Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kritik Seni Rupa

terhadap karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi

Oleh
Ayu Kadek Keisya Sattvika Dharma
02
X MIPA 6

SMA N 1
Semarapura
2022/2023
Judul karya : Perburuan
Nama Seniman : Januri
Bahan : Acrylic on Canvas
Ukuran : 120 cm x 145 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 2 dimensi ini yang bernamakan “Perburuan“ yang dibuat oleh Januri. Pada
karya seni lukis ini diperlihatkan seseorang yang tengah berlari sambil dikejar beberapa
orang di belakangnya. Gambar ini menggunakan warna yang sedikit kaku dan dapat
dikatakan sebagai karya lukis aliran kubisme.

Medium lukisan Januri adalah cat akrilik yang dikerjakan di atas kanvas berukuran 120 cm x
145 cm dengan kombinasi cat kuas yang diwarnai dengan searah, namun bergaris lurus
meskipun antar satu warna dengan warna lainnya memiliki tingkat kemiringan yang berbeda.
Proses penciptaannya terlihat penuh persiapan dan cukup matang tercermin dari hasil
karyanya yang rapi, rumit, dan tertata. Ukurannya yang cukup besar dapat memikat para
penikmat seni, dengan pewarnaan yang tidak membosankan.

Pada lukisan ini terlihat beberapa orang yang sedang dalam posisi yang tidak
memungkinkan terjadi pada kenyataannya, seperti gambar orang yang tengah berada di
langit langit disertai sebuah sangkar padanya. Bahkan banyak orang orang yang berlari
mengejar si `tokoh berbaju biru` dalam posisi berlompatan, namun penggambaran posisi
imajiner seperti itu dapat memberikan kesan pengejaran oleh khalayak ramai, dimana orang
orang bersempit sempitan untuk mengejar sang pelaku. Hal ini tersirat dari judul dari lukisan
itu sendiri, yakni `perburuan`, mungkin yang dimaksudkan pelukis adalah perburuan
seseorang oleh para warga yang dimana seseorang tersebut mencuri hewan yang
dipelihara di dalam sangkar salah seorang warga, misalnya ayam atau burung.
Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui tanda atau
simbol. Pada karya lukis ini, dapat dikatakan bahwa sang pelukis berusaha
menggambarkan realita warga zaman dahulu, yang dimana masih menggunakan cara main
hakim sendiri, dan seperti yang kita ketahui bahwa lukisan ini dilukis pada tahun 2013, yang
dimana bisa saja lukisan ini menyindir realitas sosial pada zaman sekarang yang dimana
warganya masih menggunakan politik main hakim sendiri, tanpa memperdulikan fungsi
Lembaga kepolisian negara, bahkan seringkali terjadi kesalahpahaman.

Karya seni rupa 2 dimensi “Perburuan“ ini memiliki pewarnaan yang cukup unik, meskipun
kaku serta menonjolkan garis pembeda antara warna satu dengan warna lainnya, namun
sang pelukis berhasil menggabungkan pewarnaan antara satu dengan lainnya menjadi
persatuan warna yang dapat memposisikan bayangan dan cahaya padanya. Meskipun
mungkin pada goresan warna nya terlihat berantakan, namun bisa jadi hal itu merupakan ciri
khas pelukisnya, Januri. Sayangnya saya tidak menemukan data lebih lanjut mengenai
Januri ini.

Pada karya kubisme lainnya, biasanya menggunakan warna penuh, dan tak menggunakan
gradasi. Pemilihan warna pun biasanya acak, namun tetap memproposisikan hingga
menjadi kesatuan yang bagus. Namun pada lukisan ini menggunakan Teknik pencampuran
warna dengan warna lainnya, dan antar dua warna tidak disertai garis batas hitam yang
dimana umumnya digunakan pada karya lukis kubisme lainnya.

Interpretasi
Pada karya seni lukis ini bermakna mengenai pengejaran seseorang yang mungkin dicurigai
atau telah tertangkap basah sebagai pencuri. Lalu terjadilah pengejaran padanya oleh
beberapa warga, dan pengejaran berlangsung dengan heboh. Pelukis disini berusaha
menggambarkan adegan social dimana saat terjadinya pengejaran pelaku kejahatan.
Namun apabila dilihat berdasarkan ukuran, pada tokoh pelaku utama yang dikejar memiliki
badan yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa orang yang mengejarnya, bahkan
seperti yang dilihat terdapat gambar orang orang yang melompat, sembari memegangi
sangkar dan ada pula orang yang tengah berlari mengejar sambal memegang tali.

Komposisi yang cukup simpel bisa jadi menandakan bahwa pelukis tidak menonjolkan unsur
tersebut, pada lukisan ini lebih menonjolkan warna dan bayangan. Pewarnaan pada lukisan
ini menjadi identitas karya lukis ini sebagai karya lukis aliran kubisme. Dimana terdapat
garis pembatas kaku namun pada lukisan ini pewarnaan terlihat dinamis, meskipun tidak
terjadi gradasi, namun pelukis tetap mampu menonjolkan bayangannya pada pengaturan
komposisi warna padanya.
Dengan ukuran kanvas yang cukup lebar, dan dengan latar belakang yang berisikan tanah
dan beberapa bukit di belakang disertai awan biru bergradasi yang didominasi warna
putih, dapat dikatakan sebagai ciri bahwa karya ini bukanlah termasuk aliran realistis.
Penggambaran garis nya pun tidak dibetulkan, serta terdapat tekstur pada
goresan pewarnaan yang dapat terlihat mata.
Evaluasi / Penilaian
Karya seni lukis ini tentunya tidak lahir begitu saja, selalu berkaitan, berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi potensial , yang
dimaknai sebagai pengalaman estetik. Hasil karya sebagai representasi dari emosi-emosi
modern seperti karya Januri ini, yang ingin merepresentasikan kemelut yang terjadi dalam
perkembangan negeri ini, termasuk keresahannya mengenai hal tersebut.

Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 2 dimensi ini, komposisi yang digunakan
menurut saya sudah cukup baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan sangat
baik sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan sedih dan
resah, berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada pandangannya masing
masing.

Menurut saya, penggunaan aliran kubisme pada karya lukis ini bisa menjadi salah satu daya
tariknya. Meskipun begitu mungkin bagi sebagian orang hasil karya ini kurang menekankan
emosi padanya, mungkin disebabkan karena pelukis tidak menggambar raut wajah sedih,
takut, risau atau marah. Dan menurut saya aliran kubisme juga kurang cocok bila
disematkan pada karya ini, menurut saya karya ini seharusnya Digambar berdasarkan aliran
romantisme dimana padanya pelukis dapat memperdalam emosi para tokoh dalam
karyanya.

Penggunaan tekstur yang digambar cukup baik, pelukis membentuk suatu tekstur kasar
pada beberapa bagian, yang ditimbulkan karena goresan cat acrylic yang ditekankan. Hal ini
dapat membentuk beberapa garis.

Pada karya ini, unsur bayangan lebih ditonjolkan dibandingkan garis. Pewarnaan pada
bidang-bidang yang telah ditentukan pun cukup baik. Keharmonisan antara semuanya
menurut saya masih kurang baik, dimana karya ini masih belum mampu
memperdalam kesan bagi para pemerhati seni yang berkunjung.

Sebaiknya, Pelukis menggunakan suatu gambar atau visualisasi sosial yang dapat
menimbulkan kesan emosi pada para penikmat seninya. Penggunaan garis pada karya lukis
menurut saya cukup penting,sehingga dapat menentukan batas-batas cukup jelas.
Bilamana sebuah lukisan yang menyampingkan garis pembatas warna hitam, maka
seharusnya pelukis menggambar secara realistis, yang dimana sangat memperhatikan
warna, bayangan, bidang, tekstur, garis dan lainnya.
Judul karya : Buaian Senandung Bunda
Nama Seniman : Yani .M Sastranegara
Bahan : Polyresin
Ukuran : 53 cm x 75 cm x 100 cm
Tahun Pembuatan : 2013

Deskripsi
Karya seni rupa 3 dimensi ini yang bernamakan
“Buaian Senandung Bunda” yang dibuat oleh Yani .M Sastranegara. Pada patung ini
dipertunjukkan seorang wanita tengah menggendong anak bayinya dengan berselimutkan
kain serta satu anaknya yang memeluk tengku wanita tersebut.

Yani .M Sastranegara terkenal sebagai seniman yang menekuni karya seni rupa 3 dimensi.
Karya-karyanya seringkali di pamerkan, selain berwujud patung, ia juga seringkali membuat
semacam karya 3 dimensi lainnya yang tak berwujud manusia sehingga membutuhkan
pemahaman konsep dan makna yang perlu ditelaah lebih dalam lagi.

Karya ini terbuat dari bahan polyresin


yang dimana merupakan bahan yang secara umum digunakan untuk pembuatan patung,
selain pilihan kayu, dan logam. Patung yang terbuat dari polyresin
biasanya memiliki tekstur yang halus, namun dapat dibuat lebih kasar juga sehingga dapat
memperdalam unsur teksturnya.

Analisisis
Makna atau isi karya seni selalu disampaikan dengan bahasa karya seni, melalui tanda atau
simbol. Ungkapan rupa dan permainan simbol atau tanda tentu tidak datang begitu saja,
ada api tentu ada asap. Begitu juga ketika kita menganalisis sebuah karya, perlu tahu
bagaimana asap itu ada, dengan kata lain, bagaimana kejadian yang melatarbelakangi
penciptaan karya. Pada dasarnya tahapan ini adalah menguraikan kualitas unsur
pendukung ‘subject matter’ yang telah dihimpun dalam deskripsi.

