PEMBAHASAN
A. Pengertian Penalaran
Selama kita sadar maka kita selalu berfikir. Pada waktu kita berfikir, dalam
benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata.
Kegiatan ini dapat tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran penuh,
misalnya saat kita melamun. Kegiatan berfikir yang lebih tinggi dilakukan secara
sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai
kepada kesimpulan atau disebut dengan bernalar.
Proses penalaran/bernalar merupakan proses berfikir yang sistematis untuk
memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Penalaran merupakan proses berpikir
secara logis dengan menghubungkan fakta untuk memperoleh kesimpulan. Term
adalah kata atau kelompok kata yang dapat menjadi subjek atau predikat dalam
kalimat proposisi. Misalnya, semua tebu manis. Semua tebu adalah term, manis juga
term karena unsur-unsur tersebut menjadi subjek atau predikat kalimat bersangkutan.
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
kesatuan term-term yang membentuk kalimat. Kalimat yang tergolong proposisi
hanyalah kalimat berita yang netral, sedangkan kalinat lain, seperti kalimat perintah
atau kalimat inversi tidak dapat digolongkan sebagai proposisi karena kalimat-kalimat
tersebut umumnya tidak lengkap. Contoh proposisi, antara lain sebagai berikut.
a. Ayam adalah kelas burung.
b. Adik tidak sakit.
c. Dia berdiri di pinggir pantai.
B. Jenis Penalaran Induktif dan Deduktif
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni
penalaran induktif dan deduktif.
1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu
yang khusus menuju sesuatu yang umum. Penalaran Induktif dapat dilakukan
dengan tiga cara:
a) Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai
semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka
dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi,
wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen,
statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial
ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang
membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau
menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar
atau haus, sakit atau tidak nyaman.
Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa
kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera
adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan
turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat
generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi
turunannya melalui kelahiran.
b) Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala
khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah
kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik
di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang
berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan
demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau
esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah
sebagai berikut:
Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari
bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan
kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter
anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan
bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang
juga akan terjadi pada manusia.
Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of
California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap
pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang
mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina
dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya
tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah
dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu.
Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil
kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya.
Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan
anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus,
akan terjadi pula pada manusia.
e) Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan
kepentingan gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah
dari yang paling penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.
D. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan
atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok
tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian
penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah
penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen
kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan
yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak
dapat ditinggalkan. Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empiric
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta
empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
1. Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik suatu kesimpulan dari suatu
prinsip atau sikap yang berlaku umum untuk kemudian ditarik kesimpulan
yang khusus.
Contoh: Al- musaddadiyah adalah sebuah yayasan yang menyediakan
berbagai jenjang pendidikan, seperti SD, SMP, MTS, SMA, MA, SMK,
Perguruan Tinggi dan Pesantren.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara
langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
1. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung atau entimen, adalah suatu proses
penarikan kesimpulan yang ditarik dari satu premis.
Misalnya:
Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penarikan simpulan secara tidak langsung atau silogisme, adalah suatu
proses penarikan kesimpulan yang memerlukan dua data sebagai data
utamanya. Dari dua data ini, akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis
yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua
adalah premis yang bersifat khusus.
Pola penarikan kesimpulan tidak langsung atau silogisme, dapat
dikelompokan kedalam beberapa jenis:
1. Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme kategorial adalah, silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi (pernyataan). Dua proposisi merupakan premis
dan satu proposisi, merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum,
disebut premis mayor. Dan premis yang bersifat khusus disebut premis
minor.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas
pernyataan umum, pernyataan khusus, dan kesimpulan. Akan tetapi,
premis umumnya bersifat pengandaian. Hal ini ditandai adanya
penggunaan konjungsi jika dalam pernyataannya
3. Silogisme Alternatif
` Silogisme ini menggunakan pernyataan umum yang memiliki
dua alternatif. Jika alternative satu itu benar menurut pernyaataan
khususnya, alternatif yang lain itu salah.
4. Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk
silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah
diketahui secara umum. Yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan.