Anda di halaman 1dari 7

Judul Lukisan: Pengemis (1974)

Pelukis : Affandi Koesoema

Gaya : Ekspresionis

Ukuran: 99 x 129 cm

Media: Cat Minyak di Atas Kanvas / Oil on Canvas

Lukisan Affandi ini menggambarkan seorang pengemis lewat gaya ekspresionisnya. Goresan-
goresan abstrak yang mengalir menggambarkan penderitaan dan betapa rentanya pengemis
tersebut. Pewarnaan coklat tua pada pengemis menampakkan ekspresi kerasnya kehidupan
pengemis. Ditambah warna kuning membuat suasana semakin muram.

Pemilihan objek pengemis pada lukisan Affandi ini mengekspresikan bagaimana kehidupan
masyarakat bawah baik dalam keadaan sosial maupun ekonomi. Pengemis yang dalam
kehidupan sehari-hari sering direpresentasikan kalangan rendah yang selalu mengandalkan belas
kasihan orang lain demi kelangsungan hidupnya digambarkan memiliki kehidupan yang sengsara
dan keras.

Namun Affandi juga memberikan corak-corak abstrak di luar objek pengemis yang melukiskan
kegiatan orang-orang di sekitar pengemis. Corak dan warna yang kuat membuat lukisan menjadi
dinamis dan semakin menekankan suasana kemuraman dan penderitaan pengemis.
Judul Karya : Liberty Enlightening the World, lebih dikenal dengan
nama Statue of Liberty atau Patung Liberty dalam bahasa Indonesia

Pencipta : Frédéric Auguste Bartholdi, Gustave Eiffel, Richard


Morris Hunt, Eugène Viollet-le-Duc

Bentuk Karya : Seni rupa Murni 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan : Terbuat dari Tembaga, Besi tempa, dan Baja serta
menggunakan Teknik cor

Corak/ Gaya/ Aliran Karya : Representatif

Deskripsi Singkat : adalah suatu patung berukuran raksasa yang terletak di


Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika Serikat. Patung ini
dihadiahkan Perancis untuk Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan merupakan suatu simbol
selamat datang untuk pengunjung, imigran dan orang Amerika yang kembali.
Sejarah : Patung perunggu yang diresmikan pada tanggal 28
Oktober 1886 ini merupakan hadiah seratus tahun kemerdekaan Amerika Serikat dan merupakan
ungkapan persahabatan antara kedua negara. Pemahat patung adalah Frederic Auguste Bartholdi,
dan Gustave Eiffel (desainer Menara Eiffel) merancang struktur penyangga dalamnya. Patung
Liberty adalah salah satu lambang AS yang paling terkenal di seluruh dunia, dan melambangkan
kemerdekaan dan kebebasan dari tekanan.

Pendapat Kelompok : Patung Liberty, Semua tahu bahwa patung ini


merupakan salah satu landmark paling terkenal di Amerika Serikat. Patung ini merupakan salah
satu dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Judul Karya : Patung Garuda Wisnu Kencana
Pencipta : I Nyoman Nuarta
Bentuk Karya : Seni Rupa Murni 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan : campuran tembaga dan baja


Corak/ Gaya/ Aliran Karya : Representatif

Deskripsi Singkat : Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi


di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri menjulang di dalam
kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya pematung
terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya
dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Sejarah : . Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata
ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat
dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini
merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat
dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan
lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung
terbesar di dunia dan mengalahkan Patung
Judul : Borobudur Pagi Hari
Tahun : 1983
Ukuran : 150 cm x 200 cm
Media : Cat Minyak

