Aliran seni lukis yang lahir pada zaman Renaisance abad ke 14, yakni kembalinya
pandangan dan kekaguman kaum bangsawan/istana/penguasa kepada seni klasik Yunani
dan Romawi.
Klasisisme merupakan pemikiran yang muncul di Eropa yang identik dengan gaya
arsitektur klasik Eropa sekitar tahun 3000 SM (Yunani kuno) sampai abad ke-17 sampai
18 M (zaman Barok dan Rokoko).
Ciri-Ciri Aliran Klasisisme
1. Bersifat istana sentris, berisi cerita seputar lingkungan istana
2. Lukisan terikat dengan norma-norma intelektual akademis
3. Memiliki batasan-batasan warna yang statis
4. Bentuk yang seimbang dan harmonis
Aliran seni lukis yang mengungkapkan kejadian, kegetiran, dan hal-hal yang dianggap
istimewa. Sebagai sanggahan terhadap Klasisisme dan Neo Klasisisme yang cenderung
statis, kaku, dan istana sentris.
Romantisisme merupakan sebuah gerakan seni, sastra, dan intelektual yang berasal dari
Eropa Barat pada abad ke- 18, pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian
merupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial, dan politik pada
periode Pencerahaan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam dalam seni dan
sastra.
Aliran ini banyak digunakan untuk menggambarkan suasana atau suatu peristiwa,
memiliki nilai fantastis, irasional, dramatis, dan absurd. Lukisan semacam ini
menceritakan kisah-kisah dramatis dan suasana yang dibawa biasanya menyentuh hati
namun bersifat kritik.
Tokoh-tokoh yang menganut aliran ini di antaranya: Teobore, Raden Saleh dan Gerriwult.
Ciri-Ciri Aliran Romantisisme
1. Tema kejadian yang mengenaskan/kegetiran
2. Ungkapan penuh gerak dan berlebihan
3. Kecenderungan dramatisasi
4. Warna cenderung cerah
Aliran seni lukis kelanjutan dari impresionisme yang lebih mengejar pada cuaca.
Berbeda dari Impresionisme, karya pasca-impresionis memiliki beragam karakteristik dan
gaya yang berbeda dari satu seniman ke seniman lain, karena ada banyak gaya lukisan
seniman individual seperti Pointillism, gaya lukisan terkait Japonisme, gaya bentuk
gambar, gaya synthetism, gaya synthetism, gaya primitivisme, dll.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Paul Cezanne, Pierre Auguste
Renoir, dan Claude Monet.
Karakteristik Umum Pos Impresionsime
1. Menampilkan makna simbolik dan sangat pribadi melalui subjeknya, penggunaan
motif simbolik
2. Mempertahankan struktur, urutan, dan efek optik warna
3. Menggunakan warna yang tidak alami
4. Fokus pada bentuk dan pola abstrak dalam aplikasi cat ke permukaan kanvas
5. Sapuan kuas dengan susah payah
Pointilisme adalah aliran seni lukis yang menggambarkan suatu objek dengan titik-titik.
Pointilisme adalah aliran seni lukis yang menggambarkan suatu objek dengan titik-titik.
Apabila dipandang dari jarak tertentu, titik-titik yang terdapat pada lukisan seakan benar-
benar bercampur satu dengan yang lainnya.
Dalam percampuran warna, warna baru yang dihasilkan dapat menjadi lebih jernih dan
kuat dibanding percampuran langsung pada palet, karena yang tergabung adalah warna
bukan pigmen.
Beberapa seniman yang menggunakan teknik ini di antaranya: Seurat’s La Parade, van
Gogh, Rijaman, Keo Budi Harijanto, dan lainnya.
Ciri-Ciri Aliran Pointilisme
1. Objek lukisan akan lebih jelas dilihat dari kejauhan, namun malah menjadi kabur
ketika dilihat dari dekat.
2. Titik-titik yang digunakan terdiri dari berbagai macam variasi: besar-kecil, tebal-tipis,
atau hitam-putih.
9. Aliran Seni Konstruktivisme
Aliran seni lukis yang memandang bahwa segala bentuk terwujud dari dari benda-benda
geometris seperti kubus, bola, segi tiga, kerucut, silinder.
Kubisme adalah aliran yang menggambarkan objek dalam bentu-bentuk geometri, corak
yang terkandung di dalamnya menyerupai bidang seperti lingkaran, segiempat, segitiga,
silinder, kubus, dan kotak-kotak.
Jika dipandang dari jauh, lukisan aliran ini terlihat seperti serpihan kaca yang disambung
hingga membentuk lukisan, unik, elegan, dan kokoh, namun terkadang kombinasi warna
dari setiap serpihan jauh dari sifat natural, tidak sinkron, namun tetap indah dipandang.
Tokoh-tokoh yang berperan pada aliran ini di antaranya: Gezanne, Albert Glazes,
Fernand Leger, Robert Delaunay, Metzinger, Braque, Francis Picabia, dan Juan Gri.
Ciri-Ciri Aliran Kubisme
1. Menggunakan beberapa perspektif sekaligus dalam satu gambar, sehingga
menunjukkan objek dari berbagai sudut pandang.
2. Melakukan deformasi dan dekonstruksi terhadap objek yang di lukis (mulut di atas
mata, hidung di bawah, dsb).
3. Menyederhanakan objek menjadi mirip dengan bentuk geometris (hidung seperti
segitiga, siku seperti trapesium, dsb).
4. Mengeksplorasi bentuk terbuka, membiarkan ruang mengalir melalui bentuk,
memadukan latar belakang ke objek di depannya.
5. Pada fase kedua Kubisme (Synthetic Cubism) seniman kubisme banyak menggunakan
benda sehari-hari sebagai tanda abstrak (potongan koran, dsb).
11. Aliran Seni Abstraksionisme
Aliran seni lukis yang membebaskan diri dari keteraturan dan hukum-hukum yang
berlaku.
Fauvisme berasal dari bahasa Perancis, Des Fauves yang artinya binatang liar. Aliran
Fauvisme digambarkan dengan menggunakan warna-warna liar namun tetap nyentrik.
Aliran ini muncul sekitar abad ke-20, dimulai dari seniman muda yang ingin berkarya
dengan menggunakan warna yang sedikit berbeda dengan aslinya.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Henry Matisse, Maurice de
Vlamink, Kess van Dongen, Andre Dirrain, dan Rauol Dufi.
Ciri-Ciri Aliran Fauvisme
1. Warna mencolok yang tidak melihat keakuratan pada referensi model atau objek yang
dilukis.
2. Bentuk gambar pada lukisan diiringi oleh garis tegas
3. Warna digunakan untuk mengekspresikan gagasan Seniman
4. Keakuratan bentuk gambar pada referensi model atau subjek dihiraukan
5. Menyampaikan gagasan atau pesan pribadi dari pelukisnya
6. Marka kuas yang kontras dan tidak ditutup-tutupi
Aliran ini memiliki sifat spontan, bersahaja, dan tidak terikat dengan profesionalisme
teknik, baik dalam proses penggarapan maupun dalam pewarnaannya. Ditambah, aliran
ini tidak mengenal latihan untuk pembuatannya.
Aliran lukisan yang menampilkan sosok natural yang dipelintir menjadi alam mimpi.
Surealisme adalah aliran seni lukis yang banyak menampilkan bentuk-bentuk yang sering
ditemui di alam mimpi. Pelukis berusaha mengabaikan bentuk secara keseluruhan
kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi
tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Joan Miro, Salvador Dali darl
Andre Masson. Di Indonesia bisa disebut Sudibio, Sudiardjo, dan Amang Rahman.
Ciri-Ciri Aliran Surealisme
Objek Lukisan Surealis berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran,
menghendaki kebebasan yang selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada realistis
namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.
17. Aliran Seni Dadaisme
Dadaisme adalah aliran seni yang tak ingin membuat suatu karya indah secara fisik.
Namun, ia bermuatan kritik tajam, pesan perdamaian, atau pesan sosial lain dengan cara
membuat sindiran tak langsung, hingga ungkapan provokatif terhadap kelompok-
kelompok yang dianggap memberikan pengaruh negatif pada kehidupan.
Dadaisme menggunakan tema-tema yang bertentangan dengan seni tinggi Eropa yang
dianggap sebagai aliran mainstream pada masa itu. Mereka kerap menggunakan tema-
tema yang mengerikan, terkadang justru kekanak-kanakan (naif), hingga ke tema-tema
mistis yang menyeramkan, atau apapun yang tidak menunjukkan keindahan estetis
bergaya seni yang telah mapan sebelumnya.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran ini di antaranya: Juan Gross, Max Ernst, Hans
Arp, MarcelDuchamp dan Picabia.
Ciri-Ciri Aliran Dadaisme
1. Mengandung imaji yang cenderung tidak indah secara estetik, kotor dan provokatif.
2. Memuat pesan yang mempertanyakan kembali arti seni, peran seniman, dan estetika
secara umum.
3. Menyampaikan seruan anti perang melalui satir atau sindirian tidak langsung terhadap
kekejaman perang.
4. Berisikan pesan anti kaum borjuis yang pada masa itu dianggap menyebabkan Perang
Dunia I
5. Menggunakan objek-objek “readymade” atau sesuatu yang telah ada, seperti objek
sehari-hari yang ada disekitar kita: gelas, toilet, sendok, dll. Objek tersebut di susun
atau dirangkai menjadi karya seni seperti kolase, patung dan instalasi.
18. Aliran Seni Gothic