Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SENI BUDAYA

“ MENGIDENTIFIKASI JENIS KARYA SENI RUPA“

OLEH
NADIA RAMADHANI
020212273

X MIPA 4
SMAN 12 BONE
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
MENGIDENTIFIKASI JENIS KARYA SENI RUPA

NO Karya Seni Rupa Identifikasi


.
1.  Deskripsi
Konsep lukisannya sendiri, sang seniman ingin
menunjukan suatu gambaran bagaimana perasaan
seseorang (pelukis) ketika tengah memainkan
gitar. Perasaan tersebut adalah perasaan yang
penuh warna, meliuk-liuk dengan tenang dan
gemerlap bagaikan bintang. Dan semua perasaan
tersebut telah tertuang dalam lukisan itu dengan
perwakilan-perwakilan tertentu pada objek-objek
atau komponen-komponen lukisan.
 Formal Interpretasi
Media yang digunakan dalam lukisan di atas
tergolong dalam mix media, dimana lebih dari satu
media digunakan dalam pembuatan lukisan ini.
Diantara media yang digunakan ialah cat minyak,
cat poster dan serbuk yang menyerupai perak.
Dikatakan bahwa penggunaan mix media tersebut
bertujuan agar dapat menimbulkan kesan meriah,
berwarna dan tidak monoton.
 Penilaian (Evaluasi)        
Banyak kelemahan dalam lukisan ini, diantaranya
adalah pemilihan warna yang tidak variatif karena
warna-warna yang dipilih banyak berupa warna
primer dan sedikit sekali digunakan warna
sekunder apalagi warna tersier, jadi warna-warna
pada lukisan tersebut cenderung tidak matang.
 Simbol, Jenis dan Fungsi Karya Seni Rupa
Konsep lukisannya sendiri, sang seniman ingin
menunjukan suatu gambaran bagaimana perasaan
seseorang (pelukis) ketika tengah memainkan
gitar. Perasaan tersebut adalah perasaan yang
penuh warna, meliuk-liuk dengan tenang dan
gemerlap bagaikan bintang
2.  Deskripsi
Dalam lukisan “mencari kutu rambut” nampak
Hendra menampilkan dua sosok wanita dewasa
dengan memakai baju kebaya sederhana dengan
rok menggunakan jarik, dan satu anak kecil yang
sedang memegang wayang dengan dipangku salah
seorang wanita dewasa. Wanita yang sedang
mencari kutu menggunakan baju berwarna biru
keputihan yang warnanya hampir sama dengan
warna backgroun yang ingin ditampilkan dengan
motif titik-titik berwarna-warni, dengan
menggunakan rok dari jarik warna coklat, dengan
rambut diikat.
Ekspresi wanita tersebut terlihat serius mencari
kutu pada wanita yang kedua. Wanita yang kedua
memakai baju kebaya sederhana juga berwarna
putih dengan motif, dan menggunakan jarik
dengan warna coklat namun hampir sama dengan
warna tanah yang ditampilkan, wanita kedua
terlihat rambutnya terurai panjang menandakan
bahwa dia yang sedang dicari kutu rambutnya.
Tanganya sedang memegang kapala anak kecil
dengan rambut agak pendek dengan baju berwarna
merah muda yang memegang sebuah wayang.
Kemudian background berwarna biru dan terlihat
seperti ada pohon. Lukisan ini cenderung
menggunakan warna yang soft dengan background
yang sederhana. Kemudian warna kulit ketiganya
sama, coklat keputihan.
 Analisis formal
Lukisan ini cenderung bergaya ekspresionis
dengan tampilan warna dan background yang
sederhana kemudian warna biru yang masuk pada
warna baju wanita pertama, kemudian warna tanah
yang masuk pada warna jarik wanita kedua.
Kebaya sederhana merupakan pakaian tradisional
jawa yang sering dikenakan oleh wanita-wanita
pada kesehariannya, dengan bertapihkan jarik
sebagai kombinasi pakaian yang ia pakai.
Kemudian dengan wanita pertama mengikat
rambutnya sehingga mirip seperti disanggul itu
juga menerangkan tentang kebudayaan jawa.
Kemudian pada wanita kedua dengan tanda yang
ada dijidatnya berupa warna hijau, merupakan
sebuah kebiasaan wanita di jawa jika iya baru
melahirkan. Rambut-rambut panjang yang terurai
juga mengesankan bahwa itu wanita jaman dahulu
yang masih kental dengan tradisi jawa. Kemudian
adanya bentuk wayang yang sedang dipegang anak
kecil sebagai mainan menegaskan bahwa
kebiasaan mencari kutu rambut yang ditampilkan
merupakan kebiasaan masyarakat dijawa.
 Evaluasi atau penilaian
Seniman seperti ingin menampilkan sebuah
kebiasaan yang terjadi di jawa yang biasanya
dilakukan oleh para wanita untuk mengisi waktu
senggangnya dengan duduk dan mencari kutu pada
wanita lainnya. Seniman menampilkan  salah satu
bentuk wayang yang divisualkan sedang dipegang
atau dimainkan anak kecil yaitu ingin
mempertegas bahwa ini adalah kebudayaan yang
terjadi dijawa. Kemudian pakaian kebaya juga
menjadi tanda bahwa seniman sedang ingin
menampilkan salah satu kebuadayaan yang ada di
Jawa bahwa ada salah satu kegiatan yang terjadi
untuk menjalin keharmonisan sebuah sodara atau
keluarga salah satunya adalah berkumpul dan
mencari kutu rambut.