“Borobudur Pagi Hari” merupakan salah satu karya Affandi yang terinspirasi oleh megahnya
candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat Affandi melintas dan
memperhatikan Borobudur di pagi hari.
Obyek matahari selalu menarik perhatian di beberapa karya beliau sebagai fokus pendukung
utama. Warna – warna dingin dan suasana tenang mendominasi lukisan ini karena melukiskan
suasana pagi hari yang cerah . Dan dilukisan ini Affandy lebih nenonjolkan obyek alam sebagai
latar belakang. Perpaduan warna yang digunakan semakin menghidupkan lukisan tersebut karena
warna yang digunakan padu antara warna satu dengan warna yang lain.
Dan dilukisan tersebut gambar candi Borobudur terlihat sangat jelas tanpa kita harus
menganalisis makna lukisan tersebut. Dan bentuk mataharinya tidak menyerupai matahari tetapi
itu semua malah membuat lukisan tersebut bagus karena menyatu dengan warna langit yang ada
pada lukisan tersebut. warna hijua di lukisan tersebut menggambarkan pepohonan yang ada di
situ. walaupun gambar pohon tersebut tidak jelas tetapi sangat bagus. warnyapun juga kontras
dengan warna lainnya.
Title : "Kapal Dilanda Badai"
Artist : Raden Saleh
Year : 1837
Cat minyak pada kanvas.
Ukuran : 97 x 74 cm.

Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Kapal Dilanda Badai” (1837) ini merupakan ungkapan khas karya yang
beraliran Romantisisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang
terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang
rumit dan terpecah- pecah. Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal
yang dramatis, emosional, misterus, dan imajiner. Namun demikian, para seniman Romantisisme sering juga
berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.

Dalam lukisan “Kapal Dilanda Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan
yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih
menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.
Dari sudut atas, secercah sinar matahari yang memantul ke arah gulungan ombak, hal ini lebih memberi
tekanan suasana yang dramatis.

Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai Romantisisme, namun tema-tema karya lukisannya bervariasi,
dramatis, dan mempunyai elan vital yang tinggi. Karya-karya Raden Saleh tidak hanya terbatas pada
pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi. Sebagai contoh,
lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan). “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op
Java” (Berburu di Jawa). “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro). Meskipun
demikian, Raden Saleh belum sadar (sepenuhnya) berjuang menciptakan seni lukis Indonesia, tetapi dorongan
hidup yang diungkapkan tema-temanya sangat inspiratif bagi seluruh lapisan masyarakat, lebih-lebih kaum
terpelajar pribumi yang sedang bangkit nasionalismenya.

Noto Soeroto dalam tulisannya “Bij het 100ste Geboortejaar van Raden Saleh” (Peringatan ke-100 tahun
kelahiran Raden Saleh), tahun 1913, mengungkapkan bahwa dalam masa kebangkitan nasional, orang Jawa
didorong untuk mengerahkan kemampuannya sendiri. Akan tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan
(kesenian) tidak banyak dijumpai. Untuk itu, kebersihan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan
perhatian orang Jawa pada kesenian nasional.
LUKISAN PEMANDANGAN

Judul : Ngarai Sihanok

Karya : Wakidi

Secara teknis, penggambaran lukisan pemandangan alam ini menggunakan faedah

teknis yang telah menjadi kebiasaan dan ketentuan dalam seni lukis Belanda dan

Eropa. Dalam teknis perspektif harus di perhitungkan secara teliti dan mendetail. Ruang

Lukisan pun di bagi menjadi tiga bagian yaitu depan,tengah,dan belakang. Salah satu

dari ruang itu akan di tonjolkan dan di beri cahaya sedangkan ruang0ruang lainnya

akan di redam dan di matikan. Warna-warna pun di pilih dan di ambil dengan ketentuan

yang lazim, di campur baik-baik dan menghindari pencampuran di kanvas untuk

menjauhkan kesan kotor, dan kemudian di goreskan secara halus di atas kanvas.
KLIPING SENI BUDAYA
“ Seni Rupa Murni “

Disusun Oleh :
1. Achmad Mu’arif ( 01 )
2. Agus Zahid Mimbar ( 02 )
3. M. Abdul Majid ( 14 )
4. M. Arif Rahman Hakim ( 15 )
5. M. Syahrul Muntaha ( 20 )
6. Tino Aditya ( 27 )

Kelas IX A

SMP NEGERI 2 BRANGSONG


TAHUN AJARAN 2017 / 2018

Anda mungkin juga menyukai