salah satu contoh golongan Brahmana (Brahmana Warna) dalam ajaran Catur Warna. Brahmana Warna merupakan golongan fungsional di dalam masyarakat yang menitikberatkan pada pengabdian dalam swadharma di bidang kerohanian serta memberikan pembelajaran terkait ilmu pengetahuan. Brahman disimbolkan dengan warna putih. Brahmana berasalh dari kata brh, yang artinya tumbuh. Hal ini sesuai dengan fungsinya untuk menumbuhkan daya cipta rohani umat manusia untuk mencapai ketentraman hidup lahir batin. Seorang brahmana wajib mempelajari dan memelihara veda, serta tidak melakukan pekerjaan duniawi. Dalam ajaran warna, seseorang dikatakan menyandang gelar Brahmana karena keahliannya dalam bidang pengetahuan keagaaman. Sehingga status sebagai Brahmana tidak dapat diperoleh sejak lahir, melainkan dengan menekuni ajaran agama dan pengetahuan. Gambar di samping (Pedagang) merupakan salah satu contoh golongan Waisya (Waisya Warna) dalam ajaran Catur Warna. Waisya warna disimbolkan dengan warna kuning. Golongan ini merupakan golongan fungsional dalam masyarakat yang menitikberatkan pengabdian di bidang kesejahteraan masyarakat (perekonomian, industri, dan lain sebagainya). Waisya merupakan golongan para pedagang, petani, nelayan, peternak, investor, serta profesi lainnya yang berkaitan dengan perniagaan. Kewajiban dari golongan waisya adalah membantu memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) dari golongan lainnya. Waisya bersama dengan golongan brahmana dan kesatria disebut sebagai tri wangsa yang berarti tiga kelompok golongan karya atau profesi yang menjadi pilar penciptaan kemakmuran masyarakat. Ksatria warna merupakan golongan dalam Catur Warna yang disimbolkan dengan warna merah. Golongan ini memiliki fungsional dalam masyarakat yang menitikberatkan pengabdian pada bidang kepemimpinan, pertahanan, keperwiraan, serta keamanan negara. Tentara pada gambar di samping merupakan salah satu contoh golongan Ksatria warna. Selain tentara, polisi, TNI, pejabat, PNS, serta perangkat pemerintahan lainnya juga termasuk ke dalam Ksatria warna. Mereka yang disebut kesatria (Ksatriya) adalah mereka yang memperlihatkan cir-ciri kesatria seperti yang disebutkan dalam Bhagawad Gita XVII.43, yaitu : sauryam (pemberani), tejo (lincah), dhritir (teguh), daksyam (pandai menyelesaikan tugas), yuddhe (siap bertempur), apalayamam (tidak pengecut), dana (dermawan), iswarabhawa (berwibawa). Sudra warna dalam ajaran catur warna, disimbolkan dengan warna hitam. Golongan ini merupakan golongan fungsional di dalam masyarakat yang menitikberatkan pengabdian pada bidang ketenagakerjaan. Sudra merupakan golongan para pelayan yang membantu golongan brahmana, kshatriya, dan waisya agar pekerjaan mereka dapat terpenuhi dan terselesaikan dengan baik. Gambar di samping (buruh) merupakan salah satu contoh golongan sudra. Selain itu, profesi lainnya yang mengabdikan diri atau bekerja di bawah perintah dari tiga golongan lainnya juga termasuk kedalam golongan sudra. Kaum sudra di jaman modern seperti saat ini adalah semua staff perkantoran, karyawan, bahkan termasuk supervisor, dan direktur. Pada kitab suci weda sarasamuccaya sloka 60 disebutkan bahwa tugas dari golongan sudra (Sudra warna) yaitu “adapun tingkah laku seorang sudra, bhakti membantu seorang brahmana, ksatriya, dan waisya, sebagaimana seharusnya ia berbuat, apabila ketiganya merasa puas, itu akan menghilangkan dosanya, berhasil segala usahanya.”