Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA Ny.

M
KELURAHAN PASAR 4 MABAR HILIR
TAHUN 2021

Disusun Oleh:

NAMA : SRI DEWI ANDAYANI


NIM : 16114201034
KELAS : NERS REGULER
STASE : KEPERAWATAN GERONTIK
PEMBIMBING : Hj. ZUIDAH., S.Kep.,Ns.SKM.,M.Kes

LAPORAN PRAKTEK PROFESI NERS MAHASISWA/I


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HAJI MEDAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Laporan Asuhan Keperawatan Lansia Ny.M Kelurahan Pasar 4 Mabar Hilir

Tahun 2021

Nama : Sri Dewi Andayani

NIM : 161.14201.034

Prodi : Profesi Ners

Institusi : Universitas Haji Sumatera Medan

Tugas Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Dipertahankan

Dihadapan Tim Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Haji Sumatera Utara

Medan, Januari 2021

Disetujui Oleh

Pembimbing

(Hj. ZUIDAH., S.Kep.,Ns.SKM.,M.Kes)

Mengetahui :

Ketua Program studi ilmu keperawatan

(Yetti Fauziah Silalahi, S.Kep,Ns,M.Kep)


KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga program profesi Ners Universitas Haji
Medan dapat menyelesaikan laporan tugas stase keperawatan lansia. Laporan ini dibuat
sebagai syarat menyelesaikan tugas pada stase keperawatan lansia di Medan
Penyelesaian laporan tugas ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dosen PJ Keperawatan Keluarga Ibu Fitriani Fadillah, S.Kep, Ns, M.Kep.
2. Dosen Pembimbing ibu Hj. Zuidah., S.Kep.,Ns.SKM.,M.Kes
3. Keluarga binaan tercinta keluarga Ny.M

Akhir kata, Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal stase keperawatan lansia ini, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya di bidang pendidikan keperawatan.

MEDAN, Januari 2021

Penyusun
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lanjut usia (lansia) adalah suatu kejadian yang tidak dapat dicegah oleh siapapun

karena setiap tahun terjadi penambahan umur dan pasti dialami oleh semua orang yang

dikarunia umur panjang. Departemen Kesehatan (2009) membuat kategori usia sebagai

berikut: lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun), dan manula (>65 tahun).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang akan mengalami peningkatan

jumlah penduduk lansia (Kemenkes RI, 2013). Populasi lansia terus mengalami peningkatan

berdasarkan data proyeksi penduduk diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa

penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08

juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta).

Menurut Smeltzer & Bare (2002), International Association for the Study of Pain

(IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial atau yang

dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.

Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan kemerahan

pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011). Artritis Rheumatoid (RA)

adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang cenderung menjadi kronik dan

menyerang sendi serta jaringan lunak. Artritis Rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun

dimana secara simetris persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan

sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan

kerusakan pada bagian dalam sendi .


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah penerapan senam reumatik untuk mengurangi rasa nyeri pada klien

arthritis reumatoid?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

1.3.2. Tujuan khusus

1. Menggambarkan pengkajian keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

2. Menggambarkan diagnosis keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

3. Menggambarkan intervensi keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

4. Menggambarkan implementasi keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

5. Menggambarkan evaluasi keperawatan lansia pada klien arthritis reumatoid

1.4 Manfaat praktis

1.4.1. Bagi profesi perawatan

Diharapkan penulisan ini memberikan masukan bagi profesi ners dalam

mengembangkan perencanaan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dibidang kesehatan, khususnya pada asuhan keperawatan lansia pada klien

arthritis reumatoid.

1.4.2. Bagi keluarga/masyarakat

Agar lebih mengetahui dan memahami lebih jauh tentang penyakit arthritis

reumatoid dan juga mengetahui langkah langkah perawatan, pengobatan dan

pencegahan untuk menangani masalah tersebut.


1.4.3. Bagi prodi keperawatan profesi ners

Semoga hasil dari asuhan keperawatan ini sendiri diharapkan dapat menjadi

masukan dan referensi terbaru dalam proses belajar mengajar dan bisa digunakan

sebagai bahan rujukan untuk kelengkapan perpustakaan prodi keperawatan ners.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Konsep Dasar Lanjut Usia


a. Definisi Lanjut Usia (Lansia)
Menurut Reimer et al (1999); Stanley and Beare (2007 dalam Azizah 2016),
mendefinisikan lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa
orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit dan hilangnya
gigi.
Glascock dan Feinman (1981); Stanley and Beare (2007 dalam Azizah 2016),
menganalisis kriteria lanjut usia dari 57 negara di dunia dan menemukan bahwa kriteria lansia
yang paling umum adalah gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam peran
sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional seseorang.
Proses menua merupakan suatu hal yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang.
Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 2017 adalah 60 tahun.
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa lansia adalah gabungan antara usia
kronologis dengan perubahan dalam peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional
seseorang, serta ditandai ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit dan hilangnya gigi.

a. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia berikut menurut Depkes RI (2015)
a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun
b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah
kesehatan.

b. Karakteristik Lansia
Menurut Budi Anna Keliat (2015). Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang Kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampe spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang berfariasi.

2. Konsep Dasar Reumatoid Arthritis


b. Defenisi Reumatoid arthritis
Penyakit dengan nama rheumatoid arthritis diderita seiring dengan bertambahnya usia
yang disebabkan oleh adanya pengapuran sendi, sehingga orang dengan jenis penyakit ini
akan mengalami nyeri sendi dan keterbatasan gerak (Meliny, 2018). Arthritis rheumatoid
adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya peradangan atau inflamasi yang
dapat menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu
rangsangan yang mengenai reseptor nyeri.

Rheumatoid adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan


kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011). Artritis
Rheumatoid (RA) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang
cenderung menjadi kronik dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Artritis Rheumatoid
adalah suatu penyakit autoimun dimana secara simetris persendian (biasanya sendi tangan
dan kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan,
nyeri, dan sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi .

1. Etiologi
Penyebab terjadinya arthritis rheumatoid sendiri belum diketahui secara pasti, tetapi
biasanya hanya kombinasi dari genetik, lingkungan, hormonal, dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus (Nugraha, 2017).
a. Genetik, berupa hubungan dengan HLH-DRBI dan faktor ini memiliki angka

kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% ( Suarjana, 2009).

b. Hormon sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Plasental kortikotraonim

Releasing Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron (DHEA), yang

merupakan substrat penting dalam sintesis esterogen plasenta. Dan stimulasi

esterogen dan proggesteron pada respon imun humoral ( TH2) dan menghambat

respon imun selular ( TH1).( Suarjana, 2009).

c. Faktor infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa seinduk semang (host) dan

merubah reakrifitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya penyakit RA

(Suarjana, 2009).

d. HeatShockProtein (HSP) Merupakan protein yang diproduksi sebagai respon

terhadap stress. Protein ini mengandung untaian ( sequence) asam amino homolog.
Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana antibodi dan sel T mengenali

epitok HSP Pada agen infeksi dan sel Host.

2. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis RA dibagi menjadi 2 kategori yaitu manifestasi artikular dan

manifestasi ekstraartikular . Manifestasi artikular dibagi menjasi 2 kategori , yaitu gejala

inflamasi akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversibel dan gejala akibat kerusakan

struktur persendian yang bersifat ireversibel.

Sinovitis merupakan kelainan yan umumnya bersifat reversibel dan dapat diatasi

dengan pengobatan medikamentosa atau pengobatan non surgical lainnya (Shah and

Clair, 2012). Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi

hari . Beberapa aspek lain yang berhubungan dengan sendi yaitu (Suarjana, 2009) :

Manifestasi ektraartikular pada RA meliputi (Shah AND Clair, 2012):

a. Vertebrata Servikalis, merupakan segmen yang sering terlibat pada RA. Proses

imflamasi ini melibatkan persendian diatrodial yang tidak tampak oleh pemeriksaan .

Gejala ini umunya bermanifestasi sebagai kekakuan pada selutuh segmen leher

disertai dengan berkurangnya lingkup gerak sendi secara menyeluruh .

b. Gelang bahu, pergelangan gelang bahu akan mengurangi lingkup gerak sendi gelang

bahu.

c. Kaki dan pergelangan kaki, keterlibatan persendian metatarsop halangeal (MTP),

telonavikularis dan pergelangan kaki merupakan gambaran yang khas pada RA .

d. Tangan keterlibat persendian pergelangan tangan metacarphop halangeal (MCP) , dan

proximal inerphalangeal (PIP) hampir seluruh dijumpai pada RA.


Kelelahan dan pada banyak kasus sering terjadi kaheksia (malnutrisi) yang secara

umum merefleksi derajat imflamasi dan biasanya mendahului terjadinya gejala awal

kerusakan sendi .

1. Nodul , merupakan level tertinggi pada penyakit ini dan terjadi 30-40% pada

penderita.

2. Sjogren’ssyndrome , terjadi hanya 10% pasien dengan ditandai dengan adanya

keratoconjutivitas sicca (dry eyes).

3. Vaskulitis , hanya terjadi <1% pada penderita dengan penyakit RA yang sudah

kronis.

3. Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik

yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti imflamasi non steroid (OAINS)

atau obat pengubah jalan penyakit DMARD (disease modifying antirheumatoid drugs)

yang menjadi faktor penyebab mortalitas utama pada artritis rheumatoid. Komplikasi

saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran yang jelas, sehingga sukar dibedakan

antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati

akibat ketidakstabilan vertebrata servikal dan neuropati siskemik vaskulitis.

BAB III

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


A. PENGKAJIAN

Hari/ Tgl : 18 Desember 2020


Jam : 14.00
Nama Mhs : Sri Dewi Andayani

I. Identitasa
a. Nama : Ny.M
b. Tempat /tgl lahir : Medan, 07-09-1954
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan: Janda
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomia


a. Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
b. Pekerjaan sebelumnya : Pembantu Rumah Tangga
c. Sumber pendapatan : Anak
d. Kecukupan pendapatan : Cukup untuk kebutuhan sehari-hari

3. Lingkungan tempat tinggal

Kebersihan dan kerapihan ruangan ?,Penerangan?, Sirkulasi udara?,Keadaan kamar

mandi & WC?, Pembuangan air kotor?, Sumber airminum?, pembuangan sampah ?,

sumber pencemaran?, Privasi?, Risikoinjuri?

-Ruangan cukup bersih dan rapi, penataan perabotan rumah tertata rapi, tidak berantakan

-Pencahayaan di rumah redup/tidak terang

-Terdapat ventilasi pada rumah dan di buka setiap pagi hingga sore hari
-Keadaan kamar mandi bersih tapi lantai sedikit licin

-Pembuangan air kotor langsung ke selokan

-Ny.M membeli minum isi ulang lalu di masak kembali

-Pembuangan sampah di kutip setiap akhir bulan oleh petugas kebersihan

-Sumber pencemaran tidak ada karena lokasi rumah jauh dari pabrik

-Ny.M memiliki kamar pribadi

-Resiko injuri : Mal nutrisi (pola nutrisi jelek)

4. Riwayat Kesehatana.

a. Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: Ny.M sering

mengeluh nyeri di bagian lutut sampai ketelapak kaki, dan sering kesemutan

2. Gejala yang dirasakan: Nyeri pada bagian lutut sebelah

kanan semakin sakit bila kelamaan dalam posisi duduk dan jalan terlalu lama

3. Faktor pencetus: posisi duduk terlalu lama

4. Timbulnya keluhan: (√) Mendadak ( )Bertahap

5. Upaya mengatasi: di baringkan/ posisi kaki di luruskan

6. Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter

praktek/bidan/perawat ? Tidak ada,

7. Mengkomsumsi obat-obatan sendiri ?, obat tradisional ?

8.Lain-lain.....Tidak ada

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Penyakit yang pernah diderita: Tidak ada

2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu dll ): Klien tidak memiliki riwayat

alergi makanan, obat-obatan dan binatang.

3. Riwayat kecelakaan: Klien tidak memiliki riwayat kecelakaan dimasa lalu

4. Riwayat pernah dirawat di RS: Klien tidak pernah masuk/dirawat di Rs

5. Riwayat pemakaian obat: Klien pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti

bodrex, paramex, panadol pada saat demam,flu dan batuk

5. Pola Fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan Kebiasaan yang mempengaruhi

kesehatan misal merokok, minumankeras, ketergantungan terhadap obat

(jenis/frekuensi/jumlah/ lamapakai)

Ny. M memiliki kesehatan yang baik, klien tidak merokok, tidak minum-minuman

keras serta tidak memiliki ketergantungan obat-obatan.

b. Nutrisi metabolic Frekuensi makan ?, nafsu makan?, jenis makanan?, makanan yg

tdkdisukai ?, alergi thdp makanan?, pantangan makanan?, keluhan yg berhubungan

dengan makan?

Nutrisi klien baik, nafsu makannya bagus, pola makan klien cukup teratur setiap

pagi, siang dan sore menjelang malam.

Klien tidak memiliki alergi makanan, klien tidak dapat mengkonsumsi makanan

pedas karena akan mengganggu pencernaan, klien akan mengeluh sakit perut jika

mengkonsumsi makanan pedas


c. Eliminasi BAK: Frekuensi & waktu?, kebiasaan BAK pada malam hari?,keluhan

yang berhubungan dengan BAK?BAB: Frekuensi & waktu?, konsistensi?,keluhan

yang berhubungan dgn BAB?, pengalaman memakai pencahar?

Frekuensi BAK cukup sering pada malam hari, frekuensi BAB normal, konsistensi

baik, keluhan yang berhubungan dengan BAB tidak ada kecuali klien mengkonsumsi

makan-makanan pedas, dan tidak pernah mengkonsumsi obat pencahar

d. Aktifitas Pola LatihanRutinitas mandi?, kebersihan sehari-hari?, aktifitas sehari-

hari?,apakah ada masalah dengan aktifitas?, kemampuankemandirian?

Tidak mengalami masalah, klien dapat beraktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada

gangguan, semua aktivitas dilakukan secara mandiri

e. Pola istirahat tidurLama tidur malam?, tidur siang?,keluhan yang berhubungan

dengantidur?

Klien tidak bisa tidur ketika nyeri lutut muncul secara tiba-tiba

f. Pola Kognitif Persepsi Masalah dengan penglihatan (Normal?, terganggu( ka/ki)?

,kabur? pakai kacamata?.Masalah pendengaran normal?, terganggu (ka/ki)? memakai

alat bantu dengar ?, tuli ( ka/ki) ? dsbnya.Kesulitan membuat keputusan ?

Klien tidak mengguanakan kaca mata, tetapi penglihatan klien sudah berkurang (jika

membaca koran atau surat kabar lainnya), pendengaran baik (tidak ada gangguan),

klien tidak memakai alat bantu dengar, pola fikir klien baik, klien tidak sulit

mengambil keputusan

g. Persepsi diri-Pola konsep diri Bagaimana klien memandang dirinya (Persepsi diri

sebagai lansia?),bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya?


Klien memandang dirinya sebagai lansia dan menerima dirinya sebagai lansia yang

penuh dengan keterbatasan dimana butuh bantuan dari orang lain

h. Pola Peran-Hubungan Peran ikatan?, kepuasan?,pekerjaan/ sosial/hubungan

perkawinan ?

Klien puas menjalankan perannya sebagai ibu dari anak-anaknya

i. Sexualitas Riwayat reproduksi, kepuasan sexual, masalah ?

Kebutuhan sexualitas klien tidak terpenuhi karena klien seorang janda

j. Koping-Pola Toleransi Stress Apa yang menyebabkan stress pada lansia, bagaimana

penanganan terhadap masalah ?

Penyebab klien mengalami stress jika mendapat banyak undangan karena pendapatan

hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari

k. Nilai-Pola Keyakinan Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality : menganut

suatu agama, bagaimana manusia dengan penciptanya ), keyakinanakan kesehatan,

keyakinan agama

Klien menganut agama islam, klien selalu beibadah dengan cara melakukan sholat,

klien yakin bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dan ujian dari Tuhan

6. Pemeriksaan Fisika.

a. Keadaan umum: Normal

b. TTV: 110/90 mmHg

c. BB/TB: 43kg/144cm

d. KepalaRambut:Mata:Telinga:Mulut, gigi dan bibir:

Rambut putih (keadaan bersih)


Mata : pandangan tidak jelas karena faktor usia

Telinga : bersih, ukuran normal, tidak ada masalah

Mulut : bentuk simetris, tidak ada kelainan

Gigi dan bibir : gigi tidak lengkap karena faktor usia, bibir normal tidak ada kelainan

e. Dada : Bentuk simetris, bunyi nafas vesikuler, tidak ada kelainan

f. Abdomen : Tidak ada benjolan, bunyi timpani, tidak ada nyeri tekan

g. Kulit : Sesuai faktor usia, tidak mengalami penyakit kulit

h. Ekstremitas Atas : Dapat digerakkan dengan bebas tanpa hambatan

i. Ekstremitas bawah : Dapat digerakkan dengan bebas tanpa hambatan

7. Pengkajian Khusus ( Format Terlampir )

a. Fungsi kognitif SPMSQ: 7

b. Status fungsional (Katz Indeks ): A

c. MMSE:

d. APGAR keluarga: 6

e. Skala Depresi: 7

f. Screening Fall:

g. Skala Norton: 17
DAFTAR MASALAH
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Ds: Klien mengeluh nyeri dibagian agens-agens penyebab Nyeri akut
lutut bagian kanan, nyeri bertambah cedera (fisik:nyeri lutut
pada saat berktivitas terlalu lama, yang dirasakan secara
nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala tiba-tiba)
nyeri 7, nyeri hilang timbul
Do: Ny.M tampak menaha nyeri,
memegangi lutunya
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/I
2. Ds : Klien mengeluh nyeri bagian Pencahayaan ruangan Resiko jatuh
lutut sebelah kanan yang redup atau asing
Penglihatan mulai menurun karena
faktor usia
Do : Penerangan rumah tidak
Terang/Redup
TD :110/90mmHg
RR :20x/I
HR:90x/i

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERFENSI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Tingkat Manajemen
agens-agens kenyamanan : nyeri :
penyebab cedera tingkat persepsi meringankan
(fisik:nyeri lutut positif terhadap atau mengurangi
yang dirasakan kemudahan fisik nyeri sampai
secara tiba-tiba) dan psikologis pada tingkat
d/d Ds: Klien kenyamanan
mengeluh nyeri Menggunakan yang dapat
dibagian lutut tindakan diterima pasien
bagian kanan, meredahkan
nyeri bertambah nyeri dengan Mandiri :
pada saat non analgesic lakukan
berktivitas terlalu secara tepat pengkajian nyeri
lama, nyeri seperti yang
ditusuk-tusuk, Memprtlihatkan komprehensif
skala nyeri 7, teknik relaksasi meliputi lokasi,
nyeri hilang secara individual karakteristik,
timbul yang efektif awitan, dan
Do: Ny.M tampak untuk mencapai durasi, frekuensi,
menaha nyeri, kenyamanan kualitas,
memegangi intensitas atau
lutunya Mengenali keparahan nyeri
TD :110/90mmHg faktor penyebab dan faktor
RR :20x/i dan presipitasi
HR:90x/i menggunakan
tindakan untuk Kolaborasi :
memodifikasi bantu pasien
faktor tersebut mengidentifikasi
tindakan
kenyamanan
yang efektif
seperti relaksasi
atau kompres
hangat/dingin

Penkes : berikan
informasi
tentang nyeri
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama akan
berlangsung, dan
ajarkan
menggunakan
teknik non
farmakologi
2. Resiko jatuh b/d Mengidentifikasi Terapi latihan
Pencahayaan resiko jatuh fisik : mobilitas
ruangan yang yang sendi :
redup atau asing meningkatkan menggunakan
d/d Ds : Klien kerentanan gerakan aktif
mengeluh nyeri terhadap jatuh atau pasif tubuh
bagian lutut untuk
sebelah kanan Menghindari mempertahankan
Penglihatan mulai cedera fisik atau
menurun karena akibat jatuh mengembalikan
faktor usia fleksibilitas
Do : Penerangan sendi
rumah tidak Pencegahan
Terang/Redup jatuh :
TD :110/90mmHg menerapkan
RR :20x/i tindakan
HR:90x/i kewaspadaan
khusus bersama
pasien yang
memilki resiko
mengalami
cedera akibat
jatuh

Mandiri :
identifikasi
karakteristik
lingkungan yang
dapat
meningkatkan
potensi jatuh
(lantai yang
licin)
Pantau cara
berjalan,
keseimbangan,
dan tingkat
keletihan pada
saat ambulasi

Kolaborasi :
berkolaborasi
dengan anggota
tim kesehatan
lain untuk
meminimalkan
efek samping
obat yang dapat
menyebabkan
jatuh (gaya
berjalan yang
sempoyongan)
Singkirkan
bahaya
lingkungan
(menyediakan
pencahayaan
yang adekuat)

Penkes : ajarkan
pasien
bagaimana posisi
terjatuh yang
dapat
meminimalkan
cedera

IMPLEMENTASI

Diagnosa
No Pukul Tindakan Keperawatan Paraf
Keperawatan
1. Nyeri akut b/d 13.00 Melakukan tindakan untuk
agens-agens meringankan atau mengurangi
penyebab cedera nyeri sampai pada tingkat
(fisik:nyeri lutut kenyamanan yang dapat diterima
yang dirasakan pasien dengan teknik relaksasi
secara tiba-tiba) nafas dalam
d/d Ds: Klien
mengeluh nyeri
dibagian lutut bagian
kanan, nyeri
bertambah pada saat
berktivitas terlalu
lama, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri hilang
timbul
Do: Ny.M tampak
menaha nyeri,
memegangi lutunya
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/i
Resiko jatuh b/d Melakukan gerakan aktif atau pasif
Pencahayaan tubuh untuk mempertahankan atau
ruangan yang redup mengembalikan fleksibilitas sendi
atau asing d/d Ds : dengan cara olahraga room seperti
Klien mengeluh menggerakan kaki dengan
nyeri bagian lutut melakukan fleksi dan ekstensi
sebelah kanan
Penglihatan mulai
menurun karena
faktor usia
Do : Penerangan
rumah tidak
Terang/Redup
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/I
2. Nyeri akut b/d 15.00 Melakukan pengkajian nyeri yang
agens-agens komprehensif meliputi lokasi
penyebab cedera nyeri , karakteristik, awitan, dan
(fisik:nyeri lutut durasi, frekuensi, kualitas,
yang dirasakan intensitas atau keparahan nyeri
secara tiba-tiba) yang dirasakan dan faktor
d/d Ds: Klien presipitasi dari nyeri tersebut
mengeluh nyeri
dibagian lutut bagian
kanan, nyeri
bertambah pada saat
berktivitas terlalu
lama, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri hilang
timbul
Do: Ny.M tampak
menaha nyeri,
memegangi lutunya
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/i
Resiko jatuh b/d Menerapkan tindakan kewaspadaan
Pencahayaan khusus bersama pasien yang
ruangan yang redup memilki resiko mengalami cedera
atau asing d/d Ds : akibat jatuh seperti membersihkan
Klien mengeluh lantai agar tidak licin dan tidak
nyeri bagian lutut adanya air tergenang di sembarang
sebelah kanan tempat
Penglihatan mulai
menurun karena
faktor usia
Do : Penerangan
rumah tidak
Terang/Redup
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/I
3. Nyeri akut b/d 10.00 Membantu pasien mengidentifikasi
agens-agens tindakan untuk meringankan nyeri
penyebab cedera yang dirasakan agar mendapatkan
(fisik:nyeri lutut kenyamanan yang efektif seperti
yang dirasakan melakukan relaksasi atau kompres
secara tiba-tiba) hangat/dingin
d/d Ds: Klien
mengeluh nyeri
dibagian lutut bagian
kanan, nyeri
bertambah pada saat
berktivitas terlalu
lama, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri hilang
timbul
Do: Ny.M tampak
menaha nyeri,
memegangi lutunya
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/i
Resiko jatuh b/d Melakukan berkolaborasi dengan
Pencahayaan anggota tim kesehatan lain untuk
ruangan yang redup meminimalkan efek samping obat
atau asing d/d Ds : yang dapat menyebabkan jatuh
Klien mengeluh (gaya berjalan yang sempoyongan)
nyeri bagian lutut Singkirkan bahaya lingkungan
sebelah kanan (menyediakan pencahayaan yang
Penglihatan mulai adekuat) dengan membuat
menurun karena pegangan dan mengganti
faktor usia pencahayaan agar lebih terang
Do : Penerangan
rumah tidak
Terang/Redup
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/I
4. Nyeri akut b/d 14.00 Memberikan informasi tentang
agens-agens nyeri seperti penyebab nyeri yang
penyebab cedera dirasakan berapa lama akan
(fisik:nyeri lutut berlangsung, dan ajarkan
yang dirasakan menggunakan teknik non
secara tiba-tiba) farmakologi seperti melakukan
d/d Ds: Klien relaksasi dan meluruskan kaki agar
mengeluh nyeri nyeri berkurang.
dibagian lutut bagian
kanan, nyeri
bertambah pada saat
berktivitas terlalu
lama, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala
nyeri 7, nyeri hilang
timbul
Do: Ny.M tampak
menaha nyeri,
memegangi lutunya
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/i
Resiko jatuh b/d Mengajarkan pasien bagaimana
Pencahayaan posisi terjatuh yang dapat
ruangan yang redup meminimalkan cedera
atau asing d/d Ds :
Klien mengeluh
nyeri bagian lutut
sebelah kanan
Penglihatan mulai
menurun karena
faktor usia
Do : Penerangan
rumah tidak
Terang/Redup
TD :110/90mmHg
RR :20x/i
HR:90x/I

EVALUASI
No.Diagnosa
No Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Nyeri akut
S : klien mengatakan dapat melakukan teknik
relaksasi dan melakukan teknik secara mandiri
O : klien tampak tenang dan tidak meringis
Resiko jatuh
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

2. Nyeri akut
S : klien mengatakan nyeri berkurang dan
klien mengerti untuk selalu membersihkan
lantai jika terdapat genangan air
O : klien tampak paham dengan apa yang di
Resiko jatuh sampaikan perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

3. Nyeri akut
S : klien mengatakan mengerti apa yang
disampaikan perawat untuk melakukan
kompres hangat dan menambah penerangan
diruangan rumah
O : klien tampak paham dengan apa yang di
Resiko jatuh sampaikan perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Nyeri akut
S : klien mengatakan mulai mengerti teknik
peredaan nyeri dan posisi agar mengurangi
terjadinya cedera
Resiko jatuh
O : klien tampak paham dengan apa yang di
sampaikan perawat
A : masalah teratasi s
P : intervensi dihentikan

Tabel 2 Apgar keluarga


No Item Pertanyaan Selalu Kadang- Tidak
(2) Kadang Pernah
(1) (0)
1 A : Adaptasi √
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesutau
menyusahkan saya
2. P : Partnership √
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mngungkapkan masalah
saya
3. G : Growth √
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)
saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan aktivias
atau arah baru
4. A : Afek √
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mendiskripsikan afek dan
respon terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih atau mencintai
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman dan √
saya menyediakan waktu bersama-sama
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 6
Penilaian

Nilai : 0-3 Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4-6 Disfungsi keluarga sedang

2. Pengkajian fungsi Kognitif

Tabel 3 Pengkajian fungsi Kognitif

No Item Pertanyaan Benar salah


1. Jam berapa sekarang ? √
Jawab
2. Tahun berapa sekarang √
Jawab
3. Kapan bapak/ibu lahir √
Jawab
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang ? √
Jawab
5. Dimana alamat ibu/bapak sekarang ? √
Jawab
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang √
tinggal dengan bapak/ibu sekarang ?
Jawab
7. Siapa nama anggota keluarga yang √
tinggal bersama bapak/ibu sekarang ?
Jawab
8. Tahun berapa hari kemerdekaan √
Republik indonesia ?
Jawab
9. Siapa nama presiden Republik Indonesia √
sekarang ?
Jawab
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √
Jawab
JUMLAH 7
Analisis hasil

Skore salah : 0-2 : fungsi intelektual utuh

Skore salah : 3-4 : kerusakan intelektual ringan

Skore salah : 5-7 : kerusakan intelektual sedang

Skore salah : 8-10 : kerusakan intelektual berat

3. Pengkajian status fungsional

Tabel 4 Pengkajian status fungsional

INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian,ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, F dan G
Keterangan : klien mendapat nilai A karena klien mandirian dalam seluruh aktivitas

Analisis hasil

Nilai A : kemandirian dalam seluruh aktivitas

Nilai B : kemandirian dalam semua hal kecuali dari 1 fungsi tersebut

Nilai C : kemandirian dalam semua hal kecuali dari 2 fungsi tersebut

Nilai D : kemandirian dalam semua hal kecuali dari 3 fungsi tersebut

Nilai E : kemandirian dalam semua hal kecuali dari 4 fungsi tersebut

Nilai F : kemandirian dalam semua hal kecuali dari 5 fungsi tersebut

Nilai G : ketergantungan pada 6 fungsi tersebut

4. Screening Faal The Timed Up And Go (TUG) Test


Tabel 5 Screening Faal The Timed Up And Go (TUG) Test
No Langkah
1. Posisi pasien duduk dikursi (13 detik/ low moderate risk of falling)
2. Minta klien berdiri dari kursi berjalan 10 langkah (3 meter) kembali ke
kursi, ukur waktu dalam detik (26 detik/moderate to high for falling)
Analisis hasil :

≤ 10 detik : low risk of falling


10-19 detik : low moderate risk of falling

20-29 detik : moderate to high for falling

≥ 30 detik : impired mobility and is at high risk of falling

5. Geriatric Depresi Scale (Skala Depresi)


Tabel 6 Geriatric Depresi Scale (Skala Depresi)
No Pertanyaan
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? Tidak Ya
2. Apakah anda telah banyak meningalkan banyak kegiatan Ya√
dan minta kesenangan anda ?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? √ Ya
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya√
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat ? Tidak√
6. Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi √ Ya
pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar Tidak √
kehidupan anda ?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya Ya√
9. Apakah anda lebih sering dirumah dari pada pergi keluar Ya√
dan mengerjakan suatu hal yang baru ?
10. Apakah anda merasa memiliki banyak masalah dengan √ Ya
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11. Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang Tidak √
menyenangkan ?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda √ Ya
saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh semangat ? Tidak√
14. Apakah anda merasa kedaan anda tidak ada harapan ? √ Ya
15. Apakah anda fikir bahwa orang lain lebih baik Ya√
keadaannya dari pada anda ?
JUMLAH 7
*) Setiap jawaban SESUAI mempunyai skore 1 (SATU)

SKOR 5-9 : kemungkinan depresi

SKOR 10 ATAU LEBIH : depresi

6. Skor Norton (untuk menilai potensi dekubitus)


Tabel 7 Skor Norton
SKOR

Kondisi fisik umum


- baik 4
-lumayan 3√
-buruk 2
-sangsi buruk 1

Kesadaran
-komposmentis 4√
-apatis 3
-konfus/soporus 2
-stupor/koma 1

Aktifitas
- ambulans 4√
- ambulan dengan bantuan 3
- hanya bisa duduk 2
- tiduran 1

Mobilitas
-bergerak bebas 4
- sedikit terbatas 3√
-sangat terbatas 2
-tidak bisa bergerak 1

Inkontinea
-tidak 4
-kadang-kadang 3√
-sering inkonesia urine 2
-inkontinensia alvi dan urine 1

Kategori Skor 17

15-20 : kecil sekali/ tidak terjadi

12-14 : kemungkinan kecil terjadi

<12 : kemungkinan besar terjadi

7. Pengkajian MMSE
Tabel 8 pengkajian MMSE
No Item Pertanyaan Benar(1) Salah(0)
1. ORIENTASI
1.Tahun berapa sekarang ? √
2.Musim apa sekarang ? √
3.Tanggal berapa sekarang ? √
4.Hari apa sekarang ? √
5.Bulan apa sekarang ? √
6.Dinegara mana anda tinggal ? √
7. Diprovinsi mana anda tinggal ? √
8.Dikabupaten mana anda tinggal ? √
9.Dikecamatan mana anda tinggal ? √
10.Didesa mana anda tinggal ? √
2. REGISTRASI
Minta klien menyebutkan 3 obyek
11 Lampu
12 Meja √
13 Kursi
3. PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misalnya “BAPAK”
14.K √
15.A (KABAP)
16.P
17.A
18.B
4. MENGINGAT
Minta klien mengulang 3 obyek
diatas √
19 Lampu (Kursi,Lampu,Meja)
20 Meja
21 Kursi
JUMLAH 6 7
5. BAHASA
a.Penamaan
tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan
22.buku √
23.pulpen √
b.pengulangan
minta klien mengulang 3 kalimat
berikut :
24.”Tidak ada jika, dan, atau, tetapi” √
c.perintah tiga langkah
25.ambil kertas √
26.lipat dua √
27.taruh dilantai √
d.turuti hal berikut ini
28.tutup mata √
29.tulis satu kalimat √
30.salin gambar √
JUMLAH 8 1
Analisis hasil :

Nilai <21 : kerusakan kognitif

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan tujuan penulisan laporan ini yang dilakukan dari tanggal 18 Desember 2020,

maka pada bagian ini akan dibahas tentang perbandingan antara teori dan praktek atau kasus

yang ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.M, berumur 65 tahun

dengan rematoid arthritis dalam pemenuhusan kebutuhan rasa nyaman yang akan dibahas

berdasarkan tahapan proses keperawatan yaitu tahap pengkajian, diagnose keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian dilakukan dengan

pendekatan sistematik untuk mendapatkan data klien baik subjektif maupun objektif. Tekhnik

pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Data

yang didapatkan pada pasien saat melakukan pengkajian pada Ny.M yaitu mengeluh nyeri pada

bagian sendi, ketika nyeri itu datang Ny.M sulit untuk beraktivitas seperti biasanya.
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau

komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual dan

potensial.Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada Ny.M diagnose yang

diangkat adalah Reumatoid Arthritis. Reumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi non bacterial

yang bersifat sismatik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi

secara simetris.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada pasien

dan hasil yang diperkirakan dari intervensi keperawatan yang dipilih untuk mencapai tujuan

tersebut. Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan untuk diterapkan

secara actual pada Ny.M dengan Reumatoid Arhritis dalam masalah kebutuhan rasa aman dan

nyaman yang mendasari penyusunan rencana keperawatan yaitu :

a. Kaji tanda-tanda vital

b. Lakukan pengkajian nyeri secara berkala

c. Observasi reaksi secara non verbal dari ketidaknyamanan

d. Lakukan kompres hangat dan latihan keseimbangan

e. Anjurkan pasien istirahat yang cukup

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien sesuai dengan

intervensi, kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan berdasarkan teori yaitu :


a. Kaji tanda-tanda vital

b. Lakukan pengkajian nyeri secara berkala

c. Observasi reaksi secara non verbal dari ketidaknyamanan

d. Lakukan kompres hangat dan latihan keseimbangan

e. Anjurkan pasien istirahat yang cukup

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai, melalui evaluasi perawat untuk memonitor selama tahap pengkajian,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan
diagnose pada hari selasa tanggal 21 Desember 2020 dengan hasil rheumatoid arthritis teratasi
dimana pada data subjektif pasien mengatakan merasa nyaman dan sudah lebih membai. Data
objektif yaitu pasien tampak nyaman TD :110/90mmHg, RR :20x/i, HR:90x/i. Analisa : masalah
teratasi karena tujuan telah dipenuhi yaitu tanda vital dalam batas normal, dan pasien melaporkan
bahwa nyeri didaerah sendiri merasa lebih baik sehingga intervensi dianjurkan untuk dilakukan
secara mandiri jika sakit di persendian sehinggan kondisi saat ini dapat dipertahankan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan pengkajian reumetoid arthritis
pada lansia Ny.M berdasarkan tindakan keperawatan yang diberikan.
2. Saran
1. Bagi Akademik
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam teori
tentang rheumatoid arthritis pada lansia.
2. Bagi penulis
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam mengembangkan
wawasan rheumatoid arthritis pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Adellia, 2010. Libas Rematik Dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda. Yoygyakarta : Briliant
Books.
Fatimah, 2010. Merawat Lanjut Usia. Jakarta : Trans Info Media. Mansjoer,
Arif, dkk. 1999, Kapital Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Junaidi.I, 2013. Rematik Dan Asam Urat. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer
Meliny, Suhadi, & Sety, M. (2018). Analisis Faktor Resiko Rematik Usia 45-54 Tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan MAsyarakat , Vol. 2 No. 2 ISSN: 2502- 73 IX.
Nugraha, D. S., & Muhlisin, A. (2017). Gambaran Karakteristik Responden, Riwayat
Penyakit Yang Menyertai dan Jenis Penyakit Reumatik Pada Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. (online). URL:v.eprints.ums.ac.id/archive/etd/60204.
Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmakologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)

Depkes RI. (2015). Profil Indonesia Sehat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Rantung, Jeany (2019). Gambaran Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Parongpong. Jurnal Skolastik Keperawatan Vol. 5, No. 2
Subiyanto. (2019). Manajemen Lingkungan: Keselamatan Dalam Mengurangi Risiko
Cedera Pada Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Lansia. Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9
No.1

DAFTAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Sri Dewi Andayani


NIM : 16114201034
Jurusan : Profesi Ners
Dosen Pembimbing : Hj. ZUIDAH., S.Kep.,Ns.SKM.,M.Kes

No Tanggal Topik Diskusi Saran Pembimbing T. Tangan


1. 12 Januari Mengirim tugas
2021 kep.gerontik -

2. 21 Januari Memperbaiki tugas


2021 kep.gerontik (lembar
persetujuan, lembar -
konsul, kesimpulan
dan saran)
3.

Diketahui
Pembimbing
(Hj. ZUIDAH., S.Kep.,Ns.SKM.,M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai