Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengampu : Dra. Megawati S.Kep, Ns, M.Kes

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

• Ade Irawani P07520121043


• Elita Deba Br Tarigan P07520121052
• Hilmi Mahyuddin P07520121060
• Julinata Br Manurung P07520121063
• Ribka Panjaitan P07520121070
• Ridha Qibtia P07520121071
• Siffa Nurhayati P07520121074
• Thasya Simaremare P07520121077
• Yohanna Sinambela P07520121081
• Yuni Purba P07520121082

PROGRAM STUDI DIII JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2024
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmah dan rahmatNya atas terselesaikannya penulisan Makalah
Gerontik yang berjudul tentang "Konsep Keperawatan Gerontik". Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis menemui banyak kendala, namun atas kerja
sama dan bantuan dari beberapa pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah-
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 27 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................. 3

KONSEP TEORI .................................................................................................. 3

2.1 Defenisi ...................................................................................................... 3

2.2 Fokus Keperawatan Gerontik ..................................................................... 3

2.3 Tujuan Keperawatan Gerontik.................................................................... 4

2.4 Trend Issue Keperawatan Gerontik ............................................................ 5

2.5 Fungsi kode etik keperawatan.................................................................... 6

BAB III ................................................................................................................. 8

PENUTUP ........................................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8

3.2 Saran ......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih
yang terkadang masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan suatu
proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid (DNA),
ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh. Sekitar
65% dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani oleh
seseorang yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri.
Secara individu, proses menua dapat menimbulkan berbagai macam masalah,
baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies
& McEwen, 2007; Tarmher & Noorkasiani, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi


penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa
ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050,
diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak
120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini
di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau
sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari
total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari
total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000
(11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015).

Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah


lansia (60 tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun
2011. Diperkirakan akan meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25%
pada tahun 2050. Jumlah orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat
terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika. Propinsi Jawa tengah adalah
salah satu propinsi yang mempunyai penduduk usia lanjut diatas jumlah lansia
nasional yang hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia harapan hidup
mencapai 64,9 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari
ukuran nasional (Kadar, Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013)

Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan


semakin menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran
pada peran sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya. Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan
bantuan orang lain dengan kata lain akan menurunkan tingkat kemandirian lansia
tersebut. Maslow (1962, dikutip oleh Ambarwati 2014) menyebutkan teori tentang

1
hierarki kebutuhan, tingkatan yang tertinggi (ke-5) adalah kebutuhan aktualisasi
diri (needfor self Actualization) yang terkait dengan tingkat kemandirian, kreatifitas,
kepercayaan diri dan mengenal serta memahami potensi diri sendiri.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu yang ditujukan untuk


merawat masyarakat usia lanjut pada wilayah-wilayah tertentu, digerakkan oleh
masyarakat sendiri sehingga pelayanan kesehatan dapat mereka dapatkan.
Program yang beragam dari lansia tersebut seharusnya dapat memberikan
manfaat yang banyak bagi para lansia, tetapi dilihat dari data yang diperoleh
bahwa posyandu lansia ini tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, bahkan
sekitar 22,6% saja. Dengan mengikuti kegiatan di posyandu, maka akan sangat
bermanfaat bagi lansia untuk mencegah kepikunan karena sering berinteraksi
dengan lansia (Dinas Kesehatan RI, 2006; Istanti, 2014).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep teori keperawatan gerontik

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi keperawatan gerontik


b. Untuk mengetahui fokus keperawatan gerontik
c. Untuk mengetahui tujuan keperawatan gerontik
d. Untuk mengetahui trend issue keperawatan gerontik
e. Untuk mengetahui fungsi perawat gerontik

2
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Defenisi

Keperawatan gerontik adalah istilah yang diciptakan oleh Laurie Gunter


dan Carmen Estes pada tahun 1979 untuk menggambarkan bidang ini. Namun
istilah keperawatan gerontik sudah jarang ditemukan di literature (Ebersole et al,
2005). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat, dan
menghibur. Istilah ini belum diterima secara luas, tetapi beberapa orang
memandang hal ini lebih spesifik. Menurut Nugroho (2006), gerontik adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Menurut para ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan
pada lansai adalah gerontological nursing karena lebih menekankan kepada
kesehatan ketimbang penyakit.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat komprehensif
terdiri dari bio-psiko- sosial-spritual dan kultural yang holistic, ditujukan pada klien
lanjut usia, sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (UU RI. No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari keperawatan gerontik
adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit proses menua.
Sedangkan menurut Lucknotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian
kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi, serta evaluasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperawatan
gerontik adalah suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan
pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-
psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan terdiri dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.2 Fokus Keperawatan Gerontik

Ada beberapa fokus untuk gerontik yaitu:


a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
Upaya yang dilakukan adalah memelihara kesehatan dan mengoptimalkan kondisi
lansia dengan menjaga perilaku yang sehat. Contohnya adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia, perilaku hidup bersih
dan sehat serta manfaat olahraga.

3
b. Pencegahan penyakit (Preventif)
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit karena proses penuaan dengan
melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi sedini mungkin
terjadinya penyakit. Contohnya adalah pemeriksaan tekanan darah, gula darah,
kolesterol secara berkala, mejaga pola makan, contohnya makan tiga kali sehari
dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makan tidak terlau banyak mengandung
karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya tidur
selama 6-8jam/24jam
c. Mengoptimalkan fungsi mental.
Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan dengan ceramah
agama, sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) dan melakukan terapi
aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan music bersama lansia lainnya dan
menebak judul lagunya.
d. Mengatasi gangguan kesehatan umum
Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada penyakit
yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit,
misalnya pada saat kegiatan posyandu lansia.

2.3 Tujuan Keperawatan Gerontik

Menurut maryam (2008) Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi


kenyamanan lansia, mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia
menghadapi kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik
keperawatan gerontik.
Adapun juga beberapa tujuan dari Keperawatan Gerontik, yaitu:
a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan produktif.
b. Kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (life
support).
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau
akut).
e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

4
2.4 Trend Issue Keperawatan Gerontik

Beberapa trend issue pelayanan keperawatan pada lansia


a. Pengontrolan biaya pelayanan kesehatan
1. Diupayakan sesingkat mungkin di pelayanan kesehatan karena
pergeseran pelayanan dari RS ke rumah (home care).
2. Diperlukan perawat yang kompeten secara teknologi dan transcultural.
3. Pemanfaatan caregiver atau pemberdayaan klien untuk bertanggung
jawab terhadap perawatan dirinya.
b. Perkembangan teknologi dan informasi
1. based pelayanan kesehatan komprehensif.
2. Penggunaan computer-based untuk pencatatan klien.
3. Pemberi pelayanan dapat mengakses informasi selama 24 jam.
4. Melalui internet dapat dilakukan pendidikan kesehatan pada klien atau
membuat perjanjian.
c. Peningkatan penggunaan terapi alternatif (terapi modalitas dan terapi
komplementer)
1. Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi tidak
mampu mengakses pelayanan kesehatan.
2. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya
mengintegrasikan terapi alternatif kedalam metode praktik pendidikan
kesehatan tersebut.
3. Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikar
pelayananan atau informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi
lebih baik.
d. Perubahan demografi
1. Pengembangan model pelayanan keperatan menjadi holistic model, yang
memandang manusia secara menyeluruh.
2. Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri.
3. Perawat harus kompeten dalam prkatik "home care".
4. Perawat memiliki pemahamam keperawatan transcultural
(berbasi budaya) sehingga efektif dalam memberikan pelayanan tipe self
care.
5. Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dan
ketidak mampuan pada penduduk yang sudah lansia.
6. Perawat mampu melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini dn
manajemen kesehatan secara tepat.
7. Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner dalam
memberikan pelayanan.
8. Mampu mengembangkan peran advokasi.

5
e. Community-based nursing care
1. Mampu berkolaborasi dalam tim untuk melakukan pelayanan kesehatan
pada lansia.
2. Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan komunikasi
interdisiplin dengan tim dan klien.
3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan sesuai dengan kode
etik keperawatan.

2.5 Fungsi kode etik keperawatan

Menurut Eliopoulus (2005), fungsi perawat gerontik adalah:


1. Guide persons of all ages toward a healthy aging process (membimbing orang
pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat)
2. Eliminate ageism (menghilangkan perasaan takut tua)
3. Respect the tight of older adults and ensure other do the same (menghormati
hak orang yang lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang sama)
4. Overse and promote the quality of service delivery (memantau dan mendorong
kualitas pelayanan)
5. Notice and reduce risks to health and well being (memerhatikan serta menguragi
resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)
6. Teach and support caregives (mendidik dan mendorong pemberi pelayanan
kesehatan)
7. Open channels for continued growth (membuka kesempatan
untuk pertumbuhan selanjutnya)
8. Listen and support (mendengarkan dan member dukungan) Offer optimism,
encouragement and hope (memberikan semangat, dukungan, dan harapan)
9. Generate, support, use, and participate in research (menghasilkan, mendukung,
menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian)
10. Implement restorative and rehabilitative measures (melakukan perawatan
restorative dan rehabilitative)
11. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur perawatan)
12. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic maner
(mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu
dan perawatan secara menyeluruh)
13. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)

6
14. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli dibidangnya)
15. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of each other
(saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social, dan spiritual)
16. Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern
(mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya
bekerja)
17. Support and comfort through the dying process (memberikan dukungan dan
kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
18. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan untuk
meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih
yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit
melainkan suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan
deoxyribonucleic acid (DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi
organ dalam tubuh. dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya
ditemani oleh seseorang yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35%
hidup sendiri. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai macam masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun
masalah sosial ekonomi.

3.2 Saran

a. Bagi lansia
Lansia hendaknya meningkatkan pengetahuan, dan meningkatkan rasa percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, membiasakan untuk hidup sehat, bersyukur atas
apa yang di berikan semasa hidupnya.
b. Bagi mahasiswa
Makalah ini hendaknya bisa menambah wawasan setiap kita yang membacanya
agar kita bisa tahu tentang pelayanan kesehatan panti werdha.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, F. R. (2014) Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta:


Pranama Ilmu.
Departemen Kesehatan RI. (2010) Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Komunitas.
Departemen Kesehatan RI (2013) Populasi Lansia Diperkirakan Terus Meningkat
HinggaTahun 2020.
http://www.depkes.go.id/article/view/13110002/populasi-lansia-
diperkirakan-terus-meningkat-hingga-tahun-2020.html
Dinas Kesehatan RI. (2006) Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut
Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga.
Ebersole, P, et al. (2005). Gerontological nursing and health aging. USA,
Philadelpia : Mosby, inc
Eliopoulus, C. 2005. Gerontological Nursing (6th Ed). Philadelphia: JB.
Lippincorl
Istanti, D. (2014) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga
Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di Desa
Reksosari Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Skripsi Tid
ak Dipublikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kadar, K. S., Francis, K. dan Sellick, K. (2012). Ageing in Indonesia - Health
Status and Challenges for the Future. Indonesia: Springer Science.
Lucknotte, AG. (2000). Gerontologic Nursing. St Louis: Mosby
Maryam. R. siti (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :
salemba medika
Modul Keperawatan Gerontik, Konsep Keperawatan Gerontik
http://eprints.ums.ac.id/44674/4/03.%BAB%20L.pdf
Nies, M. A. dan McEwen, M (2007) Community/Public Health Nursing-Promoting
the Health of Population, 4th-ed. Canada: Saunders Elsevier.

9
Nugroho, Wahyudi. (2006). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Tamber, S. dan Noorkasiani. (2009) Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization (2015) Ageing and Health.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs404/en/ (Diakses 20 Februari
2024).

10

Anda mungkin juga menyukai