dimana padanya pelukis dapat memperdalam emosi para tokoh dalam
karyanya.
Penggunaan tekstur yang digambar cukup baik, pelukis membentuk suatu tekstur
kasar pada beberapa bagian, yang ditimbulkan karena goresan cat acrylic yang ditekankan.
Hal ini dapat membentuk beberapa garis.
Pada karya ini, unsur bayangan lebih ditonjolkan dibandingkan garis. Pewarnaan
pada bidang – bidang yang telah ditentukan pun cukup baik. Keharmonisan antara
semuanya menurut saya masih kurang baik, dimana karya ini masih belum mampu
memperdalam kesan bagi para pemerhati seni yang berkunjung.
Sebaiknya, Pelukis menggunakan suatu gambar atau visualisasi social yang dapat
menimbulkan kesan emosi pada para penikmat seninya. Penggunaan garis pada karya lukis
menurut saya cukup penting, sehingga dapat menentukan batas-batas cukup jelas. Bilamana
sebuah lukisan yang menyapingkan garis pembatas warna hitam, maka seharusnya pelukis
menggambar secara realistis, yang dimana sangat memperhatikan warna, bayangan, bidang,
tekstur, garis dan lainnya.

Daftar pusaka :
http://dhebykarundeng.blogspot.co.id/2014/12/kritik-seni-rupa.html
http://sen1budaya.blogspot.co.id/2013/10/contoh-kritik-seni.html
https://brainly.co.id/tugas/6174565
www.wikipedia.org/id

Anda mungkin juga menyukai