Karya seni rupa 3 dimensi “Buaian Senandung Bunda“ ini didominasi pewarnaan putih serta
hanya melibatkan satu warna lainnya yakni hijau. Pewarnaan yang minimalis ini cukup
menarik untuk diperhatikan. Pada karya ini lebih menekankan pada bentuk, bayangan, dan
tekstur. Adapun bentuk dari patung ini cukup unik, karena meskipun menggambarkan
seorang manusia, namun ada beberapa penambahan fiktif yang menimbulkan kesan tidak
realistis, namun dapat memperdalam makna yang ditimbulkan.

Representasi visual yang ditampilkan dengan bentuk realis yang terencana, tertata dan rapi,
sesuai dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli suatu objek, meskipun telah
ditata sedemikian rupa mirip dengan objek aslinya, tetap ditambahkan beberapa bagian
imajinasi yang disematkan pada karya patung ini. Namun secara garis besar, patung ini
telah merealisasikan suatu karya hingga mirip dengan objek aslinya.

Interpretasi
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang ingin disampaikan dan
kita membutuhkan interpretasi/penafsiran untuk memaknainya yang didahului dengan
mendeskripsikan. Dalam mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat orang membaca
karya seni boleh saja sama tetapi dalam menafsir akan berbeda karena diakibatkan oleh
perbedaan sudut pandang atau paradigma. Dalam karya seni rupa 3 dimensi ini, Yani . M
Sastranegara mengidentifikasikan perasaan yang muncul saat seorang ibu yang tengah
merawat kedua anaknya, dan ia tanamkan pada karya patung yang ia buat. Apabila
diperhatikan, penggunaan warna putih sebagai warna dominan memiliki kesan suci dan
murni, dapat menggambarkan perasaan seorang ibu kepada anaknya yang murni akan
kasih sayang. Penambahan warna hijau dapat memberikan kesan layak, sehingga tak
terjadi warna monoton yang dapat mengurangi daya tariknya walaupun dapat menyiratkan
pesan. Warna hijau muda yang digunakan pun terlihat alami dan segar, dan warna ini juga
dapat menyiratkan perasaan tersebut.

Evaluasi / Penilaian
Apabila ditilik dari unsur unsur karya seni rupa 3 dimensi ini, komposisi yang digunakan
menurut saya sudah sangat baik. Perpaduan unsur unsur padanya terjalin dengan sangat
baik sehingga dapat menarik perhatian penikmat seni, serta dapat memberikan kesan rindu
bahkan haru, berdasarkan perasaan masing masing penikmat seni pada pandangannya
masing masing.

Penggunaan tekstur yang digunakan sangat baik, pekarya membentuk suatu tekstur kasar
dengan hati pada beberapa bagian, seperti pada kain yang digunakan untuk kedua anaknya
dan pakaian sang ibunda, dan juga terlihat mulus saat pada bagian bagian tubuh lainnya.
Meskipun pembentukan wajah cukup simple, namun juga dapat memberi kesan
minimalis meskipun tak didasari dengan realistis visual secara menyeluruh.

Perpaduan warna pada patung ini juga sangat baik, dapat memberikan kesan pertama bagi
para penikmat seni. Ia tidak menggunakan warna warna rumit, namun menggunakan warna
warna halus, dapat disebut komplementer, hal ini bisa jadi menyiratkan perasaan sang
ibunda pada kedua anak kecilnya. Selain mengandalkan warna, Yani . M juga
mengandalkan bayangan yang akan timbul pada karya nya, tentunya ini akan berpengaruh
pada warna yang telah ia padukan. Efek bayangan ini juga dipengaruhi dari tekstur detail
yang ia buat, hal ini dapat memperkuat tekstur meskipun dilihat dari jauh. Hal ini juga
biasanya dapat lebih menarik perhatian pemerhati seni.

Meskipun begitu, terdapat beberapa kekurangan pada karya ini, apabila dipandang
berdasarkan pandangan yang berbeda. Penggunaan tekstur yang terlihat nyata namun
tidak disertai dengan bentuk yang realistis dapat menimbulkan kesan bertabrakan. Dan
penggunaan warna yang hanya berkisar putih dan hijau muda dapat mengurangi kekayaan
maknanya, karena jika begitu, ada beberapa perasaan ibunda yang mungkin tidak ikut
diekspresikan. Dan juga, menurut saya pemberian patung bayi kecil yang tengah memeluk
ibunya dapat mengurangi kefokusan ibu tersebut, dan juga bisa jadi ditafsirkan ibunda
tersebut tak mempedulikan salah satu anaknya tersebut karena wajah nya terlihat tengah
menunduk, menghadap bayi yang tengah dipeluknya. Hal ini juga apabila dilihat
berdasarkan foto menjadi tak terlihat bagian anak keduanya dan dapat memberikan
persepsi aneh bagi sebagian orang.

Sebaiknya, pada patung ini di tambahkan beberapa objek lain selain objek yang menjadi
main focuss, serta mungkin dengan menambahkan beberapa warna lainnya dapat
meningkatkan daya tariknya, sehingga para pemerhati seni tidak bosan melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai