Anda di halaman 1dari 4

Apresiasi Seni Rupa 2D dan 3D

A. Seni rupa 2 Dimensi

1. Lukisan mencari Kutu Rambut karya

Judul : Mencari Kutu Rambut


Pelukis : Hendra Gunawan
Ukuran : 84cm x 65cm
Tahun : 1953
“Mencari Kutu Rambut” adalah sebuah lukisan karya
Hendra Gunawan yang terinspirasi dari kebiasaan Wanita
jawa disaat waktu luang pada zaman dahulu. Hendra melukis
lukisan ini selama beliau dipenjara, selain lukisan ini beliau
juga berkarya membuat lukisan lainnya yang bertemkan
tentang kehidupan masyarakat

Lukisan ini menampilkan subjek matter yaitu seorang Wanita yang sedang duduk mencati
kutu Wanita lain yang sedang memangku anak perempuannya yang memegang wayang.
Kemudian background berwarna biru dan terlihat seperti ada pohon. Lukisan ini
cenderung menggunakan warna yang soft sebagai salah satu perumpaan bahwa seorang
Wanita terkenal dengan lemah lembut. Keindahan lukisan ini tergambar jelas dengan
adanya ketiga sosok Wanita tersebut. Dengan berbagai model Wanita yang setiap Wanita
memiliki ciri khas tersendiri dan tetap menerangkan tentang kebudayaan jawa.

Detail yang begitu indah pada lukisan membuat lukisan terkesan memiliki makna yang
mendalam. Lukisan ini sangat menarik, indah, dan bagus. Dengan gambaran yang jelas
dan mendukung judul sehingga apa yang dipikirkan oleh apresiator tidak jauh-jauh dari
judul yang ditampilkan. Walaupun background warna dan baju Wanita pertama menyatu,
hal ini tidak mengurangi keindahan dari lukisan ini.

2. Lukisan “Kupas” karya Yudha Dwi Kurniawan

Judul : Kupas

Pelukis : Yudha Dwi Kurniawan

Ukuran : 75cm x 90cm

Media : Cat minyak dan akrilik di kanvas

Tahun : 2010
Lukisan yang berjudul “kupas” yang dibuat oleh Yudha Dwi untuk subjek utama berupa
sosok pisang yang didalamnya merupakan sebatang rokok digarap dengan pendekatan
realistic. Mungkin bagi beberapa orang lukisan ini aneh, namun sebenarnya lukisan ini sangat
bagus, dan menarik. Yudha menciptakan lukisan ini dalam rangka pameran Play#5 yang
diselenggarakan oleh HIMA Seni Rupa pada tahun 2010, dimana saat itu politik Indonesia
sedang tidak baik-baik saja.

Lukisan ini menggunakan warna merah, biru, hitam yang gelap menggambarkan bagaimana
keadaan pada saat itu. Warna kuning pada pisang menjadi salah satu hal yang sangat menarik
perhatian berada ditengah-tengah gelapnya warna-warna lainnya. Lukisan ini abstrak namun
memiliki makna mendalam. Gagasan pelukis sangat bagus sebagai bentuk apresiasi ataupun
bentuk sindiran dan hasil refleksi dari kejadian-kejadian yang saat itu sedang terjadi.

3. Lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci

Judul : Monalisa

Pelukis : Leonardo da Vinci

Ukuran : 53cm x 77 cm

Media : Cat minnyak di atas kayu polar

Tahun : 1911

Monalisa adalah lukisan hasil karya dari Leonardo da Vinci dan populer setelah dicuri dari
Museum Lovre. Lukisan ini menggambarkan seorang wanita berambut keriting, berwarna
kecoklatan dan mengenakan gaun panjang berwarna coklat serta dilengkapi dengan renda,
lalu dilapisi dengan kain lutsinar. Dalam lukisan ini, ia tidak terlihat memiliki alis dan bulu
mata serta jari kirinya belum sepenuhnya dilukis dengan selesai, serta memiliki noda hitam
disudut mata dan ujung dagunya.

Selain itu lukisan setengan badan ini menggambarkan wanita yang tatapannya menuju
pengunjung dengan ekspresi yang enigmatik dan misterius. Wajah Mona Lisa
menggambarkan terdapat sebuah senyuman yang mengandung arti tertentu. Lukisan ini
mengandung makna tertentu yang hanya diketahui oleh sang pelukis Pusat perhatian dari
lukisan ini dapat terlihat jelas Keselarasan lukisan sudah bagus yaitu antara unsurnya
memiliki kesatuan yang utuh Keseimbangan pada lukisan memberikan efek formal, memusat
dan informal. Penempatan unsur visual, keterpaduan unsur, ukuran pada lukisan sudah
seimbang.
B. Seni rupa 3 Dimensi

1. Patung Dewa Kwan Kong dari Kabupaten Tuban

Judul : Patung Dewa Kwan Kong

Karya : -

Ukuran : 30 Meter

Tempat : Kabupaten Tuban

Tahun : 2017

Patung ini didesign sesuai dengan perawakan dari Jendral perang berwajah merah dari zaman
tiga negara di daratan China yang begitu gagah dan berwibawa . Patung ini dibuat serealistis
mungkin dengan ukiran-ukiran indah dengan warna khas budaya khonghucu. Keindahan dan
yang ada pada patung ini merupakan hasil jerih payah seorang pengrajin yang sangat patut
untuk diapresiasi. Dengan kelindan warna hijau dan merahnya yang mencolok begitu menyita
perhatian.

Dibutuhkan Ketelitian, kesabaran, dikeluarkan untuk menciptakan sebuah patung yang


menjadi icon dari sebuah kota. Tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan konghucu,
pengrajin ini berhasil menghasilkan suatu karya hebat yang memikat banyak pecinta seni
maupun orang-orang biasa. Memiliki makna yang mendalam bagi para kaum konghucu
membuat patungnya ini semakin banyak diapresiasi dan sekarang dijadikan sebagai obyek
wisata di kabupaten Tuban

2. Patung Garuda Wisnu Kencana dari Bali

Judul : Patung Garuda Wisnu Kencana


Karya : I Nyoman Nuarta
Ukuran : 75m x 60m
Tempat : Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
Tahun : 2018

Patung Garuda Wisnu Kencana merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta.
Menurut saya design patung yang begitu indah yang merupakan wujud Dewa Wisnu yang
dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda ini
terlihat sangat gagah dan sangat memiliki makna yang mendalam. Dalam patung “Garuda
Wisnu Kencana” Karya I Nyoman Nuarta ini, tentunya terdapat unsur seni rupa. Dalam
karyanya ini terdapat unsur titik, garis, tekstur, ruang, dan warna.
Tekstur pada patung dapat dirasakan dengan indra peraba atau kulit kita karena tekstur
tersebut merupakan tekstur tiga dimensi, terasa sedikit kasar. I Nyoman Nuarta tidak
menggunakan warna buatan dalam patung ini, warna patung masih asli dari bahan yang
digunakan untuk membuat patung. Unsur gelap terang terlihat jika sebagian patung tidak
terkena cahaya. Patung “Garuda Wisnu Kencana” ini memiliki ruang yang dapat dimasuki
oleh pengunjung.

Patung Garuda Wisnu Kencana ini dibangun sebagai simbol dari misi penyelamatan
lingkungan dan dunia. Karena, dalam keyakinan umat Hindu yang diyakini oleh sebagian
besar warga Bali, Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara Alam Semesta. Ukiran-ukiran
indah pada burung Garuda menyimbolkan sebuah kebebasan dan dedikasi yang tanpa pamrih.
Patung garuda wisnu kencan menjadi icon kota Bali menjadikan bukti keindahannya tidak
dapat tergantikan oleh apapun, patung ini dapat dilihat jika kita sudah masuk pada wilayah
kota-kota di Bali.

Anda mungkin juga menyukai