Anda di halaman 1dari 35

SENI BUDAYA

*
I
I
I
*

NAMA: NI WAYAN WARNI


NO:
KLS: IX IBB2
Menganalisis karya seni rupa berdasarkan:
-Jenis

-Tema
-Fungsi
-Nilai estetis

Seni rupa merupakan sebuah seni yang dimana lebih menekankan keindahan visual
daripada keindahan indra yang lainya.

1.JENIS
A.SENI LUKIS
Seni lukis merupakan karya seni dua demensi yang bisa mengungkapkan pengalaman atau
perasaan si pencipta.
 Ciri-ciri:
Memiliki susunan perbandingan perspektif, tekstur, perwarnaan, serta gelap terang
dikerjakan seteliti mungkin
Cenderung menampilkan unsur alam yang objektif
Tidak banyak melibatkan emosional
Memiliki teknik gradasi warna
Unsur-Unsur Seni Lukis
Terdapat 2 unsur dalam sei lukis yaitu unsur visual dan unsur non visual:
Unsur Visual
Unsur visual dalam seni lukis antara lain:
• Garis (line)
• Bidang (field)
• Ruang (space)
• Warna (color)
Unsur Non Visual
Unsur non visual dalam seni lukis antara lain:
• Imajinasi
• Pandangan hidup dan pengalaman
• Konsep
• Sikap estetik dan aritstik

Aliran-Aliran Seni Lukis Beserta Tokohnya


1. Aliran Seni Klasisisme
Aliran seni lukis yang lahir pada zaman  Renaisance  abad ke 14, yakni
kembalinya pandangan dan kekaguman kaum bangsawan/istana/penguasa kepada
seni klasik Yunani dan Romawi.

Klasisisme merupakan pemikiran yang muncul di Eropa yang identik dengan gaya
arsitektur klasik Eropa sekitar tahun 3000 SM (Yunani kuno) sampai abad ke-17
sampai 18 M (zaman Barok dan Rokoko).

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Leonardo Da Vinci, Michel
Angelo, Jan Ingles, Barholome Vignon, dan lain-lain.

Ciri-Ciri Aliran Klasisisme


1. Bersifat istana sentris, berisi cerita seputar lingkungan istana
2. Lukisan terikat dengan norma-norma intelektual akademis
3. Memiliki batasan-batasan warna yang statis
4. Bentuk yang seimbang dan harmonis
Contoh Karya Aliran Klasisisme

The Oath of the


Horatii (1784-1785,
Louvre, Paris) by
Jacques-Louis David,
classical Roman art.
The painting is 4.27

2. Aliran Seni Romantisisme


Aliran seni lukis yang mengungkapkan kejadian, kegetiran, dan hal-hal yang
dianggap istimewa. Sebagai sanggahan terhadap Klasisisme dan Neo Klasisisme yang
cenderung statis, kaku, dan istana sentris.

Romantisisme merupakan sebuah gerakan seni, sastra, dan intelektual yang berasal
dari Eropa Barat pada abad ke- 18, pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian
merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial, dan politik pada
periode Pencerahaan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam dalam seni dan
sastra.

Aliran ini banyak digunakan untuk menggambarkan suasana atau suatu peristiwa,
memiliki nilai fantastis, irasional, dramatis, dan absurd. Lukisan semacam ini
menceritakan kisah-kisah dramatis dan suasana yang dibawa biasanya menyentuh
hati namun bersifat kritik.

Tokoh-tokoh yang menganut aliran ini di antaranya: Teobore, Raden Saleh dan
Gerriwult.

Ciri-Ciri Aliran Romantisisme


1. Tema kejadian yang mengenaskan/kegetiran
2. Ungkapan penuh gerak dan berlebihan
3. Kecenderungan dramatisasi
4. Warna cenderung cerah
Contoh Karya Aliran Romantisisme

French romantic painter Théodore Géricault painted Raft of the


Medusa (1818-1819, Musée du Louvre, Paris, France)

3. Aliran Seni Realisme


Gaya yang mengungkapkan kenyataan alam/kehidupan apa adanya, terutama
kaum miskin. Sebagai sanggahan atas aliran klasisisme yang statis dan romantisisme
yang berlebihan dan mengada-ada, terutama didukung oleh bangkitnya sosialis.
Meskipun terkesan mirip, ada perbedaan mendasar antara Realisme dan Naturalisme.
Jika Naturalisme menggambarkan keindahan alam dengan menekankan keindahan
objek, Realisme lebih berfokus pada suasana dan kenyataan yang ada di masyarakat,
misalnya hanya berupa orang berlalu-lalang atau masyarakat yang tengah duduk
pada sebuah acara.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam Realisme di antaranya: Gustave Courbet


Honoré Daumier, dan Jean-François Millet.

Ciri-Ciri Aliran Realisme


 Ungkapan apa adanya sesuai dengan kasat mata
Contoh Karya Aliran Realisme

The
Gleaners (1857), by Jean François Millet

4. Aliran Seni Naturalisme


Aliran seni lukis yang mengungkapkan keadaan alam yang divisualisasikan ke
dalam kanvas.

Naturalisme merupakan aliran yang mengutamakan keakuratan dan kemiripan objek


yang akan dilukis agar tampak natural dan realistis seperti objeknya yang berupa
keindahan alam. Artinya, proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya
diusahakan setepat mungkin sesuai mata melihat.

Tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: William Hogart dan Frans Hall,
Raden Saleh, Abdullah Suriosubroto, Basoeki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.

Ciri-Ciri Aliran Naturalisme


1. Tema alam lingkungan
2. Mengutamakan unsur-unsur keindahan
3. Tidak banyak melibatkan ekspresi
Contoh Karya Aliran Naturalisme
Priangan (1935) by Abdullah Suriosubroto

5. Aliran Seni Impresionisme


Aliran seni lukis yang pengungkapannya atas dasar kenyataan alam
sesungguhnya dengan pertimbangan waktu dan cuaca. Merupakan sanggahan
kepada kelompok realis yang semu.
Impresionisme adalah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan pencahayaan
yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna, bukan bentuk. Namun kalangan
akademisi justru menampilkan kesan garis yang kuat dalam lukisan aliran ini.
Karakteristik utama Impresionisme adalah goresan kuas yang kuat, warna-warna
yang cerah, komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek
lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Bahkan,
banyak pelukis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian
dari cahaya.

Tokoh-tokoh seniman yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Mary Cassatt,
Paul Cézanne, dan Edgar Degas

Ciri-Ciri Aliran Impresionisme


1. Gambar pada lukisan tidak mendetail, hanya impresi saja yang tampak
mirip jika dilihat dari jauh
2. Palet warna yang cerah dan kontras berdasarkan teori pengelompokan
lingkaran warna
3. Fokus melukis pantulan cahaya pada subjeknya, dibandingkan
subjeknya sendiri
4. Menggunakan sapuan kuas kecil yang disebut “dab” yang merupakan
istilah luar untuk cocolan sambal
5. Marka kuas pada lukisan cenderung tampak dan tidak ditutup-tutupi
6. Tidak menggunakan warna hitam
Contoh Karya Aliran Impresionisme
Haystacks, End of Summer (1891)

6. Aliran Seni Pos Impresionisme


Aliran seni lukis kelanjutan dari impresionisme yang lebih mengejar pada cuaca.
Berbeda dari Impresionisme, karya pasca-impresionis memiliki beragam karakteristik
dan gaya yang berbeda dari satu seniman ke seniman lain, karena ada banyak gaya
lukisan seniman individual seperti Pointillism, gaya lukisan terkait Japonisme, gaya
bentuk gambar, gaya synthetism, gaya synthetism, gaya primitivisme, dll.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Paul Cezanne, Pierre
Auguste Renoir, dan Claude Monet.

