Anda di halaman 1dari 56

ONEXHIBITION

Pagination
Pengantar dari Galeri
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
karuniaNya pameran ONEXHIBITION SMAN 5 Denpasar dapat
diselenggarakan dengan baik. Pameran ini merupakan salah satu cara
untuk menyampaikan gagasan ataupun pemikiran siswa tentang seni,
baik seni dua dimensi maupun seni tiga dimensi. Semoga dengan
terlaksananya pameran ini, banyak hal yang dapat kami peroleh,
terutama dalam mengembangkan seni. Pameran yang dilaksanakan
secara serempak dengan sejumlah kelas di SMAN 5 Denpasar ini
diharapkan dapat berkelanjutan dan terus disempurnakan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya pameran ONEXHIBITION ini.
Om Santih, Santih, Santih Om
Denpasar, 7 Juni 2019

Siswa siswi kelas XI MIPA 1


Daftar Isi

Lukisan Akrilik 1

Ukiran 19

Lukisan Aquarel 35

iii
LUKISAN AKRILIK
onexhibition

1
• The Glimpse of Our Fantasy
Dinda, Novanda, Gita, Maitri
90x60 cm
akrilik di kanvas
2
Lukisan berjudul “The Glimpse of Our Fantasy” ini merupakan ungkapan
khas karya yang beraliran fantasy imajinasi. Gagasan dari lukisan adalah
fantasi atau imajinasi. Pelukis ingin mengungkapkan perasaannya dengan
menunjukkan kebebasan kreativitas berupa daya khayal sebuah mimpi/
fantasi. Karya seni ini menggunakan media kanvas dan cat akrilik.
Unsur gelap terang yang pada sebuah karya akan memberikan pengaruh nilai
keindahan. Prinsip prinsip karya seni rupa meliputi proporsi yang baik, terlihat
dari perbandingan kuda dengan batu yang sudah serasi. Keseimbangan
asimetris karena unsur kanan dan kirinya tidak sama namun masih terkesan
seimbang. Irama tipe progresif (pengulangan dengan perubahan ukuran atau
perubahan bentuk). Kesatuan yang digunakan tergolong tipe dinamis karena
mudah menyesuaikan dan fleksibel. Klimaks pada karya ini terdapat di bagian
cahaya pada tengah lukisan. Yang terakhir ada harmoni yaitu sebuah kesatuan
dari kesuluruhan prinsip diatas yang sudah masuk ke dalam karya diatas
sehingga menghasilkan hasil karya yang maksimal.
Lukisan yang berjudul “The Glimpse of Our Fantasy” ini mengambil tema
fantasi yang beraliran surrealisme dan termasuk karya seni dua dimensi.
Fungsi dari lukisan ini ada fungsi umum karena hanya dapat dipandang dan
dinikmati hasilnya oleh orang banyak, fungsi individual yaitu dimana kita
dapat menikmati lukisan untuk memenuhi kebutuhan secara emosional, dan
fungsi sosial sebagai pendidikan yang dapat bermanfaat untuk orang lain
yang menikmatinya seperti dalam judul lukisan diatas yang artinya bayangan
sekilas dari mimpi kita.
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2 yaitu
estetis subyektif dan estetis obyektif. Estetis subyektif meliputi keharmonian
dalam suatu karya seni. Estetis objektif merupakan nilai yang timbul dari
prinsip karya seni rupa. Karya ini dengan kesatuan dari keseluruhan prinsip
seni dapat membentuk suatu karya yang harmonis baik secara subyektif
maupun obyektif.

3
Karya ini merupakan ungkapan perasaan Jenis karya seni rupa tersebut
melalui gedung-gedung yang dikelilingi dengan merupakan seni rupa dua dimensi
pepohonan asri dan hijau. Gedung modern seni murni. Tema yang digunakan
bertingkat dimana melambangkan pusat kota adalah lingkungan perkotaan
pada pagi hari yang masih dalam keadaan yang mana terlihat pada ruko-
sepi. Pepohonan hijau dan gedung berbagai ruko berjejeran serta jalan raya
warna saling melengkapi satu sama lain, warna lengkap dengan dinding pembatas
warni gedung melambangkan perasaan berani jalan. Terdapat fungsi murni yang
untuk tampil berbeda dan tidak monoton mementingkan nilai estetis yang
mengikuti orang lain, menerima segala berkaitan dengan kebutuhan emosi
perbedaan yang ada sehingga mencapai dan untuk menjadi pajangan,
kehidupan yang lebih bijak. Teknik yang fungsi individu yaitu sebagai media
digunakan adalah sapuan warna tebal dengan ekspresi dari kelompok kami dalam
gradasi yang tidak dicampur satu sama lain. mengungkapkan perasaan dalam
Unsur-unsur seni rupa yang terdapat garis membuat lukisan, dan fungsi sosial
lengkung yang melambangkan kelembutan sebagai rekreasi (karya yang disajikan
serta kelenturan, garis gelombang yang melalui pameran lukisan) dan
memberikan kesan gerak tertiup angin, juga komunikasi (karya lukisan sebagai
garis miring yang memiliki kesan gerak. Bidang media apresiasi)
yang mendominasi lukisan ini yaitu bidang Lukisan ini ditata dengan unsur yang
geometri dan bidang organic. Lukisan ini baik dan jelas sehingga menjadi satu
terdapat pada ruang khayalan (ilusi). Tekstur kesatuan yang harmoni dari aspek
pada seni rupa ini ialah tekstur semu, karena proporsi, keseimbangan, kesatuan,
yang terlihat bertekstur kasar sedangkan klimaks, dan irama. Jadi dapat dilihat
jika dipegang bertekstur halus. Warna yang bahwa lukisan ini memiliki unsur-
digunakan ada warna pokok yaitu merah, unsur rupa yang harmonis secara
kuning, dan biru. Warna sekunder ada warna subyektif dan obyektif.
ungu, jingga serta warna netral. Teknik gelap-
terang pada lukisan ini yaitu chiaroscuro
(gradien). Prinsip-prinsip harmonis seni rupa,
yang meliputi proposi yang baik, keseimbangan
asimetris, irama tipe progresif, kesatuan
metastatis, klimaks dari lukisan tersebut pada
unsur garis dan warna pada obyek gedung.

4
• Pusat Kota Pagi Hari
Rheya, jessica, Dewi, Manik
90x60 cm
akrilik di kanvas 5
• Bunga Untukmu
Adhi Dharma, Niko, Andika, Kusuma Yasa
6 90x60 cm
akrilik di kanvas
Karya ini berjudul “Bunga Untukmu” lukisan ini terinspirasi dari
rasa yang paling indah di dunia ini yaitu cinta, karena bunga tulip
melambangkan kesederhanaan dan kesempurnaan cinta. Karya ini
menggunakaan teknik plakat.
Unsur – unsur yang terdapat pada lukisan ini adalah garis lengkung
yang melambangkan kelembutan dan kelenturan, garis tegak yang
melambangkan keagungan dan kestabilan dari lukisan ini. Warna
merah dan hijau sebagai warna premiere serta warna tersier seperti
merah muda dan hijau tua. Setiap warna dari bunga tulip memiliki
makna tersendiri. Proporsi secara keseluruhan telah sesuai dengan
keadaan sebenarnya, keseimbangan memusat, irama tipe progresif,
kesatuan metastatis, klimaks yang terdapat yaitu pada objek bunga,
sehingga lukisan tersebut telah memenuhi prinsip harmoni.
Tema yang diterapkan dari karya seni rupa tersebut adalah flora. Karya
berjudul “Bunga Untukmu” dari fungsi umum adalah sebagai seni
murni untuk hiasan atau pajangan, fungsi individual sebagai ungkapan
perasaan terhadap 3 buah bunga tulip yang menggambarkan
kehidupan percintaan, dan fungsi sosial sebagai rekreasi bagi orang
lain yang menikmatinya.
Karya ini memiliki penataan unsur-unsur karya seni rupa yang
sangat memperhatikan harmoni karya baik dari aspek proporsi,
keseimbangan, kesatuan, klimaks, dan irama. Jadi dapat kami
simpulkan karya yang berjudul “Bunga Untukmu” memiliki
pengornisaian unsur-unsur rupa pada visual lukisan yang sangat
harmonis secara subyektif dan obyektif.

7
• Pertemuan di Kaki Senja
Aiswarya, Radha, Candra, Tobey
60x90 cm
akrilik di kanvas

8
Karya lukisan “Pertemuan di Kaki Senja” Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa
merupakan pemikiran kami yang dicetuskan dua dimensi murni dengan tema lukisan
melalui gambaran siluet dengan latar waktu yang kami angkat yaitu romansa senja.
senja. Dimana terdapat sepasang kekasih yang Fungsi karya seni ini ada fungsi umum
lama tidak berjumpa akhirnya dapat bertemu di adalah sebagai seni murni untuk hiasan
pinggir pantai saat senja. Dipercantik dengan atau pajangan, fungsi individual sebagai
adanya kapal-kapal mulai berlabuh, burung- pengekspresian perasaan kami, selaku
burung kembali ke rumahnya, dan pohon pelukis, melalui suasana romantisme di
kelapa yang seakan bergoyang tertiup angin. senja hari, dan fungsi sosial rekreasi (bagi
Senja yang digambarkan dengan matahari orang yang menikmatinya).
tenggelam dan disertai warna latar yang Karya baik dari aspek proporsi,
cantik dan sepasang kekasih yang berpelukan keseimbangan, irama, kesatuan, dan juga
mengungkapkan, pemikiran terkait kehidupan klimaks. Selain itu lukisan ini menarik dan
sehari hari. Dimana harus selalu menghargai mengandung cerita di dalamnya. Karya
dan dapat mengatur waktu sebaik mungkin, lukisan ini ditata dengan proporsi yang
mengajarkan kesabaran dalam menunggu, ideal. Menerapkan keseimbangan asimetris,
dan selalu tenang (warna senja). Teknik yang dimana unsur antara bagian yang kiri
digunakan adalah teknik plakat. dan kanan berbeda tetapi memiliki kesan
Unsur garis pada karya tersebut terdapat seimbang. Iramanya tipe irama progresif.
garis tegak dan garis lengkung. Unsur bidang Kesatuan yang digunakan adalah dinamis.
terdapat lingkaran, segitiga, dan unsur bidang Klimaks pada karya lukisan ini berfokus
persegi panjang. Tekstur yang digunakan yaitu pada garis dan warna pada matahari dikala
bertekstur semu, dimana secara penglihatan senja. Jadi dapat disimpulkan karya lukisan
berkesan halus sedangkan saat diraba sedikit “Pertemuan di Kaki Senja” dengan kesatuan
kasar. Unsur warna terdiri atas warna primer dari keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat
merah dan biru, warna skunder oranye, ungu, membentuk suatu karya yang harmonis baik
dan hijau, warna tersier coklat, putih, dan secara subyektif maupun obyektif.
hitam. Terakhir unsur gelap terang karya seni
ini menggunakan teknik siluet.

9
Karya yang berjudul “Keindahan Sepasang Merak” ini merupakan
hasil lukisan modifikasi kami yang menggambarkan sepasang
merak yang sedang bertengger di atas pohon sakura. Dengan
memilih flora dan fauna sebagai ide dasar dari karya ini, dimana
sepasang burung merak sebagai centre of interest dan pohon
sakura serta danau sebagai latar belakang. Karya seni yang
berjudul “Keindahan Sepasang Merak” dilakukan dengam teknik
opaque.
Fungsi karya seni dapat ditinjau secara umum, individual
seniman, dan sosial.
Karya ini yang berjudul “Keindahn Sepasang Merak” dari fungsi
umum adalalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan.
Fungsi individual sebagai ungkapan perasaan kami untuk
menghargai keindahan Sang Pencipta. Sedangkan fungsi sosial
budaya sebagai rekreasi karena lukisan tersebut dapat membuat
orang yang melihatnya tertarik.
Unsur garis dan warna ditata dengan proporsi yang ideal atau
tidak janggal antara bagian atau unsur yang satu dengan yang
lainnya. Karya seni ini juga menerapkan keseimbangan asimetris,
kesatuan yang digunakan adalah dinamis. Klimaks lukisan
terdapat pada sepasang merak yang sedang bertengger di
pohon sakura. Jadi dapat disimpulkan karya kami yang berjudul
“Keindahan Sepasang Merak” penataan unsur-unsur rupa pada
visual gambar relief sangat harmonis secara subyektif dan
obyektif.

10
• Keindahan Sepasang Merak
Henny, Wira, Rahde, Krishna
90x60 cm
akrilik di kanvas

11
• Senja Kita
Rena, Dayu Putri, Rangga, Aditya
60x90 cm
akrilik di kanvas

12
Lukisan kami yang berjudul “Senja Kita” ini merupakan hasil dari pengungkapan ide yang
kami miliki. Dalam lukisan ini kami ingin menunjukkan ketenangan yang tercipta di tepi
pantai diwaktu senja. Keindahan pantai di sore hari dengan langit yang berwarna kuning
khas langit senja serta warna kuning air laut yang berasal dari pantulan cahaya matahari.
Terdapat unsur garis yang tampak jelas. Garis tampak berupa goresan yang dibuat diatas
sebuah bidang. Warna yang muncul warna gelap dan terang dipadukan, namun yang
lebih terlihat adalah kuning terang. Proporsi yang dimiliki oleh lukisan ini sudah sangat
baik. Klimaks dari lukisan terdapat pada matahari yang dikelilingi oleh warna mencolok
sehinga menghasilkan pantulan sinar pada air lautnya. Harmoni, lukisan ini sudah
memiliki kesatuan dari keseluruhan prinsip.
Lukisan yang berjudul “Senja Kita” ini mengambil tema alam yang beraliran naturalisme
Karena kami banyak melukis kondisi alam yang masih alami atau bisa dibilang masih
natural pada lukisan ini. Fungsi dari lukisan diatas dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu fungsi umum, karena hanya dapat dipandang dan dinikmati hasilnya oleh orang
banyak, dan fungsi sosial yaitu berfungsi sebagai rekreasi atau sebagai hiburan bagi
mereka yang menikmatinya.
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2 yaitu estetis
subyektif dan estetis obyektif. Nilai estetis subyektif ini meliputi keharmonian dalam
suatu karya seni. Lukisan ini terlihat sederhana namun menarik selain itu lukisan ini
memberi kesan yang menenangkan karena warna - warnanya tidak terlalu menyala atau
mencolok. Secara objektif, karya kelompok kami yang berjudul “Senja Kita”, telah sesuai
dengan penataan unsur-unsur seni rupa dari aspek keseimbangan, lukisan ini memiliki
keseimbangan asimetris yang dimana unsur kanan dan kiri tidak sama namun memiliki
kesan seimbang. Selanjutnya ada kesatuan, lukisan ini memiliki kesatuan statis yang
dimana bersifat tenang dan stabil. Kemudian yang terakhir ada irama, pada lukisan
ini irama yang digunakan adalah tipe progresif, karena adanya pengulangan dengan
perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur seperti pada pohon kelapa,
gunung dan juga burung bangau. Disamping semua itu, gaya pelukis dalam menuangkan
ide pada lukisan ini sangat khas.

