Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DAMPAK BODY SHAMING


PADA MASA REMAJA MILENIAL
Mata Kuliah : Psikologi
Dosen Pengampu :
Dr. Rr. Sri Endang Pujiastuti, SKM,MNS.

Disusun oleh :

NAMA: NIDA NUR KHAFIZAH


NIM : P1337420623003

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN DAN PROGRAM PROFESI NERS
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyusun makalah Psikologi “Dampak Body Shaming
Pada Masa Remaja Milenial”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas semester
1 pada tahun 2023/2024.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rr. Sri Endang Pujiastuti,
SKM, MNS. selaku dosen mata kuliah Psikologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Dan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini jauh dari kata sempurna, karena saya masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu saya perlu kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami


tentang Dampak Body Shaming Pada Masa Remaja Milenial.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, dan seluruh kalangan


masyarakat, aamiin.

Semarang, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
2.1 Definisi Body Shaming ............................................................................ 4
2.2 Aspek-Aspek Body Shaming ................................................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Body Shaming ........................................................................ 7
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Body Shaming ................................ 8
2.5 Dampak Dari Body Shaming ................................................................. 10
2.6 Cara Mengatasi Body Shaming .............................................................. 11
2.7 Tipe-Tipe Bullying Body Shaming ........................................................ 13
2.8 Contoh Body Shaming Pada Remaja Milenial ....................................... 14
BAB III ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18
3.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Body shaming pada zaman sekarang menjadi trend dan menjadi
pembahasan yang serius mengingat banyak perilaku yang di lontarkan kepada
korban atau orang yang terkena perundungan mengenai anggota badannya.
Body shaming adalah tindakan mempermalukan seseorang dengan
mengkritik penampilan fisiknya, seperti mengejek karena fat shaming, skinny
shaming, ataupun ugly shaming, dan masih banyak contoh lain lagi. Istilah
body shaming kadang kala digunakan untuk mencela seseorang, dan bahkan
dianggap menjadi lelucon untuk bahan tertawaan bagi orang-orang, yang
paling sering saya lihat itu disekitar lingkungan remaja milenial sekarang ini
(Serni, dkk., 2020:134).
Tubuh ideal sering dikaitkan dengan kondisi fisik yang dimiliki oleh
remaja saat ini. Seseorang dianggap memiliki tubuh yang ideal ketika kondisi
fisik yang baik serta menarik menurut dirinya maupun menurut pandangan
orang lain. Memiliki badan yang kurus, tinggi dan putih adalah salah satu
point terpenting dari penilaian seseorang yang sangat diidamkan oleh banyak
orang. Tetapi, ada satu hal yang harus diingat bahwa tidak semua manusia
terlahir dengan kondisi fisik yang sempurna.
Pandangan saya yang paling banyak bullying body shaming itu remaja
milenial, hal ini dapat dipandang rumit dikarenakan teman sebaya seringkali
menyinggung perkara fisik dalam menjalin pertemanan yang toxic meski
tidak melulu sifatnya negatif. Fenomenanya, banyak dari teman dekat dalam
usia remaja seringkali menjadikan fisik sebagai bahan ketawaan, dan pasti
ada yang memanggil temannya sendiri dengan kondisi fisik yang paling
menonjol diarea tubuh. Disadari ataupun tidak pada hakikatnya kondisi ini
termasuk kedalam body shaming. Bukti yang menunjukkan pengalaman
memalukan yang terjadi menjadi identitas diri dan di jadikan sebagai
kenangan traumatis terkait dengan perasaan malu di masa depan serta
meningkatkan kerentanan terhadap traumatis, traumatis termasuk salah satu
efek dari perlakuan body shaming tersebut (Matos, 2013:78).
Remaja milenial sekarang ini seperti masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke dewasa. Pada masa remaja milenial sekarang ini memiliki
kematangan emosi yang sangat labil. Dalam kehidupan sosial remaja akan
menghadapi berbagai permasalahan dalam pergaulan di lingkungan sekitar
baik di masyarakat, tempat pendidikan (sekolah & kampus), maupun
keluarga, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat
kesulitan permasalahannya sehingga mengetahui tugas-tugas tersebut dan
dapat mencegah konflik yang nantinya akan ditimbulkan oleh remaja tersebut
dalam masyarakat.

Remaja juga dituntut untuk bisa menentukan dan membedakan mana


yang baik atau buruk dalam kehidupannya. Dan masa dimana hidup penuh

1
dengan hal-hal baru mulai mengenal lawan jenis sampai fase mencari jati diri.
Individu yang bisa dikatakan remaja jika ia memasuki umur belasan tahun
seperti yang dikemukakan oleh Wirawan (Mulyatiningsih, 2017: 3) Batasan
remaja di Indonesia, yaitu mulai dari usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Bagi mereka yang berusia 11-24 tahun tetapi sudah menikah, mereka tidak
disebut remaja. Sementara mereka yang berusia 24 tahun ke atas tetapi belum
menikah dan masih bergantung hidupnya kepada orang tua, masih disebut
remaja.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja meliputi perubahan
emosi, cara berpikir dan perubahan pada fisiknya. Salah satu perubahan yang
dialami remaja yang tampak sangat signifikan adalah perubahan pada
fisiknya, perubahan ini jelas sekali sangat terlihat. Pada remaja putra akan
tumbuh jakun dilehernya seiring dengan suara yang mulai pecah atau berat,
atau mulai tumbuh rambut-rambut halus di bagian bagian tertentu pada
tubuhnya, pertumbuhan tinggi yang drastis biasanya turut terjadi. Lain lagi
dengan perubahan fisik pada remaja putri, memasuki masa remaja, remaja
putri mengalami apa yang dinamakan dengan mestruasi, kondisi dimana
keadaan rahim telah siap dibuahi namun tidak segera di buah.
Di Indonesia tingkat body shaming selalu meningkat dari tahun ke
tahun, dan sebelumnya tingkat body shaming paling meningkat di Indonesia
itu pada tahun 2018, sekitar 966 kasus penghinaan fisik atau body shaming
yang ditangani polisi dari seluruh Indonesia sebanyak 347 kasus di antaranya
selesai, baik melalui penegakan hukum maupun pendekatan mediasi antara
korban dan pelaku.
Menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan
atas undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang onformasi dan transaksi
elektronik pasal 45 ayat 3 yaitu: “setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan atau mensransmisikan atau membuat dapat di aksesnya
informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memeliki muatan
penghinaan atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud yang
memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik dalam pasal 27 ayat
3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun atau denda paling
banyak Rp 750.000.000.00 ( tujuh ratus lima puluh juta rupiah).”
Selain itu menurut pasal 315 KHUP “tiap-tiap penghinaan dengan
sengaja yang tidak bersifat pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap
seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan atau bahkan di muka
orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan atau dengan surat yang
dikirimkan atau diterumakan 1 kepadanya. Diancam karena penghinaan
ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
pidana denda paling banyak Rp 40.000 (empat ribu lima ratus rupiah)."
Berdasarkan peristiwa atau kejadian di atas saya tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang body shaming. Karena orang-orang belum
banyak yang mengetahui cara mengatasi dalam body shaming, maka dari itu
saya tertarik mengangkat judul tentang “Dampak Body Shaming di Kalangan
Remaja Milenial Sekarang ini."

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Body Shaming?
2. Apa saja aspek-aspek Body Shaming?
3. Apa saja jenis-jenis dalam Body Shaming?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Body Shaming?
5. Apa saja dampak Body Shaming?
6. Apa saja cara mengatasi Body Shaming?
7. Apa saja tipe-tipe Body Shaming?
8. Contoh Body Shaming dalam dunia kampus !

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Body Shaming
2. Untuk mengetahui aspek-aspek Body Shaming
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Body Shaming
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Body Shaming
5. Untuk mengetahui dampak Body Shaming
6. Untuk mengetahui cara mengatasi Body Shaming
7. Untuk mengetahui tipe-tipe Body Shaming
8. Untuk mengetahui salah satu contoh Body Shamig

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Body Shaming


Body shaming adalah tindakan seseorang dalam memberi penilaian
terhadap individu maupun orang lain tentang tubuh, bentuk fisik, warna kulit
atau pakaian dalam bentuk kritikan, mengeluarkan pendapat atau
membandingkannya dengan yang lain karena tidak ideal atau tidak sesuai
dengan pandangan seperti pada umumnya. Selain memberi penilaian kepada
orang lain, body shaming juga bentuk mengomentari diri sendiri sebagai
bentuk rendah diri atau kurangnya rasa syukur yang dimiliki seseorang.
Menurut kamus Oxford, pengertian body shaming adalah tindakan
atau praktik mempermalukan seseorang dengan membuat komentar
mengejek atau kritis tentang bentuk atau ukuran tubuh mereka. Hasil dari
body shaming yang terjadi pada seseorang adalah adanya kemunduran
kepercayaan diri, atau penilaian negatif terhadap diri sendiri. Korban body
shaming umumnya akan menarik diri dari keramaian untuk menenangkan
diri. Selain itu, korban body shaming akan mengalami perubahan sikap yang
akan terjadi, misalnya mudah tersinggung, pendiam, malas makan, hingga
depresi.
Body Shaming merupakan tindakan ataupun perilaku seseorang dalam
memberikan komentar atau pendapat terhadap bentuk tubuh orang lain yang
berakibat menimbulkan standar tertentu, dimana standar tersebut akan
menyebabkan seseorang yang tidak sesuai dengan standar yang sudah
terbentuk, yang kemudian akan menimbulkan rasa malu dan tidak percaya
diri terhadap bentuk tubuhnya. Beberapa bentuk ungkapan body shaming
seperti; kegendutan (fat shaming), terlalu kurus (skinny shaming), ataupun
jelek (ugly shaming), terlalu tinggi atau kurus, dan lain sebagainya.
Body shaming adalah sebuah istilah yang dikenal sebagai perlakuan
atau tindakan seseorang dalam memberikan komentar buruk terhadap kondisi
tubuh atau rupa seseorang baik secara disadari maupun tidak disadari. Body
shaming termasuk kekerasan (bullying) secara verbal yang menyebabkan
trauma psikis karena ucapan yang menyakitkan. Body shaming membuat
seseorang semakin merasa tidak aman dan tidak nyaman terhadap penampilan
fisiknya dan mulai menutup diri baik terhadap lingkungan maupun orang-
orang.

4
Berikut Definisi Body Shaming dari beberapa para ahli:
1. Menurut Chairani (2018)
Body shaming adalah tindakan seseorang yang mencela atau suatu bentuk
tubuh individu lain dimana bentuk tubuh tersebut tidak ideal dan atau
tidak seperti bentuk-bentuk tubuh pada umumnya.

2. Menurut Alawiyah (2019)


Body shaming adalah penilaian individu terhadap individu yang lainnya
tentang tubuh mereka yang mengakibatkan akan timbul penilaian terkait
bentuk tubuh yg tidak ideal dan tidak sesuai dengan pandangan orang lain
mengenai bentuk tubuh mereka.

3. Menurut Fitriana (2019)


Body shaming adalah tindakan yang mengomentari atau mengeluarkan
pendapat kepada seseorang ataupun diri sendiri mengenai tubuh yang
dimilikinya.

4. Menurut Dolezal (2015)


Body shaming adalah tindakan mengkritik, mengomentari, atau
membandingkan fisik orang lain maupun dirinya sendiri.

5. Menurut Damanik (2018)


Body shaming adalah perasaan malu akan salah satu bentuk bagian tubuh
ketika penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri tidak sesuai dengan
diri ideal yang diharapkan individu.

6. Dr. Sarah Grogan


Adalah seorang psikolog sosial yang mendefinisikan body shaming
sebagai tindakan merendahkan atau mencelah penampilan fisik
seseorang, terutama berkaitan dengan berat badan, ukuran tubuh, atau
karakteristik fisik lainnya. Ini dapat mencakup komentar negatif,
perbandingan dengan standar kecantikan yang tidak realistis, atau
penghinaan terhadap penampilan seseorang.

7. Perkumpulan Nasional untuk Gangguan Makan (National Eating


Disorders Association - NEDA)
Body shaming sebagai segala tindakan, komentar, atau perilaku yang
menilai atau mengkritik penampilan fisik seseorang. Ini bisa berupa
ejekan, perbandingan yang merugikan, atau memicu perasaan malu terkait
tubuh.

8. Dr. Brene Brown


Seorang peneliti dalam bidang kerentanan dan rasa malu,
menggambarkan body shaming sebagai upaya untuk merendahkan
seseorang berdasarkan penampilan fisiknya, yang seringkali terkait
dengan norma kecantikan yang tidak realistis.

5
Intinya body shaming adalah tindakan merendahkan atau mengkritik
penampilan fisik seseorang. Para ahli umumnya menggambarkan body
shaming sebagai perilaku negatif yang dapat mengakibatkan dampak
psikologis dan emosional pada individu yang menjadi sasaran. Hal ini
mencakup komentar negatif tentang berat badan, bentuk tubuh, atau
penampilan fisik lainnya yang dapat merusak harga diri dan kesejahteraan
psikologis seseorang. Meskipun definisinya dapat bervariasi, kesamaan inti
dalam pengertian ini adalah bahwa body shaming merendahkan atau
mengkritik penampilan tubuh seseorang dengan cara yang merugikan.

2.2 Aspek-Aspek Body Shaming


1. Berat Badan
Salah satu aspek paling umum dalam body shaming adalah kritik atau
ejekan terhadap berat badan seseorang. Ini bisa termasuk ejekan terhadap
seseorang yang dianggap terlalu gemuk atau terlalu kurus.

2. Bentuk Tubuh
Orang seringkali diejek atau dikritik berdasarkan bentuk tubuh mereka.
Ini bisa mencakup perasaan malu terkait bentuk tubuh yang dianggap
tidak ideal, misalnya, bentuk wajah, tubuh, atau bagian tubuh tertentu.

3. Umur
Body shaming juga dapat terjadi berdasarkan usia seseorang, individu
mungkin merasa tidak aman karena merasa terlalu tua atau terlalu muda.

4. Warna Kulit
Body shaming juga dapat terjadi berdasarkan diskriminasi warna kulit,
sering disebut sebagai rasisme, adalah bentuk body shaming yang
mengkritik atau merendahkan individu berdasarkan warna kulit mereka.

5. Gender
Orang seringkali diejek berdasarkan gender mereka, ini mencakup
pemahaman yang sempit tentang bagaimana pria dan wanita "seharusnya"
terlihat, serta penilaian terhadap individu non-biner atau transgender.

6. Keterampilan Fisik
Beberapa orang mungkin diejek atau dikritik karena keterampilan fisik
tertentu, seperti olahraga atau tarian. Ini dapat merugikan kesejahteraan
psikologis atlet, penari, atau individu yang memiliki minat khusus.

7. Media Sosial
Body shaming sering kali diperparah oleh media sosial melalui Instagram,
twitter, dan you tube di mana ada sebuah komentar negatif, perbandingan,
dan penghinaan terhadap penampilan fisik tersebar luas. Ini dapat
menyebabkan tekanan tambahan pada individu.

6
Adapun menurut Gilbert dan Miles (2002), aspek-aspek body shaming adalah
sebagai berikut:
1. Komponen Kognitif Sosial
Mengacu pada pemikiran dari orang lain yang menilai sebagai seseorang
yang rendah maupun kurang baik sehingga mengakibatkan memandang
dirinya rendah.

2. Komponen Mengenai Evaluasi Diri Yang Berasal Dari Dalam


Pada komponen ini mengacu pada pandangan buruk terhadap diri sendiri
yang berasal dari pemikiran negatif mengenai diri. Hal ini juga didasari
pada kritikan yang menyerang dengan kata-kata yang merendahkan diri
sehingga hal tersebut mengakibatkan menurunnya kepercayaan diri dan
menanamkan pemikiran malu dari dalam diri.

3. Komponen Emosi
Terdapat dalam perasaan emosi meliputi perasaan cemas, muak, dan
murung terjadi pada diri sendiri. Hal ini disebabkan dari pemikiran negatif
atas dirinya dan ketidakmampuan mengikuti standar yang ada dari
lingkungan.

2.3 Jenis-Jenis Body Shaming


1. Acute Body Shame
Diartikan sebagai rasa malu yang akut dikarenakan bentuk tubuh yang
dimiliki. Acute body shame lebih menjelaskan terkait aspek dari perilaku
tubuh, contohnya adalah tingkah laku ataupun perubahan seseorang.
Rasa malu terhadap tubuh ini sering dialami di dalam interaksi sosial
yang hal itu dapat menyebabkan seseorang menjadi gagal dalam
mempresentasikan dirinya. Acute body shame tergolong sebagai rasa
malu yang wajar di dalam masyarakat. Acute body shame berkaitan
dengan aspek perilaku dari tubuh, seperti gerakan, gaya berbicara,
tingkah laku, dan kenyamanan yang berhubungan dengan presentasi diri.
Biasanya hal ini disebut dengan embarrassment atau rasa malu. Acute
body shame terjadi pada kasus-kasus dalam interaksi sosial, seperti
ketika seseorang sedang berbicara kemudian mengalami kegagapan atau
gagal dalam berperilaku yang diharapkan di lingkungan sosial, sering
muncul sebagai akibat dari pelanggaran perilaku, penampilan, atau
hilangnya kendali sementara atas tubuh dan fungsi tubuh seseorang.

2. Chronic Body Shame


Ini berkaitan dengan tubuh seseorang yang lebih berkelanjutan atau
permanen, seperti berat badan, tinggi badan, atau warna kulit. Chronic
body shame juga dapat timbul karena beberapa stigma atau kelainan
tubuh, seperti bekas luka atau cacat. Di luar penampilan, chronic body
shame sering dikaitkan dengan fungsi dan kecemasan tubuh di sekitar
bagian tubuh seperti jerawat, penuaan, dan sebagainya. Selain itu,

7
mungkin timbul dalam masalah kontrol tubuh, seperti dalam kasus gagap
atau kekakuan kronis. Apa pun yang menyebabkannya, jenis body
shaming ini datang secara kronis dan berulang-ulang ke dalam kesadaran
seseorang dan membawa rasa sakit yang berulang atau mungkin terus-
menerus. Rasa malu dalam hal ini akan menjadi lebih akut mungkin pada
saat seseorang menginternalisasi penilaian diri, menyebabkan
pengalaman tubuh berkurang sehingga mempengaruhi harga diri dan
penilaian diri.

3. Fit Shaming
Melibatkan penghinaan atau kritik terhadap tingkat kebugaran fisik
seseorang. Orang yang berusaha hidup sehat kadang-kadang diejek oleh
individu yang merasa mereka tidak memenuhi standar tertentu dalam hal
kebugaran.

4. Food Shaming
Penghinaan yang berkaitan dengan pola makan seseorang. Ini bisa
mencakup ejekan terhadap makanan yang seseorang konsumsi, atau
perasaan malu terkait dengan pilihan makanan.

5. Ableism
Penghinaan atau kritik terhadap individu berdasarkan kondisi fisik atau
kecacatan mereka. Ini mencakup penghinaan terhadap orang dengan
disabilitas.

6. Sexualization
Penghinaan yang menghubungkan penilaian terhadap penampilan fisik
dengan seksualitas seseorang. Ini seringkali terjadi dalam konteks
pemahaman yang tidak pantas tentang seksualitas individu.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Body Shaming


1. Persepsi Yang Salah Mengenai Bentuk Fisik
Hal ini tentu saja berkaitan dengan citra dan standar ideal yang telah
tertanam di masyarakat tentang kecantikan.

2. Ketidakpekaan Sosial
Hal ini berkaitan dengan tindakan-tindakan menjurus kearah body
shaming yang biasa dianggap sebagai lelucon atau bahan candaan
semata. Ketidakpekaan ini meliputi rasa, bahwa seseorang mungkin
merasa sedih dan sakit hati atas lelucon mengenai bentuk dan ukuran
tubuhnya.

8
3. Bentuk Intimidasi Dan Dominasi
Body shaming merupakan salah satu bentuk intimidasi dan upaya
mendominasi seseorang oleh pihak lain yang memiliki kuasa lebih dengan
menjatuhkan mental atau harga diri dengan merendahkan fisik si korban.

4. Menghindari Rasa Inferior


Perasaan inferior atau rendah diri biasanya dapat ditutupi dengan
bertingkah menjadi superior dan hal ini dapat dicapai dengan membuat
orang lain berada di posisi yang lebih inferior. Umumnya hal ini
berkenaan dengan sifat kolektif atau kegemaran manusia untuk
membentuk dan diterima dalam kelompok-kelompok tertentu.

5. Masalah Psikologi
Faktor keluarga dan masa lalu berperan dalam membentuk perilaku
seseorang. Korban bullying atau body shaming sebelumnya, berpotensi
lebih besar menjadi pelaku di masa depan.

6. Tekanan Teman Dan Keluarga Lewat Komentar


Ini dapat berperan dalam memicu body shaming, kritik atau komentar
negatif terkait penampilan fisik dapat merusak harga diri seseorang.

7. Budaya Diet Dan Olahraga


Budaya diet yang ekstrem dan dorongan untuk mencapai tubuh yang
"sempurna" melalui diet dan olahraga dapat menyebabkan body shaming
ketika seseorang merasa gagal mencapai standar tersebut.

8. Masalah Kesehatan Mental


Seperti gangguan makan, depresi, dan kecemasan, dapat memengaruhi
persepsi diri dan memicu body shaming.

Menurut Hoel dan Cooper (2006), body shaming dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Bullying
Adalah sebuah istilah pengganggu yang artinya tindakan atau perlakuan
penindasan oleh seseorang yang sifatnya agresif dan menjadi sebuah
ancaman untuk mendominasi orang lain. Peristiwa body shaming sering
dijumpai berlangsung bersamaan dengan tindakan bullying. Dikarenakan
bullying adalah tindakan menindas kemerdekaan atau hak orang lain, body
shaming tidak lain sering digunakan sebagai alat atau suatu perlakuan
intimidasi. Ketidaksempurnaan seseorang menjadi fokus utama yang
dilihat oleh pengganggu dan menjadikannya kanvas yang sempurna untuk
melukis segala caci dan makian, kepuasan seorang pengganggu akan
terpenuhi apabila korban tersebut telah jatuh terpuruk dan tidak berdaya
yang menjadikannya seorang superior.

9
2. Peran Media
Adalah sebuah wadah untuk menyalurkan sebuah komunikasi yang
dikonstruk sedemikian rupa isinya dengan berbagai hal berupa seni,
kreativitas, berita, wacana, audio serta visual dimana tujuannya agar dapat
dipahami dan dinikmati oleh audiens. Media merupakan komunikasi yang
dibuat dengan memiliki fokus-fokus tujuan tertentu serta pembuatannya
dibentuk melalui pengamatan secara sosial dengan batasan kelangsungan
yang ada atau sedang terjadi pada masyarakat. Hal apapun yang ingin
disampaikan atau ditunjukkan oleh media haruslah memiliki citra yang
baik tanpa tercela agar dapat diterima oleh khalayak, sehingga terciptalah
standar-standar pada masyarakat yang tanpa disadari terkadang tidak
begitu relevan.

3. Standar Kecantikan
Body shaming sering terjadi karena korban dirasa tidak memenuhi standar
kecantikan yang ada pada masyarakat, dimana yang beredar adalah kurus
merupakan hal mutlak dimana seseorang dapat dikatakan cantik. Standar
kecantikan yang telah terkonstruk di pikiran masyarakat Indonesia adalah
kulit cerah berupa putih pucat, hidung mancung, rambut lurus panjang,
tubuh ideal yang tinggi, berat badan ideal adalah ramping berlekuk gitar
Spanyol dan masih banyak lagi.

Semua faktor ini dapat saling terkait dan kompleks, dan seringkali
mereka berperan dalam menghasilkan fenomena body shaming. Penting
untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini dan berupaya untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung penerimaan diri dari keberagaman
tubuh.

