Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN PSIKOLOGI

“PSIKOLOGI PADA WANITA DEWASA”

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Nama : Naya Azizah (0122009)


Nama : Septia Ardani (0122013)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BOGOR HUSADA
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.,
melimpahkan rahmat dan karunianya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Psikologi dengan judul
“PSIKOLOGI PADA WANITA DEWASA”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.

Dalam makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangannya baik pada cara
penulisan maupun materi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.

Makalah ini ditujukan kepada dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
yaitu Ibu Yuanita Viva Avia Dewi, SST, SPd, M.Kes. yang telah memberikan bahan
materi untuk dijadikan makalah. Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis
mengucapkan Terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Bogor, 1 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

2.1 Tinjauan Teoritis .................................................................................................... 3


2.1.1 Definisi Psikologi ............................................................................................. 3
2.1.2 Definisi Dewasa ............................................................................................... 3
2.1.3 Definisi Wanita ................................................................................................ 3
2.2 Pembahasan ............................................................................................................. 4
2.2.1 Wanita dewasa teori Reva Rubin .................................................................. 4
2.2.2 Wanita dewasa teori Ramona T. Mercer ...................................................... 7
2.2.3 Adat kebiasaan melahirkan ........................................................................... 9
2.2.4 Emosi pada saat melahirkan dan proses persalinan .................................... 9
2.2.5 Faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran ....................... 11
2.2.6 Reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran ...................... 12
2.2.7 Reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran ........................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15


3.2 Saran ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pedewasaan bisa diartikan sebagai satu pertanggungjawaban penuh
terhadap diri sendiri atau bertanggung jawab atas nasib dan pembentukan diri
sendiri. Bertanggung jawab bisa diartikan sebagai memahami arti dan hidup
berdasarkan norma susila dan nilai etis tertentu, serta berusaha mencapai nilai-nilai
yang sudah dikenalnya.
Pada usia kedewasaan, Wanita muda mulai memahami konstitusi diri
sehingga timbul semacam pengenalan diri untuk memahami keadaan dan batas-
batas kemampuan diri sendiri. Tanpa memahami diri sendiri, seseorang akan selalu
dimanipulasi oleh nafsu dan impuls sesaat, sehingga kehidupannya akan tetap ada
pada masa primitif atau masa kekanak-kanakan belaka. Tanpa mengenal diri,
seseorang hanya mampu meniru tingkah laku orang dewasa lainnya tanpa satu
kesadaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana masa kehamilan teori rubin dan ramona mercer?
2. Bagaimana adat kebiasaan melahirkan?
3. Bagaimana emosi pasa saat melahirkan dan proses persalinan?
4. Bagaimana faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran?
5. Bagaimana reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran?
6. Bagaimana reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masa kehamilan teori rubin dan ramona mercer.
2. Untuk mengetahui adat kebiasaan melahirkan.
3. Untuk mengetahui emosi pada saat melahirkan dan proses persalinan.
4. Untuk mengetahui faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran.
5. Untuk mengetahui reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran.

1
6. Untuk mengetahui reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran.

1.4 Manfaat
1. Manfaat penulisan makalah untuk mahasiswa
Untuk meningkatkan pemikiran kritis, belajar berpikir sistematis, dapat
menambah pengetahuan tentang psikologi masa dewasa wanita.
2. Manfaat penulisan makalah bagi masyarakat
Untuk menambah informasi dan pengetahuan seputar psikologi masa
dewasa wanita.
3. Manfaat makalah bagi Institusi
Agar dapat digunakan sebagai tambahan wawasan untuk proses
pembelajaran dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
bagi mahasiswanya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Definisi Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia pada hubungan dengan lingkungan, baik mengenai gejala, proses,
maupun latar belakangnya. Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan
proses mental, baik normal maupun abnormal, dan pengaruhnya terhadap
prilaku atau ilmu pengetahuan mengenai gejala dan kegiatan jiwa yang
dipelajari oleh filsafat serta ilmu fisiologi. Gejala-gejala kejiwaan sudah
dipelajari oleh ahli-ahli filsafat sejar 500 atau 600 tahun SM, diantaranya adalah
socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322SM).
Namun kemudian psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada
tahun 1879.

2.1.2 Definisi Dewasa


Dewasa menurut psikologi adalah perubahan fisik, kognitif, dan sosio-
emosional seorang individu yang dimulai setelah seseorang melepas masa
remajanya. Pada fase dewasa ini, seseorang dianjurkan untuk membentuk suatu
jati diri dan hubungan interpersonal dengan orang lain.

2.1.3 Definisi Wanita


Menurut Shaqr (2006) wanita adalah salah satu dari dua jenis manusia
yang diciptakan. Sebagai manusia, wanita juga diharapkan mampu
menjalankan semua hak-hak dan kewajiban yang terlimpah kepadanya.

Menurut Murad (dalam Ibrahim, 2005) mengatakan bahwa wanita


adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan
dorongan intinkif yang berhubungan erat dengan sejumlah kebutuhan organik
dan fisiologis.ia sangat melindungi dan menyayangi anak-anaknya terutama
yang masih kecil.

3
Maka dapat disimpulkan bahwa wanita adalah seorang gadis
mengandung daya tarik kecantikan dan memiliki sifat keibuan yang telah
mencapai usia dewasa dan telah dapat memiliki kematangan secara emosi dan
afeksi serta memiliki sifatsifat khas kewanitaan.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Wanita dewasa teori Reva Rubin
Rubin mengemukakan teorinya setelah melakukan bebe- rapa
penelitian. Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya
adalah pencapaian peran ibu. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut
seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas
berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu
mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran seorang
ibu. Walaupun proses ini mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif
misalnya dalam intervensi atau tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi
seorang wanita terutama calon ibu untuk mempelajari peran yang akan
dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan
dihadapinya khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah
melahirkan.

Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai


harapan sebagai berikut:

a. Kesejahteraan ibu dan bayi


b. Penerimaan Masyarakat
c. Penentuan identitas diri
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima.

Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :

a. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk


dapat berperan sebagai calon ibu dan mampu memperhatikan
perkembangan janinnya.

4
b. Membutuhkan sosialisasi.

Tahapan Psikososial (Psikososial stages)

1. Anticipatory stage: pada tahap ini ibu melakukan latihan peran dan
memerlukan interaksi denganm anak yang lain.
2. Honeymoon stage: ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya pada
tahap ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.
3. Plateu stage: pada tahap ini ibu akan mencoba sepenuhnua apakan ia telah
mampu menjadi ibu, tahap ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan
ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disengagement: tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan
peran dihentikan. Pada tahap ini peran sebagai orangtua belum jelas.

Arti dan Efek Kehamilan Pada Pasangan

1. Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan


sampai 3 bulan setelah melahirkan.
2. Pria juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya
hamil
3. Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada
:
a. Hubungan ibu dengan pasangan
b. Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c. Hubungan ibu dengan individu yang unik dan anak.
4. Ibu tidak pernah lagi jadi sendiri
5. Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan
a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu
tubuh
b. Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c. Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi
untuk mempersiapkan fungsi keluarga.

5
Reaksi yang umum pada kehamilan
a. Trimester I : ambivalen, takut, fantasi, khawatir
b. Trimester II : perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan selfcentered.
c. Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, jelek, menjadi lebih
introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil
3 aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu
a. Gambaran tentang idaman
b. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut
memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman darinya. Gambaran
diri ini yang digunakan oleh wanita untuk menggambarkan dirinya.
c. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik yang
terjadi selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang terjadi selama
kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin melihat beberapa tahap fase aktivitas penting sebelum seseorang
menjadi ibu
a. Taking On
Pada fase taking on, wanita meniru dan melakukan peran ibu. Fase ini
dikenal sebagai tahap meniru.
b. Taking In
Pada fase taking in, fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai
membayangkan peran yang dilakukannya pada tahap sebelumnya.
Introjection, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita
membedakan model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya.
c. Letting Go
Tahap letting go, merupakan fase dimana wanita mengingat kembali proses
dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pengalaman baik interpersonal

6
maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu dirinya (sebelum
proses) yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, serta
harapan unutk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan
meninggalkan perannya pada masa lalu.

2.2.2 Wanita dewasa teori Ramona T. Mercer


Mercer banyak memfokuskan teorinya pada pengembangan teori
dengan menerapkan hasil penelitian dalam asuhan terhadap ibu. Dalam
teorinya Mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian
peran ibu. Orang menilai teori Mercer ini berorientasi ke arah praktek. Mercer
memperhatikan wanita pada waktu melahirkan. Ia mengidentifikasi seorang
wanita pada hari awal postpartum menunjukkan bahwa wanita lebih
mendekatkan diri pada bayi daripada melakukan tugasnya sebagai seorang
ibu. Teori Mercer sudah banyak digunakan dalam keperawatan dan disajikan
dalam Text Book Obstetri.

Ada 2 pokok pembahasan dalam teori Mercer :

a. Efek stress antepartum


Tujuan :
Memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya
lingkungan serta dukungan social dan kurangnya kelercayaan diri.
Dalam penelitiannya Mercer menemukan 6 faktor yang mempunyai
hubungan dengan status kesehatan yaitu :
1) Hubungan interpersonal
2) Peran keluarga
3) Stres antepartum
4) Dukungan social
5) Rasa percaya diri
6) Penguasaan rasa takut, keraguan dan depresi
Antepartum stress adalah komplikasi dari risiko kehamilan dan
pengalaman negatif dalam hidup. Mercer memberikan 3 model yang saling

7
berhubungan antara independent variable dan dependent variable dengan
status kesehatan yaitu : peran individu, peran timbalbalik dan peran
keluarga.
Maternal role (peran ibu): menjadi seorang ibu berarti mem-
peroleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang
lengkap tentang diri sendiri.
Diungkapkan oleh Mercer (1981) bahwa 1-2 juta ibu di Amerika
yang gagal memerankan peran ini terbukti dengan tingginya jumlah anak
yang mendapat perlakuan yang ke- jam.
Mercer melihat menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi wanita
yang menjadi ibu, tetapi ia juga melihat kesulitan- kesulitan yang dihadapi
ibu dalam melaksanakan peran ibu. Peran dan partisipasi suami/pasangan
sangat penting untuk meyakinkan dan memberikan penghargan terhadap
peran baru ini.
b. Pencapaian peran
Peran ibu dicapai dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi
dekat dengan bayinya yang membutuhkan pendeka- tan yang kompeten
termasuk peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran.
Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan
yang lain. Kemudian Mercer juga menulis hasil penelitiannya tentang
stress antepartum terhadap fungsi keluarga. Dalam model ini diuraikan
efek dari fungsi keluarga baik positif maupun negatif. Mercer mengatakan
bahwa stress yang disebabkan oleh karena adanya resiko dalam kehamilan
akan mem- pengaruhi penilaian diri terhadap status kesehatan. Penghar-
gaan diri, status kesehatan, dan dukungan social diperkirakan mempunyai
efek langsung yang positif terhadap penguasaan. Diperkirakan hal ini
mempunyai efek yang negatif terhadap ketakutan dan depresi yang
mempunyai efek negatif yang langsung terhadap fungsi keluarga.

8
2.2.3 Adat kebiasaan melahirkan
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua
manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu
ekstrem pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek
sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di
dalam masyarakat dimana mereka berada.
Adapun kepercayaan dalam persalinan sebagai berikut:
a. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum renda- man air rumput
Fatimah akan merangsang mulas.
b. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang
persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih
mudah keluar.
c. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
d. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
e. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan.
f. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit
persalinan.

2.2.4 Emosi pada saat melahirkan dan proses persalinan


Lebih dari 50% Ibu mengalami perubahan emosi langsung sejak
melahirkan hingga kurun waktu dua minggu. Hal itu juga berkaitan dengan
perubahan psikologis Ibu setelah melahirkan. Gejalanya seperti mood swings,
mudah menangis ataupun marah, sakit kepala, dan muncul perasaan tidak suka
terhadap bayinya atau anggota keluarga lain. Ini yang disebut Baby
Blues (Postpartum Blues) (Olds, S.W, dkk, 2010).