13
Karya kelompok kami yang berjudul “ Lukisan Modifikasi Bunga Kembang Sepatu”
ini merupakan ungkapan perasaan kami yang dicetuskan melalui bunga kembang
sepatu. Bunga kembang sepatu sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang. Selain
itu, warna merah pada kembang sepatu juga melambangkan keberanian. Karya seni
yang berjudul “Lukisan Modifikasi Bunga Kembang Sepatu” menggunakan teknik
opaque.
Karya yang berjudul “Lukisan Modifikasi Bunga Kembang Sepatu” ini dilihat dari
fungsi umum adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan, fungsi
individual sebagai ungkapan perasaan kami ketika melihat bunga kembang sepatu
yang indah, dan fungsi sosial sebagai pendidikan yaitu melatih kemampuan siswa
dalam melukis karya seni rupa, sebagai rekreasi yaitu hiburan bagi penikmat karya
dan pelukisnya dan sebagai komunikasi, yaitu penyampaian ide atau imajinasi
pelukis yang dituangkan dalam suatu karya seni lukisan.
Nilai estetika dalam karya seni rupa ini terdapat dalam penataan unsur rupa yang
sangat memperhatikan harmonika ria baik aspek proporsi yang sesuai dengan
ukuran aslinya, aspek keseimbangan yang memiliki keseimbangan asimetris, aspek
irama yang memiliki tipe progresif, aspek kesatuan yang memiliki tipe metastatis.
Kemudian klimaks yang terdapat pada bunga kembang sepatu yang sedang mekar.
Unsur – unsur dalam karya seni rupa ini terdapat garis miring, garis lengkung dan
garis zig – zag. Karya seni rupa ini memiliki ruang dalam bentuk khayalan (ilusi). Lali
karya seni rupa ini memiliki tekstur nyata karena antara penglihatan dan perabaan
memiliki nilai yang sama yaitu terkesan halus. Karya seni rupa ini memiliki warna
pokok (merah), warna sekunder (hijau) dan warna netral (hitam). Untuk gelap
terang, karya seni rupa ini memiliki jenis gelap terang yang diciptakan. Jadi dapat
disimpulkan karya kami yang berjudul “Lukisan Modifikasi Bunga kembang Sepatu”
pernyataan unsur – unsur rupa pada visual gambar lukisan sangat harmoni secara
subjektif dan ojektif.

14
• Bunga Kembang Sepatu
Shita, Angel, Sugiani, Anna
90x60 cm
akrilik di kanvas
15
• Burung Kasmaran
Priscillia, Intan, Ayu Nira, Kartika
90x60 cm
akrilik di kanvas
16
Kaya yang berjudul “Burung Kasmaran” terinspirasi dari hasil potretan Brad
Pedersen (Hawaii, 2010). Dimana, hasil potretan tersebut terdapat dua burung
peach-faced lovebirds yang sedang bertengger di atas dahan pohon. Dalam
menyelesaikan karya ini, teknik yang kami terapkan adalah teknik opaque,
semblok, pointilis, dan gradasi.
Unsur-unsur pada lukisan tersebut antara lain yaitu, unsur titik yang terdapat
pada sari-sari bunga, unsur garis berombak dan garis halus. Unsur bidang ada
lingkaran dan elips. Unsur ruang yang terdapat pada karya seni rupa yaitu ruang
khayalan. Unsur tekstur yang terdapat pada karya seni rupa yaitu semu karena
ada kesan yang berbeda antara perabaan dan penglihatan. Unsur warna ada warna
pokok yaitu kuning, biru, dan merah, warna sekunder yaitu warna hijau, serta
warna tersier yaitu warna kuning kehijau-hijauan, biru kehitaman, merah muda.
Unsur gelap-terang yang terdapat pada latar lukisan untuk memberikan kesan
mendalam karena adanya perbedaan intensitas cahaya. Prinsip-prinsip harmonis
dalam lukisan antara lain, proporsi secara keseluruhan telah sesuai dengan
keadaan sebenarnya, keseimbangan yang diterapkan pada karya seni merupakan
keseimbangan memusat, irama yang diterapkan pada karya seni yaitu irama
tipe progresif, kesatuan yang diterapkan pada lukisan yaitu kesatuan, klimaks
yang terdapat pada lukisan yaitu pada objek burung karena memiliki penekanan
terhadap ukuran dan warna objek, lukisan tersebut telah menerapkan prinsip-
prinsip karya seni rupa sehingga telah memenuhi prinsip harmoni.
Tema yang diterapkan dari karya seni rupa tersebut adalah flora dan fauna. Karya
berjudul “Burung Kasmaarn” dari fungsi umum adalah sebagai seni murni untuk
hiasan atau pajangan, fungsi individual sebagai ungkapan perasaan terhadap
kehidupan pribadi melalui dua ekor burung cinta (lovebirds) yang menggambarkan
kehidupan percintaan, dan fungsi sosial sebagai rekreasi bagi orang lain yang
menikmatinya.
Karya ini yang berjudul “Burung Kasmaran”, penataan unsur-unsur rupa sangat
memperhatikan harmoni karya baik dari aspek proporsi, keseimbangan, kesatuan,
klimaks, dan irama. Jadi dapat disimpulkan karya yang berjudul “Burung
Kasmaran” pengornisaian unsur-unsur rupa pada visual lukisan sangat harmonis
secara subyektif dan obyektif.

17
UKIRAN
onexhibition

19
Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi kami
dalam mengukir bunga Daisy yang telah
dimodifikasi di atas sebuah lilin. Bunga
Daisy melambangkan simbol kemurnian dan
kepolosan, sehingga visual karyanya dibentuk
sesederhana mungkin.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni
rupa tiga dimensi murni dengan tema flora.
Ukiran ini Memiliki kesatuan dinamis dimana
memiliki sifat fleksibel, mudah menyesuaikan.
Klimaks pada karya lukisan ini berfokus
pada bunga Daisy yang terletak di tengah.
Dengan kesatuan dari keseluruhan prinsip
seni akhirnya dapat membentuk suatu karya
yang harmonis baik secara subyektif maupun
• Bunga Daisy obyektif.

Aditya, Rangga
17x17 cm
Ukiran lilin

20
Karya seni ukiran ini terinspirasi dari sebuah bunga
dengan penambahan simbol Yin dan Yang di
bagian tengah. Simbol Yin-Yang ini dalam filosofi
Tionghoa mendeskripsikan sifat kekuatan yang
saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini
dan bagaimana mereka saling membangun satu
sama lain (konsep keseimbangan). Ukiran ini
dibuat dengan teknik memijat. Visual karya ini lebih
ditekankan pada simbol Yin -Yang pada bagian
tengah bunga.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa tiga
dimensi murni dengan tema flora. Fungsi umum
karya ini adalah sebagai hiasan atau pajangan.
Fungsi individual sebagai pengekspresian
perasaan.
Ukiran ini ditata dengan proporsi yang ideal antara
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya.
• Bunga Yin-Yang
Menerapkan keseimbangan simetris, kesatuan
Anna yang digunakan adalah dinamis. Klimaks pada
17x17 cm karya lukisan ini berfokus pada simbol Yin dan
Yang dibagian tengah bunga.
Ukiran Tanah Liat

21
Karya seni tiga dimensi yang berjudul
“Bunga Tulip” terinspirasi dari hasil
ukiran dari Bali, khususnya daerah
Pejaten, kabupaten Tabanan. Ukiran
ini memiliki gagasan yang begitu kuat
terhadap bunga Tulip ini dimana terkesan
melambangkan kasih sayang yang
sempurna.
Tema yang diterapkan dari ukiran bunga
Tulip ini dalah flora. Nilai estetika yang
terdapat pada lukisan bunga Tulip ini
jika ditinjau dari proporsi cukup baik jika
ditinjau dari perbandingan ukuran antara
bunga dengan daun, jika ditinjau dari segi
keseimbangan termasuk asimetris yaitu
unsur kiri dan kanan tidak sama, namun
memiliki kesan seimbang. Klimaks pada
ukiran ini tentu Bunga Tulip karena
terkesan lebih dominan, dan yang terakhir
ukiran ini terkesan sangat harmonis
• Bunga Tulip
secara keseluruhan.
Kartika
21x17 cm
Ukiran Tanah Liat

22
Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi
kami dalam mengukir bunga Matahari
yang telah dimodifikasi pada sebuah lilin.
Bunga Matahari melambangkan simbol
kesetiaan sehingga visual karyanya
dibentuk sesederhana mungkin.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni
rupa tiga dimensi murni dengan tema
flora. Ukiran ini ditata dengan proporsi
yang ideal antara unsur yang satu
dengan unsur yang lainnya. Menerapkan
keseimbangan simetris, dimana unsur
antara bagian yang kiri dan kanan
sama. Klimaks pada karya lukisan ini
berfokus pada bunga Matahari yang
terletak di tengah. Dengan kesatuan dari
keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat
membentuk suatu karya yang harmonis
baik secara subyektif maupun obyektif.
• Bunga Matahari
Ais, Tobey
17x17 cm
Ukiran Lilin

23
• Bunga Krisan
Ayu Nira
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi yang terinspirasi dari bunga


wedelia atau yang lebih di kenal dengan bunga krisan. Bunga
Krisan melambangkan isyarat pujian serta kekaguman, makna
umum bunga ini merupakan keceriaan, kasih sayang,persahabatan
dan rahasia. Ukiran ini dibuat dari tanah liat dengan menggunakan
teknik memijat. Visual karya ini lebih ditekankan pada modifikasi
dibagian kelopak bunga dengan menambahkan sedikit kreasi yang
berbeda serta modifikasi pada bagian sari bunga.
Unsur-unsur yang membentuk ukiran ini antara lain garis, bidang,
ruang, tekstur dan warna. Garis yang terbentuk yaitu garis
gelombang dan garis lurus.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa tiga dimensi murni
dengan tema flora. Ukiran ini ditata dengan proporsi yang ideal
antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Menerapkan
keseimbangan simetris, menggunakan tipe irama progresif.
Kesatuan yang digunakan adalah dinamis dimana memiliki sifat
fleksibel, mudah menyesuaikan. Klimaks pada karya lukisan ini
berfokus pada kelopak bunga secara keseluruhan.
24
• Bunga Matahari
Rena, Dayu Putri
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi kami dalam mengukir bunga


Matahari yang telah dimodifikasi diungkapkan di atas lilin. Bunga Matahari
melambangkan simbol kesetiaan, karena filosofi dimana bunga matahari
yang selalu setia menghadap matahari.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa tiga dimensi murni dengan
tema flora. Ukiran ini ditata dengan proporsi yang ideal antara unsur yang
satu dengan unsur yang lainnya. Menerapkan keseimbangan simetris,
dimana unsur antara bagian yang kiri dan kanan sama. Irama dalam karya
lukisan ini menggunakan tipe irama progresif, yaitu pengulangan dengan
perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur. Kesatuan
yang digunakan adalah dinamis dimana memiliki sifat fleksibel, mudah
menyesuaikan. Klimaks pada karya lukisan ini berfokus pada bunga
Matahari yang terletak di tengah.

25
Ukiran ini terinspirasi dari bunga jepun dan
daunnya yang telah dimodifikasi. Ukiran ini
dibuat dengan awalan membuat sketsa di
buku gambar lalu menggunakan pisau ukir
untuk membuat bentuk di tanah liat.Visual
dari karya ini berpusat pada modifikasi dari
daun dan bunga jepun.
Unsur-unsur yang membentuk ukiran ini
antara lain adalah garis, bidang, ruang,
tekstur. Garis yang terbentuk yaitu garis
persilangan. Bidang yang terbentuk antara
lain lingkaran. Ruang yang dimiliki yaitu
ruang nyata. Teksturnya pun merupakan
tekstur nyata dimana antara penglihatan
dan rabaan sama.
Karya seni rupa ukiran ini termasuk karya
seni rupa tiga dimensi yang bertema flora.
Fungsi karya seni dapat ditinjau secara
umum, individual, dan fungsi sosial.
Ukiran ini ditata dengan proporsi yang • Bunga Jepun
ideal antara unsur yang satu dengan unsur Andika
yang lainnya. Menerapkan keseimbangan
simetris,irama yang terdapat dalam 17x17 cm
karya ukiran ini menggunakan tipe irama Ukiran Tanah Liat
progresif. Kesatuan yang digunakan adalah
dinamis dimana memiliki sifat fleksibel,
mudah menyesuaikan. Klimaks pada karya
lukisan ini berfokus pada Bunga Jepun
yang terletak di bagian tengah. Dengan
kesatuan dari keseluruhan prinsip seni
akhirnya dapat membentuk suatu karya
yang harmonis secara subyektif maupun
obyektif.

26
Karya ukiran ini mengungkapkan hasil pemikiran
saya dalam mengukir bunga teratai yang telah
dimodifikasi dengan bahan tanah liat. Bunga
teratai memiliki makna keindahan dan kelahiran.
Bunga teratai merupakan salah satu tanaman
yang sangat indah yang hidup di air, memiliki
akar yang tumbuh di dalam air melambangkan
sebagai cara seseorang yang tinggal di dunia
untuk mendapatkan kebebasan lahir kembali.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa
tiga dimensi murni dengan tema flora. Karya
ukiran “Bunga Teratai”, penataan unsur-unsur
rupa memperhatikan harmoni karya dan visual
yang menarik. Kesatuan yang digunakan adalah
dinamis dimana memiliki sifat fleksibel dan
mudah menyesuaikan. Klimaks pada karya
ukiran ini berfokus pada bunga teratai. Jadi
dapat disimpulkan karya ukiran “Bunga Teratai”
memiliki harmoni yang berkesinambungan
• Bunga Teratai sehingga menjadikan karya ini menarik dari segi
obyektif maupun subyektif
Candra
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

27
ukiran ini memggambarkan bunga matahari yang telah dimodifikasi.. Bunga matahari memiliki
makna dan filosofi tersendiri, dimana memiliki arti kesetiaan karena penampang bunga ini selalu
setia mengikuti arah matahari bersinar. Dia juga memiliki warna kuning yang identik dengan arti
kehangatan dan kebahagiaan. Ukiran ini diungkapkan dengan diawali sketsa di atas tanah liat
lalu diukir dengan menggunakan pisau ukir. Cara menyelesaikan yaitu pertama yaitu menentukan
objek, kedua yaitu menetukan ide/gagasan dalam bentuk sketsa, ketiga yaitu menuangkan
gagasan dalam bentuk sketsa, keempat yaitu penataan unsur unsur rupa melalui penerapan/
pengolahan bahan yang diungkapkan dengan menggunakan media tanah liat dan pisau ukir dan
yang terakhir ada finishing (penyempurnaan hasil).
Unsur - unsur pada ukiran yaitu, garis yang digunakan adalah garis lengkung pada dedaunan,
dan juga pada beberapa bagian bunga yang melambangkan kesetiaan. Bidang yang digunakan
adalah bidang organik (lengkung bebas). Ruang pada ukiran ini menggunakan ruang dalam
bentuk khayalan (ilusi). Tekstur pada ukiran ini yaitu tekstur nyata karena memiliki nilai
sama antara penglihatan dan rabaan yaitu kasar. Warna yang digunakan terdiri dari warna
pokok yaitu kuning. Gelap terang yang pada sebuah karya akan memberikan pengaruh nilai
keindahan. Prinsip karya seni rupa meliputi, proporsi ukiran ini sudah memilki proporsi yang
baik. Keseimbangan yang digunakan yaitu simetris karena unsur kanan dan kirinya sama.
Iraman memakai irama tipe progresif (pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan
bentuk). Kesatuan yang digunakan tergolong tipe statis karena memiliki sifat tenang dan stabil.
Klimaks atau pada karya ini terdapat pada bunga matahari. Yang terakhir ada harmoni yaitu
sebuah kesatuan dari kesuluruhan prinsip diatas yang sudah masuk ke dalam ukiran ini sehingga
28 menghasilkan hasil karya yang maksimal.
• Bunga Matahari
Dinda
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

Ukiran ini mengambil tema keindahan yang erat kaitannya dengan kesetiaan. Ukiran ini
dikelompokkan ke dalam karya seni tiga dimensi karena dapat dilihat dari semua arah.
Fungsi dari ukiran ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu fungsi umum, karena
hanya dapat dipandang dan dinikmati hasilnya oleh orang banyak, selanjutnya ada
fungsi individual yaitu dimana kita dapat menikmati ukiran tersebut untuk memenuhi
kebutuhan secara emosional. Dimana seni dalam ukiran ini termasuk ke dalam seni
murni yang hanya dapat dinikmati untuk kesenangan si pembuat karya. Lalu ada fungsi
sosial yaitu berfungsi sebagai pendidikan yang dapat bermanfaat untuk orang lain yang
menikmatinya.
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2 yaitu estetis subyektif
dan estetis obyektif. Estetis subyektif ini meliputi keharmonian dalam suatu karya seni.
Harmoni adalah suatu pola yang ditempatkan dalam satu bidang dan mengutamakan
aspek keserasian antar unsur rupa. Karya ini telah sesuai dengan penataan unsur-unsur
seni rupa baik dari aspek proporsi, keseimbangan, kesatuan, irama, klimaks. Nilai estetis
objektif merupakan nilai estetis yang timbul dari prinsip karya seni rupa. Pada karya seni
diatas sudah memilki proporsi yang baik, terlihat dari perbandingan dedaunan dengan
bunga matahari tersebut yang sudah serasi. Selanjutnya ada keseimbangan, pada
lukisan diatas terdapat keseimbangan simetris karena unsur kanan dan kirinya sama.
Setelah keseimbangan ada irama. Pada lukisan diatas memakai irama tipe progresif
(pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan bentuk). Kesatuan yang
digunakan tergolong tipe statis karena memiliki sifat tenang dan stabil. Klimaks atau
center of interest pada karya ini terdapat pada bunga matahari tersebut. 29
Karya ukiran ini mengungkapkan hasil pemikiran
saya dalam mengukir bunga kamboja dengan daunnya
yang telah dimodifikasi. Bunga kamboja dalam agama
Hindu dapat diartikan sebagai simbol pengabdian dan
kesetiaan.
Dalam karya seni pastinya terdapat unsur-unsur
yang membentuk karya. Dalam ukiran “Bunga Kamboja”
unsur garis pada karya terdapat garis lengkung pada
daun dan kelopak bunga. Unsur bidang terdapat pada
sari bunga yang berbentuk lingkaran. Unsur tekstur
yang digunakan dalam ukiran ini bertekstur nyata (sama
antara rabaan dan penglihatan) dimana bertekstur
kasar. Unsur warna terdiri dari satu warna yaitu abu-abu.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa
tiga dimensi murni dengan tema flora. Fungsi karya
seni dapat ditinjau secara umum, individual, dan sosial.
Karya ukiran berjudul “Bunga Kamboja” dari fungsi
umum adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau
pajangan. Fungsi individual sebagai pengekspresian
perasaan pembuat melalui nuansa flora. Sedangkan
fungsi sosial sebagai rekreasi (bagi orang yang
menikmatinya).
Penataan unsur-unsur rupa memperhatikan
harmoni karya dan ukiran ini menarik serta mengandung
makna di dalamnya. Ukiran ini ditata dengan proporsi
yang ideal atau unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya sehingga menjadi serasi.Irama dalam karya
ukiran ini menggunakan tipe irama progresif, yaitu
pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan
bentuk suatu unsur. Kesatuan yang digunakan
adalah dinamis dimana memiliki sifat fleksibel dan
mudah menyesuaikan. Klimaks pada karya ukiran ini • Bunga Kamboja
berfokus pada bunga kamboja. Jadi dapat disimpulkan
karya ukiran “Bunga Kamboja” dengan kesatuan dari Manik
keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat membentuk 17x17 cm
suatu karya yang harmonis baik secara subyektif
maupun obyektif. Ukiran Tanah Liat
30
• Bunga Teratai
Rahde
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi saya dalam mengukir bunga Teratai yang telah dimodifikasi
diungkapkan di atas tanah liat. Bunga Teratai melambangkan simbol sebagai keabadian, Keberuntungan,
dan Kekayaan. Karya ini dibuat dengan diawali dengan membuat sketsa di buku gambar setelah itu di atas
Tanah liat, lalu diukir dengan pisau ukir. Visual karya ini menekankan bentuk modifikasi dari bunga teratai
dengan menambahkan detail detail seperti daun dan bentuk kelopak bunga melengkung .
Unsur-unsur yang membentuk ukiran ini antara lain garis, bidang, ruang, tekstur dan warna. Garis yang
terbentuk yaitu garis persilangan, garis gelombang. Bidang yang terbentuk antara lain lingkaran. Ruang
yang dimiliki yaitu ruang nyata. Teksturnya pun merupakan tekstur nyata dimana antara penglihatan dan
rabaan sama kasar.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa tiga dimensi murni dengan tema flora. Fungsi karya seni
dapat ditinjau secara umum, individual, dan sosial. Fungsi umum adalah sebagai seni murni untuk
hiasan atau pajangan. Fungsi individual sebagai pengekspresian perasaan kami. Sedangkan fungsi
social sebagai pendidikan (pelengkap tugas dalam proses pembelajaran) dan rekreasi (bagi orang yang
menikmatinya).
Ukiran ini ditata dengan proporsi yang ideal antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya.
Menerapkan keseimbangan simetris, dimana unsur antara bagian yang kiri dan kanan sama. Irama dalam
karya lukisan ini menggunakan tipe irama progresif, yaitu pengulangan dengan perubahan ukuran atau
perubahan bentuk dari suatu unsur. Kesatuan yang digunakan adalah dinamis dimana memiliki sifat
fleksibel, mudah menyesuaikan. Klimaks pada karya lukisan ini berfokus pada Bunga Teratai yang terletak
di tengah. Dengan kesatuan dari keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat membentuk suatu karya yang
harmonis baik secara subyektif maupun obyektif.
31
Ukiran ini mengungkapkan hasil kreasi saya dalam mengukir bunga
Brahma Kamal (Saussurea Obvallata) yang dikelilingi bulan sabit yang telah
dimodifikasi diungkapkan di atas tanah liat. Bunga Brahma Kamal biasanya
mekar pada pertengahan musim hujan (Juli-Agustus) di malam hari. Bunga
ini biasanya tumbuh di antara bebatuan dan rerumputan di lereng bukit
pada kisaran ketinggian 3000-4800 m. Langkah awal untuk membuat
karya ini adalah dengan menggambar sketsa di atas tanah liat, lalu diukir
menggunakan pisau ukir. Visual karya ini menekankan bentuk modifikasi
dari bunga Brahma Kamal dengan menambahkan detail-detail seperti bulan
sabit.
Unsur-unsur yang membentuk ukiran ini antara lain garis, bidang, ruang,
dan tekstur. Garis yang terbentuk yaitu garis melengkung dan garis lurus
bidang yang terbentuk yaitu bulat dan persegi. Ruang yang dimiliki yaitu
ruang nyata. Teksturnya pun merupakan tekstur nyata di mana antara
penglihatan dan rabaan sama.

32
• Bunga Brahma Kamal
Henny
17x17 cm
Ukiran Tanah Liat

Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa 3 dimensi murni dengan tema
flora. Fungsi karya seni dapat ditinjau secara umum, individual, dan sosial.
Fungsi umum adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan. fungsi
individual sebagai pengekspresian perasaan saya. Sedangkan fungsi sosial
sebagai rekreasi bagi orang yang menikmatinya
Ukuran ini ditata dengan proporsi yang ideal antara unsur yang satu dengan
unsur yang lainnya. Menerapkan keseimbangan simetris di mana unsur antara
bagian yang kiri dan kanan sama irama dalam karya ukuran ini menggunakan
tipe irama progresif yaitu pengulangan dengan perubahan ukuran dan atau
perubahan bentuk dari suatu unsur kesatuan yang digunakan adalah dinamis
dimana memiliki sifat fleksibel mudah menyesuaikan klimaks pada karya
ukiran ini berfokus pada bunga Brahma Kamal yang terletak di tengah dengan
kesatuan dan keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat membentuk suatu karya
yang harmonis baik secara subjektif dan objektif.

33
LUKISAN AQUAREL
onexhibition

35
• Bunga Anggrek
Aiswarya
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel

36
Karya lukisan “Bunga Anggrek” merupakan pemikiran pelukis yang
dicetuskan dari makna bunga Anggrek yaitu yang dapat diketahui dan
menyimbolkan perasaan siapa pun yang memberikannya, apakah itu
lambang cinta, pertemanan atau justru penghinaan.. Ditambah terdapat
seekor kupu-kupu yang sedang mencari sari bunga, dipercantik dengan
latar biru langit yang menyejukan. Karya lukisan ini menggunakan bahan
kertas dan cat aquarel. Teknik yang digunakan adalah teknik aquarel.
Dalam lukisan “Bunga Anggrek”, unsur garis pada karya terdapat garis
lengkung pada daun, batang, dan kupu-kupu. Unsur bidang terdapat pada
bentuk sayap kupu-kupu yang berbentuk lingkaran, bidang oval terdapat
pada bunga yang kuncup. Unsur tekstur yang digunakan dalam karya
lukisan ini bertekstur nyata (sama antara rabaan dan penglihatan) dimana
bertekstur kasar. Unsur warna terdiri atas warna primer merah (sayap
kupu-kupu) dan biru (latar); warna skunder ungu (bunga) dan hijau (daun);
serta tambahan warna hitam (badan kupu - kupu). Terakhir unsur gelap
terang karya seni ini memberikan keindahan dan unsur nyata pada karya.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa dua dimensi murni dengan
tema keindahan dan kesuburan alam. Karya seni berjudul “Bunga
Anggrek” dari fungsi umum sebagai seni murni untuk hiasan atau
pajangan, fungsi individual sebagai pengekspresian perasaan pelukis,
melalui suasana kesuburan alam, dan fungsi sosial sebagai rekreasi (bagi
orang yang menikmatinya).
Dalam nilai estetika harmoni, lukisan “Bunga Anggrek”, penataan unsur-
unsur rupa memperhatikan harmoni karya dan lukisan ini menarik serta
mengandung cerita di dalamnya. Lukisan ini ditata dengan proporsi
yang ideal antara unsur yang satu dengan yang lainnya sehingga
lukisan menjadi serasi. Menerapkan keseimbangan asimetris, dimana
unsur bagian kiri dan kanan berbeda tetapi memiliki kesan seimbang.
Irama yang diterapkan tipe progresif, yaitu pengulangan dengan
perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur. Kesatuan
yang digunakan adalah dinamis dimana memiliki sifat fleksibel, mudah
menyesuaikan dan terkesan bergerak. Klimaks pada karya lukisan ini
berfokus pada bunga anggrek. Jadi dapat disimpulkan karya lukisan
“Bunga Anggrek” dengan kesatuan dari keseluruhan prinsip seni akhirnya
dapat membentuk suatu karya yang harmonis baik secara subyektif
maupun obyektif.
37
• Bunga Lili dan Kupu-kupu
Candra
29,7x42 cm
Lukisan Aquarel

Karya lukisan “Bunga Lili dan Kupu-kupu” merupakan pemikiran pelukis yang dicetuskan dari
makna dari bunga lili yaitu kesuburan dan keindahan. Ditambah terdapat sepasang kupu-kupu
yang sedang mencari sari bunga, dipercantik dengan latar yang berwarna-warni yang semakin
menekankan kesuburan dan keindahan bumi. Karya lukisan ini menggunakan bahan kertas dan cat
aquarel. Teknik yang digunakan adalah teknik aquarel.
Dalam lukisan “Bunga Lili dan Kupu-kupu”, unsur garis pada karya terdapat garis lengkung pada
daun, batang, bunga dan kupu-kupu. Unsur bidang terdapat pada bentuk sayap kupu-kupu yang
berbentuk lingkaran, bidang oval terdapat pada bunga yang kuncup. Unsur tekstur yang digunakan
dalam karya lukisan ini bertekstur nyata (sama antara rabaan dan penglihatan) dimana bertekstur
kasar. Unsur warna terdiri atas warna primer merah (sayap kupu-kupu), biru (latar dan kupu-
kupu); warna skunder oranye (bunga), ungu (latar), hijau (daun dan latar); dan tambahan warna
hitam (sari bunga). Terakhir unsur gelap terang karya seni ini memberikan keindahan dan unsur
nyata pada karya.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa dua dimensi murni dengan tema lukisan yaitu
keindahan dan kesuburan alam. Fungsi Karya seni “Bunga Lili dan Kupu-kupu” dari fungsi umum
adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan.
38
Fungsi individual sebagai pengekspresian perasaan pelukis, melalui suasana kesuburan alam.
Sedangkan fungsi sosial sebagai rekreasi (bagi orang yang menikmatinya).
Dalam nilai estetika harmoni adalah suatu pola rupa yang ditempatkan dalam satu bidang dan
mengutamakan aspek keserasian antar unsur di dalamnya yang saling melengkapi. Karya lukisan ini
ditata dengan proporsi yang ideal/tidak janggal antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya
sehingga membuat lukisan menjadi serasi. Menerapkan keseimbangan asimetris, dimana unsur antara
bagian yang kiri dan kanan berbeda tetapi memiliki kesan seimbang. Irama dalam karya lukisan ini
menggunakan tipe irama progresif, yaitu pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan
bentuk dari suatu unsur. Kesatuan yang digunakan adalah dinamis dimana memiliki sifat fleksibel,
mudah menyesuaikan dan terkesan bergerak. Klimaks pada karya lukisan ini berfokus pada bunga lili.
Jadi dapat disimpulkan karya lukisan “Bunga Lili dan Kupu-kupu” dengan kesatuan dari keseluruhan
prinsip seni akhirnya dapat membentuk suatu karya yang harmonis baik secara subyektif maupun
obyektif.

39
• Bunga Kembang Sepatu
Dinda
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel

40
Karya diatas yang berjudul “Bunga Kembang Sepatu” merupakan ungkapan perasaan pelukis
yang dicetuskan melalui bunga kembang sepatu yang berwarna warni. Kembang sepatu putih
melambangkan kemurnian, kecantikan dan keanggunan. Kembang sepatu kuning dikaitkan
dengan kebahagiaan, cahaya matahari dan keberuntungan. Kembang sepatu pink memiliki arti
persahabatan dan ungkapan segala macam perasaan cinta kasih sayang. Kembang sepatu
ungu dikaitkan dengan misteri dan berkelas. Kembang sepatu merah adalah simbol cinta
dan gairah. Hal ini menunjukkan ungkapan perasaan terkait kehidupan sehari - hari di alam
semesta ini yang harus kita lewati dengan penuh kebahagiaan dan rasa kasih sayang sesama
makhluk hidup ciptaan Tuhan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Teknik yang
digunakan adalah teknik aquarel.
Ditinjau dari unsur dapat dilihat terdapat titik yang diperlukan untuk membentuk unsur seni
rupa lainnya, seperti garis, bidang, bahkan ruang. Garis yang digunakan adalah garis lengkung.
Lalu bidang yang digunakan bidang organik (lengkung bebas). Ruang pada lukisan diatas
menggunakan ruang dalam bentuk khayalan (ilusi). Tekstur yang terdapat yaitu tekstur nyata
karena memiliki nilai sama antara penglihatan dan rabaan yaitu kasar. Selanjutnya warna yang
digunakan warna pokok yaitu kuning, warna sekunder yaitu warna hijau dan warna ungu, serta
warna tersier yaitu warna ungu kebiruan dan warna jingga kemerahan. Selanjutnya ada gelap
terang yang memengaruhi nilai keindahan. Dari segi prinsip proporsi karya seni diatas sudah
memilki proporsi yang baik. Dari segi keseimbangan yaitu asimetris karena unsur kanan dan
kirinya tidak sama namun masih terkesan seimbang. Irama yang diterapkan tipe progresif.
Kesatuan yang digunakan tergolong tipe statis karena memiliki sifat tenang dan stabil.
Klimaks pada karya ini terdapat pada bunga kembang sepatu tersebut. Yang terakhir ada
harmoni sehingga menghasilkan hasil karya yang maksimal.
Lukisan “Bunga Kembang Sepatu” ini mengambil tema keindahan yang erat kaitannya dengan
kemurnian,kecantikan, dan keanggunan. Fungsi dari lukisan tersebut yaitu fungsi umum,
karena hanya dapat dipandang dan dinikmati hasilnya oleh orang banyak, fungsi individual
yaitu dimana kita dapat menikmati lusian tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara
emosional, dan fungsi sosial sebagai pendidikan yang dapat bermanfaat untuk orang lain yang
menikmatinya.
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2 yaitu estetis subyektif
dan estetis obyektif. Estetis subyektif meliputi keharmonian dalam suatu karya seni. Estetis
objektif merupakan nilai yang timbul dari prinsip karya seni rupa. Karya ini dengan kesatuan
dari keseluruhan prinsip seni dapat membentuk suatu karya yang harmonis baik secara
subyektif maupun obyektif.

41
Lukisan berjudul “Bunga Matahari” ini merupakan ungkapan khas karya dari
pelukis. Dalam gambar ini pembuat karya sebenarnya ingin mengungkapkan
makna dan filosofi dari bunga matahari yang menarik. Filosofi bunga
matahari tersebut memiliki arti kesetiaan dan ketulusan. Karena bunga
matahari selalu setia tumbuh mengikuti dan menghadap arah matahari
sejak terbit hingga terbenam. Bunga tersebut juga memiliki warna kuning
yang identik dengan arti kehangatan dan kebahagiaan. Karya seni rupa
yang berjudul “Bunga Matahari” diungkapkan dengan diawali sketsa
bunga matahari yang menghadap ke arah matahari diberi pulasan warna
menggunakan pensil warna. Teknik yang digunakan adalah teknik aquarel.
Ditinjau dari unsur dapat dilihat terdapat titik yang diperlukan untuk
membentuk unsur seni rupa lainnya, seperti garis, bidang, bahkan ruang.
Garis yang digunakan adalah garis lengkung. Bidang yang digunakan
adalah bidang organik (lengkung bebas). Ruang yang digunakan dalam
bentuk khayalan (ilusi). Tekstur yang terdapat pada lukisan tersebut tekstur
nyata karena memiliki nilai sama antara penglihatan dan rabaan yaitu
kasar. Selanjutnya ada gelap terang yang akan memberikan pengaruh nilai
keindahan.
Dari segi prinsip karya seni rupa meliputi, proporsi yang baik, terlihat dari
perbandingan bunga yang satu dengan yang lainnya yang sudah serasi
dengan keseimbangan asimetris. Irama yang diterapkan tipe progresif.
Kesatuan yang digunakan tergolong tipe. Klimaks pada karya ini terdapat
pada bunganya. Yang terakhir ada harmoni yaitu sebuah kesatuan dari
kesuluruhan prinsip sehingga menghasilkan hasil karya yang maksimal.
Lukisan yang berjudul “Bunga Matahari” ini mengambil tema alam. Aliran
dari karya diatas adalah Naturalisme. Karya seni rupa dua dimensi ini
memiliki fungsi umum karena hanya dapat dipandang dan dinikmati hasilnya
oleh orang banyak, fungsi individual yaitu dimana kita dapat menikmati
untuk memenuhi kebutuhan secara emosional, dan fungsi sosial yaitu
berfungsi sebagai pendidikan.
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2 yaitu
estetis subyektif dan estetis obyektif. Estetis subyektif meliputi keharmonian
dalam suatu karya seni. Estetis objektif merupakan nilai yang timbul dari
prinsip karya seni rupa. Karya ini dengan kesatuan dari keseluruhan prinsip
seni dapat membentuk suatu karya yang harmonis baik secara subyektif
42 maupun obyektif.
• Bunga Matahari
Gita
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel

43
• Sepasang Burung Tukan
Intan
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel

44
Kaya yang berjudul “Sepasang Burung Tukan” menampilkan hasil potretan
sepasang burung tukan yang sedang bertengger di atas dahan pohon dan
dikelilingi oleh bunga anggrek dan daun-daunan. Dalam menyelesaikan
karya ini, teknik yang diterapkan adalah teknik aquarel untuk mendapatkan
kesan gelap-terang (ruang) dengan sapuan warna transparan.
Unsur-unsur pada gambar tersebut antara lain yaitu, unsur titik (dahan
pohon), unsur garis: garis halus yang terdapat pada bunga; garis lengkung
pada dahan pohon dan burung, unsur bidang; (lingkaran) yang terdapat
pada bunga anggrek, unsur ruang khayalan, unsur tekstur semu, unsur
warna: (warna pokok) yang terdapat pada bulu kepala burung yaitu kuning;
langit yaitu biru, (warna sekunder) yang terdapat pada paruh burung
yaitu warna hijau; warna ungu pada bunga anggrek, dan warna netral
(hitam) pada badan burung dan (putih) pada ujung sayap burung, unsur
gelap-terang yang terdapat pada latar lukisan untuk memberikan kesan
mendalam karena adanya perbedaan intensitas cahaya. Prinsip-prinsip
harmonis dalam lukisan antara lain, proporsi secara keseluruhan telah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, keseimbangan asimetris, irama
tipe progresif, kesatuan metastatis, klimaks yang terdapat pada lukisan
yaitu pada objek burung karena memiliki penekanan terhadap ukuran dan
warna objek, lukisan tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip karya seni
rupa sehingga telah memenuhi prinsip harmoni.
Tema yang diterapkan dari karya seni rupa tersebut adalah flora dan
fauna. Fungsi karya seni dapat ditinjau secara umum, individual seniman,
dan sosial. Karya berjudul “Sepasang Burung Tukan” dari fungsi umum
adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan. Fungsi individual
sebagai ungkapan perasaan terhadap kehidupan pribadi melalui sepasang
burung tukan yang menggambarkan persaudaraan. Sedangkan fungsi
sosial sebagai rekreasi bagi orang lain yang menikmatinya.
Karya yang berjudul “Sepasang Burung Tukan” memiliki penataan unsur-
unsur rupa yang sangat memperhatikan unsur-unsur serta prinsip-prinsip
harmonis. Jadi dapat disimpulkan karya yang berjudul “Sepasang Burung
Tukan” memiliki unsur-unsur rupa pada visual lukisan yang harmonis
secara subyektif dan obyektif.

45
Karya lukisan “Bunga Kembang Sepatu” merupakan pemikiran pelukis
yang dicetuskan dari makna bunga Kembang Sepatu yaitu keindahan dan
kehalusan. Dipercantik dengan latar kuning dan biru yang menyejukan.
Karya lukisan ini menggunakan bahan kertas dan cat aquarel. Teknik yang
digunakan adalah teknik aquarel.
Dalam karya lukisan pastinya terdapat unsur-unsur yang membentuk karya.
Dalam lukisan “Bunga Kembang Sepatu”, unsur garis pada karya terdapat
garis lengkung pada daun. Unsur, bidang oval terdapat pada sari bunga.
Unsur tekstur yang digunakan dalam karya lukisan ini bertekstur nyata
(sama antara rabaan dan penglihatan) dimana bertekstur kasar. Unsur
warna terdiri atas warna primer merah (kelopak bunga), biru dan kuning
(latar); warna sekunder , hijau (daun). Terakhir unsur gelap terang karya
seni ini memberikan keindahan dan unsur nyata pada karya.
Karya seni rupa ini termasuk karya seni rupa dua dimensi murni dengan
tema yaitu keindahan dan kesuburan alam. Fungsi karya seni ini yaitu
fungsi umum adalah sebagai seni murni untuk hiasan atau pajangan,
fungsi individual sebagai pengekspresian perasaan pelukis, melalui
suasana kesuburan alam, dan fungsi sosial sebagai rekreasi (bagi orang
yang menikmatinya).
Karya lukisan “Bunga Kembang Sepatu”, penataan unsur-unsur rupa
memperhatikan harmoni karya dan lukisan ini menarik serta mengandung
cerita di dalamnya. Karya lukisan ini ditata dengan proporsi yang ideal/
tidak janggal antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya sehingga
membuat lukisan menjadi serasi. Menerapkan keseimbangan asimetris,
dimana unsur antara bagian yang kiri dan kanan berbeda tetapi memiliki
kesan seimbang. Irama dalam karya lukisan ini menggunakan tipe irama
progresif, yaitu pengulangan dengan perubahan ukuran atau perubahan
bentuk dari suatu unsur. Kesatuan yang digunakan adalah dinamis dimana
memiliki sifat fleksibel, mudah menyesuaikan dan terkesan bergerak.
Klimaks pada karya lukisan ini berfokus pada bunga Kembang Sepatu.
Jadi dapat disimpulkan karya lukisan “Bunga Kembang Sepatu” dengan
kesatuan dari keseluruhan prinsip seni akhirnya dapat membentuk suatu
karya yang harmonis baik secara subyektif maupun obyektif.

46
• Bunga Kembang Sepatu
Jessica
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel

47
• Bunga Kamboja
Maitri
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel
48
Karya diatas yang berjudul “Bunga Kamboja” merupakan ungkapan
perasaan pelukis yang dicetuskan melalui bunga kamboja yang sangat
indah. Bunga ini melambangkan keindahan, pesona, kasih, dan karunia.
Bunga kamboja kuning ini dikaitkan dengan kebahagiaan, cahaya
matahari, dan keberuntungan. Hal ini menunjukkan ungkapan perasaan
terkait keadaan atau kehidupn yang ada di alam semesta ini yang
seharusnya kita lewati dengan penuh kebahagiaan, penuh kasih saying,
keceriaan, dan selalu bersyukur atas karunia Tuhan yang amat besar
dan indah ini. Karya ini diawali dengan sketsa bunga yang terletak paling
di atas dari bunga yang lain lalu diikuti dengan menggambar bunga
selanjutnya serta memberi dedaunan di tepi-tepi bunga agar menjadi
satu kesatuan yang harmonis dan indah. Lukisan ini menggunakan
teknik aquarel.
Unsur-unsur seni rupa yang diperlukan/meliputi karya di atas seperti
garis, bidang, bahkan ruang. Dalam lukisan ini menggunakan warna
tersier yaitu jingga kekuning-kuningan dan kuning kehijau-hijauan, warna
sekunder yaitu hijau(biru+kuning), serta warna primer yaitu biru dan
coklat. Selanjutnya gelap terang pada karya ini menggunakan gelap
terang cahaya(gradasi). Lukisan ini memiliki keseimbangan asimetris
Karya ini memiliki kesatuan tipe statis yaitu bersifat tenang dan stabil.
Lalu klimaks pada karya ini terdapat pada bunga kamboja, secara
keseluruhan karya ini sudah memenuhi prinsip harmoni.
Lukisan yang berjudul “Bunga Kamboja” ini memiliki tema keindaan yang
berkaitan erat dengan pesona, kasih, bahagia, dan karunia. Karya seni
rupa di atas dikelompokkan menjadi karya seni rupa dua dimensi
Nilai estetika (keindahan) dalam karya seni dapat dibagi menjadi 2
yaitu estetis subyektif dan estetis obyektif. Estetis subyektif meliputi
keharmonian dalam suatu karya seni. Estetis objektif merupakan nilai
yang timbul dari prinsip karya seni rupa. Karya ini dengan kesatuan dari
keseluruhan prinsip seni dapat membentuk suatu karya yang harmonis
baik secara subyektif maupun obyektif.

49
Karya ini berjudul “Bunga Tulip” lukisan ini terinspirasi dari keindahan
bunga tulip, bunga tulip terlihat sederhana namun terkesan mewah
mampu menciptakan keindahan bagi yang melihatnya. Menggunakan
teknik aquarel dengan bahan kanvas dan cat air.
Unsur – unsur yang terdapat padaa lukisan ini yaitu garis lengkung
yang melambangkan kelembutan dan kelenturan. Warna yang
digunakan merah, biru dan kuning sebagai warna primer dan warna
tersier seperti merah muda, hijau tua, ungu, orange dan biru tua . Karya
seni ini memiliki proporsi yang pas, antara daun, bunga dan batang.
Menggunakan keseimbangan asimetris. Irama yang digunakan yaitu
progresif yaitu pengulangan dengan perubahan ukuran. Klimaks
terdapat pada objek bunga. Lukisan tersebut telah menerapkan prinsip-
prinsip karya seni rupa sehingga telah memenuhi prinsip harmoni.
Tema yang diterapkan dari karya seni rupa tersebut adalah flora . Fungsi
karya seni dapat ditinjau secara umum, individual seniman, dan sosial.
Karya berjudul “Bunga Tulip” ditinjau dari fungsi umum adalah sebagai
seni murni untuk hiasan atau pajangan. Fungsi individual sebagai
ungkapan perasaan dari pelukis yang takjub mmelihat keindahana dari
bunga. Sedangkan fungsi sosial sebagai rekreasi bagi orang lain yang
menikmatinya.

Nilai estetis subyektif karya lukisan ini meliputi keharmonian dalam


suatu karya seni. Lukisan ini telah sesuai dengan penataan unsur-unsur
seni rupa baik dari aspek proporsi, keseimbangan, kesatuan, dsb. Nilai
estetis objektif meliputi: proporsi, terlihat dari ukuran daun, batang dan
bunganya sudah memiliki keserasian yang tepat atau pas. Dari segi
Keseimbangan lukisan ini termasuk ke dalam keseimbangan asimetris
karena bagian kanan dan kirinya tidak sama, namun terkesan seimbang.
Dari segi Irama merupakan tipe progresif yaitu pengulangan dengan
perubahan ukuran atau perubahan bentuk dari suatu unsur. Dari segi
Kesatuan (unity), ternasuk kedalam kesatuan dinamis yang memiliki
sifat fleksibel dan mudah menyesuaikan. Dari segi Klimaks memiliki
klimaks pada bagian bunga tulip terutama pada bagian bunga yang
berwarna terang yaitu padaa bunga merah dan orange

50
• Bunga Tulip
Novanda
42x29,7 cm
Lukisan Aquarel
51
KIMIAONE XI A1
SMA NEGERI 5 DENPASAR
JL. Sanitasi No. 2 Denpasar
ONEXHIBITION (0361) 720 642

Anda mungkin juga menyukai