3.  Deskripsi Karya
Lukisan karya pelukis Mulyo Gunarso ini berjudul
“Impian Sarang”. Karya ini digarap pada tahun
2012 dengan ukuran 130x150 cm menggunakan cat
akrilik pada kanvas. Lukisan yang berjudul “Impian
Sarang” tersebut menampilkan subject matter
sebuah sarang burung dengan keadaan alam yang
indah di dalamnya. Alam yang digambarkan berupa
gunung dan persawahan yang keadaannya masih
alami dan indah. Subjek pendukung pada lukisan
berupa pohon kering tau mati yang terlihat seperti
habis dibakar dan awan pada background yang
digarap secara transparan. Unsur warna yang
terdapat pada subject matter adalah : warna coklat
pada sarang, warna hijau pada pepohonan, kuning
pada sawah dan biru keabu-abuan untuk warna
gunung. Sedangkan untuk background, terdapat
warna putih dan abu-abu yang terlihat transparan.
 Analisis Formal
Representasi visual ditampilkan dengan bentuk
realis yang terencana, tertata dan rapi, sesuai
dengan konsep realis yang menyerupai bentuk asli
suatu objek. Penggunaan gelap terang warna juga
telah bisa memvisualisasikan gambar sesuai nyata.
Penggarapan background yang transparan dengan
warna abu-abu kontras dengan warna sarang yang
entah disadarinya atau tidak. Sehingga jika dilihat
dari kejauhan, background itu sendiri malahan lebih
menarik perhatian audien dari pada subjek
utamanya.
 Interpretasi
Dalam lukisan yang berjudul “Impian Sarang”
ini, sang seniman mencoba menampilkan keadaan
negeri yang telah banyak kerusakan. Kerusakan
tersebut digambarkan pada background yaitu
pohon-pohon yang kering tak berdaun dan mati
yang seperti terlihat habis dibakar. Selain itu,
seniman juga menampilkan gambar asap atau awan
yang menggambarkan polusi udara yang dihasilkan
dari pabrik, gas buang kendaraan bermotor, dan
juga pembakaran hutan yang sering terjadi di negeri
kita. Sebenarnya kerusakan yang sudah terjadi di
negeri kita bukan hanya pembakaran hutan yang
mengakibatkan polusi udara yang parah, tetapi
masih banyak lagi seperti banjir, tanah lonsor,
kekeringan dan lain sebagainya. Pada lukisan ini
seniman memilih pembakaran hutan sebai
gambaran kerusakakan negeri kita karena  setiap
tahun hal itu terjadi dan terus berulang-ulang.
Kemudian pada lukisan ini juga terdapat sebuah
sarang burung dengan keadaan alam yang indah di
dalamnya. Sarang burung ini diibaratkan oleh
seniman sebagai bumi atau negeri kita, yaitu
sebagai tempat tinggal, tempat berlindung dan
tempat beraktivitas sehari-hari. Sedangkan alam
yang indah merupakan impian dari keadaan negeri
kita yaitu tanah yang subur, udara yang segar tanpa
polusi, air yang jernih dan keadaan yang damai.
Keadaan seperti itulah yang sebenarnya diimpikan
oleh seniman pada negeri kita.
Perkembangan zaman yang begitu pesat
mengakibatkan manusia menjadi serakah, egois,
individualis dan acuh tak acuh terhadap sesama
juga terhadap alam. Hal inilah yang mengakibatkan
kerusakan di negeri kita. Gunarso lewat karya
lukisannya ini seolah ingin memberi penyadaran
kepada kita, untuk memulai menyelamatkan dan
melestarikan alam negeri kita.
4.  Deskripsi Karya
Karya lukis oleh Edvard Munch yang berjudul
The scream adalah sebuah lukisan ekspresionsis
yang telah banyak menjadi inspirasi oleh seniman
lain yang berbeda aliran. Lukisan ini dianggap
oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling
penting. Lukisan ini  melambangkan manusia
modern yang tercekam oleh serangan angst
(kecemasan eksistensial, dengan cakrawala yang
diilhami oleh senja yang merah, yang dilihat
setelah letusan Gunung Krakatau pada 1883.
Background  di dilukisan adalah Oslofjord, yang
dilihat dari bukit Ekeberg. Kadang-kadang
lukisan ini disebut juga The Cry ("Tangisan").
Medium lukisan the scream adalah kadmium
kuning, merah terang dan biru laut yang
dikerjakan diatas karton yang memiliki ukuran 91
x 73,5 cm. Pengerjaan lukisan ini dinilai cukup
bagus karena Edvard berhasil menggabungkan
berbagai warna yang membuat keserasian didalam
lukisan ini menjadi hal yang menambah daya tarik
dari karya lukisan ini serta dengan adanya sesosok
manusia yang digambar dengan gaya yang unik
membuat lukisan ini mempunyai ciri khas
tersendiri.
 Analisis karya
Lukisan ini memiliki banyak teori tentang
maknanya salah satunya adalah keadaan Edvard
ketika dia melihat langit yang berubah menjadi
merah darah saat dia berjalan jalan diluar. Maka
dapat disimpulkan bahwa sebetulnya lukisan ini
adalah penggambaran perasaan Edard saat dia
dirundung rasa cemas dan rasa panic yang
menimpanya saat dia mendengar “Jeritan alam”
dimana dia berusaha untuk menutup telinganya
dengan kedua tengannya untuk tidak mendengar
“Jeritan Alam” sehingga seolah – olah dia
mengalami serangan panic. Posisi di mana ia
melukiskan dirinya sendiri adalah reaksi refleks
yang khas dari siapapun yang berjuang untuk
menghindari suara yang menekan, entah suara
yang sungguhan atau yang dibayang-bayangkan.
 Kritikan Pada Karya Seni
Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara
mengenai baik atau buruk, salah atau benar
melainkan mengenai pemaknaan tersebut
meyakinkan atau tidak. Karya seni dapat dinilai
dengan berbagai kriteria dan aspek, Barret,
menyederhanakan penilaian karya seni ke dalam 4
kategori yaitu realisme, ekspresionisme,
formalism, dan instrumentalisme. Lukisan ini
memiliki ciri khas yang kemudian menambah
nilai jual lukisan ini. Secara keseluruhan lukisan
ini dapat dibilang sebagai lukisan yang luar biasa
tetapi banyak juga yang bilang bahwa lukisan ini
mengerikan karena penggambaran sosok manusia
yang dapat dibilang “aneh” membuat banyak
orang tidak menyukai lukisan ini. Meski begitu
lukisan ini memiliki banyak penggemar dan
menjadi salah satu lukisan yang paling unik
didunia.
  

5.  Deskripsi
Lukisan berujudul Istriku dan Kebun
Kecilnya berukuran 1 x 2 m. Lukisan ini terbagi
atas latar depan, latar tengah, dan latar belakang.
Latar depan ditunjukkan dengan seorang wanita,
seekor hewan, dan beberapa bentuk pepohonan.
Latar tengah ditunjukkan dengan dua wanta yang
duduk di bangku dan di sebelahnya sebuah
keranjang, meja antik yang ada bagian atasnya
terdapat satu buah keranjang kecil, dan satu buah
gelas. Latar belakang ditunjukkan dengan
keberadaan tiga wanita.
Dengan demikian, dalam lukisan ini terdapat
enam figur wanita dengan beberapa posisi yang
sedang melakukan aktivitas. Lukisan ini
didominasi dengan warna hijau, biru, dan kuning.
Bentuk-bentuk yang tampak, antara lain
pepohonan, salur-saluran daun, serta ranting yang
berwarna biru, hijau, dan coklat.
 Analisis Formal
Keberadaan garis dalam lukisan ini pada
dasarnya berfungsi sebagai identitas bentuk
sehingga bentuknya dapat dikenali. Garis sebagai
identitas bentuk, sepertihalnya bentuk-bentuk
yang tampak pada wanita, hewan, pohon, daun,
bangku panjang, meja, keranjang kecil, gelas, pot
bunga, dan sangkar burung.
Bangun (shape) pada lukisan ini terjadi karena
dibatasi oleh sebuah garis, juga dibatasi oleh
warna yang berbeda atau oleh gelap terang. Hal
ini ditunjukkan seperti pada figur istri yang duduk
pada bagian latar depan, latar tengah, dan latar
belakang.
Adapun warna-warna, seperti hijau, kuning,
biru, putih, coklat, hitam, dan sebagainya yang
hadir dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda
pada bentuk yang membedakan ciri bentuk atau
benda satu dengan yang lainnya. Dalam
pengorganisasian unsur-unsur seni yang ada,
penempatannya menimbulkan kesan seimbang
dan harmonis. Pengorganisasiannya menunjukkan
keterpaduan secara utuh dan menyatu.
 Interpretasi
Lukisan ini mengungkapkan suatu
pengamatan dari pelukisa secara menyeluruh,
artinya menghadirkan keadaan istrinya dengan
beberapa aktivitas yang ada dalam kebun
kecilnya. Secara keseluruhan lukisan ini
menunjukkan nuansa warna sejuk, antara lain
warna hijau kekuningan dan warna tanah atau
kecokelatan. Penempatan objek istri yang tersebar
ke segala bidang tetap seimbang dan harmonis.
Tarikan garis yang kuat menampilkan karakter
atau kemampuan pelukis dalam
mengungkapkannya.
 Evaluasi
Hasil analisis terlihat wanita sebagai objek utama
dalam lukisannya. Pengorganisasian unsur seni
seimbang, menyatu, dan harmonis. Adapun
komparasi dengan lukisan yang lain (dua penari
dan pengantin cucakrawa) memberikan dukungan
kuat, baik dari segi teknik, wujud, dan isi. Bertitik
tolak dari hasil sintesis dan hasil komparasi
lukisan lainnya, lukisan berjudul Istriku dan
Kebun Kecilnya menunjukkan makna inovasi
ekspresi artistik yang tinggi. Hal ini didukung
dengan kemampuan pelukis memadukan antara
media, teknik, pengorganisasian struktur rupa dan
isi.

Anda mungkin juga menyukai