Anda di halaman 1dari 11

20 Aliran Seni Lukis Beserta Karyanya

Naturalisme

Dari nama alirannya saja kita bisa tahu bahwa karakter dari aliran ini berusaha
menyampaikan secara natural. Karena memang para pelukis dari aliran ini berusaha membuat
gambar yang semirip mungkin dengan aslinya, seperti ketika mereka melukis pemandangan,
maka dibuat seperti realitasnya. Ciri khas selainnya adalah tekstur pewarnaan yang cukup
kompleks, demi mendapatkan hasil yang tampak senyata mungkin.

Memang hampir mirip dengan realisme, karena naturalisme berkembang dari realisme.
Hanya saja ciri khas utama naturalisme lainnya ialah objeknya berupa alam.

Romantisme

Saat beralih ke aliran ini maka Kamu akan merasakan sesuatu yang lebih emosional. Karena
memang karakter dari aliran ini adalah pesan emosi yang kuat. Karena itu mereka biasanya
akan memilih obyek yang menyimpan pesan emosional, seperti misalnya tragedi,
pemandangan yang menakjubkan, sejarah tertentu dan sejenisnya.
Abstraksionisme

Ketika Kamu melihat karya dari aliran ini, pasti akan bertemu dengan beragam unsur. Karena
memang tak ada batasan kreativitas untuk aliran ini, sehingga pelukis memanfaatkannya
untuk menyampaikan sekuat mungkin emosi mereka. Garis, warna dan bentuk yang mereka
pilih benar-benar variatif tanpa mempertimbangkan aturan-aturan tertentu.

Konstruktivisme Klasik

Sedangkan aliran seni lukis satu ini akan memilih obyek berupa bangunan atau setting tempat
tertentu dan berusaha untuk menonjolkan ciri-cirinya. Jadi ketika sudah jadi biasanya akan
tampak sangat detil dan tajam menyampaikan kesan konstruksinya.
Futurisme

Kamu juga akan menemui gambar yang kompleks pada karya dari aliran ini, bedanya pelukis
futurisme membuatnya dari paduan garis yang sangat dinamis. Bahkan hal itu membuat
gambar seakan kesannya bergerak. Mereka mencoba mengekspresikan emosi melalui
tipografi sehingga didapat hasil yang kesannya cepat, bergerak dan dinamis.

Kubisme

Aliran ini juga memainkan garis-garis, tapi bedanya itu dirangkai jadi bentuk-bentuk
geometris seperti lingkaran, segitiga, persegi, kubus dan seterusnya. Jadi nantinya hasil
gambar akan tampak seperti tersusun dari kombinasi banyak bangun geometris. Ciri khas
lainnya adalah pelukis menggunakan paduan warna yang mencolok.
Pointilisme

Kalau sebelum-sebelumnya memainkan kombinasi garis, untuk aliran satu ini mengandalkan
kombinasi dari banyak titik. Jadi hasil lukisannya bertekstur kumpulan banyak titik beragam
ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar, dari yang tipis hingga tebal. Hal itu akan semakin
jelas kalau Kamu lihat hasil lukisannya dari dekat, tekstur titiknya akan semakin kentara.

Surealisme

Mungkin akan mirip seperti hasil lukisan aliran romantisme yang emosional dari obyek-
obyek fantastis. Bedanya, obyek dari aliran ini adalah sesuatu yang hanya ada di imajinasi.
Tak heran kalau kadang kesannya jadi aneh. Itu akibat mereka menggambarkan sesuatu yang
sebenarnya tak nyata, karenanya banyak dari pelukis aliran ini berusaha menggambarkan
kepercayaan-kepercayaan tertentu.
Impresionisme

Lukisan yang dibuat dengan aliran ini akan menampilkan kesan yang kuat pada obyek-obyek
tertentu. Misal menggambar pemandangan, tapi lukisannya menajamkan kesan pada bagian
mataharinya saja atau pada gunungnya saja dan sejenisnya. Ciri khas lainnya adalah hasil
lukisan yang tidak sedetail seperti aliran naturalisme, jadi kesannya seperti gambar yang
kabur. Tapi mereka akan tajam ketika menggambarkan pantulan cahaya.

Fauvisme

Seperti aliran abstrak, fauvisme juga menyampaikan pesan lewat paduan gambar dan warna
yang bebas. Hasilnya menjadi sangat kontras dengan obyek aslinya, sehingga benar-benar
memberi ruang yang luas untuk kreativitas para pelukisnya.
Ekspresionisme

Aliran ini memberikan kebebasan kepada pelukisnya dalam bentuk dan warna nya sehingga
mampu melahirkan emosi atau menyatakan isi hatinya. Ciri – cirinya yaitu lebih banyak
mengungkapkan emosi kemarahan dan depresi daripada ekspresi senang, menggambarkan
ungkapan isi hati seseorang, dan pemilihan warna diutamakan.

Klasikisme

Aliran yang menampilkan gambar klasik biasanya berisi cerita lingkungan istana atau
kerajaan, lukisannya terikat dengan norma intelektual akademis, menggunakan warna –
warna bersih dan statis, raut muka yang digambar menunjukkan kesan raut muka tenang dan
bijaksana.

Objek yang digambar biasanya dilebih – lebihkan atau bersifat hiperbolis. Bentuk gambar ini
biasanya menunjukkan adanya keseimbangan dan keharmonisan dalam struktur masyarakat.
Dadaisme

Aliran ini menggambarkan karya artistik dengan menggunakan bentuk bentuk yang seram,
sihir, mengerikan. Dominasi warna yang digunakan yaitu hitam, merah putih hijau, dan
warna tajam dan kontras. Dan seni ini tidak menggunakan teknik ilusi.

Pop Art / Populer Art

Aliran seni yang menggambarkan isu sosial. Aliran ini tidak pakem. Biasanya, seni lukis ini
menggunakan teknik karikatur yang menggambarkan pesan sindiran, kritik, atau humor.
Sekarang ini, biasa disebut sebagai meme. Objek yang digambarkan biasanya manusia yang
digambarkan dalam sudut pandang lain.
Optik

Aliran ini menggambarkan objek manipulasi visual yang dapat menipu mata. Biasanya dalam
bentuk 3 dimensi. Objek yang digambar berupa garis, bidang, atau objek yang hanya
memiliki warna hitam putih.

Realisme

Pengertian realisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah aliran kesenian yang
berusaha melukiskan atau menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya. Begitu juga
dalam seni lukis.

Seni lukis yang beraliran realisme selalu menggambarkan sesuatu sesuai dengan kenyataan
yang ada tanpa ditambah-tambahi. Biasanya pelukis yang beraliran realisme selalu melukis
objek yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Pelukis yang beraliran realisme adalah
Gustav Courbet asal Prancis.
Primitivisme

Jika ditelaah dari bahasa, primitivisme berasal dari kata primitif dan -isme yang berarti aliran
seni lukis yang sangat sederhana dan belum maju. Maka dari itu, aliran primitivisme
termasuk ke dalam seni lukis pra modern.

Ciri-ciri lukisan yang beraliran ini ialah teknik gambarnya spontan dan sangat sederhana atau
tidak terlalu mendetail. Bukan hanya itu saja, lukisan bearliran primitivisme biasanya
bernuansa sakral dan magis. Karena menggambarkan kehidupan zaman dahulu dan ritual atau
pemujaan. Contoh lainnya dari aliran ini ialah lukisan tangan di dinding-dinding goa.

Gotik

Lukisan yang bergaya gotik memiliki ciri khas yaitu menggambarkan objek dengan garis
yang tebal. Namun bentuk objeknya ramping serta menegaskan lukisan tersebut dengan
berdasarkan warna.
Aliran ini diprakasai oleh seorang seniman Prancis yaitu Abbot Sugger. Gaya ini bukan
hanya berbentuk lukisan tetapi juga menjadi gaya arsitektur dalam pembuatan patung, dan
monumen.

Pittura metafisika

Seperti namanya, aliran ini bergaya metafisika yang menentang aliran kubisme dan futuristik.
Karakteristik utama dari aliran ini ialah penggunaan gambar yang dirancang untuk
menyampaikan perasaan misteri. Gambarnya enigmatik (penuh teka-teki atau tidak jelas). Hal
tersebut ditandai dengan teknik pencahayaan pada gambar. Serta memiliki makna yang
ikonik.

Aliran ini berkembang pada perang dunia 1. Seniman yang berpengaruh pada aliran ini ialah
Giorgio de Chirico (1888-1978) dan Carlo Carra (1881-1966).

Kontemporer

Seni lukis yang beraliran kontemporer biasanya tidak terikat oleh aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zaman. Maka dari itu, aliran ini sering disebut juga aliran posmodern.
Selain itu, aliran ini tidak memiliki sekat antara berbagai macam seni, baik itu seni lukis,
grafis, kriya, tari, teater, dan musik. Aliran ini berkembang di Indonesia dimulai tahun 1970-
an.

Teknik lukis kontemporer ialah objek yang dilukis ialah objek yang dinamis, bebas, dan
mencolok, terlebih lagi mencolok sesuai keinginan peminat. Makanya seni lukis ini biasanya
cenderung diminati oleh media massa dan sering dijadikan komoditas. Bukan hanya itu saja,
aliran ini pun tetap memiliki gairah dan nafsu moralistik serta terdapat teknik abstraksi.

Baca juga: Latihan Pernapasan Drama

Anda mungkin juga menyukai