2.5 Dampak Dari Body Shaming


Menurut Cahyani (2018), dampak-dampak negatif dari body shaming antara
lain yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan Makan Dan Kesehatan
Body shaming merupakan penyebab harga diri yang rendah dan berkaitan
dengan pola makan. Seseorang cenderung melakukan perubahan pada
tubuhnya dengan melakukan diet untuk menurunkan berat badan ataupun
mengonsumsi makanan yang banyak untuk menaikkan berat badan. Dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat body shame maka cenderung
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku makan. Selain
memberikan dampak pada gangguan makan, body shaming memiliki
dampak pada kesehatan seseorang, seperti melakukan diet mati-matian,
minum obat pelangsing, memakai obat pemutih instan, dan berbagai
macam upaya lain yang justru akan berdampak lebih serius pada
tubuhnya.

10
2. Depresi
Dapat dialami seseorang karena perspektif negatif yang terus menghantui
seseorang. Kurangnya kepuasan terhadap bentuk tubuh atau keadaan
tubuh merupakan pemicu seseorang mengalami depresi. Depresi tidak
hanya dialami oleh perempuan, tetapi laki-laki juga dapat mengalami
depresi, tetapi tidak sebanyak perempuan.

3. Self Esteem
Individu yang mengalami body shaming akan melakukan penilaian diri
dengan terus melakukan body checking pada tubuhnya atau
penampilannya, selain itu tentunya individu juga akan melakukan
penilaian terhadap keberhargaan dirinya. Ketika individu merasa malu
dengan kondisi tubuhnya maka individu tersebut akan merasa tidak
percaya diri dan memiliki harga diri yang rendah. Ketika seseorang sering
melakukan penilaian terhadap penampilan diri mereka sendiri, kondisi
tersebut cenderung akan berdampak pada tingkat self-esteem yang
rendah. Individu dengan harga diri rendah akan beranggapan dirinya
memiliki keterbatasan, merasa bersalah karena kekurangannya, dan
berada dalam kondisi yang tidak aman.

2.6 Cara Mengatasi Body Shaming


1. Hiraukan Setiap Ejekan Orang Lain
Menghiraukan atau mengabaikan perkataan orang lain adalah salah satu
cara yang efektif untuk mengatasi body shaming dengan cara tidak usah
memperdulikan perkataan atau komentar orang lain terhadap diri sendiri.
Mengacuhkan cibiran orang lain dan juga membalasnya dengan perkataan
positif dan bersikap masa bodoh.

2. Bergaul Dengan Orang Yang Berbeda


Apabila sudah mendapat perlakuan body shaming dari orang sekitar
sebaiknya mulailah mencari dan bergaul dengan orang yang berbeda dan
layak untuk dijadikan teman baru karena lingkungan yang menerima apa
adanya.

3. Memiliki Erspektif Tentang Arti Kecantikan Dan Kesempurnaan


Berikutnya dalam mencari cara menghadapi body shaming yaitu anda juga
harus memiliki penilaian dan perspektif mengenai arti kecantikan juga
kesempurnaan versi berbeda. Jangan karena fisik yang tidak sempurna
anda beranggapan maka anda tidak layak dibilang cantik, buka wawasan
anda mengenai arti cantik yang sesungguhnya, setelah anda tahu maka
anda akan merasa lebih percaya diri dan yakin anda tidak seburuk yang
orang katakan.

11
4. Berpikir Positif Dengan Kekurangan Yang Dimiliki
Setiap kekurangan yang anda miliki jangan dijadikan sebagai penghalang
bagi anda untuk menikmati hidup. Ingat hidup itu hanya sekali, jadi
pikirkan hal lain yang lebih menyenangkan, jangan hanya karena cibiran
orang lain anda begitu mudah menyerah, setiap yang diciptakan Tuhan
memiliki hal yang baik. Begitupun anda harus bisa berpikir positif atas apa
yang anda miliki, jadikan kekurangan anda sebagai penyemangat hidup
untuk mencapai yang lebih baik lagi.

5. Cintai Diri Sendiri


Jika Anda tidak menghargai diri anda sendiri, maka orang lain pun tentu
juga tidak. Oleh sebab itu cintailah diri anda selayak yang anda inginkan.
Manjakan diri anda untuk mendapatkan hal–hal yang baik, jangan biarkan
kekurangan anda menjadi penghalang anda untuk bahagia. Temukan dunia
baru dengan teman dan pasangan baru yang lebih mewarnai kehidupan
anda. Sehingga anda akan merasa nyaman dan bahagia menghadapi
kehidupan.

6. Sibukkan Dengan Hal Yang Bermanfaat


Anda lakukan dalam mengisi hari – hari anda adalah dengan mencari
kesibukan dengan berbagai kegiatan. Ada banyak cara untuk membuat
anda menikmati waktu anda, seperti mengikuti kursus, bergabung bersama
dengan komunitas, dan mengikuti kegiatan sosial dan banyak lagi lainnya.
Salurkan hobi dan minat anda dalam berbagai kegiatan, sehingga anda
akan melupakan masalah body shaming yang terjadi.

7. Bicarakan Masalah Ini


Terkadang berbicara dengan seseorang yang anda percayai bisa membantu
mengatasi perasaan body shaming.

8. Ingatkan Diri Sendiri


Ingatkan diri anda bisa tentang prestasi dan kualitas anda yang jauh lebih
penting dari pada penampilan fisik.

12
2.7 Tipe-Tipe Bullying Body Shaming
1. Overt Bullying (Intimidasi Terbuka)
Meliputi bullying secara fisik dan secara verbal, misalnya dengan
mendorong hingga jatuh, memukul, mendorong dengan kasar, memberi
julukan nama, mengancam dan mengejek dengan tujuan untuk menyakiti.

2. Indirect Bullying (Intimidasi Tidak Langsung)


Meliputi agresi relasional, dimana bahaya yang ditimbulkan oleh pelaku
bullying dengan cara menghancurkan hubungan-hubungan yang dimiliki
oleh korban, termasuk upaya pengucilan, menyebarkan gosip, dan
meminta pujian atau suatu tindakan tertentu dari kompensasi persahabatan.
Perundungan dengan cara tidak langsung sering dianggap tidak terlalu
berbahaya jika dibandingkan dengan perundungan secara fisik,
dimaknakan sebagai cara bergurau antar teman saja. Padahal relational
bullying lebih kuat terkait dengan distress emosional dari pada
perundungan secara fisik.

3. Cyberbullying (Intimidasi Melalui Dunia Maya)


Seiring dengan perkembangan dibidang teknologi, remaja sekarang
memiliki media baru untuk melakukan bullying, yaitu melalui sms, telepon
maupun internet Cyberbullying melibatkan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi, seperti e-mail, telepon seluler dan sms, website
pribadi yang menghancurkan reputasi seseorang, survei di website pribadi
yang merusak reputasi orang lain, yang dimaksudkan adalah untuk
mendukung perilaku menyerang seseorang atau sekelompok orang, yang
ditujukan untuk menyakiti orang lain, secara berulang-ulang kali.

13
2.8 Contoh Body Shaming Pada Remaja Milenial
1. Berikut adalah contoh cerita singkat tentang body shaming dalam
lingkungan kampus:

Di sebuah kampus, ada seorang mahasiswi bernama Haya. Ia adalah


mahasiswi yang cerdas dan berprestasi, tetapi dia sering menjadi sasaran
komentar miring dari sebagian teman-temannya, alasannya adalah tubuh
berbeda dari mayoritas teman-temannya. Dia memiliki berat badan yang
sedikit di atas rata-rata.

Setiap hari, Haya merasa tidak nyaman dengan komentar-komentar


tidak sopan yang dia terima. Teman-temannya sering merendahkan
penampilan fisiknya, menyebutnya dengan sebutan yang merendahkan, dan
mengolok-oloknya. Semua ini membuat Haya kehilangan rasa percaya diri
dan mengalami tekanan psikologis yang berat.

Haya akhirnya mencari dukungan dari konselor kampus. Konselor


membantunya untuk mengatasi trauma psikologis akibat body shaming yang
dia alami. Selain itu, dia juga bergabung dengan kelompok dukungan bagi
korban body shaming di kampusnya. Bersama dengan kelompok ini, Haya
berjuang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati
perbedaan fisik dan mendukung kampanye positif tentang body positivity di
kampus mereka.

Kisah Haya menunjukkan betapa berbahayanya body shaming dan


bagaimana dukungan serta kesadaran terhadap isu ini sangat penting di
lingkungan kampus.

14
2. Berikut contoh cerita tentang body shaming berdasarkan warna kulit:

Di sebuah sekolah SMA, ada seorang siswi bernama Maya. Maya


memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan dengan teman-temannya.
Selama bertahun-tahun, Maya sering kali menjadi korban ejekan dan body
shaming oleh beberapa teman sekelasnya.

Suatu hari, Maya pulang dengan perasaan yang sangat terluka setelah
seorang teman sekelasnya, mempertawakan warna kulitnya. Maya merasa
sangat terpukul dan kehilangan rasa percaya diri.

Namun, Maya memutuskan untuk mengambil tindakan. Dia mulai


berbicara dengan orang-orang yang peduli tentang isu-isu seperti body
shaming dan perbedaan warna kulit. Bersama-sama, mereka mendirikan
sebuah klub yang bertujuan untuk mempromosikan keberagaman dan
mencegah body shaming.

Maya dan teman-temannya mengadakan kampanye pendidikan


tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menerima diri sendiri, dalam
waktu singkat, kesadaran tentang isu ini mulai meningkat di sekolah, dan
lebih banyak orang mulai mendukung Maya dan klubnya. Temen-temennya,
yang awalnya bersalah karena perbuatannya, akhirnya meminta maaf dan
bergabung dengan upaya-upaya positif untuk mencegah body shaming, cerita
ini menunjukkan betapa pentingnya menghormati perbedaan dan mengatasi
body shaming berdasarkan warna kulit. Maya dan teman-temannya berjuang
untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan positif di sekolah
mereka.

15
3. Berikut contoh cerita tentang body shaming terkait dengan cacat:

Di sebuah komunitas kecil, hidup seorang remaja bernama Alex. Alex


dilahirkan dengan sebuah cacat fisik, yaitu hanya memiliki satu kaki. Selama
masa kecilnya, ia sering menghadapi komentar jahat dan body shaming dari
beberapa teman sebayanya.

Suatu hari, ketika Alex berusaha bergabung dengan tim sepak bola
sekolah, ia mendengar beberapa anak laki-laki berbicara di belakangnya.
Mereka membuat lelucon tentang cacatnya, dan itu sangat menyakitkan bagi
Alex. Namun, Alex adalah seorang yang gigih dan memiliki tekad yang kuat.

Setiap hari Ia merasa terpuruk, dan Alex bertekad untuk membuktikan


bahwa cacat fisiknya tidak akan menghalangi mpian dan kemampuannya. Ia
terus berlatih dengan keras, meskipun terkadang merasa kesulitan.

Ketika hari pertandingan tiba, Alex berhasil mencetak gol


kemenangan untuk timnya. Kemenangan ini tidak hanya sorakan dari teman-
temannya, tetapi juga menginspirasi mereka yang membullying body
shaming kecacatan yang dimiliki Alex. Mereka menyadari betapa hebatnya
walau Alex manusia yang dibilang tidak sempurna.

Alex, yang semakin dikenal di sekolahnya sebagai atlet berbakat dan


pribadi yang kuat, kemudian mengambil peran dalam kampanye anti-body
shaming. Dia berbicara di depan sekolahnya tentang pentingnya menghormati
perbedaan dan menghentikan penghinaan terhadap orang cacat atau
penampilan fisik.

16
4. Berikut contoh cerita tentang body shaming terkait dengan wajah jelek:

Ada seorang gadis bernama caya yang selalu merasa kurang percaya
diri dengan penampilan fisiknya. Ia memiliki bekas luka di wajahnya yang
cukup mencolok. Setiap kali ia berani tampil di depan umum, seringkali ada
orang-orang yang tidak segan-segan memberikan komentar jahat tentang
penampilan wajahnya.

Suatu hari, caya memutuskan untuk menghadiri pesta ulang tahun


teman lamanya. Namun, ketika ia tiba di pesta itu, ia merasa sangat tidak
nyaman karena beberapa tamu mulai membicarakannya secara terang-
terangan.

Seorang tamu mengatakan, "Kenapa kamu nggak melakukan sesuatu


dengan wajahmu yang buruk itu? Kamu tidak akan pernah menemukan
seseorang yang mencintaimu."

Komentar tersebut sangat menyakitkan bagi caya, dan ia merasa


rendah diri sepanjang malam. Ia meninggalkan pesta lebih awal dan
merenung tentang komentar-komentar yang ia terima.

Caya akhirnya menyadari bahwa komentar-komentar itu bukan hanya


merusak kepercayaan dirinya, tetapi juga merusak kesehatan emosionalnya.
Ia memutuskan untuk mencari dukungan dari teman-temannya yang sejati
dan mencari cara untuk memperbaiki pandangan tentang dirinya sendiri.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Body shaming merupakan hinaan yang jahat dan dapat terjadi secara
verbal dan nonverbal. Body shaming dapat menjadi alat untuk menghina fisik
seseorang sehingga menimbulkan dampak negatif bagi korbannya. Kegiatan
edukasi stop body shaming ini perlu harus dilakukan untuk masyarakat,
keluarga, dan remaja milenial, karena dengan adanya kegiatan edukasi stop
body shaming ini semua manusia menjadi paham apa yang dimaksud dengan
body shaming dan mengerti dampak dari body shaming serta cara untuk
menanggulanginya. Karena itu, diharapkan agar masyarakat, keluarga, dan
remaja milenial menghindari dan sadar dampak negatif body shaming
sehingga kesehatan mental terjaga.

3.2 Saran
Masyarakat, Keluarga, dan Remaja Milenial sebaiknya tidak
melakukan body shaming pada diri sendiri maupun orang lain, sebab kita
terlahir dengan anugrah Allah agar kita mampu saling bermanfaat satu sama
lainnya dan tidak sama sekali memandang kekurangan orang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA
Memahami PENGALAMAN body shaming PADA REMAJA PEREMPUAN | Fajariani
Fauzia | Interaksi online. (n.d.). UNDIP E-JOURNAL SYSTEM
PORTAL. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-
online/article/view/24148/21901

Body shaming (Pengertian, Aspek, Jenis, Dampak Dan Penyebab). (2022, June 14).
KajianPustaka. https://www.kajianpustaka.com/2022/06/body-
shaming.html?m=1

Samsara news samsara news body shaming Dan Upaya Penegasan atas gender
Dominan my body my right. (2019, January 22). Samsara
News. https://samsaranews.com/2018/09/20/body-shaming-dan-upaya-
penegasan-atas-gender-dominan/

19

Anda mungkin juga menyukai