Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KOMUNITAS

KESEHATAN REMAJA WANITA DAN PRIA

MATA KULIAH :
KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh
Kelompok 4
Ade Nopriandri 821233001
Ari Warisman 821233012
Deni Setiawan 821233019
Nur Hidayu 821233078
Nur Kumalasari 821233079
Silvia Marjulina 821233094

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah diberikannya
sehingga kelompok dapat menuliskan makalah komunitas yang berjudul “Kesehatan Remaja
Wanita dan Pria”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan banyak dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kelompok mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan yang
telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski kami telah berusaha secara maksimal, akan tetapi sebagai manusia biasa kami
meyakini bahwa dalam makalah ini banyak kekuranganya dan masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak dosen
dan rekan-rekan sekalian.
Besar harapan penulis, makalah ini dapat menajdi inspirasi atau sarana pembantu
masayarakat dalam menghitung normalitas data.

Singkawang, 26 September 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................................................2
E. Metode Penulisan..........................................................................................................................2
F. Ruang Lingkup Penulisan..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................................................3
A. Konsep Teori.................................................................................................................................3
1. Pengertian Remaja....................................................................................................................3
2. Tumbuh Kembang Remaja.......................................................................................................3
3. Masalah Pada kelompok Remaja.............................................................................................4
4. Masalah Kesehatan Pada Kelompok Remaja Wanita dan Pria................................................5
5. Kehamilan Usia Dini................................................................................................................5
6. Kenakalan Remaja....................................................................................................................8
7. Akibat Kenakalan Remaja........................................................................................................8
8. Peran Perawat Komunitas........................................................................................................9
9. Fungsi dan peran perawat CHN pada kelompok......................................................................9
B. Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................................................10
1. Pengkajian..............................................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................12
3. Rencana Keperawatan............................................................................................................13
4. Implementasi..........................................................................................................................16
5. Evaluasi..................................................................................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Usia dewasa merupakan suatu periode dalam kehidupan individu yang
C. ditandai dengan pencapain kematangan tubuh secara optimal dan berada di
D. puncak kekuatan, kesehatan, daya tahan dan fungsi sistem indra. Pada masa
E. ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu dewasa awal, dewasa madya dan dewasa
F. lanjut. Pada usia dewasa awal dipandang sebagai usia tersehat dari populasi
G. manusia keseluruhan (healthiest people in population) meskipun banyak yang
H. mengalami sakit namun jarang sampai parah. Pada usia dewasa madya, aspek
I. fisik sudah mulai melemah dan sering mengalami sakit dengan penyakit
J. tertentu yang sebelumnya tidak dialami (seperti hiperkolesterolemia, asam
K. urat, reumatik, diabetes mellitus, hipertensi dan lain-lain). Sedangkan usia
L. dewasa lanjut ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan
M. psikis (Susilowati, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO) (2014) remaja atau dalam istilah asing
yaitu adolescence yang berarti tumbuh kearah kematangan. Remaja adalah seseorang
yang memiliki rentang usia 10- 19 tahun. Remaja adalah masa dimana tanda-tanda
seksual sekunder seseorang sudah berkembang dan mencapai kematangan seksual.
Remaja juga mengalami kematangan secara fisik, psikologis, maupun sosial
Remaja sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukannya sering menimbulakan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang
sama-sama masih dalam masa menari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja (Kartono,
2017). Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Disamping halam aal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini
dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi peajar dan mahasiswa, kita
melihat pula arus kemrosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian
pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja (Marwan,
2015).
Situasi lingkungan yang dialami dan dirasakan oleh remaja akhir baik
tentang peristiwa kekerasan dalam konflik sosial maupun peristiwa sosial lainnya
sangat berdampak dan mempengaruhi interaksi sosial dan perkembangan sosialnya.
Dampak tersebut terjadi ketika konflik sedang berlangsung maupun sudah mereda.
Remaja akan memasuki usia subur dan reproduktif, mereka akan mengalami
2

perubahan fisik yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan. Hal ini
berdampak pada psikologis kejadian ini ditandai dengan masa pubertas. Hal ini yang
akan menjerumuskan remaja ke pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah
satu bentuk perilaku menyimpang yang nantinya akan berdampak buruk bagi kualitas
generasi bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Bersarkan uraian data diatas maka pada makalah ini akan dibahas bagaimanakah konsep
asuhan keperawatan komunitas pada agregat kesehatan remaja wanita dan pria.

C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk dapat memahami tentang :
1. Konsep dasar Kesehatan Remaja Wanita dan pria
2. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas Remaja Wanita dan pria.

D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat mengetahui konsep dasar remaja
2. Dapat konsep dasar asuhan keperawatan komunitas agregat kesehatan remaja
wanita dan pria.

E. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan teori yang
ada tentang konsep penyakit dan konsep asuhan keperawatan.

F. Ruang Lingkup Penulisan


Ruang lingkup penulisan pada makalah ini adalah tentang konsep dasar Keperawatan
Komunitas dan konsep dasar asuhan keperawatan pada agregat kesehatan remaja wanita
dan pria
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa, yaitu antara usia 12-13 tahun hingga usia 20-
an, perubahan yang terjadi termasuk drastis pada semua aspek perkembangannya
yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif, kepribadian, dan sosial. (Fatmawaty,
2017)
Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua aspek
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi
dewasa sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas merupakan masa
dimana remaja mengalami kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah
mulai berfungsi. Masa pematangan fisik pada remaja wanita ditandai dengan
mulainya haid, sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi
basah (Marwan, 2015)
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2017)

2. Tumbuh Kembang Remaja


Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju ke usia
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis, dan emosi.
Biasanya, individu yang berada pada masa remaja telah melalui tahap
pertumbuhan dan perkembangan psikososial kepercayaan (trust) dan ketidak
kepercayaan (mistrust), rasa malu dan ragu (shame and doubt), inisiatif
(initiative), merasa bersalah (guilt), rajin (industry), dan tahap identitas (Hartati
dkk, 2019).
Pada masa remaja terjadi peningkatan kebutuhan seperti kebutuhan akan rasa
cinta dan kasih sayang, dimengerti dan mengahrapkan teman sebaya
memahami dan menerima dalam pergaulan, hal ini juga menimbulkan
keinginan yang menjadi tugas yang harus diraih dan oleh remaja yang
dikatakan dengan tugas perkembangan. Tugas perkembangan bertujuan untuk

3
4

mencapai identitas diri agar dapat menjadi invidu dewasa yang memiliki
sense of self yang dapat disesuaikan dalam perannya didalam kehidupan
bermasyarakat. Remaja berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya, maka
akan mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan dalam melewati masa-masa
berikutnya. Setelah selesai dari tugas perkembangan, remaja biasanya akan percaya
diri dengan kemampuan yang dimiliki mengembangkan kreativitas diri sendiri,
menguasai keadaan lingkungan dimana dia berada sesuai dengan
kebutuhannya. Remaja yang berhasil melewati fase ini sudah dapat dikatakan
bahwa remaja ini dapat mencapai kesejahteraan psikologis yang memiliki jati
diri di dalam hidupnya (Hartati dkk, 2019).

3. Masalah Pada kelompok Remaja


Menurut Budiman dalam Marwan (2015) masalah-masalah yang timbul pada
kelompok remaja dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Masalah yang mungkin timbul karena perkembangan fisik dan psikomotorik
1) Kecanggungan bergaul antar remaja bahkan dengan orang dewasa sekali
pun.
2) Self rejection karena self image tidak sesuai dengan self reality. Pada
remaja terkadang self image terlalu tinggi atau jauh dari self reality.
3) Gejala emosional seperti rasa malu ketika menstruasi.
4) Pemuasan biologis yang tidak tepat.
5) Perkembangan fisik-hormonal & hormonal yang cepat menimbulkan
goncangan : “masa badai dan topan”.
b. Masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan bahasa dan
kognitif
1) Belajar bahasa asing yang tidak menyenangkan cenderung benci
terhadap pelajaran dan gurunya.
2) Ketidakselarasan antara bakat, minat, dan kemampuan.
3) Terutama pada remaja awal cenderung berpikir “di sini dan sekarang”
dalam mengambil keputusan hidup.
4) Sangat rentan dengan pemikiran-pemikiran “sesat” tetapi dasar logika
berpikirnya kuat.
5) Berkembangnya kognitif pada masa remaja sangat kaya akan
idealisme, pencari idola, rasa ingin tahu, dan ingin diakui-dihargai. Jika
5

