cukup besar terhadap seluruh dimensi kehidupan manusia tidak terkecuali bagi
mahasiswa. Hal ini tidak dapat di hindari oleh mahasiswa khususnya di masa
di suguhi oleh materi-meteri yang install melalui media digital (google) yag
menjadi konsumsi harian mahasiswa itu sendiri. Contohnya ketika diberi tugas
membaca serta menyebabkan kreatifitas menurun dan yang paling parahnya cara
berfikir yang ilmiah tidak lagi pernah di asa. Sehingga mahasiswa seperti
kehilangan arah dalam merespon arus globalisasi karena adaya yang instan yang
justru memanjakan diri mahasiwa untuk tidak berjuang dan berfikir berkali-kali
demi mendapatkan hasil yang memuaskan. Copy paste hasil karya orang lain tidak
dunia akademik bagi mahasiswa tidak cukup untuk menghadapi era modernisasi
dan globalisasi pada abad 22. Di tengah persaingan yang semakin ketat dalam
mendapatkan kesempatan kerja, dibutuhkan kemampuan soft kill dan hard skill
yang baik. Terutama bagi mahasiswa baru dalam memasuki dunia pendidikan di
globalisasi sebagai perannya yaitu agen social of change ataupun agen social of
control sebagai sebuah amunisi dari maju mundurnya sebuah bangsa yang
senantiasa siap untuk selalu mengambil peran dan sumbangsinya untuk kemajuan
ataupun konsep membangun bangsa di era globalisasi sekarang ini. Untuk itu
mahasiswa perlu untuk membekali diri dengan ilmu agama serta pikiran kritis
agar dapat lebih berpikiran terbuka tentang nilai moralitas dan persoalan
suatu bentuk kemunduran dan keterbelakangan mental serta moral generasi muda
pada era globalisasi. Karena mereka tidak lagi memikirkan persoalan ideologi
dalam tataran makna, tetapi pada tataran perbuatan. Untuk itu, mindset dan pola
pikir mahasiswa harus diubah agar lebih mencerminkan seorang intelektual yang
akibat globalisasi. Untuk itu mahasiswa perlu ditempa dalam sebuah wadah dalam
proses didikan, seperti aktif dalam sebuah organisasi dalam upaya pengemblengan
perkembangan zaman, seperti mengikuti kursus bahasa asing guna bersaing dan
menuju kedewasaan dan mewujudkan diri sebagai generasi muda yang sanggup
berkompetensi dalam persaingan global. Oleh karena itu, mahasiswa harus ikut
mahasiswa yang memiliki kepribadian yang cerdas, kritis, dinamis dan berempati
bisa menggunakan akalnya dengan baik, tidak mudah percaya dengan suatu
kebenaran yang belum diketahui faktanya, mampu untuk menempatkan diri dalam