Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

RENTANG KEHIDUPAN

DEWASA DAN LANSIA

OLEH :

Sonya Beljeur

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpahdan rah
mat Nya sehingga makalah Askep RENTANG KEHIDUPAN DEWASA DAN LANSIA ini
dapat terselesaikan. Askep ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.Makalah
ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil, selain itu makalah ini kami susun
agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari Askep RENTANG KEHI
DUPAN DEWASA DAN LANSIA Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan s
aran yang membangundari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga askep ini dapat be
rmanfaat bagi kita semua.

19 Mei, 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang.................................................................................................................3

1.2RumusanMasalah............................................................................................................3

1.3TujuanPenulisan..............................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi……...................................................................................................................5

2.2 Etiologi………………………….…………………………………………..................5

2.3 Manifestasi klinik……………………...........................................................................6

2.4 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………….….9

2.5 Penatalaksanaan…………………………………………………………………….…11

2.6 Patofisiologi…………………………………………………………………………...13

2.7 Pathway………………………………………………………………………………...15

BAB III MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian…………………………………………………………………………….17

3. 2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................19

3.4 Perencanaan Keperawatan.............................................................................................21

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan.......................................................................................................................19

4.2 Saran.............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang


Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakte
ristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencer
minkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang t
erus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, sert
a terbebas dari stress yang serius.Setiap individu yang normal akan mengalami pertumbuh
an dan perkembangan. Halini dimulai sepanjang rentang kehidupan dari sejak terjadinya k
onsepsi hingga kelahiran menjadi seorang bayi, kemudian tumbuh kembang sebagai ana
k-anak,remaja, dewasa dan sampai menemui azalnya (mati). Dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya, masa dewasa merupakan waktu yang paling lama dalam rentanghidup
manusia.
1.2 Rumusan Masalaha.
a. Bagaimana Pengertian Masa Dewasa Dan Lansia?
b. Bagaimana Fase-Fase Masa Dewasa Dan Lanssia ?
c. Bagaimana Karakteristik Masa Dewasa Dan Lansia?
d. Bagaimana Tahap Perkembangan Masa Dewasa Dan Lansia?
e. Bagaimana Konsep Teori Asuhan Keperawatan Berdasarkan Rentang Usia Dewasa D
an Lansia?
1.3 Tujuan Penulisana.
a. Untuk mengetahui Pengertian Masa Dewasa.
b. Untuk mengetahui Fase-Fase Masa Dewasa.
c. Untuk mengetahui Karakteristik Masa Dewasa.
d. Untuk mengetahui Tahap Perkembangan Masa Dewasa.
e. Untuk mengetahui Konsep Teori Asuhan Keperawatan Berdasarkan Rentang Usia De
wasa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi
Masa dewasa merupakan masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya
baik dalam aspek fisiologis, psikologis maupun sosiologis. .di masa dewasa, orang sudah me
miliki tanggung jawab, telah menyadari arti hidup. sudah memiliki identitas yang jelas dan ke
pribadian yang kuat. Sikap religiusitas orang dewasa memiliki perspektif yang luas berdasark
an nilai-nilai yang dipilihnya. Sikap ini umumnya didasarkan pada pendalaman pemahaman d
an perluasan pemahaman terhadap ajaran agama yang dianutnya. Kestabilan dalam pandanga
n hidup beragama dan perilaku beragama manusia dewasa adalah kemantapan yang dinamis.
mereka memahami sifat ciptaan mereka "Saya hidup dan saya tahu untuk apa".Namun untuk
menuju ke arah kedewasaan beragama juga terdapat beberapa kendala, yaitu orang yang mam
pu menerima rasio akan menghayati dan kemudian mengamalkan ajaran agama dengan baik,
sebaliknya orang yang kurang mampu menerima rasio akan tergantung. lebih lanjut tentang k
omunitas yang ada.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkemangan pada daur kehidupan manusia.
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 6
5 tahun keatas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan ses
eorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan serta
indi vidual Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti rambut y
ang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan diwajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta
kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas orang usia lanjut belum lag
i merekaharus berhadapan dengan kehilangankehilangan peran diri, kedudukan sosial,serta pe
rpisahan dengan orangorang yang dicintai semua hal tersebut menuntut kemampuan beradapt
asi yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak.
2.2 Etiologi
Faktor-faktor dalam kehidupan dewasa yang akan berpengaruh pada perkembangannya ,
menurut Hurlock (2012: 253) adalah :
1. Kekuatan fisik bagi kebanyakan individu, puncak kekuatan fisik di capai pada usia
pertengahan dua puluhan dan mengalami penurunan lambat laun hingga awal usia 4
0puluhan dengan demikian, secara fisik individu mampu menghadapai dan mengata
si masalah-masalah yang timbul pada periode ini. Kekuatan fisik perlu di jaga keseh
atannya. Sehingga diperlukan kebiasaan hidup sehat untuk memelihara kekuatan fis
ik.
2. Kemampuan motorik
Puncak kemampuan motorik dewasa antara usia duapuluhan dan tiga puluhan. Nam
un, mengalami kecepatan maksimal antara usia dua puluhan dan dua puluh lima, da
n setelah itu kemampuan ini mengalami penurunan sedikit demi sedikit. Selain itu,
dalam belajar menguasai kemampuan keterampilan-keterampilan motoric yang baru,
lebih mudah di lakukan oleh dewaa mudah dari pada mereka yang mendekati usia s
etengah umur. Kemampuan motoric ini, dapat di andalkan dalam situasi-situasi terte
ntu yang tidak dapat di lakukan Ketika masih remaja karena pertumbuhan yang cep
et dan tidak seimbang, sehingga menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku.
3. Kemampuan mental
Kemampuan mental yang di perlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pa
da situasi-situasi beru yaitu dengan megingat hal-hal yang dulu pernah di pelajari, p
enalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya
Ketika dalam usia duapuluhan, selanjutnya mengalami penurunan sedikit demi sedi
kit. Akan tetapi, kualitas belajarnya akan sesuatu tidak mengalami penurunan, hany
a tidak dapat secepat dulu. Kemampuan mental ini memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, dari pada ke
mampuan motoric. Kemampuan mental yang dimaksud seperti penalaran analogi, m
engingat Kembali informasi yang telah di pelajari, dan berpikir secara kreatif dalam
mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan dan kecakapan sesuai de
ngan tugas perkembangan. Laki-laki maupun Wanita, keduanya memiliki kemampu
an berpikir yang sama dalam memilih teman bergaul sebagai calon pendamping hid
up.
4. Motivasi Remaja yang telah mencapai usia dewasa, berkeinginan kuat untuk diangg
ap
sebagai orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosialnya. Sehingga, hal
ini menjadi motivasi untuk mereka dalam menguasai tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap mandiri. Begitupun
sebaliknya, mereka yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi
orang dewasa, maka kecenderungan melakukan pengabaian terhadap tugastugas per
kembangan orang dewasa yang harus dikuasai.
Dilansir dari laman AgingCare, terdapat sejumlah penyebab mengapa kaum lansia mud
ah sekali terjatuh. Berikut di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
1. Menolak aktivitas fisik
Banyak orang dewasa menjadi kurang aktif ketika usia mereka bertambah, sehingga ko
ndisi ini memperburuk efek fisik penuaan. Lansia yang mulai malas bergerak biasanya akan
menghindari olahraga, bahkan walaupun hanya melakukan latihan ringan. Padahal jika fisik l
ansia tidak dilatih secara teratur, dapat mengalami penurunan kekuatan otot, massa tulang, hi
ngga kehilangan fleksibilitas, keseimbangan dan koordinasi.
2. Berkurangnya ketajaman penglihatan
Penyakit mata yang berkaitan dengan usia dapat menyulitkan kemampuan penglihatan s
eperti mendeteksi bahaya jatuh, mewaspadai setiap langkah, menghindari genangan air, dan b
erbagai risiko lainnya. Bahkan, jika seorang lansia berada dalam kondisi fisik yang prima, ga
gal melihat rintangan atau perubahan di permukaan tanah, dapat menyebabkan kejatuhan yan
g buruk. Untuk menghindari terjadinya berbagai risiko ini, jangan ragu untuk memakai kaca
mata agar daya penglihatan tetap terbantu. Jika Anda menolak untuk mengikuti rekomendasi
dokter untuk perawatan mata, bukan tak mungkin fungsi mata akan terus menurun dari waktu
ke waktu.
3. Efek obat-obatan
Berbagai macam obat dapat meningkatkan risiko seorang lansia terjatuh. Efek samping
seperti mengantuk, pusing, dan tekanan darah rendah, semuanya dapat menyebabkan kecelak
aan. Obat penenang, antidepresan, antipsikotik, opioid, dan beberapa jenis obat kardiovaskula
r adalah penyebab yang paling sering. Diperkirakan, lebih dari 40 persen lansia mengonsumsi
setidaknya lima obat per minggu. Hal inilah yang kemudian meningkatkan risiko terjatuh aki
bat interaksi obat. Perlu diingat bahwa obat dan suplemen yang dijual bebas juga memiliki ef
ek samping yang kuat dan sinergis.
4. Penyakit kronis
Penyakit seperti Parkinson, Alzheimer, dan artritis menyebabkan kelemahan ekstremita
s, kekuatan cengkeraman yang buruk, gangguan keseimbangan, dan gangguan kognitif. Kese
hatan fisik yang buruk dapat meningkatkan risiko awal seseorang untuk jatuh dan meminimal
kan kemampuan mereka dalam merespons dan memulihkan dirinya dari bahaya, seperti tersa
ndung atau terpeleset. Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan mati rasa di bagian kaki, sehi
ngga sangat sulit bagi mereka untuk merasakan bahaya di lingkungan dan berkeliling dengan
aman dan leluasa.