Karakteristik Umum Pos Impresionsime


1. Menampilkan makna simbolik dan sangat pribadi melalui subjeknya,
penggunaan motif simbolik
2. Mempertahankan struktur, urutan, dan efek optik warna
3. Menggunakan warna yang tidak alami
4. Fokus pada bentuk dan pola abstrak dalam aplikasi cat ke permukaan
kanvas
5. Sapuan kuas dengan susah payah
Contoh Karya Aliran Pos Impresionisme
The Starry Night, by Vincent van Gogh

7. Aliran Seni Ekspresionisme


Aliran lukisan yang memandang kebebasan jiwa sebagai dasar ungkapan.
Dikutip dari situs sipintar, ekspresionisme adalah aliran yang memberikan kebebasan
seniman untuk mendistorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi atau
menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun senimannya).

Tokoh-tokoh yang berperan di antaranya: Heinrich Campendonk, Oskar Kokoschka,


dan Affandi Koesoema.

Ciri-Ciri Aliran Ekspresionisme


1. Tidak mengutamakan kemiripan atau kenaturalan dengan objek yang
dilukis
2. Sapuan kuas yang berani, tidak malu-malu dan ekspresif
3. Teknik menggambar yang tampak naif, namun tetap memiliki
komposisi yang apik
4. Mementingkan ekspresi individu seniman dibandingkan dengan
peniruan alam
5. Menggunakan warna sebagai simbol untuk suatu hal, bukan sebagai
pewarna objek
6. Menolak ideologi modern yang berlebihan dan memberikan imbas
semakin tidak memanusia
7. Mencemaskan orisinalitas seni terhadap imitasi alam
Contoh Karya Aliran Ekspresionisme

This Bedroom at Arles (1889), Vincent van Gogh, Dutch

8. Aliran Seni Pointilisme


Pointilisme adalah aliran seni lukis yang menggambarkan suatu objek dengan
titik-titik.
Pointilisme adalah aliran seni lukis yang menggambarkan suatu objek dengan titik-
titik. Apabila dipandang dari jarak tertentu, titik-titik yang terdapat pada lukisan
seakan benar-benar bercampur satu dengan yang lainnya.
Dalam percampuran warna, warna baru yang dihasilkan dapat menjadi lebih jernih
dan kuat dibanding percampuran langsung pada palet, karena yang tergabung
adalah warna bukan pigmen.
Beberapa seniman yang menggunakan teknik ini di antaranya: Seurat’s La Parade,
van Gogh, Rijaman, Keo Budi Harijanto, dan lainnya.

Ciri-Ciri Aliran Pointilisme


1. Objek lukisan akan lebih jelas dilihat dari kejauhan, namun malah
menjadi kabur ketika dilihat dari dekat.
2. Titik-titik yang digunakan terdiri dari berbagai macam variasi: besar-
kecil, tebal-tipis, atau hitam-putih.
Contoh Lukisan Pointilisme

Maximilien Luce, Morning, Interior (1890) /wikipedia

9. Aliran Seni Konstruktivisme


Aliran seni konstruktivisme lebih mengarah ke optimistik, konstruksi relief yang
tidak representasional, pahatan, kinetik, dan lukisan.

Konstruktivisme pertama kali dikenalkan pada tahun 1913 di Russia, ketika seorang
pemahat berkebangsaan Russia, Vladimir Tatlin, dalam perjalanannya menuju Paris
menemukan hasil karya Picasso dan Braque. Sekembalinya ke Russia, Tatlin mulai
memahat sendiri tanpa bantuan orang lain, namun ia menelantarkan referensi
apapun untuk bentuk subjek atau tema yang teliti.
Hasil karyanya ini menjadi tanda kemunculan konstruktivisme. Istilah konstruktivisme
sendiri tidak menjelaskan sebuah pergerakan yang detil, namun lebih ke sebuah tren
dalam bidang lukisan, pahat, dan khususnya gabungan para seniman dan seni-seni
mereka yang melibatkan produksi mesin, arsitektur, dan seni terapan.
Para seniman konstruktivisme tidak percaya pada ide abstrak, namun mereka lebih
suka menghubungkan seni dengan ide yang konkrit dan jelas.
Ciri-Ciri Aliran Konstruktivisme
1. Objek utama yang dilukis berupa bangunan dan latar yang berada di
sekitar bangunan dari satu sudut lukisan.
2. Objek dapat berupa bengunan kuno, klasik, modern, atau apapun.
Contoh Seni Konstruktivisme

Zuev Workers’ Club, (1927-1929) /wikipedia

10. Aliran Seni Kubisme


Aliran seni lukis yang memandang bahwa segala bentuk terwujud dari dari
benda-benda geometris seperti kubus, bola, segi tiga, kerucut, silinder.
Kubisme adalah aliran yang menggambarkan objek dalam bentu-bentuk geometri,
corak yang terkandung di dalamnya menyerupai bidang seperti lingkaran, segiempat,
segitiga, silinder, kubus, dan kotak-kotak.
Jika dipandang dari jauh, lukisan aliran ini terlihat seperti serpihan kaca yang
disambung hingga membentuk lukisan, unik, elegan, dan kokoh, namun terkadang
kombinasi warna dari setiap serpihan jauh dari sifat natural, tidak sinkron, namun
tetap indah dipandang.

Tokoh-tokoh yang berperan pada aliran ini di antaranya: Gezanne, Albert Glazes,
Fernand Leger, Robert Delaunay, Metzinger, Braque, Francis Picabia, dan Juan Gri.

Ciri-Ciri Aliran Kubisme


1. Menggunakan beberapa perspektif sekaligus dalam satu gambar,
sehingga menunjukkan objek dari berbagai sudut pandang.
2. Melakukan deformasi dan dekonstruksi terhadap objek yang di lukis
(mulut di atas mata, hidung di bawah, dsb).
3. Menyederhanakan objek menjadi mirip dengan bentuk geometris
(hidung seperti segitiga, siku seperti trapesium, dsb).
4. Mengeksplorasi bentuk terbuka, membiarkan ruang mengalir melalui
bentuk, memadukan latar belakang ke objek di depannya.
5. Pada fase kedua Kubisme (Synthetic Cubism) seniman kubisme banyak
menggunakan benda sehari-hari sebagai tanda abstrak (potongan
koran, dsb).
Contoh Karya Aliran Kubisme

The Weeping Women, by Pablo Picasso

11. Aliran Seni Abstraksionisme


Aliran lukisan yang tumbuh dari kalangan yang berpandangan bahwa bentuk yang
diungkapkan tidak menyamai bentuk yang ada di alam.

Abstraksionisme merupakan aliran yang menggunakan bentuk dan warna dalam cara
non representasional. Aliran ini juga dikenal menghindari peniruan objek secara
mentah, memberikan sensasi keberadaan objek dan menggantikan unsur bentuk dan
porsinya.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Mark Rothko, Adolf Got
Lieb, dan Bornet Newman

Ciri-Ciri Aliran Kubisme


1. Aliran ini menampilkan unsur-unsur seni lukis yang disusun tidak
terbatas pada bentuk-bentuk yang ada di alam.
2. Bentuk, garis, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk
nyata di alam
Contoh Karya Aliran Abstrak
Black and White (1948) by American abstract expressionist
Jackson Pollock

12. Aliran Seni Fauvisme


Aliran seni lukis yang membebaskan diri dari keteraturan dan hukum-hukum
yang berlaku.

Fauvisme berasal dari bahasa Perancis, Des Fauves  yang artinya binatang liar. Aliran
Fauvisme digambarkan dengan menggunakan warna-warna liar namun tetap
nyentrik. Aliran ini muncul sekitar abad ke-20, dimulai dari seniman muda yang ingin
berkarya dengan menggunakan warna yang sedikit berbeda dengan aslinya.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Henry Matisse, Maurice de
Vlamink, Kess van Dongen, Andre Dirrain, dan Rauol Dufi.

Ciri-Ciri Aliran Fauvisme


1. Warna mencolok yang tidak melihat keakuratan pada referensi model
atau objek yang dilukis.
2. Bentuk gambar pada lukisan diiringi oleh garis tegas
3. Warna digunakan untuk mengekspresikan gagasan Seniman
4. Keakuratan bentuk gambar pada referensi model atau subjek
dihiraukan
5. Menyampaikan gagasan atau pesan pribadi dari pelukisnya
6. Marka kuas yang kontras dan tidak ditutup-tutupi
Contoh Karya Aliran Fauvisme
Red Room, Henri Matisse (1908), Fauvist period

13. Aliran Seni Futurisme


Aliran seni lukis yang mengimbangi segala sesuatu yang serba cepat dan dinamis.
Futurisme mengatakan keindahan gerak dan dipandang sebagai pendobrak aliran
Kubisme yang dianggap statis dalam komposisi, garis, dan pewarnaan. Tahun
lahirnya pada 1909.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Umberto, Boccioni, Carlo
Cara, Severini, Gioccomo Ballad an Ruigi Russalo.

Ciri-Ciri Aliran Futurisme


 Objek lukisan mengabdikan diri pada gerak sehingga pada lukisan
anjing digambarkan berkaki lebih dari empat
Contoh Karya Aliran Futurisme

Street Light (1909), by Giacomo Balla

14. Aliran Seni Primitivisme


Primitivisme adalah aliran seni yang bersifat sederhana dan jauh dari teknik-
teknik lukis modern.
Berdasarkan dari namanya, primitivisme yang berasal dari kata ‘primitif’, yang
merujuk pada sifat yang sederhana dan belum maju. Maka dapat disimpulkan,
primitivisme adalah aliran seni yang bersifat sederhana dan jauh dari teknik-teknik
lukis modern.
Aliran ini memiliki sifat spontan, bersahaja, dan tidak terikat dengan profesionalisme
teknik, baik dalam proses penggarapan maupun dalam pewarnaannya. Ditambah,
aliran ini tidak mengenal latihan untuk pembuatannya.

Ciri-Ciri Aliran Primitivisme


1. Pengungkapannya bersifat spontan sesuai kehendak sang pelukis,
tanpa perlu memperhatikan alat dan bahan, teknik, maupun
proporsional bentuk.
2. Bentuk-bentuk dalam lukisan yang cenderung ekspresif, bukan
peniruan dari bentuk yang ada di alam.
3. Hasil lukisan yang sederhana.
4. Kebanyakan lukisan primitivisme memiliki nilai magis dan sakral.
Contoh Lukisan Primitivisme

Henri Matisse – Music, 1910 /widewalls.ch

15. Pittura Metafisica


Pittura Metafisica adalah aliran seni lukis yang menggambarkan objek dengan
sentuhan metafisika.

Aliran ini merupakan penentang aliran futuristik dan kubisme. Pittura Metafisica
pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I yang dipelopori oleh
seorang futurist  Italia, Carlo Carra (1881-1966) dan seorang pelukis Giordino de
Chirico (1888-1978), yang menyatakan telah menembukan gaya seni baru yang
eksklusif.

Ciri-Ciri Seni Pittura Metafisica


1. Objek yang dilukis biasanya berupa boneka yang erat dengan hal yang
bersifat metafisika.
2. Permainan terang-gelap dan bayangan memberikan efek sepi,
melankolis, mencekam, dan absurd.
Contoh Seni Pittura Metafisica

The Song of Love by Giorgio De Chirico /wikipedia

16. Aliran Seni Surealisme


Aliran lukisan yang menampilkan sosok natural yang dipelintir menjadi alam
mimpi.
Surealisme adalah aliran seni lukis yang banyak menampilkan bentuk-bentuk yang
sering ditemui di alam mimpi. Pelukis berusaha mengabaikan bentuk secara
keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk
menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti
bentuk aslinya.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Joan Miro, Salvador Dali
darl Andre Masson. Di Indonesia bisa disebut Sudibio, Sudiardjo, dan Amang
Rahman.

Ciri-Ciri Aliran Surealisme


Objek Lukisan Surealis berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran,
menghendaki kebebasan yang selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada
realistis namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.

Contoh Karya Aliran Surealisme


Son of Man (1964) by the Belgian surrealist
painter René Magritte

17. Aliran Seni Dadaisme


Dadaisme adalah aliran seni yang tak ingin membuat suatu karya indah secara fisik.
Namun, ia bermuatan kritik tajam, pesan perdamaian, atau pesan sosial lain dengan
cara membuat sindiran tak langsung, hingga ungkapan provokatif terhadap
kelompok-kelompok yang dianggap memberikan pengaruh negatif pada kehidupan.
Dadaisme menggunakan tema-tema yang bertentangan dengan seni tinggi Eropa
yang dianggap sebagai aliran mainstream pada masa itu. Mereka kerap
menggunakan tema-tema yang mengerikan, terkadang justru kekanak-kanakan
(naif), hingga ke tema-tema mistis yang menyeramkan, atau apapun yang tidak
menunjukkan keindahan estetis bergaya seni yang telah mapan sebelumnya.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Juan Gross, Max Ernst,
Hans Arp, MarcelDuchamp dan Picabia.

Ciri-Ciri Aliran Dadaisme

1. Mengandung imaji yang cenderung tidak indah secara estetik, kotor


dan provokatif.
2. Memuat pesan yang mempertanyakan kembali arti seni, peran
seniman, dan estetika secara umum.
3. Menyampaikan seruan anti perang melalui satir atau sindirian tidak
langsung terhadap kekejaman perang.
4. Berisikan pesan anti kaum borjuis yang pada masa itu dianggap
menyebabkan Perang Dunia I
5. Menggunakan objek-objek “readymade” atau sesuatu yang telah ada,
seperti objek sehari-hari yang ada disekitar kita: gelas, toilet, sendok,
dll. Objek tersebut di susun atau dirangkai menjadi karya seni seperti
kolase, patung dan instalasi.
Contoh Karya Dadaisme
18. Aliran Seni Gothic
Seni Gothic adalah sebuah aliran seni rupa abad pertengahan yang menjadi bagian
dari seni Romawi, berkembang di Perancis Utara pada abad ke 12 Masehi. Seni
Gothic muncul di Île-de-France, Perancis, pada awal abad 12 di Gereja Biasra St.
Denis yang dibangun oleh Abbot Suger.
Gaya seni ini menyebar dengan cepat dan menjadi gaya arsitektur dalam pembuatan
patung, monumen, bahkan untuk lukisan pribadi.

Ciri-Ciri  Aliran Seni Gothic


1. Objek lukisan biasanya berupa tokoh suci, ksatria, raja, atau ratu.
2. Lukisan Gothic banyak ditemukan istana-istanan kerajaan, rumah
ibadah, kastil, atau bangunan klasik.
Contoh Lukisan Gothic

Lukisan Dinding Gothic, Prancis /wikipedia

19. Popular Art (Pop Art)


Pop art merupakan aliran seni yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya
visual yang berasal dari media massa yang populer seperti surat kabar, televisi, iklan,
media sosial, dan lain sebagainya.

Pop Art merupakan sebuah gerakan seni yang muncul di Inggris pada yahun 1950-an
di awal-awal post modern art, di mana semua orang bosan dengan gaya modern.
Pop Art merupakan seni yang mendobrak batas-batas konvensional seni yang
dianggap agung.
Tokoh yang paling mencolok pada aliran ini yaitu Andy Warhol, melalui karyanya, ia
mempoluerkan aliran Pop Art di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Di Indonesia, kita
mengenal Wedha Abdul Rasyid yang berhasil menciptakan teknik baru yang diakui
dunia, Wedha’s Pop Art Potrait (WPAP).
Ciri-Ciri Pop Art
1. Karya seni Pop Art kebanyakan berupa seni lukis karikatur yang
memuat sindiran, kritik, atau humor
2. Objek biasanya berupa manusia yang digambarkan dalam perspektif
lain.
Contoh Karya Aliran Pop Art

pixels.com

20. Optical Art (Op Art)


Aliran seni lukis yang memanfaatkan ilusi mata.
Optical Art adalah gaya seni visual yang menggunakan ilusi optikal. Aliran Op art
bersifat abstrak, kebanyakan berbentuk potongan yang hanya dibuat dengan warna
hitam putih. Ketika orang melihat karya ilusi optikal, maka akan memberikan sebuah
impresi pergerakan, benda yang tersembunyi, getaran, atau pola tertentu.

Tokoh-tokoh yang turut mendalami dan berperan dalam seni Op art di antaranya:
Agus Djaja dan Bridget Louise Riley.

Ciri-Ciri Optical Art


1. Objek yang dilukis hanya berupa bidang, garis, atau objek yang
berwarna hitam putih.
2. Gambar berupa bentuk sederhana dan tidak memiliki detail yang rumit.
Contoh Karya Aliran Optical Art
Seni patung adalah karya seni rupa yang diciptakan dengan membentuk
bahan bervolume yang dapat berupa tanah liat, kayu, batu, logam dan
bahan lainnya dengan cara substraktif yang berarti mengurangi bahan
seperti dipahat, dipotong, dicukil atau dengan cara aditif, yang berarti
menambahkan bahan seperti mengecor dan mencetak.

Jenis-Jenis
1. Patung figuratif (realis/representatif).
Berarti patung yang merupakan tiruan dari bentuk alam, seperti manusia,
binatang dan tumbuhan. Dapat dikatakan patung ini nyata dalam
perwujudannya dan tidak hanya abstrak atau mengawang-awang. Contoh:
patung pahlawan, patung macan, dsb.
2. Patung nonfiguratif (imajinatif/nonrepresentatif).
Adalah patung yang tidak meniru alam, terlepas dari wujud-wujud tiruan yang
ada di alam. Patung ini perwujudannya tidak nyata dan bersifat abstrak,
seperti: patung abstrak geometris, patung berupa bentuk silinder runcing
sebagai simbol bambu runcing, dsb.

Fungsi Seni Patung


1. Patung Dekorasi. Berfungsi untuk memperindah suatu ruangan atau
lingkungan eksterior.
2. Patung Monumen, Dibuat untuk mengenang jasa tokoh atau kelompok
tertentu, seperti sosok pahlawan suatu negara atau memperingati peristiwa
bersejarah.
3. Patung Kerajinan. Merupakan patung yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan pasar, sehingga dapat diminati untuk dibeli berdasarkan berbagai
kebutuhan umum yang tidak spesifik.
4. Patung Arsitektur, dibuat untuk menunjang atau melengkapi kontruksi suatu
bangunan sehingga lebih terpadu dan harmonis dengan desain arsitektur
yang telah dirancang.
5. Patung Seni (fineart). Patung seni atau seni murni dibuat hanya untuk
kepentingan estetis dan dapat menjadi sangat eskperimental bentuknya (seni
tidak selalu indah).
6. Patung Religi. Bagi beberapa agama dan kepercayaan patung memiliki unsur
dan makna religius dan digunakan sebagai sarana beribadah.

Bahan dan Alat Seni Patung

Bahan Seni Patung

1. Bahan Lunak. Bahan lunak yang memiliki masa atau volume dapat
digunakan untuk membuat patung, seperti: tanah liat, lilin, clay,
hingga ke bahan khas atau alternatif seperti: sabun, dsb.
2. Bahan Sedang. Bahan yang tidak lunak dan tidak keras, misalnya:
kayu randu, kayu mahoni, kayu waru dan kayu yang tidak terlalu
keras lainnya.
3. Bahan Keras. Bahan keras dapat berupa batu atau kayu yang lebih
keras, contohnya adalah: batu marmer (pualam), batu granit, batu
andesit, kayu jati, kayu ulin, kayu sonokeling.
4. Bahan Cor. Bahan cor adalah bahan yang cair, serbuk atau tidak
padat, namun dapat menjadi keras dalam waktu tertentu atau ketika
diproses lebih lanjut. Bahan cor meliputi: Semen, pasir, gips, logam,
emas, timah, bahan kimia: resin,

Alat Seni Patung.

1. Pahat. Digunakan untuk bahan sedang atau keras untuk memahat


atau mengurangi bahan keras sehingga membentuk objek yang yang
diinginkan. Pahat terbuat dari logam keras yang tajam, tersedia
dalam berbagai mata pisau, digunakan dengan cara memalu pahat
pada bahan patung.