potensi-potensi ini tidak terfasilitasi dengan tepat sangat mungkin


mengalami salah suai.

c. Masalah yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan perilaku


sosial, emosional, moralitas, dan keagamaan
1) Munculnya perilaku anti sosial pada remaja
2) Konflik dengan orang tua
3) Penyalahgunaan napza
4) Mudah digerakkan dalam perilaku destruktif
5) Mudah terlibat dalam kegiatan masa
6) Seks bebas
7) Ikatan solidaritas, nilai, dan tradisi sebaya sangat kuat. Jika
melakukan penyesuaian sosial sangat mungkin konformitas sosial
mereka mengarah kepada kelompok sebaya yang berisiko tinggi.

4. Masalah Kesehatan Pada Kelompok Remaja Wanita dan Pria


Menurut Cahirani (2015) terdapat beberapa masalah kesehatan yang lazim
terjadi pada remaja, diantaranya adalah:
a. Gangguan gizi Kelebihan atau kekurangan nutrisi menjadi masalah penting
bagi pertumbuhan emaja, dan prevalensi anemia remaja putri (10-14 tahun)
57,1%.
b. Peningkatan penyalahgunaan Napza Dimulai dengan kebiasaan merokok
diusia dini yaitu usia 10-14 tahun, dan diperkirakan yang menjadi perokok
terbesar usia 15-19 tahun sebesar 59,1%.
c. Peningkatan IMS dan HIV/AIDS Proporsi infeksi HIV (1996-2001)
terbanyak diderita kelompok usia 20-29 tahun sebesar 29,8%.
d. Kehamilan remaja, kehamilan tak diinginkan, dan abortus Survey di Jakarta
tahun 2002, siswa SMA 8,9% dan siswi SMA 5,3% pernah melakukan
hubungan seks.
e. Kecelakaan merupakan Penyebab kematian utama usia 10-24 tahun
kecelakaan menempati urutan 1 pada laki-laki dan ke-3 pada perempuan.
f. Kenakalan Remaja Kenalakan remaja seperti tawuran, coret-coret, dan kebut-
kebutan.
6

g. Kekerasan Pada Perempuan, Kekrasan pada perempuan yang sering gterjadi


seperti penjualan wanita, dan kekrasan domestik (rumah tangga).
h. Kesehatan Mental Setiap tahun terdapat 100.000-200.000 remaja melakukan
bunuh diri (WHO dalam Cahirani, 2015).
5. Kehamilan Usia Dini
a. Pengertian Kehamilan Usia Dini
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia yang relatif muda
yaitu usia kurang dari 20 tahun. Kurangnya pengetahuan tentang waktu yang
aman untuk melakukan hubungan seksual mengakibatkan terjadi kehamilan
remaja, yang sebagian besar tidak dikehendaki. Kehamilan telah menimbulkan
posisi remaja dalam situasi yang serba salah dan memberikan tekanan batin
(stres) yang disebabkan oleh beberapa faktor (Rohan dan Siyoto, 2013).
b. Faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini
Faktor penyebab terjadinya kehamilan remaja (Mutanana dan Mutara, 2015)
antara lain :
1) Latar belakang sosial-ekonomi yang buruk, karena beberapa anak terkena
aktivitas seksual karena orang tua atau wali gagal merawat mereka.
2) Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-
teman sesama, beberapa yang mungkin dari lawan jenis.
3) Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan
tentang seks.
4) Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan
menggunakan kontrasepsi.
5) Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka
melakukan hubungan seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
6) Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang
gagal berperan dalam mengasuh anak-anak mereka.
c. Dampak Kehamilan Dini Pada Remaja
Rohan dan Siyoto (2013) menyatakan dampak kehamilan di usia muda yaitu :
1) Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya :
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja
dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat
7

efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi
alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.

2) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan


bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir
rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu
yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya
pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah,
pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang
stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik)
proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-
obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat
perutnya sendiri.
3) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4) Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat
besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang
yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemia.
5) Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia,
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6) Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga
8

cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional


(dukun). Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun
cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama
karena perdarahan dan infeksi.

d. Upaya Mencegah Terjadinya Kehamilan Usia Dini


Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri,
Zubaida, Sarwat dan Marsheda 2016) yaitu :
1) Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya
pemberian konseling dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika
mereka menjadi seksual yang aktif.
2) Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan
seksualitas remaja dan mempunyai riwayat perkembangan seksual yang
tepat pada semua pasien remaja.
3) Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual
aktif memiliki pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

6. Kenakalan Remaja
Sifat remaja pada dasarnya meniru apa yang dilihat dan di rasakan oleh mereka
sehingga menimbulkan imitasi terhadap sikap orang lain. Perilaku ini dapat
berdampak pada kejahatan/kenakalan pada anak. Sebagaimana menurut Kartini
Kartono Juvenile Delinquency bahwa perilaku jahat (dursila), atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit n(patologis) secar
social pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh stu bentuk pengabdian
social, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang
(Kartono, 2017).
M. Gold dan J. Petronio mendifinisikan penyimpangan perilaku remaja dalam
arti kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang
sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika
perbuatanya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukum.
(Kartono, 2017).

7. Akibat Kenakalan Remaja


Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain (Marwan. 2015):
9

a. Bagi diri remaja itu sendiri


Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupu perbuatan
itudapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmataan
sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena
gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan
remaja tersebutakan mengantar nya kepada mental-mental yang lembek, berfikir
tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang
pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan
mengarahkan (Marwan, 2015).
b. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat mejadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila
remaja selaku anak dalam keluarga berkeluarga menyimpang dari ajaran keluarga
akan berakibat ketidak harmonisan dalam keluarga dan putusnya komunikasi
antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat
mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang senang
dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba pada akhirnya
keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh
remaja. Padahal kesemuanya itu di lakukan remaja hanya untuk melampiaskan
rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya (Marwan,
2015).
c. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja membuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap
bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukan, ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka di anggap
anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat
tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi
normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan
(Marwan, 2015).
10

8. Peran Perawat Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Focus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada keterbatasan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
9. Fungsi dan peran perawat CHN pada kelompok Remaja
Fungsi dan peran perawat perawat kesehatan komunitas antara lain :
a. Kolabolator
Perawat bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam membuat
keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah kelompok
remaja. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat,
tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter, LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan kelompok remaja,
menetapkan penyedia pelayanan untuk kelompok remaja.

c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada kelompok remaja,
menggunakan proses diagnostik untuk mengindentifikasi potensial kasus penyakit
dan resiko pada kelompok remaja
d. Case manager
Mengindentifikasi kebutuhan kelompok remaja, merancang rencana keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan kelompok remaja, mengawasi pelaksanaan pelayanan
dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan kelompok remaja
dimasyarakat dan diinstasi formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu kelompok remaja mengindentifikasi masalah dan solusi alternatif serta
membantu mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
11

g. Peneliti
Merancang riset terkait kelompok remaja, mengimplikasikan hasil riset pada
kelompok remaja.
h. Care Giver
Mengkaji status kesehatan komunitas kelompok, menetapkan diagnose
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan dan melaksanakan rencana
tindakan serta mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi kelompok, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus kelompok remaja terhadap
pengambilan keputusan, mempersiapkan kelompok untuk mandiri.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Wahit Iqbal dalam Cindy, 2017).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data
demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas
b. Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas
wilayah, dan kondisi geografis
c. Pelayanan kesehatan dan social
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah tersebut. Mengkaji
tentang pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi remaja ketika sakit
ataupun bermasalah dengan kesehatannya.
d. Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga remaja. Mengkaji apakah
remaja masih bergantung pada orang tua atau sudah mandiri dalam hal
perekonomian.
12

e. Keamanan dan transportasi


Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh remaja
(pribadi/umum), keamanan remaja dalam berkendara, jenis kejahatan yang
sering terjadi pada remaja di wilayah tersebut.

f. Politik dan keamanan


Mengkaji tentang keaktifan remaja dalam organisasi wilayah setempat,
misalnya karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji tentang kebijakan
pemerintah atau program pemerintah untuk remaja di wilayah tersebut.
g. Sistem komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh remaja terhadap orang lain,
baik teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat yang digunakan oleh
remaja dalam penyampaian informasi.
h. Pendidikan
Mengkaji tentang berbagai jenis institusi pendidikan yang ada untuk remaja,
serta ketersediaan program UKS. Juga mengkaji tentang pendidikan remaja di
wilayah tersrbu.
i. Rekreasi
kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari data yang
dikumpulkan. Diagnosa ini berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan masalah
komunitas yang dapat di tangani oleh perawat. Diagnosa keperawatan adalah
penilaian klinik mengenai respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap
permasalahan kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
ini memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil
yang merupakan tanggungjawab perawat. Diagnosa keperawatan komunitas
merupakan hasil dari analisis data sari hasil pengkajian komunitas, yang dimana
diagnosisnya diangkat berdasarkan masalah-masalah pada komunitas (SDKI, 2017).
Diagnosa keperawatan komunitas yang mungkin muncul adalah :
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
13

b. Defisit pengetahuan komunitas


c. Defisit kesehatan komunitas
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosis Luaran Intervensi
1 (D.0117) Pemeliharaan Kesehatan Pemeliharaan Kesehatan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Tidak Efektif (L.12106) Observasi:
Kategori : Perilaku Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Subkategori : Penyuluhan dan keperawatan 3x pertemuan informasi
Pembelajaran diharapkan pemeliharaan kesehatan  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatan dan
Definisi : ketidakmampuan meningkat. menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
mengidentifikasi, mengelola, dan/ atau Kriteria hasil: Terapeutik
menemukan bantuan untuk 1. Menunjukan perilaku adaptif  Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
mempertahankan kesehatan meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Penyebab : 2. Menunjukan pemahaman  Berikan kesempatan untuk bertanya
1. Hambatan kognitif. perilaku sehat meningkat Edukasi:
2. Ketidaktuntasan proses berduka 3. Kemampuan menjalankan  Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
3. Ketidakadekuatan keterampilan perilaku sehat meningkat kesehatan
berkomunikasi 4. Perilaku mencari bantuan  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Kurangnya keterampilan motorik meningkat  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
halus dan kasar 5. Menunjukkan minat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Ketidakmampuan membuat meningkatkan perilaku sehat (PPNI, 2018)
penilaian yang tepat meningkat
6. Ketidakmampuan mengatasi 6. Memiliki sistem pendukung
masalah (individu atau keluarga) meningkat
7. Ketidakcukupan sumber daya (mis. (PPNI, 2019)
keuangan, fasilitas)
8. Gangguan persepsi
9. Tidak terpenuhinya tugas
perkembangan
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
Tidak ada

13
No Diagnosis Luaran Intervensi
Objektif
1. Kurang menunjukkan perilaku
adaptif terhadap perubahan
lingkungan
2. Kurang menunjukkan pemahaman
tentang perilaku sehat
3. Tidak mampu menjalankan perilaku
sehat
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
Tidak ada
Objektif :
1. Memiliki riwayat perilaku mencari
bantuan kesehatan yang kurang
2. Kurang menunjukkan minat untk
meningkatkan perilaku sehat
3. Tidak memiliki sistem pendukung
(support system)
Kondisi klinis :
1. Kondisi kronis (mis. sklerosis
multipel, arthtritis, nyeri kronis)
2. Cedera otak
3. Stroke
4. Paralisis
5. Cedera medula spinalis
6. Laringektomi
7. Demensia
8. Penyakit alzheimer
9. Keterlambatan perkembangan.
(PPNI, 2017)
2 Defisit Pengetahuan Komunitas Tingkat pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)

14
No Diagnosis Luaran Intervensi
(D.0111) Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Kategori : Perilaku keperawatan 3x pertemuan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Subkategori : Penyuluhan dan diharapkan tingkat pengetahuan informasi
Pembelajaran komunitas meningkat dengan  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya Kriteria Hasil menurunkan motivasi perilaku perilaku hidup bersih
informasi kognitif yang berkaitan dengan 1. Perilaku sesuai anjuran dan sehat
topik tertentu meningkat Terapeutik:
Penyebab : 2. Verbalisasi minat dalam belajar  Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
1. Keterbatasan kognitif meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. Gangguan fungsi kognitif
3. Kemampuan menjelaskan  Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpapar informasi
pengetahuan tentang suatu topik Edukasi
5. Kurang minat dalam belajar meningkat  Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
6. Kurang mampu mengingat 4. Kemampuan menggambarkan kesehatan
7. Ketidaktahuan menemukan sumber pengalaman sebelumnya yang  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
informasi sesuai dengan topik meningkat  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
Gejala dan tanda mayor : 5. Perilaku sesuai dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Subjektif : pengetahuan meningkat (PPNI, 2018)
1. Menanyakan masalah yang dihadapi 6. Pertanyaan tentang masalah
Objektif : yang dihadapi menurun
1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai 7. Persepsi yang keliru terhadap
anjuran
masalah menurun
2. Menunjukkan perspsi yang keliru
8. Menjalani pemeriksaan yang
terhadap masalah
Gejala dan tanda minor : tidak tepat menurun
Subjektif 9. Perilaku membaik
Tidak ada (PPNI, 2019)
Objektif :
1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
2. Menunjukkan perilaku berlebihan (miss
apatis, bermusuhan, agitasi, histeria)

Kondisi klinis
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh

15
No Diagnosis Luaran Intervensi
klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
(PPNI, 2017)
3 Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110) Status Kesehatan Komunitas Pengembangan kesehatan masyarakat (I.14548)
Kategori : Perilaku (L.12109) Observasi:
Subkategori : Penyuluh dan Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya
Pembelajaran keperawatan 3x pertemuan  Identifikasi potensi atau asset dalam masyarakat terkait
Definisi : Terdapat masalah kesehatan kesehatan komunitas meningkat isu yang dihadapi
atau faktor resiko yang dapat Dengan kriteria hasil :  Identifikasi kekuatan dan patner dalam pengembangan
mengganggu kesejahteraan pada suatu 1. Ketersediaan program promisi kesehatan
kelompok kesehatan meningkat  Identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat
Penyebab : 2. Ketersediaan program proteksi Terapeutik:
1. Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan meningkat  Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat
kesehatan 3. Partisipasi dalam program
untuk berpartisipasi sesuai asset yang dimiliki
2. Keterbatasan sumber daya kesehatan komunitas meningkat
 Libatkan anggota masyarakat untyuk meningktakna
3. Program tidak memiliki anggaran yang 4. Keikutsertaan asuransi/ jaminan
kesehatan meningkat kesadaran terhadap isu dan masalah kesehatan yang
cukup
5. Kepatuhan terhadap standar dihadapi
4. Program tidak atau kurang didukung
kesehatan lingkungan meningkat  Libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk
komunitas
5. Komunitas kurang puas dengan program 6. Sistem surveiens kesehatan mendefinisikan isu kesehatan dan mengembangkan
yang dijalankan meningkat rencana kerja
6. Program tidak memiliki rencana 7. Pemantauan standar kesehatan  Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan
evaluasi yang optimal komunitas meningkat implementasi serta revisinya
7. Program tidak memiliki data hasil yang 8. Angka mortalitas menurun  Libatkan anhgota masyarakat dalam mengembangkan
memadai 9. Angka morbiditas menurun jaringan kesehatan
8. Program tidak mengatasi seluruh 10. Angka gangguan kesehatan mental
 Pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota
masalah kesehatan komunitas menurun
11. Prevalensi penyakit menurun
masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat
Gejala dan tanda mayor :  Perkuat komunikasi anatara individu dan kelompok
Subjektif 12. Angka penyalahgunaan zat
menurun untuyk bermusyawarah terkait daya tarik yang sama
Tidak ada
13. Angka penyalahgunaan alkohol  Fasilitasi struktur organisasi untuk meningkatkan
Objektif
1. Terjadi masalah kesehatan yang dialami menurun kemampuan berkomunikasi dan bernegoisasi

16
No Diagnosis Luaran Intervensi
komunitas 14. Angka kebiasaan merokok  Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
2. Terdapat faktor risiko fisiologis dan/ menurun  Persatuka anggota masyarakat dengan cita-cita
atau psikologis yang menyebabkan 15. Angka pennyakit menular seksual komunitas yang sama
anggota komunitas menjalani perawatan menurun  Bangun komitmen antar anggota masyarakat
Gejala dan tanda minor : 16. Angka kelahiran preterm menurun
 kembangkan mekanisme keterlibatan tatanan local,
Subjektif : 17. Angka berat badan lahir rendah
Tidak ada menurun
regional bahkan nasional terkait isu kesehatan
Objektif : 18. Angka kejadian cedera menurun komunitas.
1. Tidak tersedia program untuk 19. Angka kriminalitas menurun (PPNI, 2018)
meningkatkan kesejahteraan bagi (PPNI, 2019)
komunitas
2. Tidak tersedia program untuk mencegah
masalah kesehatan
3. Tidak tersedia program untuk
mengurangi masalah kesehatan
komunitas
4. Tidak tersedia program untuk mengatasi
masalah kesehatan komunitas
Kondisi klinis terkait
1. HIV/ AIDS
2. Penyalahgunaan zat
3. Penyakit menular seksual
4. Kehamilan diluar nikah
5. Gizi buruk
6. Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
7. Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS)
(PPNI, 2017)

4 Perilaku Kesehatan Cenderung Perilaku Kesehatan (L.12107) Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
Berisiko (D.0099) Setelah dilakukan tindakan Observasi:
Kategori : Psikologis keperawatan 3x pertemuan  Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
Subkategori : Integritas Ego diharapkan perilaku kesehatan digunakan

17
No Diagnosis Luaran Intervensi
Definisi : Hambatan kemampuan membaik Terapeutik:
dalam mengubah gaya hidup/perilaku Kriteria hasil :  Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
untuk memperbaiki status kesehatan 1. Penerimaan terhadap perubahan  Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Penyebab : status kesehatan meningkat Edukasi
1. Kurang terpapar informasi 2. Kemampuan melakukan  Anjurkan melakukan PHBS sekolah
2. Ketidakadekuatan dukungan sosial tindakan pencegahan masalah (PPNI, 2018)
3. Self efficacy yang rendah kesehatan meningkat
4. Status sosio-ekonomi rendah 3. Kemampuan peningkatan
5. Stressor berlebihan kesehatan meningkat
6. Sikap negatif terhadap pelayanan 4. Pencapaian pengendalian
kesehatan kesehatan meningkat
7. Pemilihan gaya hidup tidak sehat (PPNI, 2019)
(mis. merokok, konsumsi alkohol
berlebihan)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Tidak ada
Objektif
1. Menunjukkan penolakan terhadap
perubahan status kesehatan
2. Gagal melakukan tindakan
pencegahan masalah kesehatan
3. Menunjukkan upaya penginkatan
status kesehatan yang minimal
Gejala dan tanda minor :
Subjektif
Tidak ada
Objektif :
1. Gagal mencapai pengendalian yang
optimal
Kondisi klinis terkait :

18
No Diagnosis Luaran Intervensi
1. Kondisi baru terdiagnosis penyakit
2. Kondisi perubahan gaya hidup baru
akibat penyakit
3. Tumor otak
4. Penyalahgunaan zat
5. Gangguan kepribadian dan psikotik
6. Depresi/ psikosis pasca persalinan
(PPNI, 2017)

19
16

4. Implementasi
Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu kepentingan klien,
keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, emosional,
psikososial, serta budaya dan lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan
keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunitas dalam mencapai tujuan. Dalam
evaluasi terdapat 2 jenis pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut:
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan keperawatan.
penulisannya lebih dikenal dengan menggunakan format SOAP.
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang objektif.
A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi akhir apabila waktu perawatan sudah sesuai dengan perencanaan. Bila
terdapat ketidaksesuaian dalam hasil yang dicapai, keseluruhan proses mulai dari
pengkajian sampai dengan tindakan perlu ditinjau kembali. Ada beberapa metode
yang perlu dilaksanakan dalam melakukan evaluasi diantaranya adalah observasi
langsung, wawancara, memeriksa laporan dan latihan stimulasi (Dion & Yasinta,
2015).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua aspek dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa
sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas merupakan masa dimana remaja
mengalami kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa
pematangan fisik pada remaja wanita ditandai dengan mulainya haid, sedangkan pada
remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah
Terdapat beberapa masalah kesehatan yang lazim terjadi pada remaja seperti
gangguan keseimbangan gizi, penyalahgunaan napza, IMS dan HIV/AIDS, Kehamilan
Dini, Kecelakaan, Kekerasan pada perempuan bahkan gangguan kesehatan mental pada
remaja. Asuhan keperawatan komunitas pada agregat kesehatan remaja wanita dan pria
meliputi lima tahapan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi. Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada komunitas agregat kesehatan wanita dan pria :
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, Defisit pengetahuan komunitas, Defisit kesehatan
komunitas, Perilaku kesehatan cenderung beresiko

B. Saran
Diharapkan dengan makalah ini dapat menambah referensi dalam masalah
komunitas agregat kesehatan remaja pria wanita. Namun didalam penyusunan makalah
ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga penulis
menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami lebih lanjut tentang konsep dan
asuhan keperawatan komunitas agregat kesehatan pria wanita dengan mencari referensi
dan literatur dari sumber yang berbeda. Dan kami sangat terbuka apabila ada saran dan
masukan yang sifatnya membangun untuk penulisan makalah ini agar lebih berguna bagi
orang lain

17
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, A. R., & Hartati, S. (2019). Pembelian Impulsif pada Remaja Akhir Ditinjau dari
Kontrol Diri. Gadjah Mada Journal of Psychology, 3(3), 123–130. doi:
10.22146/gamajop.44103

Cahirani, Reni. (2015). Kegiatan Belajat 3 Asuhan Keperawtan Apada Kelompok Khusu
Remaja. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Progrma Studi
Keperawatan. Kementerian Republik Indonesia dan Australia Indonesia for Health
Systems Strengthening (AIPHSS).

Fatmawaty R. Memahami Psikologi Remaja. J Reforma. 2017;2(1):55–6

Kartono, K. (2017). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Press

Mubarak dan Riyadi , 2017. Buku Ajar Keperawatan komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto

Mutanana, N. dan Mutara. G., 2015. Factors Contributing to Teenage Pregnancies in A


Rural Community of Zimbabwe. Jurnal of Biology, Agriculture and Healthcare, 5(14).

Rohan, H.H dan Siyoto, S., 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha
Medika

Setiawan, Marwan, 2015, Karakteristik Kriminalitas Anak & Remaja Dalam Perspektif
Pendidikan, Juvenile Delinquency, Narkotika, Hukum, Hak Anak, Agama, dan Moral,
Bogor: Ghalia Indonesia.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan Edisi 1 Cetakan II.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1 Cetakan II.

Papri, F. S., Zubaida, K., Sarwat, A. dan Marsheda, B. P., 2016. Adolescent Pregnancy :
Risk Factors , Outcome and Prevention. Chattagram maa-oshishu hospital medical
college journal, 15(1), hal. 53–56.

Yusuf, S. (2016). Psychology of Child and Adolescent Development. Bandung: PT. Teen
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai