ASUHAN PSIKOLOGI
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.
Dalam makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangannya baik pada cara
penulisan maupun materi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.
Makalah ini ditujukan kepada dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
yaitu Ibu Yuanita Viva Avia Dewi, SST, SPd, M.Kes. yang telah memberikan bahan
materi untuk dijadikan makalah. Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis
mengucapkan Terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pedewasaan bisa diartikan sebagai satu pertanggungjawaban penuh
terhadap diri sendiri atau bertanggung jawab atas nasib dan pembentukan diri
sendiri. Bertanggung jawab bisa diartikan sebagai memahami arti dan hidup
berdasarkan norma susila dan nilai etis tertentu, serta berusaha mencapai nilai-nilai
yang sudah dikenalnya.
Pada usia kedewasaan, Wanita muda mulai memahami konstitusi diri
sehingga timbul semacam pengenalan diri untuk memahami keadaan dan batas-
batas kemampuan diri sendiri. Tanpa memahami diri sendiri, seseorang akan selalu
dimanipulasi oleh nafsu dan impuls sesaat, sehingga kehidupannya akan tetap ada
pada masa primitif atau masa kekanak-kanakan belaka. Tanpa mengenal diri,
seseorang hanya mampu meniru tingkah laku orang dewasa lainnya tanpa satu
kesadaran.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masa kehamilan teori rubin dan ramona mercer.
2. Untuk mengetahui adat kebiasaan melahirkan.
3. Untuk mengetahui emosi pada saat melahirkan dan proses persalinan.
4. Untuk mengetahui faktor somatik dan psikis yang mempengaruhi kelahiran.
5. Untuk mengetahui reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran.
1
6. Untuk mengetahui reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran.
1.4 Manfaat
1. Manfaat penulisan makalah untuk mahasiswa
Untuk meningkatkan pemikiran kritis, belajar berpikir sistematis, dapat
menambah pengetahuan tentang psikologi masa dewasa wanita.
2. Manfaat penulisan makalah bagi masyarakat
Untuk menambah informasi dan pengetahuan seputar psikologi masa
dewasa wanita.
3. Manfaat makalah bagi Institusi
Agar dapat digunakan sebagai tambahan wawasan untuk proses
pembelajaran dari mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
bagi mahasiswanya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Definisi Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia pada hubungan dengan lingkungan, baik mengenai gejala, proses,
maupun latar belakangnya. Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan
proses mental, baik normal maupun abnormal, dan pengaruhnya terhadap
prilaku atau ilmu pengetahuan mengenai gejala dan kegiatan jiwa yang
dipelajari oleh filsafat serta ilmu fisiologi. Gejala-gejala kejiwaan sudah
dipelajari oleh ahli-ahli filsafat sejar 500 atau 600 tahun SM, diantaranya adalah
socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322SM).
Namun kemudian psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan pada
tahun 1879.
3
Maka dapat disimpulkan bahwa wanita adalah seorang gadis
mengandung daya tarik kecantikan dan memiliki sifat keibuan yang telah
mencapai usia dewasa dan telah dapat memiliki kematangan secara emosi dan
afeksi serta memiliki sifatsifat khas kewanitaan.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Wanita dewasa teori Reva Rubin
Rubin mengemukakan teorinya setelah melakukan bebe- rapa
penelitian. Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya
adalah pencapaian peran ibu. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut
seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas
berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu
mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran seorang
ibu. Walaupun proses ini mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif
misalnya dalam intervensi atau tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi
seorang wanita terutama calon ibu untuk mempelajari peran yang akan
dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan
dihadapinya khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah
melahirkan.
4
b. Membutuhkan sosialisasi.
1. Anticipatory stage: pada tahap ini ibu melakukan latihan peran dan
memerlukan interaksi denganm anak yang lain.
2. Honeymoon stage: ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya pada
tahap ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.
3. Plateu stage: pada tahap ini ibu akan mencoba sepenuhnua apakan ia telah
mampu menjadi ibu, tahap ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan
ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disengagement: tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan
peran dihentikan. Pada tahap ini peran sebagai orangtua belum jelas.
5
Reaksi yang umum pada kehamilan
a. Trimester I : ambivalen, takut, fantasi, khawatir
b. Trimester II : perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan selfcentered.
c. Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, jelek, menjadi lebih
introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil
3 aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu
a. Gambaran tentang idaman
b. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut
memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman darinya. Gambaran
diri ini yang digunakan oleh wanita untuk menggambarkan dirinya.
c. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik yang
terjadi selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang terjadi selama
kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin melihat beberapa tahap fase aktivitas penting sebelum seseorang
menjadi ibu
a. Taking On
Pada fase taking on, wanita meniru dan melakukan peran ibu. Fase ini
dikenal sebagai tahap meniru.
b. Taking In
Pada fase taking in, fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai
membayangkan peran yang dilakukannya pada tahap sebelumnya.
Introjection, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita
membedakan model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya.
c. Letting Go
Tahap letting go, merupakan fase dimana wanita mengingat kembali proses
dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pengalaman baik interpersonal
6
maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu dirinya (sebelum
proses) yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, serta
harapan unutk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan
meninggalkan perannya pada masa lalu.
7
berhubungan antara independent variable dan dependent variable dengan
status kesehatan yaitu : peran individu, peran timbalbalik dan peran
keluarga.
Maternal role (peran ibu): menjadi seorang ibu berarti mem-
peroleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang
lengkap tentang diri sendiri.
Diungkapkan oleh Mercer (1981) bahwa 1-2 juta ibu di Amerika
yang gagal memerankan peran ini terbukti dengan tingginya jumlah anak
yang mendapat perlakuan yang ke- jam.
Mercer melihat menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi wanita
yang menjadi ibu, tetapi ia juga melihat kesulitan- kesulitan yang dihadapi
ibu dalam melaksanakan peran ibu. Peran dan partisipasi suami/pasangan
sangat penting untuk meyakinkan dan memberikan penghargan terhadap
peran baru ini.
b. Pencapaian peran
Peran ibu dicapai dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi
dekat dengan bayinya yang membutuhkan pendeka- tan yang kompeten
termasuk peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran.
Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan
yang lain. Kemudian Mercer juga menulis hasil penelitiannya tentang
stress antepartum terhadap fungsi keluarga. Dalam model ini diuraikan
efek dari fungsi keluarga baik positif maupun negatif. Mercer mengatakan
bahwa stress yang disebabkan oleh karena adanya resiko dalam kehamilan
akan mem- pengaruhi penilaian diri terhadap status kesehatan. Penghar-
gaan diri, status kesehatan, dan dukungan social diperkirakan mempunyai
efek langsung yang positif terhadap penguasaan. Diperkirakan hal ini
mempunyai efek yang negatif terhadap ketakutan dan depresi yang
mempunyai efek negatif yang langsung terhadap fungsi keluarga.
8
2.2.3 Adat kebiasaan melahirkan
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua
manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu
ekstrem pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek
sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di
dalam masyarakat dimana mereka berada.
Adapun kepercayaan dalam persalinan sebagai berikut:
a. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum renda- man air rumput
Fatimah akan merangsang mulas.
b. Keluarnya lendir semacam keputihan yang agak banyak menjelang
persalinan, akan membantu melicinkan saluran kelahiran hingga bayi lebih
mudah keluar.
c. Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
d. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
e. Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan.
f. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit
persalinan.
Jika perubahan emosi ini berlangsung lebih lama, mulai dari dua
minggu hingga enam bulan, bahkan satu tahun setelah melahirkan, Ibu
mungkin mengalami gangguan emosi yang lebih serius, namanya Postpartum
9
Depression. Ada 10 hingga 40% Ibu yang mengalaminya. Gejala yang timbul
sama dengan Baby Blues, ditambah dengan gejala lain seperti kecemasan,
putus asa, merasa tidak berdaya, sulit tidur, tidak nafsu makan, muncul
ketakutan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan bayinya termasuk di
antaranya takut melukai si Kecil.
10
5. Berolahraga. Lakukan olahraga sesuai dengan kondisi tubuh Ibu, misalnya
berjalan, lari, yoga, aerobik, dan lain-lain. Usahakan rutin melakukannya.
6. Bermainlah dengan si kecil. Buat kontak mata, bicaralah padanya,
nyanyikan lagu dan tertawa bersama. Si kecil memang belum mengerti,
tetapi ia dapat melihat, mendengar dan merasakan cinta Ibu.
7. Berlatihlah mengendalikan diri. Ketika si kecil mulai menangis tak henti
dan Ibu kelelahan, tarik napas dalam dan tenangkan diri. Bayi dapat
merasakan kegelisahan Ibu dan itu dapat menular padanya. Oleh karena itu,
kendalikan diri Ibu.
8. Me-Time. Alokasikan waktu untuk melakukan hal-hal yang Ibu sukai. Ibu
bisa berjalan-jalan sendiri, merawat diri, menonton film, membaca,
meditasi, bermain musik, atau melakukan hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan si kecil.
11
g. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau
rasa salah
h. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang
tidak menentu
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
2.2.6 Reksi wanita hipermasculin dalam menghadapi kelahiran
Wanita hipermaskulin adalah wanita yang memiliki sifat yang aktif dan
kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan
enggan untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Dia menganggap
bahwa anak dapat menghambat pekerjaan dan karirnya.
12
Kecemasan-kecemasan tersebut sebenarnya bersumber dari dirinya
sendiri yang mengalami konflik batin antara dorongan feminitas dan
maskulinitasnya. Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan keturunan
sendiri dan secara naluri ingin menjadi ibu tetapi disisi lain ada dorongan
maskulinitas yang lebih mengutamakan karier, jabatan, prestasi dan eksistensi
diri.
1. Bersikap pasif.
2. Bergantung pada ibunya.
3. Menyuruh suami melakukan semua tugasnya.
4. Tingkah lakunya infantil, kekanak-kanakan. Penampakan dirinya sebagai
gadis kecil yang main boneka.
5. Merasakan kehamilan dan kelahiran sebagai peristiwa magis yang
menakjubkan.
6. Jika kehamilannya semakin tua wanita ini jadi sangat tidak sabaran dan
menjadi semakin pasif, ia banyak mengeluh dan mendesak lingkungannya
agar kelahiran bayinya bisa dipercepat.
7. Sama sekali tidak merasa bertanggung jawab terhadap benda yang ada di
rahimnya itu.
8. Secara tidak sadar merasakan coitus.
13
9. Menyerahkan semua tanggung jawab kepada ibunya
10. Mengharapkan ibunya terus menerus menunggui dirinya di saat hamil dan
melahirkan bayinya untuk memberikan atensi pada kelahiran janinnya
kelak.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dewasa bisa diartikan sebagai satu pertanggungjawaban penuh terhadap diri
sendiri atau bertanggung jawab atas nasib dan pembentukan diri sendiri.
Bertanggung jawab bisa diartikan sebagai memahami arti dan hidup berdasarkan
norma susila dan nilai etis tertentu, serta berusaha mencapai nilai-nilai yang sudah
dikenalnya. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi
bagaimana seorang wanita mampu mengambil peran, dan aspek sosial dan budaya
juga sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
menambahkan wawasan mengenai materi dari teori reva rubin dan ramona
mercer tentang Psikologi Wanita Dewasa serta faktor somatic dan psikis.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Kepada institusi pendidikan hendaknya memperbanyak literature terkait
informasi tentang Psikologi Wanita Dewasa meningkatkan pengetahuan tentang
materi tersebut, serta agar kualitas makalah penyusun lebih baik lagi untuk
dijadikan sebagai informasi lengkap. Dan hasil makalah ini dapat digunakan
sebagai bahan tambahan untuk memperkaya pengetahuan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan masyarakat dapat memahami dan
menambahkan ilmu pengetahuan tentang macam-macam Psikologi Wanita
Dewasa..
15
DAFTAR PUSTAKA
http://zuliaajayanty.blogspot.com/2015/05/reaksi-wanita-hipermaskulin-total-
pasif.html
http://dianhusadaichaa.blogspot.com/p/somatic-dan-psikis-yang-mempengaruhi.html
16