Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Haisam Maulana
Mimin Cahyati
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esayang telah
memberikan hikmah dan rahmatNya atas terselesaikannya penulisan makalah
lansia yang berjudul “Asuhan Kepeawatan Lansia ( Gerontik)” dalam
menyelesaikan makalah ini penulis memenuhi banyak kendala, namun atas kerja
sama dan bantuan dari beberapa pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karen itu kritik dan saran yang bersifat memebangun dari semua
pihak sangat diharapkan demi penyusunan makalah-makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.2 Saran ........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................74
iii
BAB I
PENDHULUAN
Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang dengan usia 65 Tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid
(DNA). Ketidak normalan kromosom dan penurunana fugsi organ dalam tubuh.
Sekitar 65% dan lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya di
temani oleh seseorang yang mengingatkan maslah kesehatannya, 35 % hidup
sendiri. Secara individu, pengarauh proses menua dapat menimbulkan berbagai
macam masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah sosial
ekonomi.
1
Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Kadar,
Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013)
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan lansia?
1.3 Tujuan
2
1. Untuk mengeetahui konsep teori keperawatan lansia
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1.3 Perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan kognitif yang terjadi pada lansia dapat dilihat dari penurunan
intelektual terutama pada tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang
memerlukan memori jangka pendek serta
terjadi perubahan pada daya fikir akibat dari penurunan sistem tubuh,
perubahan emosi, dan perubahan menilai sesuatu terhadap suatu objek tetentu
5
merupakan penurunan fungsi afektif. Sedangkan penurunan psikomotor dapat
dilihat dari keterbatasan lansia menganalisa informasi, mengambil keputusan, serta
melakukan suatu tindakan (Nugroho, 2000).
6
2.2 Konsep gerontik
Keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie Gunter dan
Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun istiah
keperawatan sudah jarang ditemukan di literature (Ebersole et al, 2005). Gerontic
nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni merawat dan menghibur. Istilah ini
belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang memandang hal ini lebih spesifik.
Menuurut Nugroho (2006), Gerontik adalag segala sesuatu yang berhubungan
dengan lanjut usia denagn dengan segala permsalahan nya, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit. Menurut para ahli istilah yang paling menggambarkan
keperawatan pada lansia adalah gerontologial nursing karena lebih menenkankan
pada kesehatan ketibang penyakit.
7
a) Pening katan kesehatan (Health Promoton)
Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehtan fdan mengoptimalkan
kondsi lansia denan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah
memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia,
perilaku hidup bersih dan sehat serta manfaat olahraga.
b) Pencegahan Penykait (Prenvetif)
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin
terjadinya penyakit. Contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula
darah, kolesterol secara berkala, mejaga pola makan, contohnya makan tiga
kali sehari dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makan tidak terlau banyak
mengandung karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur aktifitas dan
istirahat, misalnya tidur selama 6-8jam/.
c) Mengoptimalkan Fungsi Mental
Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan dengan ceramah
agama, sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) dan melakukan
terapi aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan music bersama lansia
lainnya dan menebak judul lagunya.
d) Mengatasi Gangguann Kesehatan Umum
Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada
penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi
terhadap penyakit, misalnya pada saat kegiatan posyandu lansia.
8
a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan
produktif
b. Mempertahankkan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansi (life
support)
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis
atau akut).
e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit sooptimal mungkin.
9
2. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya
mengintegrasikan terapi alternatif kedalam metode praktik pendidikan
kesehatan tersebut.
3. Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikan
pelayananan atau informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih
baik.
d. Perubahan demografi
10
Menurut Eliopoulus (2005), fungsi perawat gerontik adalah:
11
15. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each
other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual)
16. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya
bekerja)
17. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
18. .Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)
19. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
20. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)
12
2.3 Dokumentasi Asuhan Keperawatan Lansia
13
Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data-data pasien tentang
kemajuan atau perkembangan dari pasien secara objektif dan mendeteksi
kecendrungan yang mungkin terjadi. Dapat digunakan juga sebagai bahan
penelitian, karena data-datanya otentik dan dapat dibuktikan kebenarannya. Selain
itu, dokumentasi dapat digunakan sebagai data statistic.
Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan
terhadap pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio-psiko-sosial-
spiritual sehingga individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.
e. Sarana evaluasi
Bukti yang telah ada menuntut adanya system pendidikan yang lebih baik
dan terarah sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga
perawat, bukti tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan
pendidikan lanjutan tentang layanan keperawatan
14
Dokumentasi berguna untuk memantau kualitas layanan keperawatan yang
telah diberikan sehubungan dengan kompetensi dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
15
e. Untuk menyediakan data yang cukup pada kebenaran hasil observasi terhadap
respons pasien.
a. Kesehatan
16
lanjut yang sakit-sakitan hanyalah sekitar 15-25%, makin tua tentu presentase ini
semakin besar.
Demikian pula usia lanjut yang tidak lagi dapat melakukan "aktivitas sehari-
hari" (Activities of Daily Living) hanya 5-15%, tergantung dari umur. Di samping
faktor keturunan dan lingkungan, nampaknya perilaku (hidup sehat) mempunyai
peran yang cukup besar. Perilaku hidup sehat harus dilakukan sebelum usia lanjut
(bahkan jauh- jauh sebelumnya). Perilaku hidup sehat, terutama adalah perilaku
individu, dilandasi oleh kesadaran, keimanan dan pengetahuan. Menjadi tua secara
sehat (normal ageing, healthy ageing) bukanlah satu kemustahilan, tapi sesuatu
yang bisa diusahakan dan diperjuangkan. Seyogyanya dianut paradigma, mencegah
dan mengendalikan faktor- faktor risiko sebaik mungkin, kemudian menunda
kesakitan dan cacat selama mungkin.
b. Sosial
Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami
perubahan- perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang
menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua
perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dan
diperlukan. Bagi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa perlu
untuk bergaul di luar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan ini akan
berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya. Di dalam
keluarga, peranannya-pun mulai bergeser, Anak- anaksudah "jadi orang", mungkin
sudah punya rumah sendiri, tempat tinggalnya mungkinjauh. Rumah jadi sepi,
orangtua seperti tidak punya peran apa-apa lagi. Adapun teori kejiwaan social yaitu:
17
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Pada
teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c.Psokososial
18
pensiun dapat menimbulkan goncangan ekonomi. Oleh karena itu, pensiun
seyogyanya dihadapi dengan persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan
latihan keterampilan dan menambah ilmu, baik dengan pengembangan hobi
maupun pendidikan formal. Bagi mereka yang mencari nafkah melalui sektor non
formal, seperti petani, pedagang dan sebagainya, memasuki usialanjut umumnya
tidak akan banyak berdampak pada penghasilannya, sejauh kebugarannya tidak
terlalu cepat mengalami kemunduran dan kesehatannya tidak terganggu.
Terganggunya kesehatan berdampak seperti pisau bermata dua. Pada sisi yang satu
menjadi kendala: Untuk mencari nafkah, pada sisi lain menambah beban
pengeluaran. Oleh karena itu, jaminan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan, dan
sebagainya akan sangat membantu pada kondisi ini.
d. Psikologi
19
memang tidak dapat dicegah, namun penuaan secara biologis dapat diperlambat.
Rambut yang memutih, kulit yang mulai keriput. langkah yang tidak lincah lagi dan
sebagainya, harus diterima dengan ikhlas. Namun janganlah penuaan secara
psikologis terjadi lebih cepat daripada usia kronologis. Untuk itu diperlukan sikap
mental yang positif terhadap proses penuaan. Menua tidak harus sakit-sakitan, juga
tidak harus loyo dan jompo.Kehidupan spiritual mempunyai peran yang sangat
penting. Seseorang yang mensyukuri nikmat umurnya, tentu akan memelihara
umurnya dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti kata sebuah hadis:
"sebaik-baik manusia adalah yang umurnya panjang dan baik amal perbuatannya".
Kalau mensyukuri nikmat sehat, maka akan memelihara kesehatan kita sebaik-
baiknya. Kalau silaturahmi itu memperpanjang umur, kita sebaiknya memelihara
kehidupan sosial selama mungkin.
e. Spiritual
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta,
tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.Spiritual adalah
kebutuhan dasar dan pencapaian tertinggi seorang manusia dalam kehidupannya
tanpa memandang suku atau asal-usul. Kebutuhan dasar tersebut meliputi:
kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, cinta kasih, dihargai dan
aktualitas diri. Aktualitas diri merupakan sebuah tahapan Spiritual seseorang,
dimana berlimpah dengan kreativitas, intuisi, keceriaan, sukacita, kasih sayang,
kedamaian, toleransi, kerendahatian serta memiliki tujuan hidup yang jelas
(Maslow 1970, dikutip dari Prijosaksono, 2003). Spiritual adalah keyakinan dalam
hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 1999).
Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang dirasakan tentang diri sendiri dan
hubungan dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan sikap mencintai orang
lain, baik dan ramah terhadap orang lain, menghormati setiap orang untuk membuat
perasaan senang seseorang. Spiritual adalah kehidupan, tidak hanya doa, mengenal
dan mengakui Tuhan (Nelson, 2002). Menurut Mickley et al (1992) menguraikan
20
Spiritual sebagai suatu yang multidimensi yaitu dimensi eksitensial dan dimensi
agama.Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan
dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Spiritual sebagai konsep dua dimensi, dimensi vertikal sebagai hubungan
dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri, dengan orang.
Menurut Koezier & Wilkinson, 1993 cit Hamid, 2000, dimensi spiritual
adalah upaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia
luar. berjuang untuk menjawab atau mendapat kekuatan ketika sedang menghadapi
stres emosional, penyakit fisik atau kematian. kekuatan yang timbul diluar kekuatan
manusia. Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik, atau kematian.
Dimensi spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan yang timbul diluar kekuatan
manusia (Kozier, 2004).Spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu
dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan
dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan
seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa Spirituailitas sebagai konsep dua
dimensi. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi
yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah
hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan.
Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimensi tersebut (Hawari, 2002).
21
agama yang lebih matang sering dapat membantu orang tua untuk menghadapi
kenyataan. berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga serta
lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau
dihindarkan (Hamid, 2000). Mubarak et al (2006),perkembangan spiritual yang
terjadi pada lanjut usia antara lain.
22
1) Diagnose keperawatan actual
23
menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosa
keperawatan risiko tinggi adalah PE (problem+etiologi)
24
2.3.4 Dokumentasi Rencama Keperawatan
25
1) Rencana perawatan di cetak berdasarkan diagnosa medic atau prosedur
khusus seperti prosedur katerisasi jantung, pembedahan, dan lain-lain. Tipe ini
mengantisipasi respon terhadap prosedur yang dilakukan
26
pada manusia.Intervensi keperawatan dicatat untuk mengkomunikasikan rencana
perawatan. mencapai tujuan, dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan masalah,
serta tetap melakukan pengkajian untuk evaluasi efektif terhadap perawatan.
27
FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK (INDIVIDU)
A. DATA BIOGRAFI
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin
Umur
Status
Agama
Suku
Tingkat Pendidikan
28
Sumber pendapatan
RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
B. RIWAYAT REKREASI
Hobi /
Minat :....................................................................................................................
Keanggotaan
Organisasi :...................................................................................................
Liburan /
Perjalanan :.................................................................................................................
....................................................................................................................................
.
C. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang dirasakan saat ini : (1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas
(5) Sesak (6) Diare (7) Gatal (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10)
Penglihatan kabur
29
Apa keluhan yang paling sering dirasakan dalam tiga bulan terakhir :
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (7) Diare (7) Gatal (8)
Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur
(1) Sesak nafas (2) Nyeri sendi/ rematik (3) Diare (4) Penyakit kulit (5) Jantung
(1) Suhu :
(3) Nadi :
(4) Respirasi :
Kepala
Jika Ya
jelaskan :.....................................................................................................................
....................................................................................................................................
..
30
Mata
Starbismus : ya / tidak
Peradangan : ya / tidak
Keluhan : ya / tidak
...................................................................................................................
Hidung
Peradangan : ya / tidak
Jika ya,
jelaskan :..................................................................................................................
31
Gigi : karies / tidak, ompong / tidak
Kesulitan menelan :
Telinga
Peradangan : ya / tidak
Jika terganggu,
jelaskan :...............................................................................................
Leher
Dada
Retraksi : ya / tidak
Wheezing : ya / tidak
Rhonchi : ya / tidak
Abdomen
32
Bentuk : Distend / flat / lainnya
Kembung : ya / tidak
Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
Ekstremitas
Kekuatan otot :
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi
Tremor : ya/tidak
33
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Biceps
Triceps
Knee
Achiles
Keterangan:
Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Kelembaban : kering/lembab
jelaskan.................................................................................
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
34
(2) Sebatas kenal
(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
Stabilitas emosi :
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
35
Jelaskan:.....................................................................................................................
(2) Terpaksa
(1) 1 kali/bulan
(2) 2 kali/bulan
Kebiasaan merokok
Frekuensi makan
36
(3) 3 kali sehari
Makanan tambahan:
(1) Dihabiskan
Jenis minuman : (1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) Susu (5) Lainnya.....
37
Jumlah waktu tidur
(2) 4 – 6 jam
(1) Insomnia
(1) Santai
(3) Ketrampilan
Frekuensi BAB
38
(3) Lainnya........................................
Konsistensi
(1) Encer
(2) Keras
(3) Lembek
Gangguan BAB
(2) Konstipasi
(3) Diare
Pola BAK
Frekwensi BAK
Warna urine
39
(2) Putih Jernih
Gangguan BAK
(3) Lainnya........
Pola Aktifitas
(2) Berkebun
Mandi
40
Memakai sabun
(1) Ya
(2) Tidak
Sikat gigi
(1) Ya
(2) Tidak
DATA PENUNJANG
1.
Laboratorium:………………………………………………………………………
41
………………………………………………………………………………………
………………
2. Radiologi :
……………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
………..
3.
EKG : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…
……
4.
USG : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………...………
5. CT – Scan :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………...
6.Obat-Obatan:
……………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………
42
INDEKS KATZ
========================================================
Alamat : ………………………………………………………………
Skore Kriteria
43
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil dan satu fungsi tambahan.
44
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa presiden
indonesia ?
8 Siapa preseiden
indonesia sebelumnya ?
perngurangan 3 dari
setiap angka baru, secara
menurun ?
JUMLAH
Interpretasi:
45
No Aspek Kognitif Nilai Maks Nilai Klien Kriteria
Tahun :
Musim :
Tanggal :
Hari :
Bulan :
Negara :
Propinsi :
Kabupaten / Kota :
Panti :
Wisma :
1. Kursi
2. Meja
46
3. Kertas
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
(sambil menunjukkan
benda tersebut) (point
2)
47
Minta klien untuk
mengulang kata
1.
2.
3.
Total nilai 30
48
Interpretasi hasil :
49
INVENTARIS DEPRESI BECK
Untuk Mengetahui Tingkat Depresi Lansia Dari Beck & Deck (1972)
========================================================
Alamat : ………………………………………………………………
Skore Uraian
A. Kesedihan
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
50
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
D. Ketidakpuasan
E. Rasa bersalah
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik.
51
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
perduli pada mereka semuanya.
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka.
I. Keragu-raguan
52
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumnya.
K. Kesulitan Kerja
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu.
L. Keletihan
M. Anoreksia
53
3 Saya tidak lagi mempunyai napsu makan sama sekali.
Penilaian
ANALISA DATA
54
( Sign / Symptom ) ( Etologi ) ( Problem )
1 2 3 4
55
56
PRIORITAS MASALAH
1.
………………………………………………………………………………………
………
2.
………………………………………………………………………………………
………
3.
………………………………………………………………………………………
………
4.
………………………………………………………………………………………
………
PROSES KEPERAWATAN
Tujuan :
Kriteria :
INTERVENSI RASIONAL
57
Dx. Kep.II : ………………………………………………………
Tujuan :
Kriteria :
INTERVENSI RASIONAL
58
Etc
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
59
1 2 3 4 5
Lampiran 1
Refleks Ekstermitas
60
Refleks Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee - -
Achiles - -
Keterangan :
Refleks (-)
: Menurun/meningkat
61
Lampiran 2
Sehari-hari)
Skore Kriteria
tambahan.
Lain- lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
62
Dari hasil pengkajian INDEKS KATZ pasien dapat diambil kesimpulan
bahwa pasien berada pada skore A yaitu pasien dapat melakukan semua aktivitas
kehidupan sehari-hari seperti makan, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
Lampiran 3
63
5 Berapa umur anda ? Lupa V
Jumlah 4 6
Interpretasi :
64
Lampiran 4
Bulan : Februari
Kabupaten/Kota : Lamongan
(B)
Panti : iya
Wisma : Lupa
65
kursi, meja, kertas) kemudian
menjawab :
1. Kursi (B)
2. Meja (B)
3. Kertas (B)
sampai 5 tingkat
Jawaban :
1. 932. 86
3. 79
4. 72
5. 65
6 Bahasa 9 2 Menanyakan
pada klien
66
menunjukkan benda tersebut)
(poin 2)
1 1. Kursi (B)
2. Pensil (B)
langkah.
(poin 3)
anda (bisa)
67
poin)
TOTAL 30 15
NILAI
Interpretasi hasil :
Untuk aspek kognitif klien yang meliputi orientasi, registrasi, perhatian dan
kalkulasi, mengingat dan bahasa klien ada gangguan kognitif berat. Klien mampu
menjawab semua pertanyaan dengan nilai 15 dan skor klien 0-17 yaitu Gangguan
kognitif Berat .
Lampiran 5
Beck&Deck (1972)
Skore Uraian
A. Kesedihan
68
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar
darinya
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak
dapat membaik
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
hanya kegagalan
D. Ketidak Puasan
69
0 Saya tidak merasa puas
E. Rasa Bersalah
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
kesempatan
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak
70
peduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
I. Keragu – raguan
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada
sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
71
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan
sesuatu
L. Keletihan
M. Anoreksia
Penilaian
Dari hasil pengkajian Inventaris Depresi Beck klien depresi sedang. Total
penilaiannya klien dalam batas depresi ringan (8-15).
72
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lansia atau lanjut usia adalah periode dinum manusia telah mencapai kerusakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan
mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Usia 65 tahun adalah usia yang
menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara
nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Ciri-ciri lansia adalah usia lanjut terjadi
periode kemunduran, lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, memua
membutuhkan perubahan peran penyesan yang buruk, memasuki masa lansia
umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda
(multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kule mulai
keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum
kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan
secara berlipat ganda. Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang
terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan
dan lingkungan sekitar. Kecukupan gin usia lanjut berada dengan usia muda.
Kebutuhan gi sungat dipengaruhi oleh unur, jenis kelamin, aktivitas kegiatan,
postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, kimsuhu
udara, kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan, sedang sakit) dan unsure
lingkungan.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, kami mengharapkan kepada pembaca agar dapat
memahami keperawatan pada tatanan keperawatan lansia ( gerontik). Penyusunan
makalah gerontik ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulisan makalah berikutnya
lebih baik lagi.
73
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. (2014). Kehidupan lansia yang dititipkan keluarga dipanti asuhan sosial
tresna werdha khusnus khotimah Pekan Baru. Jurnal Penelitian Psikologi,
3(2), 5-6. Diunduh tanggal 2 Januari, 2020, dari
https://media.neliti.com/media/publications/31318-ID-kehidupan lansia-
yang-dititipkan-keluarga-di-panti-sosial-tresna-werdha-khusmul.pdf.
Amalia, Y.M., Rosidawati. Jubaedi, A., & Batubara, L., (2014). Mengenal usia
lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Darmojo 2000.Buku Ajar Geriatri (nu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kuraningsih, dkk, 2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Dour Gizi pada Lansia. Surabaya:
Universitas Airlangga
74