2.3 . Manifestasi Klinnis

Dari sisi biologi masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan in
dividu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan untu
k bereproduksi. Dari sisi psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalamkehidupa
n yang ditandai dengan kematangan yaitu

1. Emosi stabil;tidak mudah marah, mampu mengendalikan perasaan, tidak mu


dahtersinggung dan tidak mudah frustasi.
2. Memiliki kesadaran realitas cukup tinggi sehingga mau menerima kenyataan, tidak m
udah melamun,dan tidak menyalahkan orang lain ketika mengalami kegagala
n. (3)bersikap toleran terhadap orang lain dan
3. Bersikap optimis.

Dari sisi pedagogis, ditandai dengan

1. Tanggung jawab
2. Berprilakusesuai norma
3. Memiliki pekerjaan/penghasilan
4. Berpartisipasi dalam masyarakat
a. Dewasa Awal (18/20-40 Tahun)

Merupakan puncak pertumbuhan fisik yang prima sehingga di pandang sebagai usia paling pr
oduktif Masih sering mengalami kegagalan dalam proses mencapai kedewasaan misalnya
(1) sulit mencari kerja

(2) sulit mencari jodoh

(3) inginmenikah tapi belum ada penghasilan

(4) setelah menikah mengalamikesulitan dalam mengurus anak

b. Dewasa Madya/Setengah Baya. Rentang umur 40-60 tahun


1) Aspek fisik sudah mulai melemah Dewasa Lanjut/Masa Tua
2) Rentang umur 60 tahun sampai kepada kematian
3) Semakin melemah kemampuan fisik dan psikis
4) Mengalami penurunan pendengaran, penglihatan dan daya ingat
Tugas Perkembangan

Tidak sedikit orang dewasa masih mengalami kegagalam dalam mencapaitugas2 perkembang
an hal itu dapat terjadi karena,

1. Tidak ada bimbingan untuk memahami dan menguasai tugasperkembangan

2. Tidak ada motivasi untuk menjadi dewasa

3. Mengalami kesehatan yang buruk

4. Cacat tubuh

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik dilakukan melalui empat metode, yaitu inspeksi, palpasi,per


kusi, dan auskultasi. Inspeksi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan denganmengguna
kan sistem indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Inspeksidilakukan den
gan melihat kondisi umum klien secara sistematis dan terarah.Pencahayaan pentin
g dilakukan dalam melakukan inspeksi sehingga biasanyamelakukan inspeksi dengan
menggunakan alat seperti pen light dan otoskop. Selain itu,lingkungan yang tenang juga pen
ting untuk melakukan inspeksi pendengaran. Hasilyang biasanya diperoleh dari inspek
si berupa warna, bentuk, posisi, ukuran,kesimetrisan, suara, dan aroma tertentu (B
erman & Snyder, 2012; Potter, Perry, &Stockert, 2013).Selanjutnya, metode yang dilak
ukan dalam pemeriksaan fisik adalah palpasi.Palpasi dilakukan dengan menggunakan
indra perabaan. Palpasi dilakukan untukmemperoleh data mengenai tekstur, suhu, getara
n, ukuran, posisi, konsistensi, mobilitasmassa, distensi, nyeri, dan pulsasi. Palpasi terd
apat dua jenis, yaitu palpasidangkal/ringan dan palpasi dalam. Palpasi ringan dilakuk
an sebelum palpasi dalam.Palpasi ringan dilakukan menggunakan satu tangan, dimana jari tan
gan dominan sejajardengan permukaan kulit dan menekan secara lembut pada perm
ukaan kulit dalambentuk lingkaran. Palpasi dalam dapat menggunakan dua tangan ataupun
satu tangan,dimana palpasi dengan dua tangan dilakukan dengan memposisikan tangan domi
nan seperti pada palpasi ringan sedangkan tangan non dominan diletakkan pada permukaando
rsal dari sendi interphalangeal distal dari tiga jari tengah tangan dominan.Selanju
tnya, tangan dominan menekan agak dalam, sedangkan tangan non dominanmerasakan se
nsasi dari sentuhan yang dilakukan. Palpasi dalam menggunakan satu jaridilakukan dengan m
eletakkan bantalan jari dari tangan dominan diatas area yang akandipalpasi dan menekan seca
ra agak dalam. Efektivitas palpasi dipengaruhi oleh relaksasiklien, sehingga posisi nyaman ya
ng dirasakan klien dan kehangatan tangan perawatmenjadi faktor penting yang harus dipenu
hi (Berman & Snyder, 2012).

Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang semakin besar membutuhkan perhatian dan
perlakuan khusus dalam pelaksanaan pembangunan. Usia 60 tahun ke atas merupakan tahap a
khirdari proses penuaan yang memiliki dampak terhadap tiga aspek, yaitu biologis, ekonomi,
dan sosial.Secara biologis, lansia akan mengalami proses penuaan secara terus menerus yang
ditandai denganpenurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap serangan penyakit. Secara ek
onomi, umumnya lansialebih dipandang sebagai beban daripada sumber daya. Secara sosial,
kehidupan lansia seringdipersepsikan secara negatif, atau tidak banyak memberikan manfaat
bagi keluarga dan masyarakat.

Keluarga merupakan sumber perawatan utama bagi lansia dikomunitas. Penggunaan su


mber daya yang ada dikomunitas antara lain adalah pelayanan kesehatan atau organisasi masy
arakat yang bergerak di bidang lansia. Salah satu pelayanan kesehatan di masyarakat adalah p
osyandu lansia. Melalui Posyandu lansia diharapkan dapat membantu dalam pemeliharaan ke
sehatan lansia,salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, seperti tekanan dar
ah, pemeriksaan gula darah sewaktu,pemeriksaan kolesterol, dan lain-lain.

Melalui Pengabdian Masyarakat, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad


Dahlan yang terdiri dari Fatma Nuraisyah,S.KM., M.PH, Desi Nurfita,S.KM., M.Kes (Epid),
dan Machfudz Eko Arianto, S.KM., M. Sc mengadakan kegiatan Pemberdayaan Posyandu La
nsia Untuk Peningkatan Taraf Hidup Lansia.Kegiatan yang telah dilakukan oleh tim antara lai
n : pendampingan materi penyakit degeneratif serta pemeriksaan kesehatan secara gratis. De
ngan adanya kegiatan ini, diharapkan lansia menjadi sadar akan pentingnya pemeriksaan berk
ala.
2.6 Patofisiologi

2.7 Pathway
BAB III

MANAJEMEN KEPERAWARAN

3.1. Pengkajian

1. Identitas

a. Pasien

1) Nama Pasien : Tn. S

2) Tempat tanggal lahir : Magelang, 4 Mei 1935

3) Jenis Kelamin : Laki-laki

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : Petani

7) Status Perkawinan : Nikah

8) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

9) Alamat : Batik Pakis Magelang

10) Diagnosa Medis : Open fraktur manus 4 distal

11) No.RM : 170393

12) Tanggal Masuk RS : 29 Juni 2018

2. Riwayat Kesehatan

a. Kesehatan Pasien

1) Keluhan Utama saat Pengkajian

Pasien mengeluh nyeri pada luka terbuka dijari manis tangan kanan, kukunya lepas, jari mani
s tangan kanan mengalami patah, diakibatkan terlilit tali pengencang sapi, nyeri dirasakan sep
erti

tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan dengan skala 6, nyeri dirasakan saat menggerakkan jari manis
tangan kanannya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Alasan masuk RS : pasien memiliki luka pada jari manis tangan kanan, terdapat fraktur p
ada jari manis tangan kanan, pasien mengeluhkan nyeri pada tengkuk, pasien mengeluhk
an pusing
b. Riwayat kesehatan pasien : pasien mengatakan jari manis tangan kanannya terlilit tali pe
ngencang sapi, terdapat luka terbuka di jari manis tangan kanannya, kukunya terlepas da
n terdapat fraktur pada jari manis tangan kanannya. Pasien lalu di bawa ke IGD RS dr. S
oejono dan kemudian menjalani rawat inap dibangsal Cempaka. Pada tanggal 2 Juli 2018
pukul 14.00 WIB pasien menjalani operasi.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

a) Pasien mengatakantidak memiliki riwayat sakit sebelumnya

b) Istri pasien menyatakan pasien belum pernah dirawat.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik, ditandai dengan :

DS :

P : luka terbuka pada jari manis tangan kanan karena terlilit tali pengencang sapi

Q : tertusuk-tusuk

R : jari manis tangan kanan

S:6

T : saat menggerakan jari manis tangan kanannya

DO :

Pasien meringis menahan nyeri saat menggerakan jari manis tangan kanannya

2. DiagnosaKeperawatan Post Operasi

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

DS :
P : luka bekas operasi pemasangan wayer

Q: tertusuk-tusuk

R : jari manis tangan kanan

S:6

T : saat menggerakan jari manis tangan kanannya

DO :

1. Pasien meringis menahan nyeri saat menggerakan jari manis tangan kanannya
2. Terdapat luka post operasi pemasangan wayer pada jari manis tangan kanan pasien

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi, ditandai dengan :

DS :

a) Pasien mengatakan pusing, nyeri tengkuk


b) Pasien mengeluhkan kaku kuduk dan tengkuk terasa berat

DO :

a) TD 210/100 mmHg Nadi 90 kali per menit c. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi, ditandai dengan :

DS :

a) Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya


b) Pendidikan terakhir SD
c) Usia 83 tahun
d) Pasien mengatakan kurang bias mencari informasi tentang penyakitnya

DO :

a) Pasien tidak mampu menjawab tentang penyakit yang dideritanya


c. Risiko infeksi dengan faktor procedure invasif, ditandai dengan :
DS : - DO :
a) Pasien mulai terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri pasien
b) Terdapat luka terbuka di jari manis tangan kanan pasien
c) Kuku jari manis tangan kanan pasien terlepas
3.3 Perencanaan

No Diagnosa Keper Tujuan Intervensi Rasional


awatan
Senin, 2 Juli 2018 14.00 Senin, 2 Juli 2018 14. Senin, 2 Juli 2018 14.0
1. Nyeri Akut berh WIB 00 WIB 0 WIB
ubungan dengan Setelah dilakukan asuhan a. Kaji tingkat nyeri s a. Memudahkan perawa
Agen Cidera fisi keperawatan selama 3 x 2 ecara komprehensif da t menentukan intervens
k 4 jam, nyeri berkurang de n kaji tanda-tanda vita i selanjutnya. b. Teknik
ngan kriteria : l non farmakologis mem
a. Pasien mengatakan nye b. Ajarkan teknik non bantu mengurangi nyeri
ri berkurang farmakologis (relaksa tanpa obat seperti nafas
b. Skala nyeri 2 si, distraksi dll) untuk dalam.
c. Wajah pasien tampak re mengetasi nyeri. c. Memberikan kenyam
laks c. Kontrol faktor lingk anan pada pasien.
d. (TD: 110-120/60-80 m ungan yang mempeng d. Dexketoprofen sebag
mHg, N: 60-100 x/mnt, R aruhi nyeri seperti suh ai Analgetik membantu
R: 16- 20x/mnt, S :36- 36, u ruangan, pencahaya mengurangi nyeri secar
5°C). an, kebisingan. a farmakaologi
d. Kelola dexketoprof
en 25 mg/8jam untuk
mengurangi nyeri.
Setelah dilakukan tindaka Peripheral sensation Kaku leher adalah salah
n keperawatan selama 3 x management Observ satu manifestasi hiperte
2. Ketidakefektifan 24 jam diharapkan pasien asi keluhan kaku leher nsi Tekanan darah dan
perfusi jaringan dengan diagnosa keperaw pasien nadi salah satu indikato
cerebral berhub atan Ketidak efektifan per Ukur tekanan darah r untuk mengetahui hip
ungan dengan hi fusi jaringan cerebral berh dan nadi pasien Ajar ertensi pasien Diet rend
pertensi ubungan dengan hipertens kan pasien dan keluar ah garam sesuai untuk
i dapat teratasi dengan krit ga tentang pentingnya pasien dengan hiperten
eria hasil : diet rendah garam K si Obat anti hipertensi b
 Tissue Perfussion : olaborasi dengan dokt erfungsi untuk menstab
Cerebral er pemberian obat anti ilkan tekanan darah pas
Tekanan darah normal (1 hipertensi ien
20/80 mmHg).
Tidak ada kaku leher
Tidak ada pusing
Tidak ada tanda tanda pe
ningkatan tekannan intra k
ranial
Senin, 2 Juli 2018 14.00 Senin, 2 Juli 2018 14. Senin, 2 Juli 2018 14.0
3 Risiko Infeksi b WIB Setelah dilakukan as 00 WIB 0 WIB
erhubungan den uhan keperawatan selama a. Pantau tanda-tanda a. Mengidentifikasi tan
gan Pertahanan 3 x 24 jam infeksi tidak te vital. da-tanda peradangan te
Sekunder Inade rjadi dengan kriteria: b. Lakukan perawatan rutama bila suhu tubuh
kuat a. Tidak ada tanda-tanda i luka dengan teknik as meningkat.
nfeksi (dolor, kalor, rubor, eptic b. Mengendalikan peny
tumor, fungtio laesa) c. Lakukan perawatan ebaran mikroorganisme
b. Luka bersih, tidak lemb terhadap prosedur inv patogen.
ab dan tidak kotor. asif seperti infus, katet c. Untuk mengurangi ri
c. Balutan infus bersih, tid er, drainase luka d. Jik siko infeksi nosokomia
ak, lembab, dan tidak koto a ditemukan tanda inf l.
r eksi kolaborasi untuk d. Penurunan Hb dan p
d. Tanda-tanda vital dala pemeriksaan darah, se eningkatan jumlah leuk
m batas normal. (TD: 11 perti Hb dan leukosit osit dari normal bisa ter
0-120/60-80 mmHg, N: 6 e. Kelola untuk pembe jadi akibat terjadinya pr
0-100 x/mnt, RR: 16- 20x/ rian antibiotik ceftriax oses infeksi
mnt, S :36- 36,5°C). one 1 gr/24 jam e. Antibiotik mencegah
perkembangan mikroor
ganisme patogen.
Senin, 2 Juli 2018 14.00 Senin, 2 Juli 2018 14. Senin, 2 Juli 2018 14.0
4 Kurang pengeta WIB Setelah dilakukan as 00 WIB 0 WIB
huan tentang pe uhan keperawatan selama a. Kaji pengetahuan p a. Mempermudah dala
nyakit berhubun 1 x 24 jam kurang pengeta asien tentang penyakit m memberikan penjelas
gan dengan kura huan tentang penyakit tida nya an tentang pengobatan
ng terpapar sum k terjadi dengan kriteria: b. Jelaskan tentang pr pada pasien b. Meningk
ber informasi a. Menjelaskan kembali t oses penyakit (tanda d atkan pengetahuan dan
entang penyakit an gejala)identifikasi mengurangi cemas
b. Mengenal kebutuhan p kemungkinan penyeba c. Mempermudah inter
erawatan dan pengobatan b, jelaskan kondisi ten vensi
tanpa cemas tang pasien c. Jelaska d. Mencegah keparahan
n tentang proses peng penyakit
obatan dan alternative e. Memberikan gambar
pengobatan d. Diskusi tentang pilihan tentang
kan perubahan gaya hi terapi yang bisa diguna
dup yang mungkin dig kan
unakan untuk menceg
ah komplikasi
e. Diskusikan tentang
terapi yang dipilih

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masa dewasa merupakan masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya


baik dalam aspek fisiologis, psikologis maupun sosiologis. .di masa dewasa, orang sudah m
emiliki tanggung jawab, telah menyadari arti hidup. sudah memiliki identitas yang jelas dan
kepribadian yang kuat. Sikap religiusitas orang dewasa memiliki perspektif yang luas berda
sarkan nilai-nilai yang dipilihnya. Sikap ini umumnya didasarkan pada pendalaman pemaha
man dan perluasan pemahaman terhadap ajaran agama yang dianutnya. Kestabilan dalam pa
ndangan hidup beragama dan perilaku beragama manusia dewasa adalah kemantapan yang
dinamis.

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkemangan pada daur kehidupan manusia.
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya
65 tahun keatas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari tubuh unt
uk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagala
n seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi.

4.2 Saran

Dari kesimpulan di atas menjelaskan bahwa masa dewasa merupakan masa dimana in
dividu telah menyelesaikan pertumbuhannya baik dalam aspek fisiologis, psikologis maupu
n sosiologis, di masa dewasa, orang sudah memiliki tanggung jawab, dan telah menyadari ar
ti hidup. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahan
kan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


dr. S. Tamher, M. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 14 September 2021 - 1
5:25 WIB oleh Ni Ketut Candra Puspita dengan judul "Kasus-kasus Viral Lansia yang Diani
aya di Tanah Air". Untuk selengkapnya kunjungi:

https://nasional.sindonews.com/read/540350/13/kasus-kasus-viral-lansia-yang-dianiaya-di-ta
nah-air-1631606942

Anda mungkin juga menyukai