Jika perubahan emosi ini berlangsung lebih lama, mulai dari dua
minggu hingga enam bulan, bahkan satu tahun setelah melahirkan, Ibu
mungkin mengalami gangguan emosi yang lebih serius, namanya Postpartum

9
Depression. Ada 10 hingga 40% Ibu yang mengalaminya. Gejala yang timbul
sama dengan Baby Blues, ditambah dengan gejala lain seperti kecemasan,
putus asa, merasa tidak berdaya, sulit tidur, tidak nafsu makan, muncul
ketakutan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan bayinya termasuk di
antaranya takut melukai si Kecil.

Mengapa terjadi? Salah satunya karena perubahan hormon setelah


melahirkan yang luar biasa. Pada saat hamil, level hormon estrogen dan
progesteron meningkat. Setelah melahirkan, level kedua hormon itu menurun
drastis sehingga memicu insomnia, kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, yang
bisa berujung pada depresi. (Howard, 2009; dalam Banks, 2002). Pada saat
yang sama, hormon prolaktin yang mendorong produksi ASI meningkat pesat.
Rendahnya hormon tiroid juga dapat menimbulkan gangguan fisik dan
emosional bagi Ibu yang baru melahirkan. Dengan kata lain, perubahan
hormon setelah melahirkan dapat mempengaruhi emosi Ibu.

8 Cara Mengatasi Perubahan Hormon setelah Melahirkan, Ada


berbagai hal yang bisa Ibu lakukan:

1. Makan makanan bergizi. Kebutuhan nutrisi anda meningkat karena Ibu


sedang menyusui. Hindari makanan berpengawet, perbanyak makan sayur
dan buah.
2. Istirahat yang cukup. Walaupun sulit, cobalah tidur ketika si kecil tidur.
Minta Ayah bergantian menjaga si kecil.
3. Bergaul, jangan mengisolasi diri. Bercakap-cakaplah dengan Ayah,
orangtua dan teman-teman Ibu. Ceritakan perasaan kepada mereka.
4. Minta bantuan dari orang lain. Menjadi orang tua akan membuat tanggung
jawab Ibu berlipat ganda. Ibu tidak perlu menanggung semua hal sendirian.
Jangan tunggu sampai Ibu kewalahan baru anda minta bantuan dari orang
lain.

10
5. Berolahraga. Lakukan olahraga sesuai dengan kondisi tubuh Ibu, misalnya
berjalan, lari, yoga, aerobik, dan lain-lain. Usahakan rutin melakukannya.
6. Bermainlah dengan si kecil. Buat kontak mata, bicaralah padanya,
nyanyikan lagu dan tertawa bersama. Si kecil memang belum mengerti,
tetapi ia dapat melihat, mendengar dan merasakan cinta Ibu.
7. Berlatihlah mengendalikan diri. Ketika si kecil mulai menangis tak henti
dan Ibu kelelahan, tarik napas dalam dan tenangkan diri. Bayi dapat
merasakan kegelisahan Ibu dan itu dapat menular padanya. Oleh karena itu,
kendalikan diri Ibu.
8. Me-Time. Alokasikan waktu untuk melakukan hal-hal yang Ibu sukai. Ibu
bisa berjalan-jalan sendiri, merawat diri, menonton film, membaca,
meditasi, bermain musik, atau melakukan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan si kecil.

2.2.5 Faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran


Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kehamilan terus menerus saling
mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)


a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
a. Interaksi ibu – anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
abnormal berdasarkan
b. Kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya
dan kebimbangan.
c. Peranan ayah
d. Persaingan antara saudara kandung
e. Inteligensi
f. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat

11
g. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau
rasa salah
h. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang
tidak menentu
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
2.2.6 Reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran
Wanita hipermaskulin adalah wanita yang memiliki sifat yang aktif dan
kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan
enggan untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Dia menganggap
bahwa anak dapat menghambat pekerjaan dan karirnya.

Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti


perasaan bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi ada konflik
batin bahwa dia juga tidak suka mendapatkan keturunan akibatnya dapat timbul
ketidakpercayaan diri pada wanita tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan
saraf seperti sakit kepala hebat pada satu sisi saja atau migraine. Ketika wanita
hipermaskulin mengetahui dirinya hamil, pertama kali akan timbul konflik
batin. Dia merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi negatif akan mengikuti
wanita ini. Akibatnya timbul rasa khawatir dan kecemasan yang berlebihan.
Kecemasan-kecemasan yang dirasakan wanita hipermasculin diantaranya,
yaitu :

1. Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebahagiaannya.


2. Bayi itu akan menghambat karier dan mengurangi eksistensinya dalam
pekerjaan.
3. Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayi.
4. Bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir.
5. Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran
bayinya.
6. Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan keluarga.

12
Kecemasan-kecemasan tersebut sebenarnya bersumber dari dirinya
sendiri yang mengalami konflik batin antara dorongan feminitas dan
maskulinitasnya. Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan keturunan
sendiri dan secara naluri ingin menjadi ibu tetapi disisi lain ada dorongan
maskulinitas yang lebih mengutamakan karier, jabatan, prestasi dan eksistensi
diri.

2.2.7 Reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran


Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang
kehamilannya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan harus bersikap seperti apa.
Semua hal tentang kehamilannya dianggap tidak ada gunanya. Suami atau
ibunya yang harus mengurus semua ini karena batinnya dapat terganggu kalau
dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi yang terjadi adalah dia akan
mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal yang disarankan orang lain
akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah pada usaha
mengenyahkan segala kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan
dijasmaniah pada dirinya. Tingkah laku wanita total pasif selama kehamilannya
sangat khas, yaitu:

1. Bersikap pasif.
2. Bergantung pada ibunya.
3. Menyuruh suami melakukan semua tugasnya.
4. Tingkah lakunya infantil, kekanak-kanakan. Penampakan dirinya sebagai
gadis kecil yang main boneka.
5. Merasakan kehamilan dan kelahiran sebagai peristiwa magis yang
menakjubkan.
6. Jika kehamilannya semakin tua wanita ini jadi sangat tidak sabaran dan
menjadi semakin pasif, ia banyak mengeluh dan mendesak lingkungannya
agar kelahiran bayinya bisa dipercepat.
7. Sama sekali tidak merasa bertanggung jawab terhadap benda yang ada di
rahimnya itu.
8. Secara tidak sadar merasakan coitus.

13
9. Menyerahkan semua tanggung jawab kepada ibunya
10. Mengharapkan ibunya terus menerus menunggui dirinya di saat hamil dan
melahirkan bayinya untuk memberikan atensi pada kelahiran janinnya
kelak.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dewasa bisa diartikan sebagai satu pertanggungjawaban penuh terhadap diri
sendiri atau bertanggung jawab atas nasib dan pembentukan diri sendiri.
Bertanggung jawab bisa diartikan sebagai memahami arti dan hidup berdasarkan
norma susila dan nilai etis tertentu, serta berusaha mencapai nilai-nilai yang sudah
dikenalnya. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi
bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran, dan aspek sosial dan budaya
juga sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.

3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
menambahkan wawasan mengenai materi dari teori reva rubin dan ramona
mercer tentang Psikologi Wanita Dewasa serta faktor somatic dan psikis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Kepada institusi pendidikan hendaknya memperbanyak literature terkait
informasi tentang Psikologi Wanita Dewasa meningkatkan pengetahuan tentang
materi tersebut, serta agar kualitas makalah penyusun lebih baik lagi untuk
dijadikan sebagai informasi lengkap. Dan hasil makalah ini dapat digunakan
sebagai bahan tambahan untuk memperkaya pengetahuan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan masyarakat dapat memahami dan
menambahkan ilmu pengetahuan tentang macam-macam Psikologi Wanita
Dewasa..

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dahro, S. (2012). PSIKOLOGI KEBIDANAN. Jakarta Selatan: Salemba


Medika.
Ayu, S. d. (2012). Buku Ajar Psikologi Kebidanan. Jakarta Timur: Trans Info Media.

http://zuliaajayanty.blogspot.com/2015/05/reaksi-wanita-hipermaskulin-total-
pasif.html

http://dianhusadaichaa.blogspot.com/p/somatic-dan-psikis-yang-mempengaruhi.html

16

Anda mungkin juga menyukai