Alat pahat untuk membuat seni patung

2. Butsir. Butsir adalah semacam pisau/alat sudip untuk mengukir


bahan lunak. Biasanya butsir terbuat dari kayu atau memiliki mata
logam yang tumpul. Ada juga butsir yang bermatakan kawat, untuk
memudahkan pembentukan bahan lunak.

alat butsir untuk membuat seni patung dari bahan lunak

3. Alat Las. Sudah jelas untuk membentuk logam secara langsung


(tanpa mencairkannya) diperlukan alat las agar dapat menyusun
logam, sesuai dengan keinginan kita.
4. Meja Putar. Berupa meja bundar yang dapat berputar ke segala arah.
Fungsinya untuk lebih mudah melihat dan mengontrol bentuk
patung dari berbagai arah tanpa harus bergerak mengintari patung.
5. Palu. Palu digunakan untuk memukul pahat.
6. Tang. Ketika membuat patung yang memerlukan rangka kawat, maka
alat ini sangat dibutuhkan untuk mebengkokan dan meluruskan
kawat sesuai dengan rancangan yang diinginkan.

Teknik Seni Patung


Mematung membutuhkan teknik khusus yang sesuai dengan kebutuhan
dan bahan yang akan digunakan untuk membuat patung. Contohnya jika
kita membuat patung dengan bahan lunak, maka kita dapat menggunakan
tangan untuk mengepal-ngepalnya saja. Namun jika bahan patung yang
kita gunakan adalah bahan keras, maka kita harus memahatnya. Beberapa
teknik seni patung yang dapat digunakan untuk mematung adalah sebagai
berikut.

1. Teknik Pahat. Merupakan teknik untuk mengurangi bahan


menggunakan benturan benda keras (alat pahat) terhadap bahan
patung yang diolah. Selain alat pahat, palu juga diperlukan untuk
membenturkan pahat pada bahan patung.
2. Teknik Butsir. Butsir adalah teknik yang membentuk bahan lunak dengan
mengurangi bahan menggunakan alat butsir dan menambahkan bahan jika
diperlukan. Butsir biasa digunakan untuk mengolah bahan lunak seperti tanah
liat, lilin atau modeling clay.
3. Teknik Konstruksi, merupakan teknik membuat patung dengan cara
merekatkan berbagai bahan baik dengan cara dilem, dilas, dilepa, atau dipatri.
Bahan yang digunakan dapat berupa semen, pasir, besi, plastisin, kawat, bubur
kertas, dsb.
4. Teknik Las. Yaitu membuat karya patung dengan cara menggabungkan bahan
ke bahan yang lain untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Teknik las
digunakan untuk menggabungkan bahan logam dan merakitnya menjadi
bentuk tertentu. Sebetulnya teknik ini pada dasarnya merupakan teknik
konstruksi pula.
5. Teknik Cor. Membuat karya seni dengan membuat cetakannya terlebih
dahulu, lalu bahan adonan cor dituangkan kedalam cetakan, sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan (sesuai dengan bentuk cetakan).
6. Teknik Cetak. Seperti teknik cor, cetakan dibuat terlebih dahulu, namun bahan
tidak harus dicor atau dituangkan, bahan lunak atau sedang dapat langsung
dijepit menggunakan cetakan Bivalve yang memiliki dua sisi simetris seperti
kerang.

 pengertian seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi atau disebut dengan 'dwimatra',
yang menghasilkan produk-produk modern dalam berbagai media menggunakan teknik cetak
maupun printing.

Jenis Seni Grafis


Teknik Cetak Saring (Silkscreen)
Jenis cetakkan seni grafis ini pasti cukup sering kamu temui. Teknik cetak saring dikenal juga
dengan nama teknik cetak sablon.
Pada teknik cetak saring, kamu membutuhkan cetakan yang terbuat dari kasa (screen). Kasa
ini bersifat elastis, lentur, dan halus.
Teknik cetak saring cukup banyak peminatnya karena caranya yang terbilang cukup mudah.
Teknik Cetak Datar (Lithography)
Litografi adalah teknik yang digunakan untuk melakukan teknik ini. Litografi adalah teknik
yang ditemukan oleh Alois Senefelder pada 1798.
Teknik ini didasarkan pada tolakan kimia minyak terhadap air. Teknik ini memakai media
batu dan jenis batu khusus, yaitu batu kapur (limestone), sebagai media gambar. Hal ini
dikarenakan jenis batu kapur ini bisa mengisap tinta.
Batu kapur yang dipakai dalam teknik cetak ini merupakan batu kapur yang berbentuk
lempengan.
Batu tersebut akan dilapisi oleh beberapa cairan kimia, seperti Gum Arabic, Asam nitrat atau
Asam Fosfat sehingga terjadi reaksi kimia yang akan membuat area yang telah digambar
menerima tinta litograf.
Setelah proses kimia batu terjadi, tinta litograf dapat disapukan pada permukaan batu. Tinta
hanya akan melekat pada partikel tinta berminyak yang telah digambar dan ditolak di bagian
lain. Kemudian, kertas ditekan oleh alat pres pada batu kapur dan akan mentransfer gambar
ke kertas.
Teknik Cetak Tinggi (Woodcut)
Johanes Gutenberg merupakan sosok penemu teknik cetak ini. Cetak tinggi adalah kegiatan
perbanyakan gambar melalui alat cetak yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian menonjol
(seperti relief), area yang akan mencetak gambar dan disebut bagian acuan atau plat dan
bagian non-image, yakni area lebih rendah yang sengaja dicukil agar tidak menerima tinta
atau cat.
Sederhananya, teknik cetak tinggi membuat cetakan seperti stempel, yaitu membuat relief
dengan cara mencukil bahan (biasanya kayu atau karet) agar dapat mencetak gambar yang
diinginkan.
Lantaran dulunya bahan yang sering digunakan adalah kayu, terkadang teknik ini juga
disebut dengan cetak woodcut. Sekarang bahan karet (lino) menjadi alternatif yang populer
karena bahannya yang lunak sehingga relatif lebih mudah untuk dicukil.
Teknik Cetak Dalam (Intaglio)
Teknik cetak dalam, yaitu menggores media dengan memakai benda tumpul. Umumnya,
media yang dipakai pada teknik cetak dalam adalah logam.
Tinta akan dibalurkan pada seluruh permukaan cetakan yang telah ditoreh dalam, kemudian
biasanya permukaan akan dibersihkan dan hanya menyisakan tinta yang berada di bagian
dalam permukaan.
Setelah itu, kertas yang sedikit dibasahi akan di-press atau ditempelkan ke permukaan
cetakan, kemudian tinta akan berpindah pada kertas. Seni grafis cetak dalam dibagi dalam
beberapa bagian antara lain engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.
Teknik Cetak Foto
Teknik cetak foto pada seni grafis merupakan teknik cetak yang paling sering kamu temui.
Dalam teknik cetak foto, kamu bisa memakai kamera. Kemudian, gambar pada kamera bisa
dicetak memakai alat print. Teknik cetak foto juga sering disebut dengan teknik fotografi.
Teknik Cetak Kolagrafi
Cara kerja teknik kolagrafi ini yaitu dengan meletakkan motif cetakan di bawah kertas, lalu
kertas dicat atau diarsir dengan memakai pensil. Kemudian, kertas dilepas dari cetakan dan
akan menghasilkan objek gambar yang timbul serta bagian yang tak tergambar akan cekung.
Teknik Cetak Stensil
Cara kerja teknik stensil yaitu dengan memotong kertas sesuai motif yang diinginkan, lalu
ditempel ke media cetak. Setelah selesai ditempel, media cetak akan dicat atau disemprot
dengan cat semprot. Setelah cat kering, kertas tersebut akan dilepas sehingga meninggalkan
motif di media cetakan.

Fungsi dan Contoh Seni Grafis

3. Fungsi Seni Grafis


 Sebagai media ekspresi
 Media apresiasi seni
 Menyampaikan pesan
 Media promosi
 Menyalurkan hobi
 Sebagai tambahan penghasilan
 Sebagai pelengkap keindahan karya seni

4. Contoh Seni Grafis


 Banner
 Poster
 Sablon
 Stempel

SENI KRIYA
Seni kriya adalah seni yang dihasilkan menggunakan tangan, melalui berbagai
media seni. Karya seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa.

Fungsi Seni Kriya

Fungsi seni kriya secara garis besar, adalah sebagai berikut:

1. Hiasan
Hasil produk dari seni kriya ini banyak digunakan untuk benda pajangan, atau
sebagai dekorasi, sehingga sering mengalami berbagai pengembangan. Dalam hal
ini seni kriya termasuk dalam seni rupa murni (fine art), kerana lebih mengutamakan
keindahan (estetis) sebagai pemenuhan emosi dari pada fungsi kegunaanya.

Contohnya: patung, hiasan dinding, karya seni ukir, cinderamata, dan lain
sebagainya.

2. Benda Terapan
Berbeda dengan seni murni yang lebih mengutamakan keindahan sebagai hiasan,
karya seni kriya dalam seni terapan (applied art) justru mengutamakan fungsinya
praktis kegunaannya. Produk hasil bendanya siap untuk pakai, nyaman, namun tidak
juga menghilangkan unsur keindahannya.

Contohnya: peralatan rumah tangga, pakaian, furniture, keramik, perhiasan dan lain
sebagainya.

3. Benda Mainan
Beberapa produk seni kriya juga dapat difungsikan sebagai objek bermain. Benda
atau alat permainan yang dijumpai biasanya berbentuk sederhana dari bahan yang
mudah didapatkan, dan dikerjakan sehingga harganya relatif murah.

Contohnya: Kipas tangan, congklak, boneka, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Seni Kriya

Jenis karya seni kriya dapat dibuat berdasarkan bahan dasar dan teknik yang
digunakannya.

Bentuk karya seni kriya nusantara sangat beragam. Seni kriya nusantara telah
mengalami perkembangan, karena adanya perubahan zaman dan juga tuntutan
pasar. Namun, masih banyak pula yang masih mempertahankan keanekaragaman
hiasan tradisionalnya.

Seni Kriya Kayu


Pembuatan seni kriya ini bendanya akan selalu menggabungkan nilai fungsi dan
juga nilai hias dengan menggunakan bahan dari kayu. Kayu sangat banyak
dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai benda kerajinan seperti contohnya
patung, wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir- ukiran.

Seni Kriya tekstil


Bahan dasar kriya tekstil adalah kain yang terbuat dari serat. Tekstil memiliki lingkup
yang luas dengan cakupan berbagai macam jenis kain yang dibuat dengan cara
ditenun, diikat, dipres, maupun teknik pembuatan kain lainya. Contohnya adalah
karya batik, dan karya tenun.

Seni Kriya Keramik


Seni kriya keramik adalah benda yang bahan dasarnya dari tanah liat yang dibakar.
Dalam pembuatanya, teknik yang biasanya dipakai adalah teknik slab(lempeng),
putar (throwing), pilin, dan cetak tuang.

Senikriyalogam
Logam akan menjadi berbagai macam benda kerajinan. Teknik pembuatan seni
kriya logamterdiridari teknik cetak lilin (cire perdue) dan teknik bivalve.

Seni Kriya Kulit


Seni kriya kulit adalah karya seni yang bahan dasar pembuatanya menggunakan
kulit. Umumnya, kulit biasa digunakan dalam seni kriya kulit adalah kulit sapi, buaya,
ular dan kerbau. Kulit tersebut nantinya akan diolah melalui beberapa proses
dengan menggunakan cairan atau zat tertentu. Contoh hasil seni kriya kulit adalah
alat music rebana, dompet, tas, sepatu, ikat pinggang, dan masih banyak lagi.

Seni Kriya Batu


Sesuai dengan Namanya, bahan dasar pembuatanya adalah batu. Batu yang biasa
digunakan adalah batu fosil, jasper, batu akik, batu permata, dan lain-lain. Batu
kemudian akan diolah dan dibentuk sedemikian rupa, agar terlihat indah.

SENIFOTOGRAFI
Seni fotografi merupakan suatu seni atau suatu proses dalam pmenghasilkan
sebuah gambar dengan menggunakan cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk
ke lensa kemudian dapat diteruskan ke bidang film, sehingga menghasilkan gambar
yang indah.

Jenis-Jenis Seni Fotografi


Adapun beberapa jenis-jenis seni dalam fotografi, yakni sebagai berikut:

1. Fotografi Landscape

Fotografi landscape yakni suatu jenis fotografi yang mengambil pemandangan alam.
Jenis fotografi yang satu ini dapat dikombinasikan dengan manusia, hewan, dan lain
sebagainya. Tetapi, yang menjadi fokus utamanya yakni keindahan alamnya.
Contohnya foto perkotaan, foto pemandangan pegunugan, foto pemandangan laut,
dan lain sebagainya.

2. Fotografi Portrait

Fotografi portrait yakni suatu jenis fotografi dengan objek foto berfokus pada
manusia. Pada umumnya mata dari obyek tersebut harus dapat menghadap
kamera, sehingga nantinya akan memberikan kesan berkomunikasi antara obyek
dengan fotografer. Fokus pengambilan gambar dalam fotografi portrait ini ialah
berupa ekspresi wajah obyek yang akan mengungkapkan persamaan, kepribadian,
hingga perasaan seseorang.

3. Fotografi Hitam Putih

Fotografi hitam putih yakni suatu jenis aliran yang pengambilan gambarnya
menghasilkan efek hitam putih. Walaupun saat melakukan pengambilan gambar
berwarna, tetapi efek hitam putih sering sekali digunakan untuk dapat memberikan
efek vintage.

4. Fotografi Satwa

Fotografi satwa yakni suatu jenis fotografi yang memfokuskan objeknya pada
hewan. Pengambilan gambar tersebut berguna untuk dapat mengabadikan perilaku
unik hewan tersebut hingga akan menghasilkan suatu karya yang menarik dan unik.
Proses pengambilan seringnya dapat dilakukan di alam terbuka seperti hutan, kebun
binatang, dan lain sebagainya.

5. Fotografi Light Painting

Teknik light painting yakni sesuatu teknik yang dapat dilakukan menggunakan
shutter speed dan menggunakan long exposure, selanjutnya dapat mengambil
gambar dalam kegelapan dan mengarahkan cahaya yang sudah terarah. Contohnya
pada lampu flash ponsel pada beberapa titik obyek dalam rentang waktu yang
tertentu.

6. Fotografi Panning

Fotografi panning yakni suatu jenis fotografi pengambilan gambar dengan


membekukan gerakan obyek. Seringnya mengambil gambar dengan obyek yang
bergerak cepat, hal tersebut akan memberikan efek blur di background objek, tetapi
fokus tajam pada obyek dalam pengambilan gambar. Pengambilan gambar dapat
dilakukan menggunakan shutter speed yang rendah.

7. Fotografi Model

Fotografi model yakni suatu jenis fotografi yang pengambilan gambarnya dapat
menggunakan objek manusia yang berpose, berekspresi, dan arah pandangnya
diarahkan oleh fotografer. Fotografi model biasanya digunakan untuk keperluan
model fashion, model make up, dan lain sebagainya. Fotografi model ini dapat
dijadikan sebagai unsur memberikan brand awareness kepada customer.

8. Fotografi Tilt Shift

Jenis fotografi yang memiliki tujuan menghasilkan foto yang tampak seperti miniatur.
Teknik tilt shift yakni suatu yang dapat dilakukan menggunakan lensa khusus yang
berguna memperbaiki perspektif dan mengatasi distorsi melalui proses pengubahan
sudut lensa terhadap media.

9. Fotografi Macro

Fotografi macro yakni suatu jenis fotografi yang pengambilan gambarnya dari jarak
dekat dengan objek benda-benda kecil. Fotografer akan dapat memotret objek
tersebut menggunakan lensa macro agar hasilnya lebih tajam. Objek fotografi macro
bisa berupa serangga, bunga, daun, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan
detail yang menarik.
10. Fotografi Jalanan

Fotografi jalanan yakni suatu jenis aliran yang berfokus untuk dapat mengabadikan
momen klimaks. Seringnya obyek yang akan diambil merupakan kegiatan yang
dilakukan sehari-hari. Dimana dalam pengambilan gambar tersebut, fotografer harus
dapat mengambil gambar dari jarak dekat, namun fotografer berada diposisi yang
jauh. Fotografer dituntut dapat mengambil gambar dengan cepat namun presisi.

Teknik-Teknik Seni Fotografi


1. Teknik Macro

Teknik macro yakni suatu teknik memotret pada jarak yang sangat dekat, sehingga
objek yang kecil bisa terlihat sangat besar.

2. Teknik Siluet (bayangan)

Teknik siluet yakni suatu objek yang menutupi cahaya sehingga ia diterangi dari
belakang secara total. Aturan dasar dari teknik ini yaitu objek harus benar-benar
terlihat hitam.

3. Teknik Panning

Teknik panning yakni suatu teknik yang objeknya dapat bergerak sehingga akan
terlihat lebih tajam, sedangkan background yang diam akan terlihat kabur/buram.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita harus mengikuti objek pada saat
membidik.

4. Teknik Freezing

Teknik freezing yakni suatu teknik memotret benda yang bergerak dengan
menggunakan kecepatan sangat tinggi. Teknik ini seolah-olah membekukan gerakan
pada benda.

5. Teknik Bulb

Teknik blub yakni suatu kecepatan rana yang diatur sesuai dengan waktu yang kita
inginkan. Hal ini dapat dilakukan denga cara menahan tombol pelepas rana dengan
lebih lama.

6. Teknik Zooming

Teknik zooming yakni suatu teknik yang membuat sebuah objek utama menjadi
terlihat lebih jelas, dan background terlihat kabur/buram. Teknik ini berfungsi untuk
mempertegas objek serta membuatnya semakin mencolok.

Fungsi Seni Fotografi


1. Memperkuat Kesan Pada Objek
Komposisi dalam fotografi berfungsi untuk dapat memperkuat kesan yang ingin
digambarkan pada objek. Fotografi yakni suatu seni gambar yang dapat bercerita
melalui tampilan objek-objek yang di foto, sehingga objek tersebut nantinya akan
terlihat hidup dan mampu menampilkan pesan-pesan dan kesan yang akan dapat
menguji kepekaan manusia melalui gambar. Setiap fotografer mempunyai cara
masing-masing untuk dapat memperkuat kesan dalam foto sesuai dengan seleranya
masing-masing.

2. Mempermudah Pengambilan Gambar

Komposisi fotografi ini bermanfaat bagi pemula karena materinya dapat berupa tata
cara mengambil gambar yang baik dengan adanya perpaduan gradasi warna, garis,
pola, posisi objek, pencahayaan, dan teknik-teknik lainnya.

3. Membuat Perasaan Bahagia

Terkadang perasaan manusia dapat berubah-ubah dengan cepat. Tujuan


komposisi fotografi yakni salah satunya dapat berhubungan dengan perasaan
manusia. Dimana fotografi yang berbentuk gambar ini tentunya nanti akan
dapat menumbuhkan perasaan positif kepada manusia yang melihatnya
seperti adanya warna-warna pada objek, garis atau pola yang berbentuk pada
objek, keindahan tempat yang sesuai dengan posisi objek, dan lainnya.

Definisi Seni Relief adalah Seni Ukir dan Pahat berbentuk 3 dimensi yang diolah
diatas bidang datar atau dinding vertikal. Seni Relief merupakan paduan antara
seni ukir 3 dimensi namun berwujud seperti gambar 2 dimensi, yang dibuat
dengan teknik ukir, tempel atau cetak.

Fungsi dan Tujuan Seni Relief

Pembuatan Seni Relief memiliki ragam fungsi dan tujuan. Adapun fungsi dan tujuan dari
pembuatan Seni Relief tersebut antara lain:

1. Menceritakan dan mengilustrasikan sebuah peristiwa di masa lalu.


2. Membuktikan penanda kekayaan kebudayaan, perkembangan persebaran Agama,
serta menggambarkan sebuah hikayat kerajaan.
3. Dapat didekorasikan pada bangunan-bangunan rumah pribadi atau gedung-gedung,
baik di eksterior maupun interiornya.
4. Menjadi sebuah Karya Seni yang dapat diperjualbelikan.

Jenis-jenis Seni Relief

1. Relief Rendah
Relief Rendah atau Low-Relief (atau dalam Bahasa Prancis disebut Bas-Relief dan dalam
Bahasa Italia disebut Baso-rilievo) merupakan  jenis Seni Relief dengan ukiran sedikit
menonjol dari bidang datar dengan ketinggian elevasi yang bervariasi berkisar di bawah 50%.
Wujud dari ukiran kasar dan hampir menampilkan bentuk 3 dimensi dari objek ukiran
tersebut.

2. Relief Tinggi

Relief Tinggi atau High-Relief (atau dalam bahasa Prancis disebut Haut-Relief, dan Bahasa


Italia disebut Alto-Rilievo) adalah jenis Seni Relief dengan ukiran yang lebih menonjol, kasar
dan keluar dari bidang ukirnya hingga 50 persen

3. Relief Dangkal

Relief Dangkal atau Shallow-Relief (atau dalam Bahasa Italia Rilievo Schiacciato) adalah


jenis Seni Relief yang tonjolan objek ukirannya lebih rendah dan dangkal dibandingkan jenis
Relief lainnya.
 

4. Relief Tenggelam

Relief Tenggelam atau Sunken-Relief merupakan jenis Seni Relief dimana bidang datar pada
permukaan dinding dibiarkan rata dan utuh, sementara ukiran figur dari objek yang
digambarkan tenggelam ke dalam dinding tersebut.

Metode Pembuatan Seni Relief

1. Memahat; merupakan bentuk metode ukir Seni Relief yang menggunakan alat-alat pahat.
Metode atau teknik ini biasanya digunakan pada Relief berbahan batu, kayu, marmer atau
gading.
2. Membutsir; adalah jenis metode ukir Seni Relief yang membentuk figur objek dengan
menggunakan pijatan jari atau alat sundip. Metode atau teknik ini biasanya digunakan
pada Relief berbahan tanah liat, plastisin, lilin, malam, bubur kertas, dan lain-lain.
3. Mencetak; merupakan jenis metode ukir Seni Relief yang menuangkan bahan yang dapat
mengeras ke dalam acuan atau cetakkan. Dapat pula lempengan bahan lunak dicetak
dengan cetakan dan menghasilkan bentuk relief tertentu. Bahan yang digunakan untuk
mengisi acuan Relief tersebut antara lain berupa semen, lilin hingga logam.  

B. Tema Karya Seni Rupa
*Manusia dengan Dirinya Sendiri
Seni rupa merupakan salah satu media untuk menungkangagasan ataupun ide
yang dimiliki seseorang. Untukmenuangkan cita rasa keindahan, manusiamewujudkann
ya melalui media ekspresi. Seseorangkadang mengungkapkannya melalui potret diri sen
dirisebagai objek lukisan.

*Manusia dengan Manusia Lain

Pengungkapan ekspresi cita rasa keindahan kadangdilakukan seorang perupa melalui ob
jek orang yang terdapat di sekitarnya. Seperti istrinya, anak-anak,
orang tua, saudara, teman, ataupun siapapun seseorang yang terdapat di pikirannya.
 
*Manusia dengan Alam Sekitarnya
Alam sekitar sering kali menjadi objek untukmengungkapkan cita rasa
para perupa di lukisannya. Misalnya adalah pemandangan gunung, laut, sungai,
sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang, dan masih banyak lagi.
 
*Manusia dengan Alam Benda

Benda yang terdapat di sekitar memiliki keunikanmasing-
masing bagi para pelukis, sehingga menjadikanbenda tersebut sebagai objek lukisan.
Keunikan benda tersebut terdapat pada bentuk silindris, kubistis, organis, ataupun bentu
k bebas. Benda-bendatersebut seperti gelas, cangkir, kendi, teko,
vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga, dan lainnya.
 
*Manusia dengan Aktivitasnya

Aktivitas manusia yang beragam seringkali membuatperupa ingin untuk mengabadikan
nya.
Lukisan bisa menjadi sesuatu yang menarik bila dalampengambilan sudut pandang akti
vitas dapat disusunsesuai dengan komposisi serta proporsi yang baik disertaidengan gel
ap terang yang tepat.
Aktivitas manusia yang sering dijadikan objek lukisanadalah menari, membajak sawah, 
berburu, jual beli di pasar, mengembala ternak, serta aktivitas lainnya.
 
*Manusia dengan Alam Khayal
Ide merupakan imajinasi atau khayalan yang seringmelintas dalam pikiran manusia, bai
k secara sadarataupun saat tidak sadar.
Khayalan yang muncul di pikiran perupa dapatdiwujudkan dalam suatu karya seni. Seni 
rupa tersebutdikenal dengan nama karya seni surelisme

 C. Fungsi Karya Seni rupa
Fungsi Seni Rupa
Dilansir dari Merdeka, secara garis besar fungsi seni rupayang
paling utama ada lima, yaitu seremonial, ekspresiartistik, naratif, fungsional,
dan persuasif. Berikutpenjelasan fungsi seni rupa tersebut:

Fungsi Seremonial

Fungsi seni rupa yang pertama adalah seremonial. Tujuanseremonial seni visual adalah untuk 
merayakan atau mengakuisuatu peristiwa atau era, atau untuk berkontribusi pada aktivitas ritu
alistik, seperti tarian merayakan salah satu musimatau pelarian orang dari penahanan atau kel
aparan. Salah satubentuk seni seremonial yang lebih umum adalah quilting, di
mana pola yang digunakan memiliki kepentingan simbolis, atau penggunaan pakaian seremo
nial oleh penduduk asliAmerika yang berpartisipasi dalam Pow Wow. 
 
- Fungsi Naratif 
Sementara itu, fungsi seni rupa berikutnya adalah fungsinaratif. Tujuan naratif seni visual yait
u untuk menceritakansebuah cerita atau membuat poin. Beberapa komunitas mural bangunan 
atau dinding biasanya menggambarkan cerita darisejarah lokal. Seni naratif menjelaskan atau 
menggambarkanpengalaman, dokumen penting atau peristiwa sejarah, atauberkomunikasi ide
dan informasi.
 
- Fungsi Artistik
Fungsi seni rupa ini berfokus pada artis.
Jadi, hal inimerupakan ekspresi diri dari pribadi artis, emosi internal, perasaan, pengalaman at
au ide-ide. Jenis seni ini terkadang, tapi tidak selalu, abstrak atau tidak objektif.
 
- Fungsi Fungsional
Tujuan fungsional seni rupa  yaitu berusaha untukmempercantik benda yang ada berguna dala
m kehidupansehari-hari.
Banyak benda di sekitar kita seperti  tembikar, selimut, keranjang, furnitur yang tiak hanya p
unya nilaikegunaan, tetapi juga dirancang atau didekorasi sedemikianrupa sehingga menyena
ngkan secara artistik.
 
- Fungsi Persuasif
Fungsi seni rupa secara persuasif yaitu untuk mempromosikanide, filosofi, atau produk. Perik
lanan, pemasaran, propaganda, dan pesan visual dari ideologi juga termasuk dalam kategori
 

D.Nilai Estetika Dalam Karya Seni Rupa
Estetika adalah ilmu yang mempelajari atau membahaskeindahan, dalam segala bentu
k, seperti berupa lukisan, foto, lagu, maupun bentuk lainnya.

“Estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus” atau bahasaYunani “aestheticos”


yang berarti “hal-hal yang dapat diserapatau diterima oleh panca indera manusia”.

Suatu benda dapat dianggap memiliki keindahan bilamemberikan rasa positif pada manusia, s
eperti rasa senangdan bahagia. Unsur dalam estetika ini dapat berupa unsurwarna, bentuk, te
ma dan motif.  
 
Nilai estetis dapat berupa:
Nilai estetis subjektif, yaitu penilaian karya - karya seniberdasarkan persepsi dan hasil 
penafsiran pikiran manusia, berupa sebuah keyakinan dan perasaan.  
Nilai estetis objektif, yaitu penilaian akan keindahan terhadapkarya seni dengan kejujuran ya
ng tinggi, tanpa dipengaruhioleh perasaan
Manfaat mempelajari estetika termasuk meningkatkan rasa kecintaan dan apresiasi manusia t
erhadap alam, seni,
dan budaya yang ada disekitar kita. Misalnya meningkatkankecintaan terhadap lagu-lagu trad
isional dan pola ragam hiasseperti batik dan ukiran.
 
 

Anda mungkin juga menyukai